Diagnosa komunitas merupakan upaya yang sistematis yang meliputi upaya pemecahan
masalah kesehatan keluarga sebagai unit primer komunitas masyarakat sebagai lokus
penegakkan diagnosis komunitas. Tujuannya adalah agar teridentifikasi permasalahan yang
mendasar dan menyusun solusi pemecahan masalah kemudian dicarikan alternatif pemecahan
masalah. Diagnosis komunitas diawali dengan melakukan analisis situasi, identifikasi masalah,
penyebab masalah, prioritas masalah sampai alternatif pemecahan masalah.
Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah dengan
cara pengumpulan data di masyarakat lapangan. Menurut definisi WHO, diagnosis komunitas
adalah penjelasan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kondisi kesehatan di komunitas serta
factor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatannya. Diagnosis komunitas ini
mengidentifikasi masalah kemudian mengarahkan suatu intervensi perbaikan sehingga
menghasilkan suatu rencana kerja yang konkrit. Keterampilan melakukan diagnosis komunitas
merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh bidan untuk menerapkan pelayanan kebidanan
secara holistik dan komprehensif dengan pendekatan keluarga. Dalam penerapannya,
penggunaan diagnosis komunitas dalam suatu program kesehatan adalah sebagai berikut :
Oleh karena itu diagnosis komunitas harus disadari bukan sebagai suatu kegiatan yang berdiri
sendiri namun merupakan bagian dari suatu proses dinamis yang mengarah kepada kegiatan
promosi kesehatan dan perbaikan permasalahan kesehatan di dalam komunitas. Diagnosis
komunitas merupakan awal dari siklus pemecahan masalah untuk digunakan sebagai dasar
pengenalan masalah di komunitas, sehingga dilanjutkan dengan suatu perencanaan intervensi,
pelaksanaan intervensi serta evaluasi bagaimana intervensi tersebut berhasil dilakukan di
komunitas. Oleh karena itu diagnosis komunitas TIDAK hanya berhenti pada identifikasi
(diagnosis) masalah, tetapi juga mencakup solusi (treatment) untuk mengatasi masalah
berdasarkan sumber-sumber yang ada. Sama seperti halnya melakukan diagnosis terhadap
pasien, maka pelaksanaan diagnosis komunitas dilakukan dengan mengikuti kaidah kaidah
tertentu, agar data (diagnosis) yang diperoleh dapat dipercaya. Dalam melaksanakan diagnosis
komunitas, perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas (yang terdiri dari
sejumlah orang) sehingga sangat ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi, statistik, manajemen
dan ilmu ilmu sosial lainnya.
Setelah mendapatkan diagnosis komunitas, maka manfaat yang bisa didapatkan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi kesehatan dari komunitas bersangkutan saat ini
Pertanyaan ini menekankan pada keadaan tingkat kesehatan sebenarnya yang saat ini sedang
dihadapi oleh komunitas bersangkutan. Indikator kesehatan masyarakat yang dikumpulkan
dalam proses diagnosis komunitas akan memberikan gambaran mengenai permasalahan
kesehatan apa saja yang sedang dihadapi oleh anggota komunitas. Mengingat cukup banyak
masalah kesehatan masyarakat yang dapat terjaring dalam tahap ini, maka perlu ditetapkan
permasalahan kesehatan yang bersifat prioritas serta memerlukan penanganan segera.
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan komunitas ini bisa ditingkatkan
Pada tahap ini team penilai harus menetapkan harapan mengenai sejauh mana upaya
perbaikan kondisi kesehatan ini ingin diperbaiki. Memang sesuai kesepakatan internasional
tentunya kita ingin mencapai tingkat yang ditetapkan oleh target. Namun harus diingat bahwa
target tersebut masih sangat jauh sehingga besar kemungkinan belum dapat dicapai dalam
waktu singkat. Penetapan ini harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh
komunitas bersangkutan.
3. Untuk mengetahui bagaimana caranya untuk meningkatkan kondisi kesehatan
komunitas
Setelah team menetapkan tingkat kesehatan masyarakat yang ingin dicapai dalam upaya
peningkatan kondisi komunitas bersangkutan, maka perlu dikembangkan beberapa pilihan
cara untuk mencapai harapan tersebut. Pilihan-pilihan ini tentu mempunyai konsekuensi
mengenai sumber daya yang diperlukan, sehingga team harus memilih cara solusi yang paling
efektif dan paling efisien dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.
Penerapan langkah diagnosis komunitas dapat dijabarkan secara skematis seperti gambar
berikut, yang menekankan perlunya kombinasi dari penggunaan data sekunder serta pendekatan
kuantitatif dan kualitatif dalam memetakan permasalahan kesehatan di komunitas.
4. Tahapan Kerja Diagnosis Komunitas
Tahapan kerjanya adalah:
1. Menentukan area masalah yang dihadapi puskesmas. Area masalah yang dimaksud bisa
diambil dari program program yang dilaksanakan di puskesmas. Untuk itu ada beberapa
sumber untuk menentukan area yaitu melihat data jangkauan pelayanan atau pencapaian
program serta menanyakan kepada pimpinan puskesmas yang dianggap sebagai informan
kunci
2. Menentukan masalah yang spesifik yang ada di area tersebut. Cara menentukannya adalah
dengan menanyakan kepada dokter puskesmas atau penanggung jawab program yang
bersangkutan
3. Membuat proposal sederhana untuk merumuskan langkah langkah metode diagnosis
komunitas mencakup sasaran, sampel, instrumen yang dipakai dan batasan operasional data
yang akan diambil
4. Persiapan pengumpulan data di lapangan atau dari pengunjung puskesmas
5. Menganalisis data secara deskriptif dengan menggunakan program analisis. Dalam
diagnosis komunitas ini uji statistik inferens tidak penting untuk dilakukan
6. Membuat laporan untuk diseminasi ke pimpinan dan pengelola program terkait di
puskesmas
Rencana adalah pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan tujuan dengan
mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia. Perencanaan adalah proses yang
menggambarkan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan dengan
mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber daya yang tersedia. Jenis–jenis Perencanaan
Perencanaan dilakukan berdasarkan pada kurun waktu pelaksanaan, wilayah dan program.
Perencanaan sendiri memiliki berbagai jenis, antara lain :
1) Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
a. Rencana jangka panjang (long term planning), berlaku antara 10-25 tahun.
b. Rencana jangka menengah (medium range palnning), berlaku 5-7 tahun.
c. Rencana jangka pendek (short range planning), berlaku hanya untuk 1 tahun.
2) Dilihat dari tingkatannya
a. Rencana induk (master plan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi.
b. Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau
petunjuk dalam melaksanakan program.
c. Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.
3) Ditinjau dari ruang lingkupnya
a. Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka
panjang dan waktu pelaksanaan yang lama.
b. Rencana taktis (tactical planning), berisikan uraian yang bersifat jangka pendek, kegiatan-
kegiatannya mudah menyesuaikan, asalkan tidak merubah tujuan.
c. Rencana menyeluruh (comprehensive planning), mengandung uraian secara menyeluruh
dan lengkap.
d. Rencana terintegrasi (integrated planning), mengandung uraian yang menyeluruh bersifat
terpadu.
4) Perencanaan berdasarkan wilayah
a. Rencana pembangunan nasional (pusat).
b. Rencana pembangunan daerah, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.
5) Perencanaan berdasarkan program
a. Rencana pembangunan kesehatan keluarga
b. Rencana penyuluhan kesehatan
c. Rencana pembangunan puskesmas
6. Langkah–langkah Perencanaan
Proses penyusunan rencana terdiri atas langkah-langkah menentukan tujuan, strategi,
kegiatan, sumber daya, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara terperinci, langkah-langkah
perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah
2) Menetapkan prioritas masalah. Meliputi besarnya masalah, luasnya masalah, dampak
masalah, besarnya akibat masalah, dan tingkat kemudahan mengatasinya.
3) Menetapkan tujuan, meliputi tujuan umum dan tujuan khusus
4) Menetapkan rencana kegiatan Meliputi kegiatan pada tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
dan tahap penilaian.
5) Menetapkan sasaran Meliputi sasaran langsung dan tidak langsung.
6) Waktu dan tempat
7) Organisasi dan staf Meliputi sumber daya yang perlu juga ditentukan adalah tenaga,
sarana dan fasilitas, dana, manajemen, serta informasi.
8) Rencana anggaran
9) Rencana Evaluasi
Manfaat perencanaan ini antara lain sebagai metode untuk mencapai tujuan, sebagai petunjuk
pelaksanaan, dan menjamin penggunaan sumber daya secara efektif. Perencanaan digunakan
sebagai acuan untuk melakukan implementasi dan evaluasi. Dibuat berdasarkan masalah yang
aktul, dapat diukur dan sesuai dengan kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
1. ( judul : Prosiding KONAS IAKMI XIII Kongres Nasional Ikatan Ahli Kesehatan
Masyarakat ke- 13 Edisi Kedua, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia (MKMI)
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Veni Hadju Ida Leida M.
Thaha Indra Dwinata Andi Selvi Yusnitasari Uswatun Hasanah Herlindayanti, 2016,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
2. Suryakantha AH. Community medicine with recent advances. Jaypee Brothers, Medical
Publishers; 2010. 904 p
3. Budiningsih S. Panduan pelaksanaan keterampilan kedokteran komunitas di FKUI:
modul ilmu kedokteran komunitas. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2013
4. Penulis : Elly Dwi Wahyuni, S.ST., M.Keb. 2018. Bahan ajar kebidanan asuhan
kebidanan komunitas. Kementerian kesehatan republic Indonesia.
5. Buk yunda