Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 21-25 Vol. 6, No.

2
ISSN : 1978 - 0303

AMPLIFIKASI DNA GEN MEAT TENDERNESS PADA SAPI BALI


(Bos sondaicus)
DNA Amplification of Meat Tenderness Gene of Bali Cattle

Agus Susilo 1, Soeparno2, Tety Hartatik2 dan Wayan Tunas Artama3


1)
Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
2)
Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada
2)
Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada

diterima 18 Februari 2010; diterima pasca revisi 11 Juli 2011


Layak diterbitkan 1 Agustus 2011

ABSTRACT

The aim of this study was to find out DNA band pattern as a result of amplification
using DNA primer from meat tenderness gene of Bali cattle. Sample used in this study was
DNA isolated from blood Bali cattle. Blood samples was collected in heparin tubes from
jugular vein. Leucocyte cells were isolated using RBCs (Red Blood Cells) lysis buffer. To get
DNA fragmen, marbling and meat tenderness gene were amplified by using DNA primer for
for meat tenderness (forward: 5 CTACCGGGACGTCAACCT-3 ; reverse: 5 -
GGTTGTCGGGGTAGCTCA-3 ). The size of DNA fragment were 210 bp.

Key words: Bali cattle, meat tenderness gene

PENDAHULUAN daging dengan presentase dan kualitas


karkas yang bervariasi serta meat
Tahun 2009 Indonesia mengimpor tenderness yang berbeda pula sesuai dengan
sekitar 142.80 ribu ton (sapi bakalan bangsa sapi yang bersangkutan. Akan
sebesar 72.80 ribu dan berupa daging 70.00 tetapi, sampai saat ini upaya pengembangan
ribu ton) (Ditjen Peternakan, 2006). tersebut belum diikuti dengan pemanfaatan
Kondisi ini memacu pemerintah untuk teknologi molekuler yang mampu
meningkatkan populasi sapi potong dalam melakukan seleksi dini terhadap sapi
negeri secara cepat dan diimbangi dengan dengan meat tenderness tinggi sehingga
peningkatan kualitas sapi yang upaya pengembangan yang efisien belum
menghasilkan karkas kualitas tinggi agar tercapai. Sebaiknya seleksi dalam
jumlah pemotongan dapat efisien. pengembangan sapi potong diarahkan untuk
Indonesia memiliki berbagai bangsa menghasilkan karkas dan kualitas daging
sapi potong, baik bangsa sapi potong lokal yang berkualitas.
(Madura, Bali) maupun hasil persilangan Pengujian variabilitas genetik serta
(Peranakan Ongole, Peranakan Limousin, karakteristik kualitas karkas dan sifat-sifat
dll) dengan meat tenderness yang sangat kualitas daging sapi dapat dilakukan dengan
bervariasi. Bangsa-bangsa sapi tersebut menggunakan marka molekuler, karena
sangat potensial untuk dikembangkan dan dengan cara ini akan dapat diketahui
ditingkatkan peranannya sebagai penghasil informasi yang terdapat dalam setiap region

21
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 21-25 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

dari genom (tanpa mempertimbangkan kecepatan 1500 rpm. Lapisan


tingkat ekspresi gen). Marker dapat berupa mononuklearnya dipipet menggunakan
polimer dalam gen yang diharapkan akan mikropipet. Sel yang diperoleh dicuci dua
muncul untuk sifat-sifat tertentu (kandidat kali dalam 1 ml PBS dan disentrifuse sekali
gen) atau yang lebih umum adalah region lagi dengan waktu dan kecepatan yang
anonym suatu genom yang diharapkan sama.
berangkai pada gen-gen yang penting. Sel limfosit yang telah dipisahkan
Identifikasi genotipe atau genetik molekuler ditambah 30 µl K buffer (20 ul PBS-Tween
komposisi karkas dan kualitas daging + 10 ul proteinase K 300 µg/ml). Kemudian
beberapa bangsa sapi telah dilakukan (Zhao diinkubasi pada suhu 56 0C dan pada suhu
et al., 2004; Casas et al., 2005), akan tetapi 95 0C selama 10 menit. Ditambahkan ke
untuk kualitas daging sapi Bali sampai saat dalamnya etanol : kloroform (1 : 24)
ini masih belum ada informasi. dengan volume yang sama, dihomogenkan
Berdasarkan latar belakang diatas, dan dibiarkan sampai membentuk 3 lapisan.
maka permasalahan yang dapat diambil Lapisan teratas dalam (DNA) dipipet dan
dalam penelitian ini adalah bagimanakah ditambahkan satu kali volume etanol
profil hasil amplifikasi DNA untuk dingin, kemudian disentrifuse dan diambil
komposisi karkas yang diinginkan dan sifat isolat DNA nya.
kualitas daging pada sapi Bali. Profil hasil Untuk menguji kemurnia DNA
amplifikasi DNA pada meat tenderness digunakan metode Fritsh. Sample isolat
dijadikan sebagai langkah awal untuk DNA dipipet 10 µl, ditambah TE sampai 20
analisis polimorfisme gen tersebut pada ml, dimasukkan dalam cuvet quart dan
sapi Bali. diukur serapannya dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS pada panjang
gelombang 260 nm dan 280 nm dan sebagai
MATERI DAN METODE blanko digunakan TE.
Materi DNA genom diperoleh dari
darah sampel yang diambil pada sapi-sapi Amplifikasi DNA
terpilih pada saat akan dipotong di Rumah Pengambilan sampel sebagaimana
Potong Hewan (RPH) Temesi Gianyar Bali. yang telah dirancang sebelumnya bertujuan
Sampel darah diambil dari vena jugularis untuk memilih marka yang polimorforfis
menggunakan bantuan tabung vacuntainer diantara kelompok-kelompok ternak. Untuk
masing-masing sebanyak 6 ml, yang di melacak gen pertumbuhan marka
dalamnya telah mengandung zat digunakan PCR (Polimerase Chain
antikaogulan EDTA. Sample darah yang Reaction). Dengan menggunakan primer
telah diperoleh dikocok perlahan-lahan agar yang menggunakan kepada daerah promoter
bercampur dengan EDTA dan selanjutnya dan exons 9, fragmen DNA dari gen
segera disimpan pada suhu 3 - 5 0C sampai pengendali meat tenderness diamplifikasi
digunakan untuk analisis berikutnya. dari DNA genom yang diperoleh dari 81
ekor sapi Bali dengan umur yang berbeda.
Isolasi dan Uji Kemurnian DNA Primer untuk gen pengendali gen
DNA diisolasi dari sel limfosit pengemdali meat tenderness yang
darah (Robyt and White, 1987). Sebanyak 3 digunakan berturut-turut sebanyak 2 buah
ml darah dicampur dengan 3 ml PBS pH (Casas et al., 2005). Jumlah ini merupakan
7,4 dan disentrifugasi dan dimasukkan di hasil screening yang telah dilakukan
atas larutan 3 ml ficoli histopaque 10077 sebelumnya dari jumlah sekitar 35 buah
(Sigma Diagnostic) dalam tabung sentrifus (Page et al., 2002). Empat macam SNP
dan disentrifugasi selama 20 menit dengan pada gen CAPN1 sapi (Gen Bank accession

22
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 21-25 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

AF 248054 dan AF252504) dianalisis untuk menunjukkan DNA hasil isolasi. Semakin
genotipnya. Marka CAOPN316 merupakan tebal dan terang maka menunjukkan
poimorfisme cystidin/guanosin (C/G) pada semakin banyak DNA yang diperoleh.
exon 9 dari gen yang menghasilkan
sustitusi asam amino (alel C mengkodekan
alanin, dan G untuk glisin, Page et al.,
2002). Marka CAPN530 merupakan
polimorfisme adenosine/guanosin (A/G)
pada exon 14 dalam gen yang
menghasilkan subtitusi asam amino (kode
alel A untuk isoleusin, alel G untuk valin).
Marka CAPN4753 merupakan
polimorfisme adenosine/cystidin yang
terletak pada interon /timidin (A/T) yang
terdapat pada interon 1 dari gen (Page et al., Gambar 1. DNA Total Sapi yang
2004). Dielektroforesis pada Gel
Agarosa 1 %
HASIL DAN PEMBAHASAN
Upaya melacak gen meat tendernes
Sampel darah sebagai sumber DNA
pada DNA yang telah diperoleh, digunakan
dikoleksi dari vena jugularis dengan
3 macam primer yaitu : Primer gen meat
menggunakan tabung venoject yang
tenderness (forward: 5-
mengandung bahan antikoagulan, EDTA
GGGCCGAGGAGATACCGTGAA-3 ;
sebanyak 5 6 ml setiap ekor sapi. DNA
reverse: 5
diisolasi dari sel limfosit menurut metoda
GCTTCCCGGGTGGCAACTG- 3 ) Hasil
standar (Robyt and Whyte, 1987). Untuk
amplifikasi dapat ditunjukkan pada Gambar
mengetahui keberhasilan isolasi DNA
2 dan 3. Panjang frgamen DNA hasil
dilakukan pengamatan secara kuantitatif
amplifikasi dirangkum dalam Tabel 1.
dengan menggunakan spektrofotometer dan
pengamatan secara kualitatif dengan
menggunakan elektroforesis agarosa.
Kemurnian DNA yang diketahui dari rasio
OD260/OD280 diperoleh nilai sekitar 1,09
sampai 1,78. DNA yang diperoleh
dikatakan murni jika memenuhi rasio lebih
dari 1,8. Sebaliknya apabila nilai tersebut
lebih kecil dari 1,8 diduga terjadi
kontaminasi protein (Sambrook and
Russell, 2001). Dalam isolasi yang
dilakukan pada penelitian ini diperoleh Gambar 2. Fotograf Gel Agarosa yang
konsentrasi DNA antara 0,97 sampai 9,25 Menunjukkan Spesifitas Hasil
µg/µl. PCR dengan Menggunakan
Pada penelitian ini semua hasil Primer DNA dari Gen Meat
isolasi DNA yang diperoleh, Tenderness. M : DNA ladder
dielektroforesis pada agarosa 1 % (Gambar 100 bp. 1-8 : Sapi Bali
1). DNA total sapi yang dielektroforesis
umumnya terlihat band terang di dekat
lubang sumuran. Band terang tersebut

23
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 21-25 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

(Turner et al., 1997). Ketepatan kondisi


reaksi PCR serta ketepatan primer yang
digunakan memberikan produk PCR yang
sangat spesifik dengan hanya terbentuknya
satu pita DNA. Pada penelitian ini primer
yang digunakan merupakan primer yang
sesuai untuk mengamplifikasi gen meat
tendernes karena hasil amplifikasi hanya
menunjukkan satu pita.
Gambar 3. Fotograf Gel Agarosa yang
Menunjukkan Spesifitas Hasil KESIMPULAN
PCR dengan Menggunakan Kesimpulan dari hasil penelitian ini
Primer DNA dari Gen Meat adalah primer DNA yang digunakan dalam
Tenderness. M : DNA ladder penelitian ini spesifik untuk gen meat
100 bp. 1-8 : Sapi Bali tenderness pada sapi Bali dan fragmen yang
dihasilkan dari amplifikasi untuk gen meat
tenderness adalah 210 bp.
Tabel 1. Panjang Fragmen Hasil
Amplifikasi
No Nama Sekuen Primer DNA Panjang UCAPAN TERIMA KASIH
Primer Fragmen
1 Meat forward: 5- 210 bp Penulis mnegucapkan terimakasih
tenderness GGGCCGAGGAGAT
ACCGTGAA-3
kepada Direktorat Jenderal Pendidikan
reverse: 5 Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
GCTTCCCGGGTGGC yang telah memberikan bantuan hibah
AACTG- 3 )
doktor dalam menyelesaikan penelitian ini.
Hasil Amplifikasi pada gen meat
tenderness menghasilkan satu pita, berturut- DAFTAR PUSTAKA
turut berukuran 210. Munculnya satu pita
ini menunjukkan bahwa primer DNA yang Casas, E., S. N. White, D.G. Riley, T.P.L.
digunakan pada penelitian ini adalah Smith, R.A. Brennemen, T.A.
spesifik untuk sapi Bali untuk gen marbling Olson, D.D. Johnson,
dan meat tenderness. Hasil PCR yang baik S.W.Coleman, G.L.Bennet and
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti C.C.Chase.2005. Assessment of
kemurnian DNA hasil ekstraksi, ketepatan single nucleotide polymorfisms in
pemilihan primer yang digunakan serta genes residing on chromosomes
ketepatan kondisi PCR. Primer merupakan 14 and 29 for association with
bagian yang penting dalam PCR karena carcass compotion traits in Bos
primer merupakan inisiator pada sintesis Indicus Cattle.
DNA target. Syarat-syarat yang harus Ditjen Peternakan.2006. Strategi dan
dipenuhi di dalam menyusun suatu primer Kebijakan Pencapaian Program
adalah terdiri dari 20 basa, kandungan G/C Kecukupan Daging tahun 2010.
nya 50 %. Workshop Rencana Tindak Dalam
Ketepatan kondisi PCR juga sangat Rangka Kecukupan Daging 2010.
mempengaruhi hasil dari reaksi PCR. Bukittinggi, 18 Mei 2006
Ketepatan kondisi PCR ditentukan oleh Page, B.T., E. Casas, R.L. Quaas, R.M.
ketepatan campuran reaksi dan ketepatan Thallman, T.L. Wheeler, M.
kondisi suhu pada masing-masing siklus

24
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 21-25 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

Koohmaraie, S.D. Schackelford,


S.N. White, J.W. Keele and T.P.L.
Smith. 2004. Association of
markers in the bovine CAPN1
with meat tenderness in large
corssbred poulations that sample
influential industry sires.J.Anim.
Sci. 80 :3474 3481.
Page, B.T., E. Casas, M.P. Heaton, N.G.
Cullen, D.L. Hyndman, C.A.
Morris, A.M. Crawford, T.L.
Weeler, M. Koohmaraie, J.W.
Keele and T.P.L. Simth. 2002.
Evaluation of single-nucleotide
polymorphisms in CAPN1 for
association with meat tenderness
in cattle. J. Anim. Sci.80 : 3077-
3085.
Robyt, I.M. and B.J. White. 1987.
Biochemical Techniques: Theory
and Prractices. Books/Cole
Publishing Company. California
Sambrook, J.J. and D.D.W. Rusell. 2001.
Molecular Cloning: A Laboratory
Manual, Volume 1. Edisi 3. Cold
Spring Harbor Laboratory Press.
Turner S. J., G. D. Lewis and A. R.
Bellamy.1997. Detection of
sewage-derived Escherichia coli
in a rural stream using multiplex
PCR and automated DNA
detection. Water Sci. Technol.,
35: 337-342.
Zhao, Q, M.E. Davis and H.C. Hines. 2004.
Association of polymorphisms in
the Pit-1 ge with growth and
carcass composition ttaits in
Angus beed cattle. J.Anim. Sci.
82:2229-2233.

25

Anda mungkin juga menyukai