Anda di halaman 1dari 16

IMUNISASI

BY : DIAN ASTRI ANADY, ST.


Pengertian
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan
kekebalan kepada bayi dan anak serta ibu hamil
terhadap penyakit tertentu.
Tujuan dan Manfaat
Imunisasi

Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak

terhindar dari penyakit tertentu dan kalau terkena

penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian.


Imunisasi dalam
Pandangan Islam
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergiliran
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil albab. Yaitu orang-
orang yang berdzikir kepada Allah sambil berdiri, duduk, dan
berbaring dan senantiasa bertafakkur (berpikir mendalam) tentang
penciptaan langit dan bumi seraya berkata Ya Tuhan kami, tidaklah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 190-191)
Dari beberapa Hadits dan ayat Qur'an tersebut, dapat dilihat bahwa
Islam sangat menganjurkan aspek pencegahan terhadap penyakit.
Karena biaya yang dikeluarkan untuk aspek pencegahan akan jauh lebih
murah dibandingkan dengan pengobatan penyakit. Hal ini telah
dibuktikan kebenarannya oleh ilmu kedokteran modern.
Islam hanya mengajarkan rambu-rambu yang bersifat umum dan baku,
seperti larangan berobat dengan yang haram, larangan berobat ke dukun
atau ahli sihir namun mengenai hal-hal yang bersifat teknis sepenuhnya
diserahkan kepada perkembangan ilmu sains sesuai perkembangan
zamannya.
Bila ditanyakan adakah dalil dari Al Qur'an atau Hadits Nabi yang
spesifik menyebutkan perlunya vaksinasi? Jawabannya tentu tidak ada. 
Namun tidak adanya dalil qauliyah bukan berarti vaksinasi
bertentangan dengan ajaran Nabi SAW. Hal ini adalah karena vaksinasi
termasuk ranah kauniyah. Ranah ilmu pengetahuan modern yang
diperoleh berdasarkan pencarian oleh manusia melalui penelitian yang
tekun dan seksama oleh pakar di bidang vaksinologi.
Kita perlu tahu bahwa vaksinasi bukan hanya dilaksanakan di Indonesia namun
juga dilaksanakan di lebih dari 190 negara di seluruh dunia, termasuk negara-
negara muslim.
Masalah enzym babi dalam proses pembuatan vaksin Salah satu persoalan yang
sering dipermasalahkan mengenai kehalalan vaksin adalah digunakannya
enzym tripsin dari babi selama pembuatan beberapa jenis vaksin tertentu. 
Enzym tripsin babi digunakan sebagai katalisator untuk memecah protein
menjadi peptida dan asam amino yang menjadi bahan makanan kuman. Kuman
tersebut setelah dibiakkan kemudian dilakukan fermentasi dan diambil
polisakarida sebagai antigen bahan pembentuk vaksin. Selanjutnya dilakukan
proses purifikasi, yang mencapai pengenceran 1/67,5 milyar kali sampai
akhirnya terbentuk produk vaksin. Pada hasil akhir proses sama sekali tidak
terdapat bahan-bahan yang mengandung babi. Bahkan antigen vaksin ini sama
sekali tidak bersinggungan dengan babi baik secara langsung maupun tidak. 
Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I)
1. Penyakit TBC
2. Penyakit Difteri
3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari
4. Penyakit Tetanus
5. Penyakit Polimielitis
6. Penyakit Campak
7. Hepatitis Virus B
Jenis-Jenis Imunisasi
1. BCG : memberi kekebalan pada penyakit TBC
2. DPT      : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk
rejan dan tetanus
3. Polio      : memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis
4. Campak : memberi kekebalan pada penyakit campak
5. HB        : memberi kekebalan pada penyakit hapatitis B
6. TT          : memberi kekebalan pada penyakit tetanus
7. DT         : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan
tetanus
Sasaran Imunisasi
1. Bayi 0 – 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB,
dan campak.
2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.
Cara Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke dalam
mulut.
1. BCG      : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas
sebelah dalam
2. POLIO : tetes per-oral
3. DPT       : suntikan ke dalam otot di pangkal paha
4. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas
5. HB         : suntikan pada lengan
6. DT / TT : suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun
punggung
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI
Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan

Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :


1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama,
sedang sakit TBC dan panas tinggi.
2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan
kejang.
3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.
Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah
Imunisasi
Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing
imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini :
1. Terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan, seterusnya timbul
bisul kecil dan menjadi luka parut.
2. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak
berbahaya dan akan sembuh sendiri.
3. Panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah
penyuntikan.
Tempat Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi dapat diperoleh
pada :
1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Bidan / dokter praktek
4. Rumah bersalin
5. Rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai