Anda di halaman 1dari 5

WALI NAGARI KOTO TANGAH

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PERATURAN NAGARI KOTO TANGAH


NOMOR TAHUN 2017

TENTANG
PEMBENTUKAN JORONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI NAGARI KOTO TANGAH ,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan aspirasi masyarakat


dan mengoptimalkan urusan pemerintahan,
urusan pembangunan dan pelayanan masyarakat
sebagaimana tertuang pada Pasal 4 ayat (1)
Peratuan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 21 tahun
2012 tentang Penataan Jorong dimana
Pembentukan Jorong adalah Pemekaran dari 1
(satu) Jorong menjadi 2 (dua ) Jorong atau lebih
dalam satu Nagari;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a perlu ditetapkan dengan
suatu Peraturan Nagari.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang


Pembentukkan Daerah Otonom Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor
25);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara tahun Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, TambahanLembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Perubaha
4. n Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor168, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagara;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah dua kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun
2006 Tentang Pedoman Administrasi Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2093);
10. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera
Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Propinsi
Sumatera Barat Tahun 2007 Nomor 2);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lima
Puluh Kota Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Pemerintahan Nagari ( Lembaran Daerah
Kabupaten Lima Puluh KotaTahun 2018 Nomor 1);
12. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota
Nomor 21 Tahun 2012 tentang Penataan Jorong
(Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun
2012 Nomor 21).

Memperhatikan : Berita Acara Musyawarah masyarakat Jorong Koto


Tangah pada tanggal 2 Desember 2016 tentang
Pemekaran Jorong Koto Tangah.
Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN NAGARI KOTO TANGAH


DAN WALI NAGARI KOTO TANGAH
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN NAGARI KOTO TANGAH TENTANG


PEMBENTUKAN JORONG

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Nagari ini yang dimaksud dengan:
1. Nagari Adalah satu Kesatuan Teritorial Masyarakat hukum adat yang
memliki batas – batas wilayah tertentu, yang berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan filosofi adat
minangkabau ( Adat Basandi Syarak , Syarak Basandi Kitabullah ) dan
atau berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat dalam wilayah
Kabupaten Lima Puluh Kota.
2. Pemerintahan Nagari adalah Penyelenggaraan unsur Pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari dan badan Permusyawaratan
Nagari dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan ketentuan yang berlaku.
3. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkat Nagari sebagai
unsur penyelenggara Pemerintah Nagari.
4. Wali Nagari adalah Wali Nagari Koto Tangah
5. Badan Permusyawaratan Nagari yang selanjutnya disebut Bamus Nagari
adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggara Pemerintahan Nagari sebagai Unsur Penyelenggara
Pemerintahan Nagari.
6. Jorong adalah Bagian Wilayah Nagari yang dipimpin oleh Seorang
Kepala Jorong.
7. Kepala Jorong adalah Perangkat Pemerintah Nagari yang membantu dan
bertanggung jawab kepada Wali Nagari dalam melaksanakan Tugas –
tugas pemerintahan di Jorong yang bersangkutan.
8. Penataan Jorong adalah Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan
Jorong.
9. Pembentukan Jorong adalah Pemekaran Jorong yang ada.
10. Pengahapusan Jorong adalah pencabutan status sebagai Jorong
selanjutnya digabungkan kejorong yang bersanding.
11. Penggabungan Jorong adalah persyaratan dua Jorong atau lebih
menjadi Jorong Baru.
12. Batas Nagari adalah batas wilayah yurisdiksi pemisah wilayah
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan suatu
nagari lain.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud Pembentukan Jorong adalah menambah dari satu (1) Jorong
menjadi dua (2) atau lebih untuk mengaktifkan penyelenggaraan
Pemerintahan Nagari.
(2) Tujuan Penataan Jorong adalah untuk :
a. Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan
b. Mempercepat peningkatan kualitas pelayanan Publik.

BAB III
PEMBENTUKAN JORONG
Bagian Kesatu
Persyaratan
Pasal 3
(1) Jumlah Penduduk paling sedikit 300 Jiwa atau 75 KK.
(2) Luas wilayah dapat dijangkau dalam peningkatan pelayanan dan
pembinaan masyarakat.
(3) Wilayah Kerja memiliki Jaringan perhubungan dan Komunikasi.
(4) Potensi jorong yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya
manusia.
(5) Batas jorong yang jelas dalam bentuk peta.

Bagian Kedua
Penamaan Jorong
Pasal 4
Jorong yang akan dibentuk atau dimekarkan berada dijorong Koto Tangah.
Pasal 5
Jorong Koto Tangah sebagaimana dimaksud Pasal 4 dengan nama Jorong
Ngalau Godang.
Bagian Ketiga
Batas – Batas Jorong Yang Dimekarkan.
Pasal 6
Batas wilayah Jorong Ngalau Godang :
a. Sebelah Barat berbatas dengan Nagari Sungai Naniang;
b. Sebelah Timur berbatas dengan Jorong Koto Tangah;
c. Sebelah Utara berbatas dengan Jorong Datar; dan
d. Sebelah Selatan berbatas dengan Jorong Padang loweh.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Nagari ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan
Peraturan Nagari ini dalam Lembaran Nagari Koto Tangah
Ditetapkan di Koto Tangah
Pada tanggal Februari 2017
WALI NAGARI KOTO TANGAH

ZAMRI
Diundangkan di Koto Tangah
Pada tanggal………………2017

SEKRETARIS NAGARI KOTO TANGAH

RIYONA PUSPITA, S.EI


LEMBARAN NAGARI KOTO TANGAH TAHUN 2017 NOMOR 02

Anda mungkin juga menyukai