Anda di halaman 1dari 4

NAMA:AURIA OKTANIA ZAHRANI

KELAS:3F PGSD

NPM:200102205

JAWABAN

1. paham ke-Islaman, Marxisme dan nasionalisme Indonesia

• Paham keislaman Para analisis nasionalisme beranggapan bahwa Islam memegang peran
sangat penting dalam pembentukan nasionalisme ini. Seperti yang di ungkapakan oleh
pengkaji nasionalisme Indonesia George Mc. Turnan Kahin bahwa islam yang di sebutnya
dengan istilah agama Muhammad bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali
persatuan, melainkan juga merupakan symbol persamaan nasib (in group) menentang
penjajahan asing dan penindas yang berasal dari agama lain Pandangan senada dikemukakan
pula oleh fred R. Von der Machden sebagai mana di kutip bahtiar Effendy bahwa islam
merupakan sarana yang paling jelas, baik untuk membangun rasa persatuan nasional maupun
untuk membedakan masyarakat Indonesia dari kaum penjajah Belanda. Lebih lanjut
Machden menegaskan bahwa satu-satunya ikatan universal yang tersedia diluar kekuasaan
colonial adalah islam.

• Paham Marxisme pada mulanya berkembang di luar gerakan-gerakan kebangsaan pribumi


yang lahir pada 1912 yang menyerukan paham kesetaraan ras,keadilan social-ekonomi dan
kemerdekaan,yang didasarkan pada kerjasama Eropa-Indonesia.Pada akhirnya menjadi cikal
bakal partai komunis Indonesia yang sepenuhnya beraliran komunis yang dilahirkan oleh dua
aktivis Sarekat Islam (SI) cabang Semarang yakni Semaung dan Darsono. Dalam
perkembangan selanjutnya, Soerkarno yang juga di kenal sebaagai murid tokoh Sarekat Islam
(SI) Tjokroaminoto mendirikan organisasi politik sendiri yang menggembangkan paham
ideologi politik itu kemudian didirikan pada 1927 dengan nama Partai Nasional

• Indonesia (PNI) dengan tujuan seperti organisasi-organisasi sejenis lainnya.Yang


menyempurnakan kemerdekaan Indonesia, baik ekonomi maupun politik,dengan
pemerintahan yang di pilih oleh dan bertanggung jawab kepada seluruh rakyat Indonesia
• .Disadari oleh semangat persatuan seluruh rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan,
tersebut, PNI di bawah kemempinan Soekarno membangun semangat nasionalismenya
kepada paham ideologi (nasionalisme) Menjelang kemerdekaan, gerakan nasionalis yang di
motori oleh Soekarno berhadap dengan kekuatan politik Islam dalam konteks hubungan
agama (Islam) dan negara dalam sebua negara Indonesia merdeka Konsep nasionalisme
Soekarno mendapat kritikan dari kalangan islam.Tokoh Islam Moehammad Natsir
menghawatirkan paham nasionalisme Soekarno dapat berkembang menjadi sikap pafatisme
buta (ashabiyah) kepada tanah air.Bagi umat Islam Indonesia akan berakbiat pada
pengurusnya tali persaudaraan internasional Umat Islam dari saudara seimannya Menghadapi
kritikan,dari kalangan Islam Soekarno membantah tuduhan kalangan Islam terhadap gagasan
nasionalismenya.Menurutnya, nasionalisme yang di suarakannya, bukanlah nasionalisme
yang berwatak sempit, tiruan dari barat atau berwatak cahuvinisme.Menurutnya nasionalisme
yang dikembangkan nasionalisme Eropa.Selain mengungkapkan keyakinan watak
nasionalisme yang penuh nilai-nilai kemanusiaan,Soekarno juga menyakinkan pihak-pihak
yang berseberangan pandangan bahwa kelompok nasional dapat berkerja sama dengan
kelompok mana pun baik golongan Islam maupun Marxis

2.relevansi (kaitan) dan urgensi identitas nasional bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi
perkembangan zaman dan kemajuan IPTEKSetiap bangsa memiliki identitas yang berbeda.
Demikian dengan bangsa Indonesia juga memiliki identitasnya yaitu, bahasa persatuan (bahasa
Indonesia), bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pengertian Identitas Nasional
ialah suatu ciri yang dimiliki sebuah bangsa, secara fisiologi yang membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini
akan mempunyai identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, ciri-ciri, bagaimana bangsa
tersebut terbetuk secara historisTeknologi merupakan bagian yang tidak terpisah pada saat ini,
Teknologi mempunyai dampak positif dan dampak negatif terhadap identitas bangsa Indonesia.
Dampak positifnya adalah sikap etos kerja yang tinggi dan disiplin dari negara maju yang harus
kita tiru demi kemajuan identitas bangsa Indonesia.Melalui teknologi kita juga dapat mengakses
ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan pola pikir masyarakat yang kritis yang juga bisa
menghindari dari ancaman dari luar serta melalui teknologi tiap daerah dapat membagikan
informasi mengenai perkembangan di daerah tersebut yang membuat daerah tersebut dapat di
kenal oleh masyaraka
3.Teori Keadilan Teori keadilan lahir dari kritik terhadap teori positivism. Tokoh yang
mengembangkan teori ini ialah Ronald Drowkin dan John Rawls. Teori Drowkin sangat
mendasarkan pada kewajiban untuk memperlakukan warganya secara sama yang di emban
Negara. Tentunya, nilai-nilai moral kekuasaan, atau menggunakan pendasaran lainnya sebagai
alasan untuk mengesampingkan hak asasi manusia—kecuali prinsip perlakuan sama itu sendiri.
Oleh karenanya hak asasi manusia dimaksudkan sebagai benteng—atau ―trump‖ dalam istilah
yang digunakannya sendiri—individu atas kehendak public yang merugikan atau yang
menjadikannya tidak mendapat perlakuan yang sama

Teori Positivisme atau Utilitarian Gagasan hak asasi manusia yang mendasarkan pada pandangan
hukum kodrati mendapat tantangan serius pada Abad ke-19. Ialah Edmund Burke, seorang
kebangsaan Irlandia yang resah akan Revolusi Perancis, yang mempropagandakan ―rekaan
yang menakutkan mengenai persamaan manusia

4.Perkembangan hak asasi manusia di Indonesia terbagi dalam dua periode, yaitu periode
sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan. Periode ini ditandai dengan lahirnya
beberapa organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo Hak asasi manusia tela

5.Kedaulatan Ada di Tangan Rakyat

Berdasarkan Kekeluargaan dan Gotong Royong

Musyarah untuk Mencapai Kata Mufakat

Tidak Ada Partai Pemerintah atau Partai Oposisi.

Menghargai HAM

Menjunjung Tinggi Hak dan Kewajiban

Fungsi DPR sebagai Penyampai Aspirasi Rakyat

Tidak Menganut Sistem Monopartai.


6.KASUS PELANGGARAN HAM banyak terjadi di Indonesia. Sebagian besar dari kasus ini
belum mendapatkan titik terang hingga saat ini meskipun telah melalui serangkaian proses
peradilan. Adapun kasus-kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia, antara lain
sebagai berikut:

Kasus pembunuhan aktivis HAM, Mnir Said Thalib.

Kasus pembunuhan aktivis buruh, Marsinah.

Kasus penghilangan paksa orang-orang, Widji Thukul.

Kasus kerusuhan di Tanjung Priok pada 12 september 1984.

Pengusiran dan pengrusakan tempat ibadah jamaah Ahmadiyah, di Lombok NTB tanggal 20 Mei
2018.

Anda mungkin juga menyukai