Anda di halaman 1dari 10

Tissue Culture Techniques for Callus

Induction in Rice
1. Maratus Sofiyah A24190037
2. Salsabila Yunedi A24190124
3. Widya Listiyani A24190167
4. Khairul Yanuar A24190176
5. Wildan Bagus Kurniawan A14190043
Table of Contents

Bahan dan
Pendahuluan Pembahasan Kesimpulan
prosedur
PENDAHULUAN

Beras merupakan tanaman unggulan kedua di Pakistan


setelah gandum. Produksi tahunan beras dunia adalah 598 ton
pada tahun 2000-2001 (FAO 2002) dan Asia merupakan penghasil
beras terbesar. Beras juga memiliki peran penting dalam
perekonomian di Pakistan. Akan tetapi padi merupakan tanaman
yang rentan terhadap hama dan penyakit sehingga perlu dilakukan
perbaikan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan. Hal ini
karena teknik kultur jaringan lebih mudah dan lebih sering
digunakan dibandingkan dengan pemuliaan tanaman secara
konvensional.
Bahan dan prosedur

Bahan-bahan yang digunakan:

● Benih Basmati-370 dan


Basmati-385
● Media M.S dan N6
● ZPT (2,4-D dan BAP)
● Clorox (5.25% sodium hypoclorite)
● Etanol
Bahan dan Prosedur (2)
Prosedur kerja penelitian ini dibagi menjadi empat bagian:
1. Sterilisasi permukaan benih padi
Sumber eksplan dari benih varietas Basmati-370 dan Basmati-385.
Benih disterilisasi menggunakan clorox (5.35% natrium hipoklorit)
dan etanol. kemudian di bilas tiga kali dengan air suling yang
diautoklaf. Terakhir, benih dikeringkan dengan kertas saring yang
diautoklaf dan dipindahkan ke ruang kultur.

1. Persiapan media dasar


Media yang digunakan untuk inisiasi kalus adalah MS dan N6 (Nitch
& Nitch). Media disiapkan sesuai dengan bahan yang ada pada Tabel
1. Dua zat pengatur tumbuh 2,4-D dan kombinasi dengan BAP
digunakan untuk induksi kalus. Sukrosa 3% dan agar-agar 0.7% juga
ditambahkan ke dalam media. 2,4-D 2.0 dan 2.5 mg/liter dan BAP
0.0, 0.1, 0.5 mg/l masing-masing ditambahkan ke dalam media, pH
diatur pada 5.78-5.80 kemudian dituangkan kedalam tabung reaksi,
diautoklaf pada tekanan 20 lbs selama 15 menit dalam mesin
autoklaf.
Bahan dan Prosedur (3)
3. Inokulasi benih yang disterilkan
Inokulasi dilakukan di dalam laminar flow cabinet di ruang kultur. Sebelum digunakan,
permukaan laminar disinari UV selama dua menit. Setelah itu tangan didesinfektan dengan etanol
75% untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Benih kering diinokulasi ke dalam tabung reaksi dalam
kondisi aseptik di unit laminar flow.

4. Ruang pertumbuhan
Kultur yang sudah diinokulasi lalu diinkubasi pada suhu 25 ± 3℃ dan ditumbuhkan di bawah
pengaruh intensitas cahaya 2000-lux selama 16 jam fotoperiode. Induksi kalus benih diamati setelah
21 hari. Data frekuensi induksi kalus dicatat untuk dua varietas pada dua media dan konsentrasi zat
pengatur tumbuh yang berbeda.
PEMBAHASAN

Induksi kalus terdapat perbedaan nyata pada media


MS dan N6 pada konsentrasi zat pengatur tumbuh yang
berbeda pada level konsentrasi 2,4-D dan BAP tertentu.

Frekuensi induksi kalus tertinggi pada varietas


Bas-385 dengan nilai 68.05 % pada konsentrasi 2,4-D 2
mg/l dan BAP 0 mg/l. Sedangkan frekuensi induksi kalus
terkecil pada varietas Bas-370 dengan nilai 41.66% pada
konsentrasi 2,4-D 2 mg/l dan BAP 0.5 mg/l.

Frekuensi induksi kalus dengan menggunakan media M.S


PEMBAHASAN

Frekuensi induksi kalus tertinggi pada varietas


Bas-385 dengan nilai 68.05 % pada konsentrasi 2,4-D 2
mg/l dan BAP 0 mg/l. Sedangkan frekuensi induksi kalus
terkecil pada varietas Bas-370 dengan nilai 41.66% pada
konsentrasi 2,4-D 2 mg/l dan BAP 0.5 mg/l.

Frekuensi induksi kalus dengan menggunakan media N.6


KESIMPULAN

Respon terbaik terhadap induksi kalus dapat diamati pada Bas-385 di


kedua media MS dan N6, namun media N6 terbukti yang paling baik. Kalus
yang dihasilkan dari Bas-385 lebih kuat dibandingkan Bas-370. Induksi kalus
maksimal untuk Bas-370 yaitu pada media MS yang ditambahkan 2,6-D dan
BAP 2.0 dan 0.1 mg/l. Dari semua hasil menunjukkan bahwa kalus terbaik
diinduksi pada MS dan N6 ketika ditambahkan 2,4-D dan BAP 2.0 dan 0.0
mg/l untuk varietas Bas-385.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai