21202244063
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
Kriteria sekolah yang dapat dikatakan memiliki mutu tinggi adalah sebagai berikut :
Segenap warga sekolah perlu memiliki wawasan bahwa terdapat unsur kultur
positif dan negatif yang berkaitan dengan visi dan misi sekolah. Berikut beberapa
contoh fenomena yang mencerminkan berbagai aspek kultural :
A. Kultur Positif
1. Terdapat ambisi untuk meraih prestasi, serta apresiasi terhadap prestasi dengan
memberikan penghargaan pada yang berprestasi
2. Hidup semangat menegakan sportivitas, jujur, mengakui keunggulan pihak
lain
3. Saling menghargai perbedaan
4. Saling percaya (trust)
B. Kultur Negatif
1. Banyak jam kosong dan absen dari tugas
2. Terlalu permisif terhadap pelanggaran nilai-nilai moral
3. Adanya friksi yang mengarah pada perpecahan dan terbentuknya
kelompok yang saling menjatuhkan.
4. Penekanan pada nilai pelajaran bukan pada kemampuan.
A. Faktor Pendukung
a. Faktor Internal
▪ Pembawaan/Hereditas
Pembawaan atau hereditas adalah sifat-sifat kecenderungan yang
dimiliki oleh setiap manusia sejak masih dalam kandungan sampai
lahir. Pembawaan ini hanya merupakan potensi-potensi. Berkembang
atau tidaknya suatu potensi yang ada pada seorang anak sangat
tergantung kepada faktor-faktor lain. Hal ini berpengaruh kepada
keberhasilan sekolah, sebab peserta didik yang memiliki
perkembangan yang baik dapat menyokong kualitas sekolah.
▪ Kepribadian
Perkembangan akhlak pada seseorang sangat ditentukan oleh
pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa
pertumbuhan yang pertama. Hal ini berpengaruh kepada keberhasilan
sekolah. Apabila peserta didik memiliki kepribadian yang bermasalah,
maka hal tersebut harus diperbaiki demi berkembangnya kultur di
sekolah. Perbaikan kepribadian peserta didik harus ditinjau lebih
lanjut, sehingga peserta didik mampu menyelesaikan permasalahan
internalnya dan dapat melaksanakan pendidikan sebagaimana
mestinya.
▪ Keluarga
Keadaan keluarga merupakan keadaan sehari-hari di dalam keluarga,
seperti sikap orang tua kepada anak-anaknya, sikap ayah kepada ibu,
sikap ibu kepada ayah, serta sikap orang tua kepada tetangga. Sikap
orang tua sangat mempengaruhi tingkah laku anak karena
perkembangan sikap sosial anak dimulai di dalam keluarga. Orang tua
yang penyayang, lemah lembut, adil dan bijaksana, akan
menumbuhkan sikap sosial yang menyenangkan pada anak. Saat anak
merasa diterima dan disayangi oleh orang tuanya, maka akan tumbuh
rasa percaya diri pada anak sehingga terbentuk pribadi yang
menyenangkan dan suka bergaul. Tentunya peran keluarga sangat
penting dalam mendukung keberhasilan mutu sekolah, sebab keluarga
menjadi salah satu motivasi peserta didik dalam mengenyam
pendidikan. Apabila peserta didik memiliki permasalahan keluarga,
maka akan berpengaruh kepada kepribadiannya, sehingga dalam
menjalankan pendidikan tidak dapat maksimal.
b. Faktor Eksternal
▪ Guru/Tenaga Pendidik
Pendidik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kultur sekolah karena pendidik merupakan
orang yang akan bertanggungjawab dalam pembentukan pribadi
peserta didik selama berada di lingkungan sekolah. Guru harus mampu
menunjukkan moral yang baik, serta mengajarkan pendidikan karakter
dalam kehidupan sehari-hari, sebab peran dan pengaruh seorang
pendidik terhadap peserta didik sangat kuat. Apabila guru tidak
bertanggungjawab terhadap peserta didik serta memiliki jejak yang
kurang baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap kultur
sekolah. Kultur sekolah dapat terpengaruh oleh kualitas tenaga
pendidik. Maka dari itu, guru harus mencerminkan akhlak yang mulia,
serta moral yang berbudi luhur demi meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia.
▪ Lingkungan
Lingkungan dapat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap berkembangnya kultur sekolah. Lingkungan alam yang luas
dan asri berpengaruh terhadap proses pembelajaran peserta didik.
Atmosfer yang nyaman dapat membuat peserta didik menjadi lebih
termotivasi untuk belajar dan berprestasi dengan unggul. Selain itu,
lingkungan yang paling berpengaruh dalam mengembangkan kultur
sekolah adalah lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan para
siswa yang baik menciptakan kondisi yang kondusif untuk terus
meningkatkan kualitas diri, serta menciptakan lingkungan kompetitif
yang baik untuk terus mencetak prestasi-prestasi yang membanggakan.
B. Faktor Penghambat
a. Faktor Internal
▪ Kepribadian
Kepribadian peserta didik dapat menjadi pengaruh yang besar bagi
keberhasilan sekolah. Peserta didik harus memiliki nilai moral yang
baik, serta harus mengemban tata krama yang telah diajarkan di
sekolah. Kepribadian peserta didik dapat menjadi penghambat
penyesuaian kultur sekolah yang positif, apabila peserta didik memiliki
kepribadian dan karakter yang menyalahi moral. Hal ini tentunya akan
memengaruhi peserta didik lainnya, sehingga akan menghambat kultur
sekolah dalam menuju kebaikan. Oleh karena itu, peserta didik harus
memiliki kesadaran tersendiri dalam mencari jati diri, peserta didik
juga harus selektif dalam memilah dan memilih pergaulan, manakah
pergaulan yang dapat menyokong kebaikan, serta manakah pergaulan
buruk yang harus ditinggalkan.
▪ Kurang Motivasi
Peserta didik yang kekurangan motivasi dalam belajar dapat menjadi
faktor penghambat dalam proses peningkatan kultur sekolah.
Kekurangan motivasi dapat menurunkan kemampuan produktivitas
seseorang. Apabila seseorang kekurangan motivasi belajar, maka
seseorang tersebut akan kehilangan kemampuannya dalam mencapai
prestasi. Oleh karena itu, peran tenaga pendidik dan keluarga sangat
penting untuk memacu motivasi peserta didik dalam mencetak
berbagai prestasi. Apabila permasalahan tersebut sudah dapat teratasi
dan sudah dapat diperbaiki, maka dalam peningkatan kultur sekolah
menjadi lebih baik, akan lebih mudah dan lebih suportif dalam
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para peserta didik.
b. Faktor Eksternal
▪ Lingkungan dan Sarana-Prasarana
Lingkungan dan sarana-prasarana yang kurang memadai dapat menjadi
faktor penghambat keberhasilan sekolah dalam meningkatkan kualitas.
Lingkungan dan sarana-prasarana merupakan aspek yang penting
dalam menunjang keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar.
Lingkungan dan sarana-prasarana yang kurang memadai akan
menyulitkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, serta akan
berpengaruh terhadap motivasi peserta didik. Oleh karena itu,
dibutuhkan lingkungan yang mendukung, serta sarana-prasarana yang
mencukupi untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Dengan
kelengkapan sarana-prasarana, akan menyokong sekolah dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
▪ Tenaga Pendidik yang Kurang Kompeten
Tenaga pendidik yang kurang kompeten dapat menjadi faktor
penghambat keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Tenaga pendidik yang kurang kompeten akan
menyebabkan para peserta didik kurang memahami pelajaran, sehingga
peserta didik akan kesulitan dalam meningkatkan prestasinya. Oleh
karena itu tenaga pendidik harus memiliki inisiatif untuk mempelajari
model-model pembelajaran yang sesuai dengan berkembangnya
zaman. Semakin inisiatif dan kreatif sebuah model pembelajaran, maka
para peserta didik akan tertarik mengikuti proses pembelajaran, serta
peserta didik akan merasa mudah dalam memahami pembelajaran.