“In Vitro Regeneration of Clematis Plants in the Nikita Botanical Garden via
Somatic Embryogenesis and Organogenesis”
03
Hasil dan Pembahasan
You could describe the
topic of the section here
04
Kesimpulan
You could describe the
topic of the section here
Pendahuluan
● Genus Clematis L. merupakan bagian dari keluarga buttercup (Ranunculaceae Juss.)
● Tanaman Clematis banyak digunakan sebagai ornamen taman namun banyak spesies yang memiliki nilai
ekonomi yang menguntungkan karena tanaman ini mengandung minyak esensial, tanin, vitamin C, dan
beberapa memiliki efek fungisidal yang mampu menghambat perkembangan fungi.
● Terdapat sekitar 24 spesies dan 236 kultivar tanaman Clematis di Nikita Botanical Garden. Koleksi berharga ini
membantu dalam melestarikan spesies Clematis dan menyediakan berbagai fitur morfologi untuk
perkembangan pemuliaan tanaman.
● Tanaman Clematis berbunga besar diperbanyak secara vegetatif karena sebagian besar hibrida tidak memiliki
keturunan benih yang layak. Banyak dari bibit yang dibudidayakan seringkali tidak cukup dekoratif dan gagal
menampilkan fitur estetika dari tanaman induk. Selain itu, tanaman clematis dipengaruhi secara signifikan oleh
virus, jamur, dan bakteri yang tidak hanya mengurangi sisi estetika, tapi juga mempersulit perbanyakan secara
massal.
● Metode perbanyakan secara konvensional tidak efisien untuk menghasilkan jumlah tanaman yang diinginkan
serta tidak dapat memenuhi permintaan industri bahan baku makanan dan medis. Namun, metode
bioteknologi modern yang berkembang telah berhasil memultipikasi tanaman langka dan tunggal serta
kultivar baru dan pemuliaan.
Pendahuluan
● Kapasitas morfogenik pada tanaman dapat diwujudkan dengan berbagai cara seperti melalui organogenesis
dan somatik embriogenesis. Telah banyak studi yang mempelajari terkait kapasitas morfogenetik kultivar dan
spesies clematis tertentu namun masih dibutuhkan evaluasi yang menyeluruh dan kuat tentang kapasitas
regeneratif tanaman clematis yang dibudidayakan secara in vitro di bawah pengaruh gabungan dari berbagai
faktor seperti genotipe, ZPT, intensitas cahaya, dan suhu.
● Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini adalah untuk menilai potensi morfogenetik eksplan dari 13 kultivar
clematis di bawah pengaruh berbagai faktor budidaya, pada tahap induksi pembentukan struktur morfogenik
dan regenerasi tanaman.
● Harapannya hasil penelitian ini dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman sehat di masa depan dan
pembuatan in vitro bank gen.
Bahan dan Metode
Metode
1 Bahan Tanaman dan Pembentukan Budidaya
Bahan tanam dalam pembentukan budidaya menggunakan eksplan
yang berasal dari tanaman induk terdiri dari 13 kultivar Clematis
diantaranya Alpinist, Ay-Nor, Bal Tsvetov, Crimson star, Crystal
fountain, Kosmicheskaya melodiya, Lesnaya opera, Madame julia
correvon, Nevesta, Nikitsky rosovyi, Nikolay rubtsov, Serenada
kryma, dan Vechniy zov.
Bahan dan Metode
Metode
1 Bahan Tanaman dan Pembentukan Budidaya
Langkah-langkah :
1. Bahan tanaman diisolasi dengan menggunakan larutan etanol
70% selama 1 menit. Kemudian dilanjutkan larutan yang
mengandung klorin 0,3-0,4% selama 15 menit dan laritan
thimerosal (Sigma, AS) dengan 1-2 tetes Tween 20.
2. Setelah ditambahkan pada setiap reaktan, pucuk sepanjang 3
cm di uci sebanyak 3 kali dalam air suling steril. Kemudian
pucuk disterilisasi dengan frekuensi kontaminasi dari 10%.
Bahan dan Metode
Metode
1 Bahan Tanaman dan Pembentukan Budidaya
Langkah-langkah :
3. Media kultur induksi ditambahkan dengan 0.89 μM
6-benzylaminopurine (BAP, Sigma, Amerika Serikat), 30 g/L sukrosa,
dan 9 g/L agar (PanReac, Spanyol).
4. Setelah itu, ntuk menghilangkan infeksi virus, 10 mg/L virocid
ribavirin (Virazole, 1-β-Dribofuranosyl-1,2,4-triazole-3-carboxamide,
Duchefa Biochemie, Holland) lalu ditambahkan ke media pada
tahap pengenalan eksplan.
5. Subkultur dilakukan dengan interval selama 2 minggu. Semua
penanganan dan perawatan dilakukan dalam kondisi aseptik di
dalam lemari aliran laminar SC2 (ESCO, Singapura).
Bahan dan Metode
Metode
2 Induksi Organogenesis dan Regenerasi
Bahan untuk menginduksi organogenesis dan regenerasi
menggunakan tunas makro dan stek makro dari 13 kultivar, media
kultur MS dan vitamin MS dengan berbagai ZPT, 2,20-8,90μM BAP
dalam kombinasi dengan 0,049 μM naphthylacetic acid (NAA,
Duchefa Biochemie, Holland) atau 3.0–9.0 μM thidiazuron (TDZ,
Duchefa Biochemie, Holland), ditambah dengan 100 mg/L
myo-inositol (Duchefa Biochemie, Holland), 30 g/L sukrosa, dan 9
g/L agar.
Bahan dan Metode
Metode
2 Induksi Organogenesis dan Regenerasi
Langkah-langkah :
1. Media MS dengan 0.89μM BAP sebagai kontrol. Kemudian
media kultur dengan pH antara 5.7-5.8 diautoklaf pada suhu
120°C selama 7-12 menit dalam sterilisasi LAC 5060S (Daihan
Labtech, Korea Selatan).
2. Zat pengatur tumbuh dan vitamin disterilkan dengan
penyaringan dingin melalui filter GP MILLEX (0,22 μm).
Kemudian ditambahkan ke media setelah autoklaf.
Bahan dan Metode
Metode
2 Induksi Organogenesis dan Regenerasi
Langkah-langkah :
3. Bejana kultur (100-250 ml/botol) dengan eksplan disimpan di
ruang pertumbuhan “BIOTRON” dan di ruang pertumbuhan
tanaman (MLR-352-PE, Panasonic, Jepang) pada suhu 24±1°C,
dengan fotoperiode 16 jam di bawah lampu fluoresen cahaya
putih dingin (Philips TL, 40 W intensitas cahaya 37,5 μmol m−2
s−1).
4. Subkultur pada setiap kultivar dilakukan selama 3-4 minggu.
Bahan dan Metode
Metode
3 Induksi Embriogenesis Somatik dan Regenerasi
Tanaman
Bahan menggunakan 13 kultivar dengan 1-2 ruas media MS yang
dipadatkan dengan vitamin MS, 100 mg/L myo-inositol, dan zat
pengatur tumbuh yang berbeda. Media kultur MS dengan 1,8μM
zeatin dan 0,04 μM indole-3-butyric acid (IBA, Duchefa
Biochemie, Holland) untuk menginduksi pembentukan kalus.
Induksi pembentukan kalus embriogenik, 0,9–6,8μM zeatin
(Sigma, AS) atau 0,9–6,8 μM 2,4-D (asam 2,4-diklorofenoksiasetat,
Sigma, AS), Sukrosa 30 g/L, agar-agar 9 g/L
Bahan dan Metode
Metode
3 Induksi Embriogenesis Somatik dan Regenerasi
Tanaman
Media dengan 0,4-4,6μM IBA dan 1,8 μM zeatin untuk menginduksi
pembentukan embrio somatik sekunder, embrio somatik primer.
Kalus pada media MS dengan 0,4-4,6μM zeatin untuk menginduksi
embriogenesis somatik tidak langsung. Media MS dengan 0,89 atau
2,22μM BAP untuk menginduksi pembentukan embrio somatik
sekunder, embrio somatik primer. Media MS dengan 0,44-8,9 μM
BAP dan 0,09 μM IBA untuk menginduksi embriogenesis somatik
langsung dalam 5 kultivar (Ay-Nor, Crimson Star, Crystal Fountain,
Kosmicheskaya Melodiya, Lesnaya Opera, Nivesta, Serenada Kryma,
dan kultivar Vechniy Zov.
Bahan dan Metode
Metode
3 Induksi Embriogenesis Somatik dan Regenerasi
Tanaman
Langkah-langkah untuk menginduksi embriogenesis somatik tidak langsung :
1. Pembuluh kultur (botol 100 atau 250 ml) dengan tunas mikro, potongan
mikro, dan embrio somatik disimpan pada suhu 24± 1◦C, dengan
fotoperiode 16 jam di bawah lampu fluoresen cahaya putih dingin
(Philips TL, 40 W: 37,5 μmol m-2 S-1 Intensitas cahaya).
2. Induksi embriogenesis somatik, wadah kultur dengan kalus ditempatkan
di ruang pertumbuhan dengan suhu (20–30◦C) san intensitas cahaya
(5–60 μmol m2 S1) diatur di bawah fotoperiode 16 jam.
3. Subkultur setiap kultivar dilakukan dengan selama 3-4 minggu.
Bahan dan Metode
Metode
3 Induksi Embriogenesis Somatik dan Regenerasi
Tanaman
Langkah-langkah untuk menginduksi embriogenesis somatik
langsung :
1. Kultur diinkubasi pada suhu 24±1°C, fotoperiode 16 jam di
bawah lampu fluoresen cahaya putih dingin (Philips TL, 40 W:
37,5 μmol m-2 S-1 Intensitas cahaya).
2. Subkultur setiap kultivar dilakukan dengan selama 3-4
minggu.
Bahan dan Metode
Metode
Analisis Histologi Struktur Morfogenik
4
Bahan menggunakan 4 kultivar dengan 6 struktur Alpinist, Madame
Julia Correvon, Crystal Fountain dan Nevesta.
Langkah-langkah :
1. Kalus dan embrio somatik difiksasi dalam larutan
formalinaseto-alkohol (FAA). Setelah difiksasi, bahan
dipindahkan ke larutan etil alkohol 70%. Isopropil alkohol
digunakan untuk dehidrasi material.
2. Kemudian, bahan dipertahankan dalam dua larutan xilena,
masing-masing selama 2 jam. Setelah itu, dibenamkan dalam
parafin. Infiltrasi dengan parafin dilakukan selama 7 hari.
Bahan dan Metode
Metode
Analisis Histologi Struktur Morfogenik
4
Langkah-langkah :
3. Bagian serial kalus dan embrio somatik dipotong menjadi 10 μm
tebal dengan mikrotom semi-otomatis putar RMD-3000
(MedTehnikaPoint, Rusia).
4. Kemudian ditempelkan pada slide permanen yang diwarnai
dengan metil hijau-pironin dan biru alcian, serta hematoksilin dan
biru alcian.
5. Slide di analisis menggunakan metode medan terang dan
pengamatan cahaya terpolarisasi di bawah mikroskop.
Bahan dan Metode
Metode
5 Analisis Statistik
Langkah-langkah :
1. Setiap perlakuan terdiri dari lima wadah kaca dengan empat
eksplan masing-masing kultivar Clematis (tunas mikro, stek
mikro, kalus, embrio somatik) dan diulang dalam rangkap tiga.
2. Kemudian catat jumlah tunas vegetatif yang meregenerasi
kalus atau embrio somatik selama 2-4 minggu. Pada jumlah
tunas mikro per eksplan ditentukan setiap bulan.
3. Kemudian amati data jumlah tunas mikro yang diregenerasi per
eksplan, panjang eksplan, dan jumlah ruas dianalisis, statistik
rata-rata analisis varians (ANOVA) dan standar deviasi untuk
menemukan variabilitas antara perlakuan yang berbeda.
HASIL PENGAMATAN
● Faktor pendorong eksplan adalah jenis konsentrasi zpt
● Minggu 1: diamati perkembangan tunas vegetatif
● Minggu 2: diamati pembentukan tunas mikro tunggal
● Minggu 3-4: respon terbaik dalam hal jumlah kalus
morfogenik, tunas adventif, dan pembentukan tunas
mikro diamati pada media dengan TDZ. Pada minggu
ke-4 jumlah tunas telah mencapai 10-15 per eksplan
● BAP: sedikit meningkatkan jumlah tunas adventif dan
regenerasi tunas mikro
● Perlakuan dengan zpt TDZ menghasilkan jumlah
regenerasi tunas mikro lebih banyak dibanding zpt BAP
● Konsentrasi 8,90 M BAP dan 0,049 M NAA
menghasilkan tunas mikro adventif dengan panjang
maksimum.
Hasil Pengamatan
Ciri khas embrioid selama periode ini adalah perkecambahan akar, setelah itu
regenerasi tunas mikro dimulai.