Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Menurut

WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat

kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,

pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;

perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan

kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang

disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian

pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.

Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan sebagai spesialisasi dalam ilmu

kesehatan/kedokteran beserta praktiknya, agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan

setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan

kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi kesehatan

masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang

menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan

tersebut. Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan

kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah: “penyakit dan kecelakaan

akibat kerja dapat dicegah”. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu

perusahaan adalah sangat menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah
meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin. Secara eksplisit rumusan atau batasannya

adalah bahwa hakikat kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni:

Pertama, sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. Kedua,

sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi

dan produktivitas. Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk operasional, maka

tujuan utama kesehatan kerja adalah:

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat

kerja.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.

3. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.

4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.

5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan

oleh perusahaan tersebut.

6. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh

produk-produk perusahaan.

B. Tujuan Kesehatan Kerja

Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja antara lain

untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap

pekerja dan untuk melindungi sumber daya manusia. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan

kerja antara lain:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya

untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.

2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.


3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam aneka pendekatan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain akan diuraikan

pentingnya perencanaan kerja yang tepat, pakaian kerja yang tepat, penggunaan alat

perlindungan diri, pengaturan warna, tanda-tanda petunjuk, label-label, pengaturan pertukaran

udara dan suhu serta usaha-usaha terhadap kebisingan.” ”Menurut Keputusan Menteri Tenaga

Kerja RI No. Kep. 463/MEN/1993, tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah

mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan

tercapai ; suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja

yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan.”

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah

bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan

infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal

sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang

terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain, atau

arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan

biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi pekerja proyek bangunan, tukang

kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Dalam melakukan

suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu.

Hal ini terkait dengan metode menentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-

bangun, dan efek lain yang akan terjadi seperti peralatan penunjang K3 saat pekerjaan konstruksi

dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah

pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, ketersediaan peralatan


perlindungan diri, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait

dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain

sebagainya.

C. Pentingnya Kesehatan Kerja

Pada dasarnya pada setiap pekerjaan selalu ada bahaya yang mengancam manusia, makhluk

hidup lainnya, aset-aset di sekitar. Kerugian / risiko yang diakibatkan bervariasi dari yang sangat

kecil sampai kepada yang terbesar dan kematian. Kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian

yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa

keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan

sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang

mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur

penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995).

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua

organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat

tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktik K3 (keselamatan kesehatan kerja)

meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan

untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan

yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat

dilakukan atau tidak.

Menurut Sunyoto (2012:242) ada tiga alasan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja:
1. Berdasarkan Perikemanusiaan

Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas dasar

perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak-

banyaknya rasa sakit, dan pekerja yang menderita luka serta keluarganya sering diberi penjelasan

mengenai akibat kecelakaan.

2. Berdasarkan undang-undang

Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal, undang-undang negara

bagian dan undang-undang kota praja tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan bagi mereka

yang melanggar dijatuhkan denda.

3. Ekonomis

Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan dapat

berjumlah sangat besar bagi perusahaan.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2002, 165) bahwa tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara

fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

c. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

d. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi

kerja.

Anda mungkin juga menyukai