Dosen Pembimbing :
Elok Widayanti
Disusun oleh :
OKTOBER 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan adanya aktivitas antimikroba dari
Plumeria alba terhadap Streptococcus pyogenes yang dapat diamati dari Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM).
BAB II
Tinjauan Pustaka
Streptococcus mutans adalah penghuni normal rongga mulut, streptococcus mutans dapat
berubah menjadi patogen bila lingkungan hidup bakteri tersebut menguntungkan dan terjadi
peningkatan populasi (Kidd dan Bechal, 1992). Streptococcus adalah salah satu genus dari
bakteri nonmotil yang mengandung sel gram positif, berbentuk buat, oval dan membentuk rantai
pendek, panjang atau berpasangan. Bakteri ini tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat
ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan hewan. Ada juga jenis yang digunakan untuk
fermentasi makanan dan minuman. Beberapa jenis ada yang bersifat patogen. Spesies bakteri
Streptococcus yang bersifat patogen diantaranya dapat menyebabkan penyakit seperti
pneumonia, meningitis, necrotizing fasciitis, erisipelas, radang tenggorokan, dan endokarditis.
Jenis bakteri dari genus ini juga banyak digunaan dalam produksi keju dan yogurt. Klasifikasi
bakteri dari genus Streptococcus disusun berdasarkan sifat-sifat hemolitik yang dimiliki yaitu
Streptococcus hemolitik alpha, hemolitik beta, dan hemolitik gamma. Berdasarkan kombinasi
sifat antigen, hemolitik dan fisiologisnya, genus dari banteri ini dibagi menjadi grup A, B, C, D,
F, dan G. Grup A dan D dapat ditularkan pada manusia melalui makanan.
Kemboja, kamboja atau semboja (Plumeria) adalah sekelompok tumbuhan dalam marga
Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal. Bunganya yang
harumnya sangat khas, dengan mahkota berwarna putih hingga merah keunguan, biasanya lima
helai. Bunga dengan empat atau enam helai mahkota bunga oleh masyarakat tertentu dianggap
memiliki kekuatan gaib. Jenis akarnya serabut dan tekstur bunganya tidak terlalu kasar dan tidak
terlalu halus. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk
menghormati Charles Plumier (1646-1706), pakar botani asal Prancis. Walaupun berasal dari
tempat yang jauh, kemboja sekarang merupakan pohon yang sangat populer di Pulau Bali karena
ditanam di hampir setiap pura serta sudut kampung, dan memiliki fungsi penting dalam
kebudayaan setempat. Di beberapa tempat di Nusantara, termasuk Malaya, kemboja ditanam di
pekuburan sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat. Kemboja dapat diperbanyak dengan
mudah, melalui stek batang.
Metode dilusi digunakan untuk menentukan kadar hambat minimum (KHM) dan kadar
bunuh minimal (KBM) dari obat anti mikroba. Prinsip dari metode dilusi ini adalah
menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah tertentu sel mikroba
yang diuji. Setelah itu masing-masing diuji dengan obat yang telah diencerkan secara serial. Seri
tabung diinkubasi pada suhu 36±10C selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada
tabung. Konsentrasi terendah obat pada tabung yang ditunjukan dengan hasil biakan yang mulai
tampak jernih (tidak ada pertumbuhan mikroba) adalah KHM dari obat. Konsentrasi terendah
obat pada biakan padat yang ditunjukan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni mikroba
adalah KBM dan obat terhadap bakteri uji.
D. pengertian inkubasi
E. pengetian antibakteri
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan
bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikrob yang merugikan.[1] Mikroorganisme
dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta
merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri.[2]
BAB III
Metodologi
Alat
1. ose
2. Bunsen
4. gelas ukur
5. tissue
6. pipet ukur
7. erlenmayer
8. vortex
9. cawan
10. drigalski
Bahan
B. prosedur kerja
4.1 Hasil
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode delusi,hasil yang didapatkan
menunjukkan hasil kekeruhan yang tidak signifikan (gambar 1).Hal tersebut terjadi
karena ekstrak bunga kamboja yang berwarna coklat tua keruh sehingga Konsentrasi
Hambat Minimum (KHM) tidak dapat dinilai secara visual.
Selanjutnya, dilakukan proses streaking pada blood agar untuk menentukan
Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Hasil dari proses streaking dapat dilihat setelah
dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 °C (Gambar 2) dan dilanjutkan uji Kadar
Bunuh Minimum (Tabel 1).
Dalam Tabel 1 Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dapat dinilai setelah
dilakukan penanaman dari masing-masing tabung dilusi pada blood agar plate. Ketiga
replikasi menunjukkan hasil yang sama, yaitu tidak ditemukan adanya pertumbuhan
koloni bakteri pada tabung T1, tabung T2, tabung T3, tabung T4, tabung T5 dan
ditemukan adanya pertumbuhan koloni bakteri pada tabung T6, tabung T7, tabung T8,
tabung T9. Pada penelitian ini didapatkan bahwa Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)
ekstrak bunga kamboja terhadap bakteri Streptococcus pyogenes adalah 7,81 mg/ml.
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini menggunakan metode dilusi. Metode dilusi dengan medium
cair steril digunakan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak bunga kamboja
(Plumeria alba) terhadap bakteri Streptococcus pyogenes. Replikasi dilakukan sebanyak
tiga kali. Setiap replikasi terdiri dari 11 tabung yaitu 9 tabung perlakuan dan 2 tabung
kontrol. Tabung kontrol negatif berisi ekstrak bunga kamboja, sedangkan tabung kontrol
positif berisi medium cair steril yang telah ditanami koloni bakteri Streptococcus
pyogenes. Tabung perlakuan terdiri dari tabung T1-T9 berisi koloni bakteri Streptococcus
pyogenes dan ekstrak bunga kamboja dengan konsentrasi 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,50
mg/ml, 31,25 mg/ml, 15,63 mg/ml, 7,81 mg/ml, 3,91 mg/ml, 1,95 mg/ml, 0,98
mg/ml.Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) pada penelitian ini tidak dapat ditentukan
karena perubahan tingkat kejernihan yang tidak signifikan pada tiap tabung perlakuan.
Ekstrak yang digunakan pun tak hanya keruh, namun juga berwarna coklat kehitaman
sehingga semakin mempersulit penentuan Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM).Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dilakukan dengan penanaman seluruh
tabung pada media blood agar plate dengan metode streaking yang selanjutnya juga
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37o C. Setelah itu diamati ada tidaknya pertumbuhan
koloni pada media tersebut. Hasil penanaman untuk menentukan Konsentrasi Bunuh
Minimum (KBM) terangkum dalam Tabel 1 Konsentrasi terkecil dimana tidak
didapatkan pertumbuhan koloni bakteri yaitu pada penanaman tabung T6 dengan
konsentrasi ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba) 7,81 mg/ml.
BAB V
KESIMPULAN
Ekstrak pada bunga kamboja (Plumeria alba) memiliki efek antibakterial terhadap
bakteri Streptococcus pyogenes
.Konsentrasi Hambat Minimum esktrak bunga kamboja (Plumeria alba) terhadap
bakteri Streptococcus pyogenes tidak dapat ditentukan karena ekstrak yang
berwarna coklat kehitaman dan keruh, sehingga perubahan tingkat kejernihan
tidak dapat diamati.
Konsentrasi Bunuh Minimum ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba) terhadap
bakteri Streptococcus pyogenes adalah 7.81 mg/ml.
DAFTAR PUSTAKA
Jiwantono, Felicia, Marijam Purwanta, and Yuani Setiawati. "UJI Efektivitas Ekstrak Bunga
Kamboja (Plumeria alba) Sebagai Antibakteri Terhadap Streptococcus pyogenes." Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala 17.3 (2017): 147-155.
Jiwantono, F., Purwanta, M., & Setiawati, Y. (2017). UJI Efektivitas Ekstrak Bunga Kamboja
(Plumeria alba) Sebagai Antibakteri Terhadap Streptococcus pyogenes. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala, 17(3), 147-155.