Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

“ILEUS”

DISUSUN OLEH :
ZIA’UL HAQ
04. 05. 1131
C / KP /VI

STIKES SURYA GLOBAL


YOGYAKARTA
2008
ILEUS

I. KONSEP DASAR.

Ileus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran


normal isi usus sepanjang saluran usus. Ileus dapat akut dengan kronik, partial atau
total. Ileus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya
lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus
halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosa dini dan tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.
Ada dua tipe obstruksi yaitu :
1 Mekanik (Ileus Obstruksi)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik.
Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat
karsinoma yang melingkari. Misalnya intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma
stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.
2 Neurogenik / fungsional (Ileus Paralitik)
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf ototnom mengalami paralisis dan
peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus.
Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus,
atau gangguan neurologis seperti penyakit parkinson.

A. Etiologi

1 Perlengketan

Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau
pasda jaringan parut setelah pembedahan abdomen.
2 Intusepsi

Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada
dibawahnya akibat penyempitan lumen usus. Segmen usus tertarik kedalam
segmen berikutnya oleh gerakan peristaltik yang memperlakukan segmen itu
seperti usus. Paling sering terjadi pada anaka-anak dimana kelenjar limfe
mendorong dinding ileum kedalam dan terpijat disepanjang bagian usus
tersebut (ileocaecal) lewat coecum kedalam usus besar (colon) dan bahkan
sampai sejauh rectum dan anus.

3 Volvulus

Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan


demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus
yang terjadi amat distensi. Keadaan ini dapat juga terjadi pada usus halus yang
terputar pada mesentriumnya.

4 Hernia

Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot
abdomen

5 Tumor

Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar
usus menyebabkan tekanan pada dinding usus

B. Patofisiologis.

Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama,


tanpa memandang apakah obtruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik
atau fungsional. Perbedaan utamanya pada obstruksi paralitik dimana peristaltik
dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanis peristaltik mula-
mula diperkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya hilang.
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan
dana gas (70 % dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intra lumen,
yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen usus ke darah. Oleh
karena sekitar 8 liter cairan disekresi kedalam saluran cerna setiap hari, tidak
adanya absorbsi dapat mengakibatkan penimbunan intra lumen yang cepat.
Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber
kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan cairan dan
elektrolit adalah penciutan ruang cairan ekstra sel yang mengakibatkan
hemokonsentrasi, hipovolemia, insufisiensi ginjal, syok-hipotensi, pengurangan
curah jantung, penurunan perfusi jaringan, asidosis metabolik dan kematian bila
tidak dikoreksi.

Peregangan usus yang terus menerus menyebabkan lingkaran setan


penurunan absorbsi cairan dan peningkatan sekresi cairan kedalam usus. Efek
lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan
permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorbsi toksin-toksin/bakteri kedalam
rongga peritonium dan sirkulasi sistemik. Pengaruh sistemik dari distensi yang
mencolok adalah elevasi diafragma dengan akibat terbatasnya ventilasi dan
berikutnya timbul atelektasis. Aliran balik vena melalui vena kava inferior juga
dapat terganggu. Segera setelah terjadinya gangguan aliran balik vena yang nyata,
usus menjadi sangat terbendung, dan darah mulai menyusup kedalam lumen usus.
Darah yang hilang dapat mencapai kadar yang cukup berarti bila segmen usus
yang terlibat cukup panjang.

C. Tanda dan Gejala.

1 Obstruksi Usus Halus.


Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram
yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan
bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi
bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus.
Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi
sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut.
Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi.
Semakin kebawah obstruksi di area gastriuntestinalyang terjadi, semakin jelas
adaanya distensi abdomen. Jika berlaanjut terus dan tidak diatasi maka akan
terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.

2 Obstruksi Usus Halus


Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan
obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah. Muntah
muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten. Pada pasien dengan
obstruksi disigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-satunya
selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari
usus besar menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen, dan
pasien menderita kram akibat nyeri abdomen bawah.

II. KONSEP KEPERAWATAN OBSTRUKSI USUS.

A. Pengkajian.
Riwayat kesehatan diambil untuk mengidentifikasi awitan, durasi, dan
karakteristik nyeri abdomen (nyeri bersifat hilang timbul)
1 Obstruksi usus halus
Adanya muntah yang mulanya mengandung empedu dan mukus dan tetap
demikian bila obstruksinya tinggi. Pada obstruksi ileum, muntahan menjadi
fekulen yaitu muntahan berwarna jingga dan berbau busuk. Konstipasi dan
kegagalan mengeluarkan gas dalam rectum merupakan gejala yang sering
ditemukan bila obstruksinya komplit. Diare kadang terdapat pada obstruksi
parsial. Pengkajian pola eliminasi usus mencakup karakter dan
frekuensinya. Pasien dapat melaporkan gangguan pola tidur bila nyeri dan
diare terjadi pada malam hari.
2 Obstruksi usus besar
Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi
pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah. Muntah muncul
terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten. Pada pasien dengan
obstruksi disigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-
satunya selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi,
loop dari usus besar menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding
abdomen, dan pasien menderita kram akibat nyeri abdomen bawah.
Pengkajian objektif mencakup auskultasi abdomen terhadap bising usus dan
karakteristiknya ; palpasi abdomen terhadap distensi, nyeri tekan. Adanya
temuan peningkatan suhu tubuh mengindikasikan telah ada kontaminasi
peritonium dengan isi usus yang telah terinfeksi.

B. Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri
2 Kurang volume cairan dan elektrolit
3 Konstipasi
4 Nutrisi kurang dari kebutuhan
5 Gangguan pola tidur
6 Hipertermi
7 Cemas
INTERVENSI
NoDx kode NOC(TUJUAN) NIC(RENCANA TINDAKAN)
1 Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NYERI (1400)
keperawatan selama 1x24 jam Kaji secara menyeluruh meliputi
nyeri berkurang dengan >locasi,karakteristik,frekuensi,kualitas
kriteria; > Obsevasi isyarat non verbal;
PAIN LEVEL(2102): kegelisahan
210203 > Frekuensi nyeri berkurang >berikan komunikasi terapeutik untuk
210206 > Ekspresi nyeri wajah menyampaikan nyeri yang dialami dan
210205 > ekspresi nyeri mulut menyampaikan penerimaan terhadap
210201 > laporan nyeri respon nyeri
210209 > muscle tension >pastikan pasien mendapat perawatan
analgetic
>pertimbangkan kebiasaan influensa
terhadap respon nyeri
>memberikan informasi mengenai
nyeri, penyebab nyeri dan caraa
menangani nyeri
ANALGETIKADMINISTRASI(2210)
>Tentukan lokasi nyeri, karakteristik
kwalitas
> Cek riwayat alergi obat
> tentukan obat analgetik
> catat respon analgetic dan beberapa
efect yang tidak menguntungkan
>tentukan pilihan
analgetic(narcotic,nonnarcotic,or
NSAID)berdasarkan tipe dan kasiat
obat
2 Setelah dilakukan tindakan FLUID MANAGEMENT(4120)
keperawatan selama 2x24 jam > monitor status hidrasi
volume cairan dapat teratasi > monitor vital signs
dengan kriteria; > monitor adanya cairan berlebihan
FLUID BALANCE (0601) > monitor status nutrisi
060101 > Tekanan dalam batas > monitor perubahan berat badan
normal >masukan cateter urin jika tersedia
060102 > rata-rata tekanan arteri >pelihara ketepatan keluar masuk nya
dalam batas normal catatan
060107 >24 jam intak dan output >beri caiaran jika perlu
seimbang >distribusi cairan selama 24jam jika
perlu
HYDKTION (0602) ELEKTROLIT MANAGEMENT
060201 > Skin hydration / hidrasi (2000)
kulit > Berikan cairan
060204 > Tidak ada ascites saat ini > Pelihara dengan benar intake dan
060205 > Rasa haus normal output
060209 > Tidak terjadi demam > Lakukan NGT dengan normal salin
060207 > Tidak terjadi nafas pendek > berikan cairan jika diperlukan
> monitor kehilangan elektrolit
> orientasi promasi
> tempatkan monitor jantung jika
tersedia

3 Setelah dilakukan tindakan IMPACTION MANAGEMENT


keperawatan selama 2 x 24 > monitor vital sign dan penyebab
jam BAB dapat normal konstipasi
dengan kriteria > monitor suara bab
BOWEL ELIMINATION >konsultasi dengan pskiatri mengenai
(0501) pengurangan suara bab
050101 > pola eliminasi dalam batas >instrucsikan pasien atau family
normal makan makanan kaya serat
050125 > terpenuhinya serat dalam > instrucsikan patien atau family
makanan menyediakan obat laksativ
050114 > tidak tampak peristaltik >evaluasi catatan intake untuk
050111 > tidak terjadi diare kandungan nutrisi
050103 > warna tinja normal >instrucsikan pasien atau keluarga
untuk mencatat
warna,jumlah,frecuensi dan
consistensi

4 Setelah dilakukan tindakan NUTRITION MANAGEMENT


keperawatan selama 2 x 24 (1100)
jam kebutuhan nutrisi dapat > sediakan jenis makanan
terpenuhi dengan kriteria > anjurkan intake kalori pada waktu
NUTRITION STATUS yang tepat
(1004) > atur diet pasien
100401 > intake nutrisi normal > sediakan informasi yang tepat
100402 > intake makanan dan mengenai nutrisi yang dibutuhkan
minuman terpenuhi > anjurkan makanan yang sesuai
100405 > berat badan normal dengan gaya hidup pasien
>sediakan subtitusi gula sebagai
persediaan
>berat pasiean dibuat interval
WEIGHT GAIN ASSINTANCE
(1240)
> monitor mual dan muntah
> tentukan penyebab mual dan muntah
> monitor waktu konsumsi kalori
harian
> sarankan membersihkan mulut
sebelum makan
> sarankan waktu untuk istirahat jika
diperlukan
> instruksikan bagaimana memasukan
kalori

SLEEP ENHANCEMENT (1850)


5 Setelah dilakukan tindakan
> monitor pola tidur pasien dan jumlah
keperawatan dalam waktu 1 x
jam tidur
24 jam pasien dapat tidur
> bantu menghilangkan stres sebelum
dengan normal dengan
tidur
kriteria
> tentukan pengaruh pengobatan
SLEEP (0004)
terhadap pola tidur pasien
000401 > jam tidur tercukupi > jelaskan pentingnya tidur yang
000404 > kualitas tidur adekuat
000405 > efisiensi tidur > tentukan pola tidur dan pola
000407 > tidur rutin aktivitas
000410 > bangun pada waktu yang > hilangkan situasi yang membuat
tepat stres sebelum waktu tidur
000414 > vital sign normal > instrucsikan pasien mengenai faktor
signifikan yang lain (psikologi, gaya
hidup, frekuensi pergantian kerja, dan
faktor pencetus lainnya)
> aktifitas perawatan kelompok untuk
meminimalkan kesadaran:
mengizinkan tidur lebih dari 90 menit

6 Setelah dilakukan tindakan VITAL SIGN MONITORING (6680)


keperawatan selama 1x 24 > monitor tekanan darah, nadi,
jam panas pasien bisa reda temperatur / suhu, respirasi
dengan kriteria > monitor vital sign setelah dan
THERMOREGULATION selama aktivitas
(0800) > monitor ritme jantung
060001 > temperatur kulit dalam batas > monitor detak jantung
normal >menjaga secara teratur peralatan
060002 > temperatur tubuh dengan monitor
batas normal >monitor warna kulit,temperatur
060003 > tidak terjadi sakit kepala >monitor bunyi paru-paru
060004 > tidak terjadi sakit / nyeri FEVER TREATMENT (3740)
otot > monitor frekuensi suhu
060005 > tidak terjadi iritasi > monitor kehilangan cairan yang
060007 > tidak terjadi perubahan tidak disadari
warna kulit > monitor warna kulit dan suhu
060012 > nadi dalam batas normal > monitor intake dan output
060014 > hidrasi yang adekuat > monitor elektrolit yang tidak normal
Setelah dilakukan tindakan > monitor ketidak seimbangan asam
basa
> tutup pasien dengan selimut
> kelola oksigen sebagai persediaan

7 keperawatan selama 1 x 24 ANXIETY REDUCTION (5820)


jam cemas dapat teratasi > gunakan ketenangan untuk
dengan kriteria menentukan hati
ANXIETY CONTROL > jelaskan prosedur
(1402) > dampingi pasien untuk mengurangi
140201 > memonitor intensitas cemas cemas
berkurang > sediakan objek sebagai pelindung
140202 > eliminasi tanda cemas > anjuran pasien untuk bersama
140203 > penyebab cemas berkurang dengan anak-anak jika ada
140206 > menggunakan coping > berikan tanggapan mengenai tingkah
strategis yang efektif lakunya
140217 > respon cemas terkontrol >dengarkan pasien dengan penuh
perhatian
> buat suasana nyaman
>identifikasi tingkat cemas
>tentukan kemampuan klien

Anda mungkin juga menyukai