Anda di halaman 1dari 6

Lembayung Luh Jingga

21202244063
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris

TUGAS SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI PENDIDIKAN


KULTUR SEKOLAH YANG KONDUSIF

1. Identifikasilah sekolah-sekolah yang bermutu baik dan sekolah yang perlu


dikembangkan!
Jawab :
Sekolah dapat dikatakan baik apabila memiliki kriteria yang telah memenuhi
standar pendidikan nasional. Sekolah harus memiliki mutu dan kualitas yang baik,
sebab sekolah merupakan salah satu sarana yang diperlukan untuk menunjang
pendidikan masyarakat. Melalui sekolah yang bermutu tinggi, maka sekolah tersebut
dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas, sehingga mampu menyongsong
sumber daya manusia untuk membangun bangsa.

Kriteria sekolah yang dapat dikatakan memiliki mutu tinggi adalah sebagai berikut :

1. Memiliki Kepemimpinan Sekolah (Kepala Sekolah) yang Efektif dan


Demokratis
Kepemimpinan sekolah memiliki keterkaitan yang erat bagi peningkatan
mutu sekolah. Kepemimpinan yang efektif dan demokratis akan memunculkan
kultur sekolah yang positif, sehingga mampu mendorong prestasi dengan berbagai
inovasi. Kepala sekolah memiliki peran yang besar dalam mengembangkan kultur
sekolah. Antara lain, mengevaluasi kultur sekolah yang ada, mengembangkan visi
dan misi baru untuk mengarahkan kultur sekolah, mendorong berkembangnya
kultur sekolah yang lebih positif dengan menempatkan sumberdaya manusia
(personil) pada tempat yang tepat, mengembangkan keragaman budaya, dan
mengembangkan cara-cara pemecahan konflik dengan damai (Zamroni, 2016).
Kepala sekolah memerlukan inisiatif serta kreativitas yang tinggi untuk
terus meningkatkan mutu sekolah dengan mengkaji keperluan dan kebutuhan
secara seksama. Pemahaman dan kajian tentang kelebihan dan kelemahan sekolah,
dapat menjadi modal dasar untuk meningkatkan capaian ke depan.

2. Mendiskusikan Arah dan Rencana Perkembangan Kultur Sekolah Bersama


Dalam membangun kultur sekolah yang baik, tentunya dibutuhkan arah
dan rencana perkembangan sekolah, serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai untuk
meningkatkan kualitas sekolah. Salah satu arah penting dalam pengembangan
kultur sekolah adalah menetapkan sejauh mana aspek kebersamaan, kerjasama dan
kolaborasi yang akan diwujudkan sekolah (Zamroni, 2016). Dalam hal ini,
dibutuhkan adanya kolaborasi, yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih yang
telah direncanakan dengan tujuan dan sistem kerja yang jelas. Keberhasilan
peningkatan mutu sekolah diperlukan kerjasama oleh seluruh anggota sekolah,
baik kepala sekolah, guru, staf administrasi, komite sekolah, siswa, sarana
prasarana harus bekerja saling mendukung. Kegiatan sekolah tidak akan
terorganisir secara baik apabila beberapa aspek tidak mendukung keberhasilan
peningkatan mutu sekolah. Kebersamaan merupakan suatu konsep yang penting
dikembangkan dalam kultur sekolah. Dengan adanya kebersamaan dan keterikatan
dari berbagai aspek yang mendukung, maka penyelenggaraan peningkatan mutu
sekolah akan berlangsung dengan lancar.

3. Meningkatkan Kualitas Tenaga Pendidik


Kemajuan sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kinerja guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Kemampuan guru harus dituntut
menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satu kemampuan profesional guru
yang penting dikembangkan adalah kreativitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang menarik, mudah dimengerti dan mencerahkan siswa dalam
kondisi iklim akademik yang menyenangkan. Guru harus kreatif menggunakan
pendekatan pembelajaran, menggunakan model pembelajaran, menggunakan
media pembelajaran yang dapat memudahkan dan menyenangkan siswa belajar.
Guru perlu memanfaatkan setiap kesempatan interaksi sesama guru terutama yang
memiliki disiplin ilmu yang sama, agar guru dapat saling asah, saling asuh dan
saling asih. Dalam interaksi yang harmonis, guru dapat berbagi (sharing) ilmu dan
wawasan satu sama lain, agar para guru dapat maju bersama.

4. Memotivasi dan memfasilitasi Siswa Untuk Berprestasi


Kualitas sekolah dapat ditunjukkan dari tingkat prestasi yang dicapai oleh
para siswa sekolah tersebut. Agar mampu meraih tingkat prestasi yang tinggi
dalam berbagai bidang, maka sekolah harus memiliki program dan kegiatan yang
jelas, sehingga dapat difokuskan dalam kegiatan yang berkelanjutan. Selain
prestasi akademik, sekolah dapat memfokuskan pula pada pengembangan bakat
dan karakter berakhlak mulia. Kepribadian para peserta didik yang baik, juga
merupakan salah satu penyokong kualitas kultur sekolah yang harus
diperhitungkan sebagai salah satu keberhasilan peserta didik. Memiliki siswa yang
cerdas, berkarakter baik, serta religius adalah tujuan setiap sekolah agar memiliki
kualitas yang baik di Indonesia. Keteladanan guru dan orang dewasa yang ada di
sekolah sangat membantu dalam pembentukan karakter. Nilai-nilai dominan
seperti sopan santun, disiplin, tanggung jawab, kejujuran, kebersihan, gemar
membaca, berprestasi, empati dan memiliki solidarisas sosial tinggi, banyak
diserap siswa dari keteladanan para guru mereka.

Segenap warga sekolah perlu memiliki wawasan bahwa terdapat unsur kultur
positif dan negatif yang berkaitan dengan visi dan misi sekolah. Berikut beberapa
contoh fenomena yang mencerminkan berbagai aspek kultural :
A. Kultur Positif
1. Terdapat ambisi untuk meraih prestasi, serta apresiasi terhadap prestasi dengan
memberikan penghargaan pada yang berprestasi
2. Hidup semangat menegakan sportivitas, jujur, mengakui keunggulan pihak
lain
3. Saling menghargai perbedaan
4. Saling percaya (trust)

B. Kultur Negatif
1. Banyak jam kosong dan absen dari tugas
2. Terlalu permisif terhadap pelanggaran nilai-nilai moral
3. Adanya friksi yang mengarah pada perpecahan dan terbentuknya
kelompok yang saling menjatuhkan.
4. Penekanan pada nilai pelajaran bukan pada kemampuan.

Kultur sekolah yang diciptakan sangat berpengaruh dengan proses


berkembangnya kualitas sekolah. Kultur sekolah yang positif, disertai dengan
berbagai aspek pendukung yang dapat meningkatkan mutu sekolah, akan menjadikan
sekolah memiliki nilai-nilai yang luhur, sehingga dapat mendorong peserta didik
untuk meningkatkan prestasi yang dimilikinya. Ciri khas dari sekolah- sekolah yang
unggul diantaranya memiliki komitmen yang tinggi untuk unggul, jiwa kepemimpinan
yang handal, kesempatan untuk belajar dan pengaturan waktu yang jelas, lingkungan
sekolah yang aman, terjalin hubungan yang baik antara rumah dan sekolah, serta
monitoring terhadap kemajuan siswa-siswi dilakukan secara berkala.

2. Apa saja faktor-faktor yang menentukan keberhasilan sekolah dan faktor


yang menghambat keberhasilan sekolah?
Jawab :

A. Faktor Pendukung
a. Faktor Internal
▪ Pembawaan/Hereditas
Pembawaan atau hereditas adalah sifat-sifat kecenderungan yang
dimiliki oleh setiap manusia sejak masih dalam kandungan sampai
lahir. Pembawaan ini hanya merupakan potensi-potensi. Berkembang
atau tidaknya suatu potensi yang ada pada seorang anak sangat
tergantung kepada faktor-faktor lain. Hal ini berpengaruh kepada
keberhasilan sekolah, sebab peserta didik yang memiliki
perkembangan yang baik dapat menyokong kualitas sekolah.
▪ Kepribadian
Perkembangan akhlak pada seseorang sangat ditentukan oleh
pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama pada masa-masa
pertumbuhan yang pertama. Hal ini berpengaruh kepada keberhasilan
sekolah. Apabila peserta didik memiliki kepribadian yang bermasalah,
maka hal tersebut harus diperbaiki demi berkembangnya kultur di
sekolah. Perbaikan kepribadian peserta didik harus ditinjau lebih
lanjut, sehingga peserta didik mampu menyelesaikan permasalahan
internalnya dan dapat melaksanakan pendidikan sebagaimana
mestinya.
▪ Keluarga
Keadaan keluarga merupakan keadaan sehari-hari di dalam keluarga,
seperti sikap orang tua kepada anak-anaknya, sikap ayah kepada ibu,
sikap ibu kepada ayah, serta sikap orang tua kepada tetangga. Sikap
orang tua sangat mempengaruhi tingkah laku anak karena
perkembangan sikap sosial anak dimulai di dalam keluarga. Orang tua
yang penyayang, lemah lembut, adil dan bijaksana, akan
menumbuhkan sikap sosial yang menyenangkan pada anak. Saat anak
merasa diterima dan disayangi oleh orang tuanya, maka akan tumbuh
rasa percaya diri pada anak sehingga terbentuk pribadi yang
menyenangkan dan suka bergaul. Tentunya peran keluarga sangat
penting dalam mendukung keberhasilan mutu sekolah, sebab keluarga
menjadi salah satu motivasi peserta didik dalam mengenyam
pendidikan. Apabila peserta didik memiliki permasalahan keluarga,
maka akan berpengaruh kepada kepribadiannya, sehingga dalam
menjalankan pendidikan tidak dapat maksimal.

b. Faktor Eksternal
▪ Guru/Tenaga Pendidik
Pendidik merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kultur sekolah karena pendidik merupakan
orang yang akan bertanggungjawab dalam pembentukan pribadi
peserta didik selama berada di lingkungan sekolah. Guru harus mampu
menunjukkan moral yang baik, serta mengajarkan pendidikan karakter
dalam kehidupan sehari-hari, sebab peran dan pengaruh seorang
pendidik terhadap peserta didik sangat kuat. Apabila guru tidak
bertanggungjawab terhadap peserta didik serta memiliki jejak yang
kurang baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap kultur
sekolah. Kultur sekolah dapat terpengaruh oleh kualitas tenaga
pendidik. Maka dari itu, guru harus mencerminkan akhlak yang mulia,
serta moral yang berbudi luhur demi meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia.
▪ Lingkungan
Lingkungan dapat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap berkembangnya kultur sekolah. Lingkungan alam yang luas
dan asri berpengaruh terhadap proses pembelajaran peserta didik.
Atmosfer yang nyaman dapat membuat peserta didik menjadi lebih
termotivasi untuk belajar dan berprestasi dengan unggul. Selain itu,
lingkungan yang paling berpengaruh dalam mengembangkan kultur
sekolah adalah lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan para
siswa yang baik menciptakan kondisi yang kondusif untuk terus
meningkatkan kualitas diri, serta menciptakan lingkungan kompetitif
yang baik untuk terus mencetak prestasi-prestasi yang membanggakan.
B. Faktor Penghambat
a. Faktor Internal
▪ Kepribadian
Kepribadian peserta didik dapat menjadi pengaruh yang besar bagi
keberhasilan sekolah. Peserta didik harus memiliki nilai moral yang
baik, serta harus mengemban tata krama yang telah diajarkan di
sekolah. Kepribadian peserta didik dapat menjadi penghambat
penyesuaian kultur sekolah yang positif, apabila peserta didik memiliki
kepribadian dan karakter yang menyalahi moral. Hal ini tentunya akan
memengaruhi peserta didik lainnya, sehingga akan menghambat kultur
sekolah dalam menuju kebaikan. Oleh karena itu, peserta didik harus
memiliki kesadaran tersendiri dalam mencari jati diri, peserta didik
juga harus selektif dalam memilah dan memilih pergaulan, manakah
pergaulan yang dapat menyokong kebaikan, serta manakah pergaulan
buruk yang harus ditinggalkan.
▪ Kurang Motivasi
Peserta didik yang kekurangan motivasi dalam belajar dapat menjadi
faktor penghambat dalam proses peningkatan kultur sekolah.
Kekurangan motivasi dapat menurunkan kemampuan produktivitas
seseorang. Apabila seseorang kekurangan motivasi belajar, maka
seseorang tersebut akan kehilangan kemampuannya dalam mencapai
prestasi. Oleh karena itu, peran tenaga pendidik dan keluarga sangat
penting untuk memacu motivasi peserta didik dalam mencetak
berbagai prestasi. Apabila permasalahan tersebut sudah dapat teratasi
dan sudah dapat diperbaiki, maka dalam peningkatan kultur sekolah
menjadi lebih baik, akan lebih mudah dan lebih suportif dalam
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para peserta didik.

b. Faktor Eksternal
▪ Lingkungan dan Sarana-Prasarana
Lingkungan dan sarana-prasarana yang kurang memadai dapat menjadi
faktor penghambat keberhasilan sekolah dalam meningkatkan kualitas.
Lingkungan dan sarana-prasarana merupakan aspek yang penting
dalam menunjang keberhasilan kegiatan belajar dan mengajar.
Lingkungan dan sarana-prasarana yang kurang memadai akan
menyulitkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, serta akan
berpengaruh terhadap motivasi peserta didik. Oleh karena itu,
dibutuhkan lingkungan yang mendukung, serta sarana-prasarana yang
mencukupi untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Dengan
kelengkapan sarana-prasarana, akan menyokong sekolah dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
▪ Tenaga Pendidik yang Kurang Kompeten
Tenaga pendidik yang kurang kompeten dapat menjadi faktor
penghambat keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Tenaga pendidik yang kurang kompeten akan
menyebabkan para peserta didik kurang memahami pelajaran, sehingga
peserta didik akan kesulitan dalam meningkatkan prestasinya. Oleh
karena itu tenaga pendidik harus memiliki inisiatif untuk mempelajari
model-model pembelajaran yang sesuai dengan berkembangnya
zaman. Semakin inisiatif dan kreatif sebuah model pembelajaran, maka
para peserta didik akan tertarik mengikuti proses pembelajaran, serta
peserta didik akan merasa mudah dalam memahami pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai