MANAJEMEN LAKTASI
Oleh :
2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
maternitas yang bertemakan “ MANAJEMEN LAKTASI” . Makalah ini berisikan tentang
Suatu upaya yang dilakukan oleh ibu,ayah,dan keluarga untuk menunjang keberhasilan
menyusui, diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun
berkat bimbingan dari dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menyusui merupakan hak setiap ibu tidak terkecuali pada ibu yang bekerja, maka
agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi. Selain itu
diperlukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja, dan pemberdayaan pekerja
Manajemen Laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu untuk menunjang
persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja ruang lingkup manajemen laktasi
periode postnatal meliputi ASI eksklusif, cara menyusui, memeras ASI, menyimpan ASI
peras, dan memberikan ASI peras. (Siregar, 2009). Manajemen Laktasi adalah Suatu upaya
yang dilakukan oleh ibu,ayah,dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang
lingkup pelaksanaan menajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan,
pendamping sampai usia 2 tahun, rekomendasi serupa juga oleh American Academy of
Pediatrics (AAP), Academy of Breasfeeding Medicine demikian pula oleh Ikatan Dokter
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu
ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu
dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamiloan (antenetal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai
keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2
Pemberian ASI Eksklusif dapat meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya
kualitas sumber daya manusia yang memadai. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
memiliki resiko 6 kali lipat meninggal pada tahun pertama. Pentingnya ASI Eksklusif
Dalam kebijakan ini disebutkan bahwa Air susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi di
indonesia sejak bayi lahir sampai bayi berumur 6(enam) bulan dan dianjurkan untuk
dilanjutkan sampai anak berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan yang
Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi hingga 13%
sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22/1000
kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1000 kelahiran hidup, maka jumlah bayi yang
ASI secara eksklusif di indonesia hingga saat ini masih sangat rendah yaitu antara 39%-40%
TINJAUAN PUSTAKA
A. MANAJEMEN LAKTASI
untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan terhadap dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari
Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu ibu harus
sudah siap baik secara psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat
menyusu. Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500 – 800
eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI peras, menyimpan ASI
Semua tahapan pada manajemen laktasi adalah penting dan berperan untuk
keberhasilan ASI eksklusif, sehingga semua tahap harus dipersiapkan dengan baik
supaya ASI eksklusif berjalan dengan sukses adalah motivasi bidan, konseling dan
perawatan payudara.
2. MOTIVASI
a. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau “daya
penggerak” yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela
dan sebagai suatu kesediaan untuk menerima pembelajaran dengan kesiapan sebagai
bukti dari motivasi, dengan hasil faktor internal dan faktor eksternal dan bukan hasil
a. Motivasi Intrinsik
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang
dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya ibu mau melakukan
mobilisasi dini karena ibu tersebut sadar bahwa dengan melakukan mobilisasi dini
1) Kebutuhan (need)
baik biologis maupun psikologis, misalnya ibu melakukan mobilisasi dini karena
2) Harapan (expentancy)
bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan
3) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau
pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Hamzah, 2009).
adalah :
1) Dorongan keluarga
Ibu melakukan mobilisasi dini bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan
dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Misalnya ibu melakukan
mobilisasi dini karena adanya dorongan (dukungan) dari suami, orang tua
keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan yang terbaik bagi
kesehatan ibu.
2) Lingkungan
yang tinggi. Dalam konteks pelaksanaan mobilisasi dini di rumah sakit, maka
memberikan informasi pada ibu tentang tujuan dan manfaat mobilisasi dini.
3) Media
Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi responden dalam memotivasi
ibu untuk melakukan mobilisasi dini pasca seksio sesarea, mungkin karena pada
era globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah berhadapan dengan
media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio,
kesehatan.
c. Tujuan Motivasi
timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula
dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena
itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal
sebelumnya.
penyeleksian.
