Anda di halaman 1dari 10

Improved Production of

Potato Microtubers Using a


Temporary Immersion
System
(Peningkatan Produksi Umbi Mikro Kentang
Menggunakan Sistem Perendaman Sementara)

KELOMPOK 3
Pendahuluan

Umbi mikro kentang (Solanum tuberosum L.) memiliki beberapa keunggulan


dibandingkan tanaman perbanyakan in vitro lainya, karena dapat disimpan dan
ditransplantasikan langsung ke lapangan tanpa melalui tahap aklimatisasi. Selain itu,
Penanganan dan pengiriman juga lebih mudah, sehingga memudahkan komersialisasi
dan pertukaran plasma nutfah internasional. Namun, disamping keunggulan yang dimilki
tanaman kentang, terdapat kekurangan yang menjadi konsen dari penelitian ini yaitu
umbi yang rendah, dan ukuran yang relatif kecil daripada tanaman kentang jenis lainya.
Beberapa pendekatan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas
umbi dan jumlah umbi per tanaman seperti mengubah komponen media
kultur, penambahan zat pengatur tumbuh, manipulasi kondisi kultur, dan
penggunaan media cair dalam labu atau bioreaktor yang dikocok.
Tujuan percobaan

Membangun sistem produksi otomatis biaya rendah


untuk mikrotuber dan untuk mengetahui pengaruh
perendaman sementara eksplan terhadap kualitas tanaman
serta jumlah dan ukuran umbi, selama perbanyakan tunas
kentang dan tahap induksi umbi. .
Bahan dan Metode

Planlet kentang dari meristem apikal pada media MS (0.5


mg l−1 thiamine HCl, 100 mg l−1 myo-inositol, 20 g l−1
sucrose, dipadatkan dengan 7 g l−1 agar)/
Planlet disubkulturkan setiap 21 hari dalam pot kaca yang
mengandung 30 ml media tumbuh. Untuk induksi dan
pengembangan umbi digunakan media yang sama namun
dengan penambahan 80 gr sukrosa. pH media sebesar 5.8.
Sistem perendaman sementara
(TIS)

Bejana kaca (4000 ml) dengan tutup silikon. Sepasang bejana


berhubungan dihubungkan oleh auto-tabung silikon clavable (ID = 6
mm), satu digunakan sebagai reservoir medium dan satu lagi sebagai
wadah kultur. Sebuah filter sterilisable (0,22 μ m, Midisart 2000,
Sar-torius AG) dipasang ke setiap labu untuk ventilasi. Dengan
membuka satu elektrovalve atau yang lain, media memerah dari
bejana reservoir ke bejana kultur atau sebaliknya. Setelah 21 hari
seluruh media ditukar dengan media 3500 ml untuk induksi umbi (80 gr
sukrosa) dan tanaman diinkubasi dalam gelap kondisi selama 6
minggu.
Hasil Dan
Pembahasan
HASIL

PEMBAHASAN
Dari pengamatan didapatkan bahwa tanaman dari dua kultivar yang dibudidayakan pada perlakuan T.I.S menghasilkan

- Pertumbuhan lebih kuat dibandingkan dengan media padat

- Panjang batang 3 kali lipat lebih besar, daun lebih besar, dan ruas lebih panjang dibandingkan dengan media padat

- Ruas batang pertanaman berkisar 9.5 – 11.5


PEMBAHASAN
Frekuensi dan lamanya perendaman
untuk multiplikasi dan pengembangan
tunas merupakan faktor penting
karena mampu mempengaruhi suplai
nutrisi dan komposisi media kultur.
Tingkat pertumbuhan tunas kentang
terbaik terdapat pada perendaman 5
menit setiap 3 jam ( 8 kali
perendaman per hari) sehingga lebih
sedikit perendaman perhari https://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Iptek%20Sayuran/08.pdf

mengakibatkan berkurangnya
pertumbuhan tanaman.
Kesimpulan
Perendaman sementara menjadi salah satu solusi untuk produksi
mikrotuber kentang. Dikarenakan hasil dari perlakuan dapat
menghasilkan umbi yang lebih banyak juga ukuran dan berat umbi
yang meningkat dibanding menggunakan media padat.
Keuntungannya, umbi dapat langsung disimpan dan ditransplantasikan
tanpa aklimatisasi. Strategi teknik ini dengan menggabungkan induksi
dan penyimpanan umbi mikro dengan produksi tanaman In vitro, sesuai
pola musiman kentang. Dengan memanipulasi perendaman sementara
dan kondisi budidaya, dapat menjadi perbaikan lebih lanjut dalam
peningkatan bobot umbi serta jumlah umbi setiap tanaman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai