Anda di halaman 1dari 3

Assalaamu ‘Alaikum Wr Wb

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wassholatu Wassalamu ‘Ala Nabiyina


Muhammadin Wa ‘Ala Alihi Wasobihi Ajmain ‘Amma Ba’du.
Para dewan juri yang kami hormati.
Ustadz-ustadzah yang kami taati.
Teman-teman yang saya cintai.
Pertama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta inayahnya kepada kita. Sehingga pada detik
ini, kita masih bisa merasakan nikmatnya hidup dan kehidupan dengan tetap
berpegang teguh pada ajaran agama Islam.sholawat dan salam, tak lupa kita
sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Nabi
akhiruzzaman, teladan ummat manusia dalam kehidupan.
Hadirin yang kami muliakan.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan sebuah
materi pidato dengan judul Takwa kepada Allah tentang orang tua kita.
Berbicara orang tua, antum perhatikan orang tua atau tidak?
Banyak anak-anak yang dia tidak memperhatikan orang tuanya. Apakah
dia remaja, dia pemuda, dia sudah punya istri, dia punya anak, dia tetap
wajib berbuat baik kepada orang tuanya. Tidak ada alasan yang lain,
tetap orang tuanya nomor satu.
Meskipun anaknya dia lima atau sepuluh, kita sebagai anak tetap wajib.
Mestinya kita berlomba-lomba. Umpamanya ada orang tua kita yang
punya anak lima atau sepuluh, jangan kita katakan: “Gantian kita
berbuat baik,” tidak demikian, mestinya kita berfikir: “Saya punya orang
tua, saya ingin berbuat baik terus sampai akhir hayat saya.” Meskipun
ada saudara kita yang lain, bagaimana kita berlomba apa yang bisa kita
lakukan untuk orang tua kita yang terbaik sampai dia menjelang
meninggal dunia, apa yang bisa kita lakukan sampai dia wafat. Mestinya
begitu.
Kadang-kadang tidak demikian. Ketika dia memiliki saudara lima
misalnya, dia menganggap bahwa yang lain dulu yang berbuat baik.
Bahkan ada yang berfikir: “Dulu saya, rumah sakit saya yang bayar,
sekarang giliran yang lain.” Kita tidak boleh seperti itu kepada orang tua,
tidak boleh hitungan kepada orang tua. Apa yang bisa kita lakukan buat
orang tua, kita berbuat baik kepada orang tua. Berlomba-lomba untuk
berbuat baik. Sebab banyak anak-anak yang tidak berbuat baik kepada
orang tuanya dan mengandalkan saudaranya yang lain.
Kita seharusnya berlomba-lomba, kita ingin mencari pahala akhirat atau
tidak? Kesempatan kita, orang tua adalah jalan kita menuju surga.
Kapan lagi kita berbuat baik? Kalau sudah ngaji, antum harus bertakwa
kepada Allah tentang orang tua. Apa yang bisa kita lakukan dari
perbuatan baik, lakukan, jangan ditunda!
Antum bisa lihat nanti ayatnya dalam surat Al-Isra[17]: 23-24 tentang
berbuat baik kepada orang tua, tidak boleh berkata “Ah”, tidak boleh
berkata “Uff”, tidak boleh menengking, tidak boleh menghardik.
Jadi, berlomba-lomba. Antum ingat, untuk berbuat baik kepada orang
tua jangan itungan, apa yang bisa kita lakukan, maka lakukan. Meskipun
uang kita habis jutaan atau milyaran untuk berbuat baik kepada orang
tua kita, tidak ada masalah, Allah akan ganti yang lebih baik. Jangankan
kita, antum lihat orang-orang kafir saja yang berbuat baik kepada orang
tua, luar biasa dikasih kehidupannya oleh Allah. Ini padahal orang kafir,
apalagi orang Islam yang taat kepada Allah dan berbuat baik kepada
orang tua. Sebab Allah kaitkan:

ِ ‫ُّك أَاَّل َتعْ ُب ُدوا إِاَّل إِيَّاهُ َو ِب ْال َوالِدَ ي‬


‫ْن إِحْ َسا ًنا‬ َ ‫َو َق‬
َ ‫ض ٰى َرب‬
“Allah mewajibkan tidak boleh kalian beribadah melainkan hanya kepada
Allah dan berbuat baik kepada orang tua.” (QS. Al-Isra[17]: 23)
Allah juga berfirman:

ِ ‫ ِب ِه َش ْي ًئا ۖ َو ِب ْال َوالِدَ ي‬W‫…واعْ ُب ُدوا اللَّـ َه َواَل ُت ْش ِر ُكوا‬


‫ْن إِحْ َسا ًنا‬ َ
“Beribadahlah kepada Allah, jangan berbuat syirik, dan berbuat baiklah
kepada orang tua…” (QS. An-Nisa[4]: 36)
Jadi, pada orang tua, ini adalah kesempatan. Selama kita masih ada
umur, lakukan terus. Kalau bisa kunjungan ke orang tua setiap hari,
maka lakukan tiap hari. Jika tidak bisa setiap hari, lakukan tiap pekan.
Jika tidak bisa setiap pekan, lakukan tiap bulan kalau jauh di luar kota.
Artinya ini harus terus berbuat baik dengan apa yang bisa kita lakukan.
Jangan datang ke orang tua menyusahkan mereka. Ada anak yang
sudah dari kecil dia dibiayai hidupnya sampai dewasa sampai nikah,
setelah itu dia datang ke orang tua menyusahkan. Jangan demikian.
Apa yang kita bisa bawa untuk orang tua kita, apa yang menggirangkan
dia, menyenangkan dia. Umpamanya kita mampu dan dia minta umroh,
maka berangkatkan umroh. Kita ada uang dan dia minta haji,
berangkatkan haji. Ini tidak ada masalah dan Allah akan ganti yang lebih
baik.
Kalau kita infak kepada orang lain pasti Allah akan ganti, apalagi kepada
orang tua kita?
Demikianlah pidato dari saya semoga bisa bermanfaat bagi bapak ibu
dan teman teman semua ,kurang lebihnya saya mohon maaf.

Wabillahi Taufik wal hidayah, wassalaamu alaikum warahmatullahi


wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai