Anda di halaman 1dari 7

HASIL DISKUSI KELOMPOK 7 PKSM

Kelompok 7 : - Erina Shafura (A1C119068)


- Florianus Tomiaidi Hamidin (PMM2100257)
Moderator :   Suci Rohana Putri Tambunan (A1C119050)
Notulen : Elseria Afriyanti Togatorop (A1C119071)

1. Penanya: Esra Oktapriani Gultom ( A1C119059)

Bagaimana cara kita sebagai pendidik agar menciptakan peserta didik yang berkualitas yang
mana mampu ikut membangun tatanan sosial dan ekonomi melalui pengembangan
kurikulum yang sesuai dengan tuntutan kompetensi abad 21?

Dijawab oleh Erina Shafura (A1C119068)


Di abad 21, pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang kompleks dan tidak mudah seiring
dengan perubahan besardan cepat pada lingkungan sekolah yang didorong oleh kemajuan
ilmu dan teknologi, perubahan demograsi, globalisasi dan lingkungan. Kompetensi Guru
abad 21, Guru profesional tidak lagi sekedar guru yang mampu mengajar dengan baik
melainkan guru yang mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan sekolah, dan juga
mampu menjalin dan mengembangkan hubungan untuk peningkatan mutu pembelajaran di
sekolahnya. Dalam hal ini setidaknya guru harus memeliki 4 kompetensi meliputi
kompetensi pedagogik yakni kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan
karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek seperti fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik karena peserta
didik memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan
kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum di tingkat satuan
pendidikan masingmasing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. kemudian kompetensi
kepribadian yaitu Guru dituntut harus mampu membelajarkan peserta didiknya tentang
disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara
belajar, mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu
akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru
harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas
kepribadian seorang guru. lalu kompetensi sosial yaitu Guru perlu memiliki kemampuan
sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif.
Dengan kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan
dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua peserta didik, para guru tidak
akan mendapat kesulitan.
Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama,
bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. terakhir kompetensi
profesional yaitu guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru
mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus
selalu mengupdate, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang
materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti
membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan
kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan. Keaktifan peserta didik harus selalu
diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat.
Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong pesertadidik untuk bertanya, mengamati,
mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu guru
harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga terjadi suasana
belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai kontek
materinya. dimana setiap akhir pertemuan guru perlu melakukan evaluasi untuk mengetahui
seberapa jauh pencapaian tujuan pembelajaran tercapai.

2. Penanya: Leny Friskha Tamba (A1C119035)

Pada penerapan pembelajaran abad 21 berbasis teknologi dimna peserta didik dapat
menggunakan prangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mencari,
mengekplorasi, menganalisis dan mengambil konsep dalam suatu pemateri pembelajaran.
Lalu bagaimana solusi kita sebaga seorang tenaga pendidik untuk mengatasi sekolah daerah
terpencil yang tidak memiliki sinyal internet? dimana mereka pastinya sulit untuk
mengakses suatu informasi untuk menunjang kecakapan abad ke 21 tersebut?

Dijawab oleh Erina Shafura (A1C119068)


Mengintergrasikan TIK kedalam pembelajaran di sekolah merupakan salah satu upaya
mencapai tujuan pendidikan abad 21. Namun, pengintegrasian ini memiliki tantangan bagi
sekolah daerah terpencil. Oleh karena itu, pembelajaran abad 21 di daerah terpencil
memerlukan perhatian khusus pemerintah. pembelajaran dimulai dengan memperbarui
pengetahuan bukan berarti menitiberatkan pembelajaran pada alat TIK. Teknologi dan
Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan bukanlah
sebagai tujuan pendidikan abad 21. Kualitas terbaik guru daerah terpencil menyeimbangkan
ketidaksediaan alat TIK dalam pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan kegiatan
pembelajaran yang aktif, kolaboratif, efektif dan efisien serta membekali siswa dengan
berbagai skill. Salah satu misi pendidikan abad 21 yakni membangun keterampilan melek
TIK dan media pada siswa. Misi ini dapat tercapai di daerah berkembang walaupun
beberapa sekolah belum memiliki fasilitas TIK pembelajaran. Kondisi ini tidak menghambat
menerapkan pembelajaran abad 21 karena internet sudah menjangkau daerah berkembang.
Kemudahan mendapatkan informasi melalui internet mendukung guru dan siswa
membangun keterampilannya seperti keterampilan TIK. Namun, perlu penguatan pendidikan
karakter siswa agar pemanfaatan TIK dilakukan dengan tepat. Bagi guru, selain
memanfaatkan portal pendidikan pemerintah perlu memperbarui pengetahuannya dari
berbagai sumber. Penerapan pembelajaran abad 21 di daerah berkembang harus
menyesuaikan muatan pendidikan era revolusi industri 4.0 sehingga guru harus melek
digital. Muatan pembelajaran diharapkan mampu memenuhi keterampilan abad 21 yakni: (1)
pembelajaran dan keterampilan inovasi meliputi penguasaan pengetahuan dan keterampilan
yang beraneka ragam, pembelajaran dan inovasi, berpikir kritis dan penyelesaian masalah,
komunikasi dan kolaborasi, dan kreatifitas dan inovasi; (2) keterampilan literasi digital
meliputi literasi informasi, literasi media dan literasi ICT; (3) karir dan kecakapan hidup
meliputi fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif, interaksi sosial dan budaya, produktifitas
dan akuntabilitas, dan kepemimpinan dan tanggung jawab (Trilling dan Fadel, 2009). Pada
akhirnya pendidikan menghasilkan generasi bangsa yang produktif sehingga permasalahan
pengangguran dan daya saing sumber daya manusia terminimalisasi. Pola pembelajaran
abad 21 di era revolusi industri 4.0 memberi tantangan dalam dunia pendidikan. Masing-
masing daerah baik daerah terpencil maupun daerah berkembang memiliki tantangan
tersendiri. Namun, tantangan tidak boleh menjadi sebuah hambatan. Pendidikan harus
membawa perubahan untuk mencetak generasi yang bermartabat untuk hidup lebih
sejahtera. Upaya menjawab tantangan abad ini harus didukung dari berbagai pihak baik
pemerintah dan guru. Pemerintah dan guru memiliki perannya masing-masing untuk
mewujudkan cita-cita nasional.
Penambahan jawaban dari pertanyaan Leny:

 Desri Indah Rahmadona (A1C119041)

Solusinya itu adalah kepada menteri pendidikan/ Kemendikbud harus memberikan prasarana
yang secara merata kepada setiap sekolah baik itu didesa maupun dikota dengan demikian
adanya pemerataan prasarana pada setiap sekolah maka implementasi penerapan kurikulum
abad 21 dapat dicapai secara optimal. Jadi signal dan internet itu lah yang menjadi tantangan
tenaga pendidik untuk menerapkan kurikulum abad 21 karena dapat kita ketahui jika ingin
implementasi kurikulum abad 21 itu berkaitan tentang teknologi , jadi dengan ketidak
seimbangan pemerataan maka kurikulum abad 21 tidak dapat diterapkan secara merata.

3. Penanya: Rara Akda Septian (A1C119095)

Pada pembahasan dijelaskan bahwa pada kurikulum abad ke 21 ini dituntut ntuk mengubah
pendekatan pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik dari pembelajaran yang
sebelumnya berpusat pada pendidik. Apakah itu wajib ? Apabila tuntutan tersebut tidak
terlakasana pada salah satu sekolah, apa yang akan terjadi jelaskan!

Dijawab oleh Florianus Tomiaidi Hamidin (PMM2100257)


Ya wajib karena kurikulum diabad ke 21 ini peserta didik dituntut berfikir tingkat tinggi
atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang dapat dikembangkan dengan
mempertimbangkan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran melalui berbagai
model pembelajaran berbasis aktifitas. Bebeda dengan kurikulum sebelumnya yaitu bahwa
pendidikan abad 20 yang masih menggunakan LOTS (Lower Order Thinking Skills) atau
keterampilan berpikir tingkat rendah yang mencakup "mengingat, memahami dan
mengamalkan” hal ini yang perlu ditingkatkan di kurikulum abad 21.
Contoh sederhananya begini
Apa yang terjadi jika seseorang yang membangun gedung tanpa perencanaan yang matang
atau bahkan tidak paham dalam membuat perencanaan pembangunan gedung?. Mungkinkah
pembangunan gedung tersebut akan terwujud sesuai dengan harapannya? Mungkin saja
gedung tersebut akan jadi tetapi bentuk dan kualitasnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Nah begitu juga sebaliknya Jika tuntutan kurikulum tersebut tidak terlaksanakan maka
penilaian kepada peserta tidak sesuai dengan yang diharapkan. Banyak siswanya yang tidak
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dan mungkin Itu terjadi karena guru yang
belum terlalu memahim kurikulum yang berlaku, Kemampuan guru dalam memilih model
pembelajaran dan guru kurang paham konsep kecakapan abad XXI.

Penambahan jawaban dari pertanyaan Rara:

 Febby Rahmadayani (A1C119052 )


Pembelajaran abad 21 adalah pembelejaran yang berfokus pada peserta didik tidak berfokus
kepada tenaga pendidik yang memberikan penjelasan. Menurut saya itu adalah wajib ini
merupakan tantangan tenaga pendidik untuk mensama ratakan antara sekolah satu sekolah
lain. Meskipun belum semua bisa di terapkan tapi sesuai dengan ketentuan pemerintah
menggunakan kurikulum K13 sehingga menurut saya pembelajaran berfokus kepada peserta
didik adalah wajib untuk melatih berfikir kritis dan juga kreatif dengan memperhatikan
tpack menganalis dan mengidentifikasi.

4. Penanya: Nisa Meilani (PMM2100276)

Pada pengembangan kurikulum di Indonesia menghadapi tuntutan kompetensi abad Ke-21


pemerintah Indonesia dalam hal ini terus berupaya untuk meningkatkan aspek pendidikan di
setiap jenjang secara berkelanjutan dengan menyesuaikan perkembangan pendidikan dunia.
Salah satunya yaitu dengan menerapkan kerangka kerja pembelajaran inovatif abad 21 yang
dicetuskan oleh Partnership for 21st Century Learning (2011) dalam pengembangan
kurikulumnya. Dari pernyataam tersebut apa saja hambatan atau kendala yang dihadapi
pendidik dalam mengembangkan kurikulum abad 21 dan bagaimana solusinya?

Dijawab oleh Florianus Tomiaidi Hamidin (PMM2100257)

Jadi yang jadi kendala dihadapi pendidik adalah yang pertama

1. Kurikulum Indonesia Terlalu Kompleks.


Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Siswa harus
berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Hal
ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan.
Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan hanya memahami sepintas
tentang materi tersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan
siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang. Selain
berdampak pada siswa, guru juga akan mendapat dampaknya. Tugas guru akan
semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru
akan terbebani dengan pencapaian target materi yang terlalu banyak, sekalipun
masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetap melanjutkan materi.
2. Sering Berganti Nama.
Kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan
tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep
kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum
Indonesia.
3. Kesulitan Guru dalam memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).
4. Guru Merasa Kurang Dilatih untuk Melaksanakan Kurikulum 2013 dalam Kegiatan
Pembelajarannya.
Para guru Sekolah Menengah Atas (SMA) merasa kebingungan karena semula
hanya tiga mata pelajaran saja yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu
matematika, bahasa Indonesia, dan sejarah namun tiba-tiba kurikulum 2013
diterapkan untuk semua mata pelajaran padahal guru-guru lain selain matematika,
bahasa Indonesia, dan Sejarah belum dilatih bagaimana menerapkan kurikulum 2013
pada mata pelajaran yang diampunya.
5. Belum Adanya Silabus Final Mengakibatkan Kesulitan dalam Pembuatan RPP.
Selain itu, dokumen silabus final belum diterima oleh para guru, padahal dalam
pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dasarnya adalah silabus.
6. keluhan Tentang Keterurutan Materi Pelajaran
Keluhan umum para guru ialah mengharapkan ada perbaikan dalam susunan urutan
pengajaran materi yang ada di buku ajar. “Banyak yang menilai susunan urutan
pengajaran materi tiap minggunya yang tercantum di buku ajar perlu diperbaiki”.
Keluhan ini paling banyak muncul dari para guru SMA dan SMK.
Jadi, Solusinya adalah sebagai berikut:
1. Mengubah paradigma dari pengajaran yang berbasis sistetik-materialistik
menjadi religius. Solusi ini menunjukan akan berkurangnya kemerosotan moral.
Dimana tidak akan ada lagi siswa cerdas yang tidak bermoral.
2. Mengubah konsep awal paradigma kurikulum menjadi alur yang benar untuk
mencapai suatu tujuan yang sebenarnya.
3. Melakukan pemerataan pendidikan melalui pemerataan sarana dan prasarana ke
sekolah terpencil, sehingga tidak akan ada lagi siswa di daerah terpencil yang
terbelakang pendidikan.
4. Menjalankan kurikulum dengan sebaik mungkin.
5. Membersihkan organ-organ kurikulum darin oknum-oknum tak bertanggung
jawab.

Anda mungkin juga menyukai