2. Konseling
yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-
seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang
lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan
Konseling (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel mendefinisikan konseling
sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu
konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung
usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat
khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
3. Perawatan payudara
mencegah masalah-masalah yang mungkin muncul pada saat menyusui seperti puting
nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara
tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi juga dilakukan setelah melahirkan.
saat mandi dan bila ada masalah dengan menyusui juga dilakukan dua kali sehari.
dilakukan pada payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu, sehingga setelah melahirkan ibu dapat sesegera mungkin
memberikan ASI kepada bayinya. Perawatan payudara yang dilakukan selama hamil
atau pada masa antenatal menurut Soetjiningsih (1997) mempunyai banyak manfaat,
Apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal dengan
baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain dapat menyebabkan
payudara menjadi bengkak, puting susu lecet/luka ketika menyusui bayi, puting susu
datar atau mendalam sehingga ibu akan kesulitan dalam memberikan ASI setelah
tersumbat sehingga air susu menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar dengan lancar
B. LAKTASI
1. Fisiologi Laktasi
kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen ini
memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI. Produksi prolaktin yang
menyebabakan kontraksi sel – sel myoepithel. Proses ini disebut juga sebagai “
refleks prolaktin” atau milk production reflect yang membuat ASI tersedia bagi bayi.
Dalam hari – hari dini, laktasi refleks ini tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu.
Nantinya, refleks ini dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila ia merasa takut,
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus
posterior. Oksitsoksin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel – sel khusus
(sel – sel myoepithel) yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus lactiferus.
Kontraksi sel – sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus
lactiferous, tempat ASI akan disimpan. Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam
sinus tertekan keluar, kemulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down
reflect atau “pelepasan”. Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa rangsangan
hisapan. Pelepasaan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar
memikirkan tentang bayinya. Pelepasan penting sekali bagi pemberian ASI yang
baik. Tanpa pelepasan, bayi dapat menghisap terus – menerus, tetapi hanya
memperoleh sebagian dari ASI yang tersedia dan tersimpan di dalam payudara. Bila
pelepasaan gagal terjadi berulang kali dan payudara berulang kali tidak dikosongkan
pada waktu pemberian ASI, refleks ini akan berhenti berfungsi dan laktasi akan
berhenti. Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah
kolostrum yang mengandung campuran yang kaya akan protein, mineral, dan
antibodi, daripada ASI yang telah “matur”. ASI mulai ada kira – kira pada hari yang
ke – 3 atau ke – 4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI yang
matur kira – kira 15 hari sesudah bayi lahir. Bila ibu menyusui sesudah byi lahir dan
bayi diperolehkan sering menyusu maka proses produksi ASI akan meningkat
(Sulistyawati, 2009).
2. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI
memberikan penyuluhan dan nasehat yang obyektif dan konsisten pada ibu hamil dan
Dalam hal ini bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang
program pemerintah dalam pemberian ASI. Oleh karena itu, seorang bidan perlu
mengetahui manfaat pemberian ASI bagi ibu dan keluarga. Bukti menunjukkan
bahwa bila ibu tahu cara yang benar untuk memposisikan bayinya pada payudaranya,
menyusui pada waktu yang diinginkan bayinya (on demand) dan memperoleh
dukungan serta percaya diri tentang kemampuannya memberi ASI, berbagai penyulit
a. Yakinkan ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara
ibunya
(Sulistyawati, 2009).
Kesehatan)
a.. Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat menyusui baik bagi
ada kelainan/tidak. Disamping itu, perlu dipantau keneikan berat badan ibu
hamil.
c. Perawatan payudara dimulai pada kehamilan memasuki usia 6 bulan agar ibu
diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk
a. Meyakinkan diri sendiri akan keberhasilan menyusi dan bahwa ASI adalah
amanah ilahi.
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan “persiapan menyusui pada Ibu Hamil” adalah persiapan
menyusui sejak kala hamil. Dalam hal ini berarti proses menyusui sebaiknya sudah
dipersiapkan jauh hari sebelum melahirkan. Hal ini penting supaya ibu benar – benar
siap, baik secara fisik maupun mental. Kesiapan ini akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas ASI.
a. Niat
1. Niat adalah kunci sukses untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi.
5. Dengan fikiran optimis tersebut, akan terbentuk energi positif yang dapat
mengalir lancar.
6. Jika ibu yakin bisa menyusui, ASI yang keluar pasti banyak.
7. Anjurkan ibu untuk membuang jauh – jauh pikiran negatif, seperti
formula.
b. Menghilangkan Stress
kehamilan.
terbatasi.
kesehatan.
Kebutuhan gizi ibu meningkat pada saat hamil dan menyusui. Karena, selain
untuk ibu, gizi tersebut juga diperlukan untuk janin. Oleh karena itu, asupan
makanan yang dikonsumsi ibu harus mencakup pola makan gizi yang cukup
dan seimbang.
3. Vitamin dan mineral yang dapat dari sayuran dan buah – buahan sebagai
makanan sehat.
Perlu diingat bahwa pola makan yang sehat pada saat hamil juga akan
d. Asupan Gizi Ibu Selama Hamil Untuk Memicu Produksi ASI, Antara Lain :
3. Ibu dianjurkan untuk membuat rangsangan secara lembut dan pelan kedua
tertentu tinadakan ini tidak boleh dilakukan, terutama untuk ibu yang
berlangsung lancar dan janin dapat berkembang optimal. Ibu dianjurkan untuk
menjauhi asap rokok. Agar stamina tubuh terjaga, anjurkan ibu untuk
pagi atau berenang. Dengan demikian diharapkan kondisi ibu yang sehat
3. Cukup istirahat.
Ibu hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam per hari. Kegiatan dan
(Maryunani, 2009).
5. Pemakaian obat selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter
longgar, ringan, mudah dipakai dan mudah menyerap keringat dan sopan
8. Memperhatikan dan memeriksakan diri bila ada keluhan pada daerah gigi
kehamilan.
4. Pemeriksaan payudara.
8. Gizi yang bermutu : Ekstra 3000 kalori per hari terutama protein.
9. Pemberian preparat besi dan asam folik (sesuai protokol institusi masing
– masing).
10. Tidak melakukan diet untuk mengurangi berat badan (kecuali intruksi
dokter karena alasan penyakit lainnya yang membahayakan ibu dan bayinya).
12. Cara hidup sehat (hindarkan merokok, alkohol, dan lain – lain)
(Maryunani, 2012).
keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara
2. Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.
perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan.
4. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk
mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-2 kali porsi dari
jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk kebutuhan gizi ibu hamil.
keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan
3. Perawatan Payudara
pembesaran payudara, terasa lebih padat, kencang, sakit dan tampak jelas
1. Mengganti BH sejak hamil 2 bulan dengan ukuran yang lebih sesuai dan
memegang bagian lengan bawah kiri (dekat siku), tangan kiri memegang
lengan bawah kanan. Angkat kedua siku sejajar pundak. Tekan pegangan
tangan kuat-kuat kearah siku sehingga terasa adanya tarikan pada otot dasar
payudara.
aerola.
4. Setiap mandi, puting susu dan aerola tidak disabuni untuk menghindari
kelenjar Motgomery.
5. Lakukan persiapan puting susu agar lentur, kuat, dan tidak ada sumbatan
bantuan pompa puting pada minggu terakhir kehamilan sehingga siap untuk
PENUTUP
Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di
menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung
petunjuk pengetahuan dan manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat.
Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu kelancaran
gerakan nasional yang merupakan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan
anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu didukung oleh peran serta
seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan kualitas sumberdaya
pada ibu yang pertama kali hamil tetapi juga ibu yang melahirkan anak yang ke 2 dan
seterusnya.
mendukung usaha menyusui baik sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan
penyuluhan manajemen menyusui dikalangan ibu. Dukungan tenaga kesehatan ini akan
lingkungan.
laktasi diharapkans etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI
secara optimal sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya