Ringkasan Materi Bab V EH&PB SEREN MAME
Ringkasan Materi Bab V EH&PB SEREN MAME
NIM : 1901040032
Kelas : Biologi A
B. Tes Obyektif
1. Ciri-ciri tes obyektif
Karena merupakan tes objektif atau pilihan maka dalam soal terdapat obsi
atau ada beberapa pilihan jawaban dimana hanya ada 1jawaban benar dan
jawaban lain sebagai pengecohan.
Karena sudah terdapat pilihan jawaban maka biasanya soal objektif disusun
dengan jumlah yang banyak.
Hasil yang sudah didapatkan selalu mewadahi karena penyusunan soal
yang mencakup seluruh materi. Hal ini berkaitan dengan ciri kedua yakni
soal tes objektif disusun dengan jumlah yang banyak maka seluruh materi
bisa masuk ke dalam soal.
Penggunaannya biasanya pada evaluasi tingkat akhir seperti pada saat UTS
maupun UAS di tingkat SD, SMP dan juga SMA.
1. Pernyataan atau pertanyaan pada pokok soal harus dirumuskan secara jelas.
Maksudnya disini adalah penggunaan bahasa harus jelas, baik dan tidak boleh
menimbulkan makna ambigu yang dapat membuat siswa menjadi bingung.
2. Option harus logis, baik dari segi isi maupun dari hubungannya dengan soal.
3. Usahakan agar option alternatif jawaban homogen, baik dari segi isimateri
maupun panjang pendeknya pernyataan. Maksudnya adalah pada tiap obtion harus ada
1 jawaban benar saja, jangan ada jawaban pengecoh lagi. Kalaupun ada, jawaban
pengecoh jangan terlalu dekat dengan jawaban yang benar.
4. Kalau optionnya bilangan maka urutkan dari kecil ke besar atau dari besar ke
kecil.
5. Sedapat mungkin hindari penggunaan pernyataan yang bersifat negatif, lebih-
lebih negatif ganda, karena akan membingungkan siswa. Namun, apabila terpaksa
harus menggunakan pernyataan negatif, maka kata “tidak”, “kecuali”, “tanpa”, dan
sebagainya ditulis seluruhnya dengan huruf besar dan digaris bawahi atau dicetak
miring.
6. Hindari penggunaan option yang terakhir dengan “semua jawaban di atas
salah”. Hal ini sangat fatal karena akan membuat pandangan siswa bahwa soal ini
gampang terhadap soal lain yang sama seperti ini.
7. Pokok soal hendaknya terdiri atas materi yang diperlukan saja sehingga tidak
mengaburkan maksud soal itu sendiri.
8. Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
9. Alternatif jawaban option sebaiknya logis dan pengecoh berfungsi.
10. Usahakan untuk tidak memberikan “petunjuk” untuk jawaban yang benar
sehingga melatih kemampuan siswa untuk berpikir sendiri.
11. Di dalam pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata
yang bersifat tidak tentu, seperti “kebanyakan”, “seringkali”, atau “kadang-kadang”.
12. Usahakan agar butir soal yang satu tidak bergantung pada jawaban butir soal
yang lain.
13. Dalam merakit soal, usahakan agar jawaban yang benar kunci jawaban
tersebar di antara a, b, c, d, dan e, dan ditentukan secara acak.
5. Contoh Penyusunan Tes Obyektif :
Pilihan Ganda Soal Biologi Kelas XI SMA
Soal pilihan ganda di atas sudah mencakup seluruh isi materi tentang metabolisme
dalam tubuh manusia.
KUNCI JAWABAN :
1. b
2. c
3. e
4. e
5. b
6. e
7. c
8. b
9. a
10. b
C. Evaluasi
Evaluasi atau proses pengujian kembali atas apa yang sudah dipelajari di dalam
kelas dan biasanya berupa tes yang mana tes adalah alat untuk memperoleh data
tentang perilaku individu ( Allen dan Yen, 1979:1). Karena itu, didalam tes terdapat
sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang
akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu ( sampel perilaku )
berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut ( anastari,
1982:22 ).
Dengan demikian ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah
sebutan pengukaran. Pemberian tes (testing adalah bagian dari kegiatan pengukuran
(measurement). Kedua, tes adalah alat untuk mengukur sampel pengetahuan atau
kemampuan yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu, pemberian tes sebenarnya
terbatas dari segi waktu pelaksanannya; pengetahuan dan kemampuan yang di ukur
bersifat luas hampir tanpa batas, sedangkan gambaran pengetahuan dan kemampuan
yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua pengetahuan dan
kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pembelajar. Ketiga, tes adalah penafsiran
angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau tidaknya seseorang
pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.
Evaluasi merupakan faktor penting yang menjadi salah satu tolok ukur
keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk benar-benar
mengetahui tujuan evaluasi, agar hal yang ingin dicapai dalam proses evaluasi dapat
terjadi. Tujuan evaluasi hasil belajar menurut Arifin (2017, hlm. 15) adalah sebagai
berikut;
1. Evaluasi Tes
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan
alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasanbatasan. Tes
mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk mengukur peserta didik dan untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran.
Menurut Heaton (dalam Arifin, 2017, hlm. 118) membagi tes menjadi empat
bagian, yakni tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat, dan tes diagnostik. Untuk
melengkapi pembagian jenis tes tersebut, Brown menambahkan satu jenis tes lagi yang
disebut tes penempatan. Masing-masing penjelasan mengenai jenis tes tersebut sama
saja dengan penjelasan fungsi evaluasi yang telah dijelaskan sebelumnya di atas.
Evaluasi jenis tes sendiri dapat dibagi setidaknya menjadi dua jenis, yakni:
Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat
jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting
yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah
ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri.
Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh
karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-
beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan dan patokan dalam mengoreksi
jawaban peserta didik nanti.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah pengukuran yang berdasarkan pada penilaian atas kemampuan
siswa dengan soal menjelaskan jawaban yang benar atau yang salah soal dengan bobot
nilai yang tetap. Dalam tes ini subjektivitas guru ketika melakukan pemberian nilai
tidak ikut ambil bagian atau ikut berpengaruh. Terdapat beragam macam tes objektif
meliputi beberapa jenis di bawah ini.
Menurut Hasyim (dalam Zein & Darto, 2012, hlm.47) evaluasi non test adalah
penilaian yang mengukur kemampuan peserta didik secara langsung dengan tugas-
tugas yang riil. Evaluasi non tes memiliki sifat yang lebih komprehensif, artinya dapat
digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk
menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik, yang dinilai saat
proses pelajaran berlangsung (Sudjana. 2017, hlm. 67). Beberapa jenis evaluasi non tes
menurut Arikunto (2016, hlm. 41) adalah sebagai berikut.
1. Skala Bertingkat
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan “Rating gives a numerical value to
some kind of judgement” maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka.
2. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Angket merupakan instrumen evaluasi nontes yang berupaya
mengukur diranah afektif di dalam kelas maupun diluar kelas.
3. Daftar Cocok
Yakni deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden
yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√ ) ditempat yang sudah
disediakan.
4. Wawancara
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam
wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan.
5. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik
dengan menggunakan indra secara langsung. Pengamatan atau observasi merupaka
suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan suatu
tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketepatan tindakan yang
dilakukan. Pengamatan dilakukan dengan cara menggunakan instrumen (formulir)
yang sudah dirancang sebelumnya.