Anda di halaman 1dari 28

ARSITEKTUR KLASIK

 Arsitektur Yunani
 Arsitektur Romawi

Perbedaan Arsitektur Yunani dan Romawi


1. Arsitektur Yunani bagian struktur nampak jelas pada bagian kolom, sedangkan arsitektur
Romawi terjadi pemisahan bentuk dan struktur, bentuk tidak selalu mencerminkan
strukturnya, struktur hanyalah merupakan hiasan atau omamen. Menurut Van Ramont
ini merupakan penyakit arsitektur barat yaitu pemaksaan pemisahan antara bentuk dan
struktur. Kuda kuda sederhana (architrave), tiang dan balok (post and linted) pada
arsitektur Yunani, sedangkan arsitektur Romawi konstruksi kuda-kuda lebih kompleks
ditandai dengan penambahan setengah kuda-kuda pada kedua sisi bangunan. Selain itu
terdapat konstruksi busur dan rusuk (Barrel Vault).
2. Arsitektur Romawi lebih mengutamakan fungsi (utilitarian), kontruksi bangunan dan
suasana (grandeur), sedangkan arsitektur Yunani lebih mengesankan nilai-nilai estetika.
3. Massa bangunan dalam arsitektur Romawi disusun secara komposit, yaitu terdiri dari
gabungan beberapa bentuk geometris atau elemen yang terpisah (contoh bangunan
pantheon yang terdiri dan dua bentuk : partico di bagian depan dan rotunda di bagian
belakang, sedangkan arsitektur Yunani tidak ada.

A. Perkembangan Arsitektur Yunani (3000-30 SM)


1. Kebudayaan Creta (Kreta)
Penduduknya berasal dari Asia Kecil yang berimigrasi ke pulau Kreta dan sekitarnya
serta membawa budaya asalnya. Salah satu puncak kejayaan peradaban suku di
wilayah tersebut dialami antara 1600 - 1400 SM. Masa itu sering disebut Zaman Minoan.
Minoan diambil dari nama penguasaanya Raja Minos dari Knossus yang pusat
pemerintahannya berada di Pulau Krete. Peninggalan zaman itu berupa reruntuhan
Istana Knossus yang berbentuk labyrinth (rumah siput) yang hancur pada sekitar 1400
SM. Labyrinth berasal dari kata Labrys yang berarti “mudah tersesat”. Berdasarkan
rekonstruksi, istana tersebut mempunyai halaman dalam seluas 51.8 x 27.4 M2,
dikelilingi oleh ruang-ruang yang rumit berbentuk segi empat (rectangular), dan lorong
yang ruwet. Bangunan istana didesain demikian agar seseorang yang masuk akan
mudah tersesat untuk menghalangi para penjahat yang masuk istana dan ingin
menjarah kekayaan istana.
Sekitar tahun 1400 SM bangsa Creta dikuasai oleh bangsa Mycena (Mikena) dan
mencapai puncak kekuasaannya tahun 1200 SM. Bentuk arsitektur yang dibangun oleh
bangsa Yunani Creta adalah rumah tinggal, villa, istana, pasar, kuil-kuil dan kuburan.
Bangunan rumah tinggal menggunakan atap datar yang merupakan tipikal daerah timur,
sedangkan cahaya dimasukkan melalui celah-celah lubang atap. Ruang menggunakan
“Cella”, yaitu ruang yang keempat sisinya tertutup (massif dengan satu sisi sebagai
bukaan (pintu). Pada masa ini orientasi bangunan menghadap dari utara – selatan,
dengan fasad bangunan yang simetris dan dinding dalamnya biasanya terdapat lukisan
dinding yang disebut freska. Bahan bangunan pada masa ini memakai batu pecah atau
batu gamping /gips yang dikeraskan untuk lapisan lantai, dinding menggunakan bata
yang dikeringkan, dan atap menggunakan kayu.
2. Kebudayaan Cycladic
Arsitekturnya hampir sama dengan dengan kebudayaan bangsa Creta, namun pada
istana terdapat rumah – rumah kecil yang disebut Megaron. Megaron adalah unit rumah
tinggal dengan fasilitas:
 Berbentuk cella yang dilengkapi dengan lobby/vestibulle.
 Entrance dan serambi depan yang mengarah kedalam.
 Thelamus (ruang tidur) yang diletakkan di bagian paling belakang.
Pada periode geometris (1100 – 700 SM), bangsa Mikena dikalahkan oleh bangsa
Dorian yang disiplin, kesukuan dan berjiwa militan. Pada masa ini muncul dasar – dasar
perencanaan dalam arsitektur, yaitu order, produksi, keseimbangan , dan
kebijaksanaan.
Pada periode Archaic (700 – 500 SM), masyarakat mengenal bahan Stuco
(campuran kapur dan marmer bubuk) juga bentuk bangunan 4 persegi panjang dengan
dinding tanpa lubang jendela dan dikelilingi oleh kolom – kolom (Peristyle). Order Doric
dan Ionic diperkenalkan melalui kolom – kolom bangunan. Konsep dari struktur yaitu
post dan lintel atau kolom dan balok.
3. Yunani Daratan
Ada dua fase peradaban Yunani Daratan, yaitu:
 Hellenik (650-323 SM)
Karakter masyarakatnya sangat menjunjung tinggi kepercayaan dan seni,
sehingga kuil menjadi bagian yang terpenting. Pada mulanya kuil mengambil bentuk
dasar dari Megaron selanjutnya dikembangkan. Konstruksi utama memakai system
kolom (tiang) dan balok (gelagar). Bentuk-bentuk dari konstruksi kayu ditiru pada
bahan yang lain yaitu marmer “Carpentry in marble” mulai tahun 600 SM. Dinding
memakai bata yang dikeringkan atau dengan terakota. Penyelesaian eksterior lebih
dipentingkan karena masyarakat Yunani berkosentrasi pada elemen yang cocok
dengan iklim serta masyarakat pemakainya (masyarakat Yunani senang dengan
udara terbuka) terutama Kuil dan Agora. Hubungan dengan dewanya terjadi di udara
terbuka dengan angin yang berhembus sepoi melalui “Collonade” yaitu barisan tiang
yang menopang atap pada serambi memanjang serta “Portico” yaitu barisan tiang
penopang atap pada serambi depan (memendek), sebagai ucapan selamat datang
dengan permainan bayangan gelap terang oleh tiang (kolom) gaya Doric yang
tertimpa sinar matahari. Disempurnakannya order Doric, Ionic, Corinthian. Dan
bermunculan bangunan – bangunan baru seperti STOA, Theatre, dan Balai
Pertemuan.
 Hellenistik (323-30 SM)
Pada tahun 480 BC Persia menghancurkan Yunani. Akropolis, kota diatas bukit
sebagai kompleks bangunan suci juga ikut hancur. Athena dibangun kembali oleh
Perikles, pemimpin Yunani.
Pada fase ini banyak dibangun public building (bangunan umum) yang
berkembang sangat pesat, bervariasi dan berkesan megah. Banyak dibangun “Stoa”
yaitu teras memanjang bertiang banyak yang menghubungkan antara bangunan
yang satu dengan yang lainnya serta berfungsi sebagai tempat untuk diskusi yang
beratap agar terhindar dari hujan dan terik matahari. Stoa merupakan pasangan dari
“Agora” yaitu tempat untuk pertemuan umum di luar juga sekaligus sebagai pasar
bagi masyarakat Yunani (terutama di Athena).

B. Karakteristik Arsitektur Yunani


 Kesederhanaan (Simplicity).
Karena selalu bersumber pada ajaran Narcicisme, yaitu lebih mencintai
kesederhanaan pribadi.
 Kejelasan dan Logis (Clarity).
Bentuk struktur yang sederhana terdiri antara konstruksi kolom dan balok.
 Lebih mengutamakan bagian eksterior,
Karena lebih banyak kegiatan masyarakatnya diluar rumah, sedangkan bagian
interior belum menjadi pusat perhatian kecuali bangunan theater dan auditorium
yang mengikutsertakan latar lanskap sebagai bagian dan acara drama, musik dan
tarian.
 Simetris Murni
Bentukan dan denah dibuat simetris murni, sehingga tampilan dari bangunan dan
susunan ruangannya balance murni pada kedua sisinya (sisi kanan dan kiri). Karena
kesimetrisan itulah keindahan arsitektur klasik tercipta.

 
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

Bangunan peninggalan Nazi, Germany


http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html
 
King William Court, The Old Royal Naval College
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

 
Phartenon Temple, Greek
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html
Jefferson Memoriam

 Terdiri dari elemen “Kepala, Badan, dan Kaki”

http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

Kepala yaitu bagian atap, badan yaitu kolomnya dan kaki adalah penaikkan bagian
pondasi.
Elemen “Kepala” terdiri dari :

http://rizqisyahrulmuharram.blog
spot.com/2010/06/perkembangan-arsitektur-yunani_24.html

Keterangan:
a. Architrave
b. Frieze
c. Cornice
D. Pediment
E. Entablature
F. Kolom

a. Pediment: Bagian atas yang membentuk bagian atap.

http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

b. Cornice: Bagian atas yang menonjol &  membentuk bayangan dibawahnya.


http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

c. Frieze: Bagian yang dihiasi dengan sculpture.


Phartonon Frieze
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

d. Architrave       :    Balok utama yang langsung didukung kolom.


 

http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html
Elemen “Badan", yaitu kolom juga memiliki bagian capital (kepala), shaft (badan),
dan base (tumpuan).
 Capital (kepala) terdiri dari: abacus, echinus, dan neck
 Shaft (badan), antara shaft dengan capital terdapat astragal
 Base (tumpuan) terdiri dari: apohyge, torus, plinth

http://rizqisyahrulmuharram.blogspot.com/2010
/06/perkembangan-arsitektur-yunani_24.html

 Penggunaan tiga langgam order


a. Dorik

http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

Berasal dari daerah Doria. Sifatnya sederhana, kokoh, maskulin, dan merupakan
perpaduan antara kekuatan dan keindahan. Arsitektur Order Dorik mempunyai
kolom yang gemuk (perbandingan diameter dibanding tinggi kolom tidak terlalu
besar), tidak ada hiasan pada bagian atas atau kepala kolomnya. Kolom Dorik
berdiri tanpa base, langsung di atas crepidoma atau lantai yang biasanya
mempunyai tiga tingkat tangga. Perbandingan antara tinggi kolom termasuk
capital dengan diameter adalah antara 4 : 1 hingga 6 : 1, sehingga kolom-kolom
terlihat rapat.

http://architecturoby.blogspot.com/20
09/03/arsitektur-yunani.html
  
Northington Grange Hampshire, England

Doric Tample of Sagesta, Greek


http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

b. Ionik
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

Merupakan langgam yang berasal dari pesisir yaitu Ionia. Kepala tiangnya
mengambil bentuk noctilus (kerang besar) yang melingkar pada kedua sisinya,
sedangkan pada dasar tiang memakai alas, bentuknya terlihat lebih langsing dan
tinggi.

http://architecturoby.
blogspot.com/2009/03/arsitektur-yunani.html
Temple Nike, Greek

Camphill Portico
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html
c. Korintian

http://exzanu.blogspot.com/2010/06/perkembangan-arsitektur-yunani.html

http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

Berasal dari bangsa Korintin. Gaya ini terlihat lembut, langsing dan rumit. Pada
bagian puncaknya dihiasi dengan daun Acanthus. Dalam hal proporsi, kolom ini
mirip dengan kolom ionik.
http://architecturoby.b
logspot.com/2009/03/arsitektur-yunani.html

Temple of Olympian Zeus


http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html
http://architecturoby.blogspot.com/2009/03/arsitektur-yunani.html

C. Peninggalan Arsitektur Yunani


Peninggalan arsitektur di Yunani adalah bukit ACROPOLIS, yaitu tempat bekas
pertahanan yang berada di tempat yang strategis namun tidak terorganisir (sesuai
dengan tapaknya yang berkontur).

Bukit Acropolis, Athena


http://www.tourtripgreece.gr
Bukit Acropolis, Athena
http://www.greece-athens.com

Di bukit inilah banyak terdapat peninggalan-peninggalan arsitektur, yaitu:


1. Parthenon
Kuil dibangun pada masa Pericles persembahan kepada Parthenos. Kuil
Parthenon dirancang oleh Ictinus dan Callicrates, pematungnya Pheidas.'' Denahnya
segi empat 30. 9 x 69. 5 M2 dengan deretan 17 kolom pada sisi terpanjang, 8 pada
sisi terpendek. Bagian utama kuil berdiri di atas crepidoma dengan tiga tangga,
masing-masing tingginya 508 mm. Bagian utama kuil dibagi menjadi dua ruang
bertolak belakang, oleh dinding melintang. Ruang di sebelah timur luasnya 19.2 x
29.8 M2. Untuk masuk ke dalam Naos di mana terdapat patung Athena Parthenons
(salah satu karya terbaik dari Pheidas) dengan ketinggian 13,3 meter yang terdapat
di daerah Cela Hills di ujung barat, terdapat pintu disebut Hecatompedon. Naos
dikelilingi balkon ber-bentuk U, berkolom Dorik. Plafon dari Naos dahulu terbuat dari
kayu. Di sebelah barat bertolak belakang dengan Naos terdapat kamar Parthenon
atau “kamar perawan” (virgin's chamber), dari mana nama kuil diambil. Pintu masuk
disebut Opistodomus dengan pintu lebar dalam satu sumbu dengan pintu di timur.
Baik Naos maupun virgin's chamber dikelilingi oleh dinding batu setebal 1.2M, dan di
luar juga keliling terdapat gang terbuka (ambulatory) selebar 2.7 M di sisi, 3.3 M di
depan dan belakang. Menggunakan order Dorik klasik dan dianggap sebagai puncak
kehalusan dalam pembuatan order di seluruh kawasan Yunani. Ciri Bangunan, yaitu:
 Denah berbentuk segi empat memanjang dan terdiri dan deretan kolom luar
(peristyle/colonade)
 Ada Celia Longitudinal, sebagai tempat patung dewa
 Bangunan merupakan unit-unit individual, tetapi tanggap terhadap lingkungannya
(seperti penempatan beberapa sclupture)
 Ciri bangunan terdefinisi secara jelas dan bertitik tolak pada aspek keindahan
manusia, melalui pembagian kepala (head), badan (body ) dan kaki (leg).

Fasad & Potongan Melintang Kuil Parthenon

Kuil Parthenon
http://e.wikipedia.org
Denah Parthenon

Dewi Athena
http://www.scribd.com/doc/37544048/Arsitektur-Yunani-Kuno

2. Propylea
Merupakan pintu gerbang ke tempat-tempat suci dan juga sekaligus sebagai tempat
melakukan pagelaran seni dan pertemuan umum. Order yang ada pada bangunan
ini adalah Doric dan Ionic yang terbuat dari batu pualam dan jika terkena sinar
matahari akan menghasilkan efek warna abu keemasan. Pembangunannya tak
sempat diselesaikan karena terjadi peperangan dengan bangsa Peloponnesia.
Propylaea
http://www.greece-athens.com

Propylaea
http://opentravel.com
Rencana Denah dan Fasad Propylaea
http://gothicstamps.com

3. Agora
Agora merupakan tempat umum yang dipakai untuk tempat berkumpulnya
masyarakat kota, semacam alun-alun yang berfungsi sebagai pasar.
Agora
http://www.sikyon.com

4. Stoa
Merupakan tempat seperti teras dengan tiang yang berderet yang berfungsi untuk
berteduh dari terik matahari dan hujan; juga sebagai pembatas yang menghubungkan
dengan Agora.

.
Stoa
http://www.steve-topper.com
5. Teater
Merupakan bangunan terbuka setengah lingkaran yang menempel pada lereng-
lereng gunung (karena belum ada teknologi untuk penyelesaian konstruksi yang berdiri
sendiri dengan skala besar), dengan batu cadas yang dibuat berundak-undak sebagai
tempat duduk, dan berakhir pada stage yang digunakan sebagai area persembahan
yang berbentuk lingkaran.
Fungsi bangunan tersebut adalah untuk persembahan drama tari dan nyanyi bagi
dewa Dionisious (Dewa Seni). Agar suaranya dapat didengar oleh seluruh warga yang
menjalani upacara persembahan tersebut, maka dengan membentuk area seperti
gentong (sistem akustiknya), persoalan suara dapat diatasi. Teater Epidaurus
dirancang oleh Polyclitus sekitar 350 SM. Mempunyai tempat duduk dari batu,
sementara teater sebelumnya mempunyai tempat duduk dari kayu.
 Umumnya merupakan teater terbuka dan dibuatdengan latar belakang bukit. 
Beberapa mencapaikapasitas tempat duduk 30.000;
 Bagian tengah disebut chorus/orchestra
(“tempatmenari”). Ruang bagi audiens berbentuk setengah lingkaran.
 Di belakang chorus adalah panggung panjangdan di belakangnya bangunan/
ruang ganti danpenyimpanan.
 Barisan depan, dengan tempat duduk terbuat dari marmer, diperuntukkan
bagi pendeta dan orang-orang penting.

Tampak Atas Teater Epidaurus


http://whitman.edu
Teater Epidaurus
http://lynnee8.wordpress.com

D. Penerapan Arsitektur Yunani/Klasik pada Masa Sekarang (di Indonesia)


Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai