Yth.
Pengurus PC LBM NU Sidoarjo
Pengurus MWC LBM NU se-Sidoarjo
Pengurus MWC NU Buduran
Pengurus Lembaga dan Banom se-MWC NU Buduran
Pengurus Ranting NU se-Buduran
Di
SIDOARJO
Assalamualaikum Wr. Wb.
Semoga Allah swt. senantiasa memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita.
Sehingga kita dapat melakukan aktivitas dengan baik dan terhindar dari segala musibah. Amin.
Dalam rangka menjalankan perintah agama dan menjaga tradisi keilmuan, Pengurus Lembaga
Bahtsul Masail MWC NU Buduran mengharapkan kehadiran Anda pada:
Hari : Rabu malam Kamis
Tanggal : 29 September 2021
Waktu : 19.30 s.d. 22.00 WIB
Tempat : Masjid Darul Ulum Dukuhtengah Buduran
Acara : Takriban dan Bahtsul Masail
Demikian undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadirannya, disampaikan banyak
terima kasih.
Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Thariq
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ketua Sekretatis
Tembusan
- Ketua MWC NU Buduran
NB:
- Dimohon untuk membawa kitab Fathul Qarib, masker, dan mematuhi SOP Kesehatan.
MAJELIS WAKIL CABANG NAHDLATUL ULAMA
LEMBAGA BAHTSUL MASAIL NAHDLATUL ULAMA
BUDURAN – SIDOARJO
KANTOR MWC NU BUDURAN JL. JAWA WADUNGASIH BUDURAN SIDOARJO
Email: lbmmwcnubuduran@gmail.com – Tlp. 082146306374/081335725752
Pada era industrialisasi dan urbanisasi saat ini, seolah menuntut alasan baru dalam
melaksanakan Ta’addud al Jumu’ah. Walaupun kemungkinan besar jamaah yang hadir bukan
penduduk tetap (mustautin).
Pertanyaan
a. Apa kriteria yang tepat di Indonesia dengan istilah balad?
b. Adakah kriteria lain yang memperbolehkan Ta’addud al Jumu’ah dalam satu desa?
c. Jika masjid penuh, lebih diutamankan membangun masjid baru atau memperluas masjid?
d. Jika jumlah mustautin tidak mencapai 40 orang dalam suatu masjid/tidak ada sama sekali,
bagaimana mubahitsin menyikapi fenomena tersebut?
MWC LBM NU Buduran
MELALAIKAN SHALAT
Deskripsi Masalah
Sebut saja Kang Soleh yang sudah lama mondok disalah satu pesantren. Namun sayangnya,
Kang Soleh sampai sekarang kadang masih sering lupa bilangan rakaat shalatnya, karena
memang menderita penyakit was-was sejak dulu.
Saat membaca Fatihah di rakaat ketiga salat zuhur, dia merasa syak. Apakah sudah rakaat ke
empat atau masih rakaat ketiga? Sesuai dengan ketentuan fikih, dia mengambil bilangan rakaat
yang paling sedikit, tiga rakaat. Lantas setelah baca Fatihah, dia rukuk dan seterusnya.
Namun saat tasyahud akhir, Kang Soleh ingat bahwa dia melakukan salat zuhur 5 rakaat. Dia
menjadi dilema.
Pertanyaan
a. Apa yang harus Kang Soleh lakukan saat dia sudah sadar bahwa bilangan rakaatnya lebih,
sedangkan dia sudah di tasyahud akhir?
b. Andai di katakan masih sah, apakah tidak bertentangan dengan kaidah ال عربة ابلظن البني خطؤهdan العربة
?يف العبادات مبا يف نفس األمر ومبا يف ظن امللكف
NB:
- Dimohon untuk membawa kitab Fathul Qarib, masker, dan mematuhi SOP Kesehatan.