Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIK PROGRAM KEGIATAN MASYARAKAT

PROGRAM PENGEMBANGAN TAMAN BACA MASYARAKAT

Mata Kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan (PDGK 4306)


Program S1 PGSD Universitas Terbuka

OLEH KELOMPOK 1
Aprillia Rizka Desintha (857951189)
Zida Rizqiyatunnisa (857957774)
Reva Adiastuti (857958221)
Dian Ayu Safitri (857954295)
Yudha Prasetyo (857953476)

FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERNUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
2021
1. LATAR BELAKANG
Virus corona telah melanda berbagai negara di dunia tidak terkecuali negara Indonesia,
virus ini membawa dampak buruk pada berbagai sektor. Sektor pendidikan tidak luput dari
dampak buruk virus corona ini mulai dari pembatasan mobilitas pelajar ke sekolah hingga
perubahan materi, sistem dan metode pembelajaran disetiap jenjang pendidikan. Negara telah
berusaha keras untuk menanggulangi virus ini disektor pendidikan yaitu dengan cara
memberlakukan beberapa kebijakan darurat mengenai pembelajaran di masa pandemi ini agar
menekan persebaran virus dan siswa tetap dapat menuntut ilmu ditengah pandemi virus Corona.
Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah adalah ditiadakannya pertemuan tatap muka pada
pembelajaran di jenjang TK hingga perguruan tinggi, sehingga murid dan guru dituntut untuk
menyesuaikan diri dalam bentuk pembelajaran secara online. Menurut kami, karena kebijakan ini
dapat dikatakan kebijakan darurat maka tidak ada persiapan yang benar-benar matang yang
dipersiapkan oleh pemerintah untuk guru dan murid. Kami menyoroti dari sisi siswa yang menurut
kami siswa TK hingga SD belum siap dalam mengikuti pembelajaran secara online, hal ini
dikarenakan sumber daya manusia, metode mengajar, materi pembelajaran serta sarana
prasarana yang ada belum siap dan belum merata untuk melakukan kegiatan belajar mengajar
secara online. Kami telah melakukan pra penelitian dengan membagikan angket kepada siswa
yang terdampak belajar online karena adanya pandemi ini, adapun hasil yang didapat adalah dari
total responden yang mengisi angket ditemukan 71% anak menyatakan bahwa mereka tidak
dapat memahami materi selama proses pembelajaran dari rumah. Salah satu faktor yang
mengakibatkan anak tidak dapat memahami proses pembelajaran adalah anak kurang fokus jika
belajar dirumah, banyak kegiatan yang bisa mengalihkan perhatian mereka. Hal tersebut
didukung dengan hasil angket yang menunjukan bahwa dari total responden yang mengisi angket
100% mengatakan bahwa mereka tidak fokus ketika belajar dirumah.
Fakta lain yang terjadi dilapangan adalah kurang mampunya orang tua murid dalam
membimbing anaknya dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Orang tua memiliki
keterbatasan ilmu, waktu dan kemauan dalam mendampingi anaknya dalam belajar, sering kali
orang tua memiliki ketiga hambatan tersebut dalam pendampingan kepada anaknya. Dari pra
penelitian yang kami lakukan dengan membagikan angket mendapat hasil 86% anak menyatakan
bahwa orang tua dan keluarga tidak mampu membimbing dengan baik selama anak belajar
dirumah. Dari hal yang telah disampaikan diatas dapat terlihat bahwa perlunya metode dan
materi pembelajaran khusus bagi siswa TK hingga SD untuk belajar secara online. Metode belajar
secara online yang sudah ada dirasa kurang efektif karena untuk siswa TK hingga SD dibutuhkan
metode mengajar yang interaktif antara siswa dan guru, sedangkan metode belajar online yang
diterapkan oleh sebagian sekolah adalah metode satu arah dengan menuntut siswa memahami
modul yang dibagikan guru secara mandiri. Tugas-tugas yang diberikan guru pun seharusnya
bertujuan untuk membantu siswa lebih paham mengenai materi bukan bertujuan untuk sekedar
membuat sibuk anak ketika belajar dirumah. Tugas guru seharusnya bersifat ringan dan membuat
anak memiliki rasa penasaran terhadap materi yang diajarkan, hal tersebut agar anak dapat lebih
memahami materi yang diberikan guru. Angket yang kami sebarkan memiliki hasil bahwa 100%
anak menyatakan bahwa tugas guru tidak membantu anak lebih paham mengenai materi yang
diajarkan. Maka dari itu siswa tentu harus memiliki pendampingan ekstra agar tetap dapat
mendapat porsi pendidikan yang sama ketika belajar offline disekolah.
Di daerah kami, Tegalrejo Kabupaten Magelang, metode memahami pembelajaran secara
mandiri membuat siswa kurang mengerti dan memahami materi yang diberikan secara online.
Maka dari itu kelompok kami melihat adanya kebutuhan dalam pendampingan belajar siswa TK
hingga SD di lingkungan kami. Taman Baca Masyarakat yang dilengkapi dengan “pojok belajar”
kami ciptakan bertujuan untuk menjadi solusi dari ketidakmampuan siswa dalam memahami
belajar secara online. Dari pra penelitian yang kami lakukan dengan menyebarkan angket
mendapatkan hasil bahwa 53% sebenarnya siswa dapat dengan mudah memperoleh sumber
belajar selam proses pembelajaran online akan tetapi 43% anak juga menyatakan kesusahan
dalam mendapat sumber belajar selama proses pembelajaran online. Selain untuk membantu
siswa dalam belajar TBM ini juga berfungsi sebagai meningkatkan kemampuan baca dan minat
baca siswa dengan buku-buku yang kami sediakan secara terbatas untuk mereka sesuai dengan
kemampuan kami. Kami menciptakan Taman Baca Masyarakat yang dilengkapi dengan pojok
belajar tentunya juga akan mempertimbangkan kondisi mengenai covid-19 di lingkungan kami,
maka dari itu kami menciptakan TBM ini secara lokal yang berarti hanya masyarakat sekitar saja
yang dapat mengakses TBM dengan pojok belajar ini.
Taman Baca Masyarakat sendiri memiliki arti yaitu lembaga yang menyediakan berbagai
jenis materi pembelajaran yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai tempat untuk membina,
melek baca, dan belajar, serta tempat untuk mendapatkan informasi publik (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008). Taman baca masyarakat dapat ditempatkan mulai dari RW, Desa,
tempat rekreasi, kebun kota dan lainnya, sehingga taman baca masyarakat dapat efektif, efisien
dan terjangkau bagi seluruh masyarakat (Dewi, 2010). Tujuan utama kami dalam menciptakan
taman baca masyarakat yang dilengkapi dengan pojok belajar adalah untuk mendampingi anak-
anak usia TK hingga SD dalam memahami pelajaran yang diberikan secara online di situasi
pandemi ini. Selain itu dengan taman baca masyarakat yang kami ciptakan ini diharapkan mampu
meningkatkan minat baca anak-anak yang dalam era sekarang ini anak-anak lebih tertarik dengan
game dan aplikasi hiburan lainnya yang dapat diunduh melalui gawai mereka. Adapun taman
baca yang ideal adalah taman bacaan yang memiliki standar koleksi perpustakaan, standar sarana
prasana, standar pelayanan, standar tenaga, standar penyelenggara, dan standar pengelolaan
(Suwanto, 2017).

2. PELAKSANAAN KEGIATAN TBM DENGAN POJOK BELAJAR


Kegiatan Taman Baca Masyarakat atau sering kita kenal dengan istilah TBM yang
dilengkapi dengan “Pojok Belajar” berlokasi di Balai RW dusun Kalisari, desa Ngadirejo,
kecamatan Tegalrejo, kabupaten Magelang telah berlangsung selama sebulan. Kegiatan TBM ini
diikuti oleh 6 anak usia Sekolah Dasar dan 1 anak usia TK, anak-anak tersebut adalah Asfa Amikul
(TK), Nadia (1), Meica (1), Rafa Tegar (1), Lala Wibowo (2), Arini (4) dan Wafa (4). Kegiatan TBM
ini diciptakan oleh Zida, Aprilia, Reva, Dian, dan Yuda, adalah mahasiswa Universitas Terbuka guna
menyelesaikan tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan.
Kegiatan TBM yang diusung dengan memfokuskan program “Pojok Belajar” memiliki jadwal
kegiatan belajar rutin setiap minggunya, terdapat tiga kali pertemuan per minggu, hari Selasa, hari
Kamis, dan hari Sabtu dengan pengajar atau mahasiswa yang bergantian. Kegiatan TBM yang
dilaksanakan adalah pendampingan belajar anak-anak usia TK hingga SD dengan metode yang
mudah dan ceria, metode tersebut adalah penyampaian materi melalui permainan-permainan
sederhana seperti tanya jawab berhadiah, Ice breaking, serta pengajar yang memeragakan
sesuatu sesuai materi yang didapat disekolah agar anak dapat lebih mudah menerima materi
tersebut.
Kendala-kendala yang kami hadapi ketika menjalankan program ini adalah 1) Proses
pengakraban antar anak yang cenderung lama, hal ini penting karena dapat membuat suasana
pengajaran menjadi lebih menyenangkan. 2) Penanganan karakter dan usia anak yang beragam
jadi mahasiswa harus lebih mendengar dan mengerti tentang karakter anak di usia yang berbeda-
beda. 3) Sinyal yang kurang memadai jadi membuat kurang maksimalnya pemanfaatan media
internet sebagai media belajar. 4) Cuaca hujan yang sering terjadi sehingga mengakibatkan
molornya waktu mulai kelas belajar. Media atau sarana yang kami gunakan adalah buku paket,
LKS, Leptop, Video pembelajaran, papan tulis, buku cerita cetak, gambar-gambar pendukung dan
alat perga.
Kegiatan TBM dengan fokus “Pojok Belajar” diharapkan dapat membantu anak-anak dalam
memahami materi di sekolah selama pembelajaran mandiri dari rumah, membantu anak-anak
dalam menyelesaikan tugas dari sekolah dan juga meningkatkan minat baca anak-anak terhadap
buku-buku pelajaran yang telah dipinjamkan oleh perpustakaan sekolah mereka.

3. EVALUASI KEGIATAN TBM DENGAN POJOK BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai