Anda di halaman 1dari 6

PENGAMBILAN SAMPLING AIR

MATA KULIAH MONITORING DAN EVALUASI FAKTOR BIOLOGI

OLEH :

LANOBYAN HAMENGKU PRANANYA 151911713001

EKO RUSADY ROUF 151911713002

YUNISA ZAHIRA FARADITA 151911713045

AISYAH NUR HAFIDA 151911713054

D-III KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
A. Latar Belakang
Air merupakan hal terpenting penunjang kehidupan. Segala aspek kegiatan
memerlukan air sebagai bahan pokok dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
Selain itu tubuh makhluk hidup sebagian besar adalah air sehingga tubuh sangat
bergantung dengan air. Air di bumi sangat melimpah, hal ini dapat dilihat dengan begitu
luas lingkungan perairan di bumi dan lebih dari 98% air yang ada di bumi terdapat di
bawah permukaan tanah di bawah pori-pori batuan. Air yang letaknya berada di bawah
permukaan tanah biasa disebut dengan air tanah biasa disebut dengan air tanah. Contoh
air tanah seperti sumur bor, sumur gali dan sumur patek. Selain air tanah, juga air
permukaan.
Air permukaan merupakan air yang berada di atas permukaan tanah misalnya,
danau dan sungai. Kehidupan makhluk hidup bergantung dengan pasokan air yang berada
di atas maupun di bawah permukaan tanah. Jika air tersebut terkontaminasi dengan zat-
zat berbahaya maka proses kehidupan serta berbagai kegiatan akan terganggu. WHO
memperkirakan 80% penyakit di dunia bersinggungan dengan sanitasi dan air yang tidak
layak. Namun demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air masih
mengandalkan dari sumber air permukaan. Oleh karena itu, sumber air permukaan perlu
dikelola dengan baik sehingga mampu memberikan manfaat baik Sampai saat ini air
permukaan masih merupakan sumber air yang memberikan konstribusi terbesar untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan langsung
hidupnya maupun sebagai sumber air irigasi untuk kegiatan budidaya pertanian (tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan maupun peternakan). Dengan demikian pemanfaatan air
permukaan sebagai sumber air irigasi perlu dikelola dengan baik sesuai dengan
potensinya sehingga dapat dimanfaatkan secara lestari.
Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air, maka perlu dilaksanakan
kegiatan pemeriksaan kualitas air yang diselenggarakan secara terus menerus dan
berkesinambungan agar air yang digunakan terjamin kualitasnya, sesuai dengan
persyaratan kualitas air. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar
kualitas air tetap dalam kondisis alamiahnya. Salah satunya dengan teknik sampling air,
yang dapat digunakan untuk memperoleh efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan
pemeriksaan, agar hasil pemeriksaannya dapat dipertanggung jawabkan kualitas
mutunya.
Menurut Dwidjoseputro (2003), pengujian air di Indonesia terbagi menjadi 3
tahapan yaitu :
i. Uji Dugaan (Presumptive test)
Air sample dimasukkan kedalam tabung durham. Jika dalam waktu 48 jam
ternyata tabung durham mengeluarkan gas, maka dapat dikatakan positif , dan
air dikatakan tercemar.gas yang terkandung tersebut diduga berasal dari sel-
sel mikroorganisme. Untuk memastikannya dilakukan pengujian yang kedua.

ii. Uji Kepastian (Confirmed Test)


Dilakuakan untuk mengetahui ada E. coli atau tidak, yang menunjuk pada
sifat fecal. Cara yang biasa dilakukan ialah dengan menginokulasikannya ke
medium Endo agar ataupun medium yang mengandung laktosa. Jika dalam
waktu 24 jam tumbuh koloni berwarna kuning keemasan, maka bahan
dikatakan tercemar coli.

iii. Uji Kesempurnaan (Completed Test)


Dilakukan dengan mengambil inokulum dan diuji jumlah mikrobiologinya.
Pengujian ini didasarkan pada ada atau tidaknya mikroorganisme penghuni
usus manusia.
Oleh karena itu, praktikum ini dilaksanakan agar mahasiswa mengetahui teknik
pengambilan sampel air yang baik dan benar serta mengetahui cara menggunakan alat-
alat untuk pengambilan sampel dan cara pengukuran parameter air.

B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui teknik pengambilan sampel air yang baik dan benar
2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel air
3. Mengetahui karakteristik fisik pada sampel air
C. Alat dan Bahan
1. Botol Kaca
2. Alcohol Swab atau Kapas dengan Alkohol
3. Kertas Kopi
4. Karet Gelang
5. Korek Api
6. Kertas Label
7. Sarung Tangan Lateks

D. Hasil Praktikum dan Analisis Data

Hari/Tanggal Parameter Hasil Pengamatan


Warna Jernih
Bau Tidak Berbau
Minggu,
Kekeruhan Tidak Keruh
19 September 2021
Suhu Suhu ± 27oC
Rasa Tidak Berasa

UJI COLIFORM DAN E-COLI

Total
Koloni Jumlah Jumlah
Koloni Koloni Coliform Koloni Koloni
Sampel Ungu Merah (setelah Coliform E.coli
(a) (b) diuji (per (per
oksidase) 350mL) 350mL)
(a+b)
1 - - - - -
Pada hasil percobaan, tidak ditemukan adanya bakteri colifor dan atau E-Coli.
Coliform adalah bakteri gram negatif, tidak membentuk spora dan dapat tumbuh dan
berkembang pada suhu 37˚C. Coliform merupakan kelompok bakteri yang mempunyai
karakteristik biokimia dan pertumbuhan yang berhubungan dengan kontaminasi faecal.
Namun demikian kehadiran Coliform dalam air tidak serta merta berarti adanya
kontaminasi faecal karena Coliform juga terdapat pada air yang tidak terkontaminasi oleh
faecal misalnya Klebsilia, Entero bacter, dan Cetro bacter. Adanya Coliform
mengindikasikan kebersihan dan integritas sistem distribusi serta potensi terbentuknya
biofilm (Medema dkk, 2003). Entjang (2003) menyatakan bahwa coliform merupakan
suatu grup bakteri yang terkandung dalam jumlah banyak pada kotoran manusia dan
hewan, sehingga bakteri ini sering dipakai sebagai indikator dari kualitas makanan, air,
dan juga dipakai sebagai indikator dari kontaminasi kotoran. Bakteri golongan coliform
merupakan spesies dengan habitat dalam saluran pencernaan dan non saluran pencernaan
seperti tanah dan air.
Yang termasuk golongan coliform adalah Escherichia coli dan spesies dari Citro
bacter, Enterobacter, Klebsiella dan Seratia. Bakteri selain E.coli dapat hidup dalam
tanah atau air lebih lama dari pada E.coli, karena itu adanya bakteri coliform dalam
makanan tidak selalu menunjukkan telah terjadi kontaminasi yang berasal dari feses.
Keberadaanya lebih merupakan indikasi dari processing atau sanitasi yang tidak memadai
dan keberadaanya dalam jumlah yang tinggi dalam makanan menunjukkan adanya
kemungkinan pertumbuhan dari Salmonella, Shigella dan Staphylococcus.
Pada kebanyakan daerah level kontaminasi sangat bervariasi tergantung musim.
Air sangat mungkin terkontaminasi oleh mikroorganisme selama musim hujan ketika
sumber air sedang tinggi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk melakukan pengujian
pada musim hujan, dan adanya coliform menunjukan bahwa sumur telah terkontaminasi
sehingga air harus dilakukan disinfeksi. Buruknya sistem saluran air buangan, atau
kotoran hewan dapat menjadi sumber cemaran bagi air baku bersih.
E. Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel air
keran di Kos Jl. Jojoran III No. 173 tidak terdeteksi coliform dan Escherichia coli
sehingga telah memenuhi persyaratan SNI 03-1733:2004 tentang tata cara perencanaan
lingkungan perumahan di perkotaan. Meskipun demikian, beberapa jenis Escherichia coli
dapat bersifat patogen. Terdeteksinya Escherichia coli pada air, tidak menutup
kemungkinan terdapat pula bakteri enterik lainnya seperti Salmonella dan Shigela yang
bersifat patogen terhadap manusia. Oleh karena itu, perlu adanya pemeriksaan secara
rutin untuk tetap menjaga kualitas air minum dalam kemasaan agar sesuai dengan
persyaratan.

F. Link Video Praktikum

Google Drive

https://drive.google.com/file/d/1Btyid6q3LxNdaketbVltlnI70jdAe3Zm/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai