Anda di halaman 1dari 5

KANDIDOSIS KUTIS

ABSTRAK
Latar belakang: Kandidiasis adalah berbagai kelompok infeksi yang disebabkan oleh
Candida albicans dan spesies lain dalam genus Candida. Infeksi kulit superfisial merupakan
salah satu bentuk infeksi dari kandidiasis kutis. Kasus: Pada laporan kasus ini, seorang anak
perempuan berusia 1 tahun 2 bulan memiliki keluhan rasa gatal dan bintil-bintil merah pada
tubuh pasien sejak 1 minggu sebelum ke poliklinik. yang awalnya muncul pada daerah
punggung bawah badan, kemudian menyebar ke punggung atas, leher, serta kepala. Pasien
baru pertama kali memiliki keluhan tersebut

ABSTRACT
Background: Candidiasis is a diverse group of infections caused by Candida
albicans and other species in the Candida genus. Superficial skin infection is one form of
infection of cutaneous candidiasis.
PENDAHULUAN

Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut
dari species Candida, biasanya oleh species Candida albicans, dan dapat mengenai mulut,
vagina, kulit, kuku, bronkus dan paru.1 Species Candida merupakan mikroflora normal pada
kulit manusia, namun dapat berubah menjadi pathogen bila faktor penjamu terutama status
imun berubah, atau terganggu. Lesi dapat terjadi pada beberapa tempat pada tubuh, terutama
pada tempat yang lembab dan hangat. Gejalanya bervariasi, tergantung pada bagian tubuh
yang terkena.2

LAPORAN KASUS

Seorang anak perempuan berusia 1 tahun 2 bulan berinisial An. K datang dibawa
ibunya ke poliklinik kulit dan kelamin RSMC pada tanggal 13 Juni 2017 dengan keluhan rasa
gatal dan bintil-bintil merah pada tubuh pasien sejak 1 minggu sebelum ke poliklinik . Bintil
– bintil awalnya muncul pada daerah punggung bawah badan, secara tiba – tiba, kemudian
menyebar ke punggung atas, leher, serta kepala. Ibu pasien mengaku bahwa pasien sering
menggaruk bintil – bintil tersebut, dan akhirnya cairan pada bintil tersebut keluar, berwarna
bening, tidak bau, dan tidak berdarah. Pasien sudah coba diobatin dengan acyclovir dan CTM
(Chlorpheniramine Maleat), dan menurut ibu pasien, gejala sedikit membaik namun masih
tetap tidak sembuh. Tidak ada demam, namun pasien mengalami batuk kering yang muncul
secara hilang timbul.
Pasien belum pernah mengalamni keluhan serupa, namun saat 6 bulan yang lalu,
badan pasien mengalami kemerahan setelah mengonsumsi obat seftriakson. Pasien tinggal
bersama keluarganya. Dalam keluarga pasien dan lingkungannya juga tidak ada yang sedang
menderita penyakit serupa. Tidak ada riwayat alergi atau asma. Ventilasi rumah baik, ada
jendela di kamar. Penggantian popok adalah sebanyak + 2 kali per hari. Pasien mandi 2 kali
sehari, Sumber air mandi dari air tanah, tidak berganti-ganti sabun atau shampo. Makanan
pasien adalah daging cincang, ayam cincang, dan makanan lunak lainnya serta ASI. Sumber
air minum menggunakan air gallon aqua, dan terkadang menggunakan air yang dimasak.
diganti, terutama jika banyak keringat. Obat dari dokter juga harus dipakai secara
teratur, dan kontrol ke poliklinik satu minggu mendatang atau jika gejala memburuk.

Gambar 2a. Lesi pada regio Gambar 2b. Lesi pada regio
occipitoparietal dekstra occipitoparietal sinistra
PEMBAHASAN KASUS

Kandidosis kutis adalah suatu infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh jamur
genus Candida. Kandidosis terbagi menjadi 3 macam yakni kandidosis superficialalis
kandidosis kronik atau dalam dan sistemik. Nama lain kandidosis kutis adalah superficial
kandidosis atau infeksi kulit-jamur; infeksi kulit-ragi. 4 Terdapat berbagai jenis untuk
kandidiasis kutis, yaitu kandidiasis intertrigonosa, kandidosis perianal, kandidosis
generalisata, paronikia dan onikomikosis, Diaper-rash, dan kandidosis granulomatosa. 1
Berdasarkan letak gambaran klinisnya terbagi menjadi kandidosis terlokalisasi dan
generalisata. Jamur yang tersering sebagai penyebab adalah Candida albicans. Spesies
patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis C. parapsilosis, C. guilliermondii C. krusei, C.
pseudotropicalis, C. lusitaneae.1
Kebanyakan spesies kandida memiliki faktor virulensi termasuk faktor protease.
kelemahan faktor virulensi tersebut adalah kurang patogenik. Kemampuan bentuk
  yeast untuk melekat pada dasar epitel merupakan tahapan paling penting untuk
memproduksi hifa dan  jaringan penetrasi. Penghilangan bakteri dari kulit, mulut, dan traktus
gastrointestinal dengan flora endogen akan menyebabkan penghambatan mikroflora endogen,
kebutuhan lingkungan yang berkurang dan kompetisi zat makanan menjadi tanda dari
pertumbuhan kandida.5 Kehamilan, kontrasepsi oral, antibiotik, diabetes, kulit yang lembab,
pengobatan steroid topikal, endokrinopati yang menetap, dan faktor yang berkaitan dengan
penurunan imunitas seluler menyediakan kesempatan ragi menjadi patogenik dan
memproduksi spora yang banyak pseudohifa atau hifa yang utuh dengan dinding septa.6
Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa gatal yang mungkin sangat hebat.
Terdapat lesi kulit yang kemerahan atau terjadi peradangan, semakin meluas, makula atau
papul, mungkin terdapat lesi satelit (lesi yang lebih kecil yang kemudian menjadi lebih
besar). Lesi terlokalisasi di daerah lipatan kulit, genital, bokong, di bawah payudara, atau di
daerah kulit yang lain. Infeksi folikel rambut (folikulitis) mungkin seperti pimple like
appearance.7
  Untuk kandidosis generalisata, biasanya lesi terdapat pada glabrous skin,  biasanya
juga di lipat payudara, intergluteal, dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan
paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini
sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin
karena gangguan imunologik sehingga daya tahan tubuh bayi tersebut rendah. 6 Pada bayi baru
lahir yang menderita kandidosis kutis generalisata, dengan vesikulopustul di atas eritem
muncul pada saat bayi baru lahir atau beberapa jam setelah lahir. Lesi pertama kali muncul di
muka, leher dan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 24 jam.1
Faktor Resiko dari penyakit kandidosis kutis adalah: bayi, wanita hamil, dan usia
lanjut, gangguan fungis imun (penyakit kronik granulomatosa, leukemia, terapi
kortikosteroid), hambatan pada permukaan epitel (karena gigi palsu, pakaian, dan
sebagainya), kemoterapi (imunosupresif, antibiotik), penyakit endokrin (diabetes mellitus),
karsinoma, dan
Penatalaksanaan terpenting pada penyakit ini adalah menghindari atau menghilangkan
faktor  predisposisi. Salah satunya dengan cara selalu mempertahankan agar daerah tubuh
yang lembab selalu kering. Terapi topikal yang dapat diberikan adalah larutan ungu gentian
0,5 % untuk selaput lendir dan 1 - 2% untuk kulit dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
Nistatin dapat diberikan berupa krim, salep, emulsi. Golongan azol: krim atau bedak
mikonazol 2%, bedak, larutan dan krim klotrimazol 1%, krim tiokonazol 1% , krim bufonazol
1% , krim isokonazol 1%, krim siklopiroksolamin 1%, Antimikotik topikal lain yang
berspektrum luas.1
Terapi sistemik yang dapat diberikan adalah Nistatin tablet untuk menghilangkan
infeksi lokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus, Amfoterisin B diberikan
intravena untuk kandidiasis sistemik, Kotrimazol pada kandidiasis vaginalis (500mg per
vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x200 mg dosis tunggal atau
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik ditemukan bahwa pasien mengeluhkan
gatal – gatal (yang ditandai dengan pasien sering menggaruk daerah tersebut) dan bintil-bintil
merah pada tubuh pasien sejak 1 minggu sebelum ke poliklinik. Bintil – bintil ini muncul dari
punggung bawah, kemudian menyebar ke atas, mencapai kepala, dan terutama muncul pada
‘glabrous skin’ yaitu pada punggung pasien, tidak terdapat bintil – bintil pada daerah lipatan
kulit tubuh, seperti lipat paha, lipatan kulit ketiak, antara jari tangan atau kaki. Pada
pemeriksaan status dermatologis, ditemukan pada regio trunkus dorsalis, tampak lesi
polimorfik berupa ruam papul – papul eritema, makula dan vesikel, generalisata, berukuran
miliar. Lesi bersifat ekzematoid. Ini merupakan salah satu ciri khas dari kandidiasis kutis
generalisata. Selain itu, pasien merupakan seorang bayi, yang merupakan faktor resiko untuk
terjadi penyakit ini, Karena sistem imun tumbuh yang masih rendah / belum sempurna.
Faktor resiko lainnya adalah sisi higenis pasien, dimana ibu pasien hanya menggantikan
popok pasien 2 kali sehari, dan tidak langsung menggantinya ketika sudah dipenuhi dengan
kotoran. Ini dapat mengacu ke faktor ekonomi, dimana juga merupakan faktor yang berperan
besar terhadap infeksis candidiasis. Pasien sebelumnya sudah berobat dan menggunakan obat
anti virus (acyclovir) namun gejala tidak sembuh sepenuhnya, yang menandakan bahwa
etiologi dari penyakit ini bukan virus. Selain itu, infeksi virus juga bersifat self-limiting,
dimana biasanya akan sembuh sendiri dengan durasi rata – rata 1 minggu. Pada pasien ini,
awitan sudah mencapai 1 minggu, namun gejala masih belum sembuh, oleh karena itu, pasien
didiagnosa dokter dengan kandidiasis kutis, dan diberikan obat topikal berupa ketoconazole
cream 2%.
 

DAFTAR PUSTAKA
1. Kuswadji. Kandidosis. Dalam: Djuanda Adhi, Hamzah Moctar, Aisah Siti. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Keenam, Jakarta, FK UI, 2010 : 106-9
2. Hav RJ. Ashbee HR. Mycology. In:Rook’s Textbook of Dermatology. Vol II. Blackwell
Publishing. UK:2010;56-59
3. Hidalgo AJ. Cunca AB. Candidiasis. 2013. [cited : 2017 June 21]. Available From
http://emedicine.medscape.com/article/213853-overview#5

Anda mungkin juga menyukai