Anda di halaman 1dari 5

PRODUKSI VOLATILE FATTY ACIDS DAN AMONIA (NH3) HIJAUAN

PAKAN KAMBING SECARA IN VITRO

PRODUCTION OF VOLATILE FATTY ACIDS AND AMMONIA (NH 3) FORAGE


FOR GOAT BY IN VITRO

Okta Filasari*, Marry Christiyanto*, Limbang Kustiawan Nuswantara* dan


Eko Pangestu*
*Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Semarang.
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H – Tembalang Semarang, Indonesia 50275
*Email: Oktafila_sari@yahoo.com
Diterima: 21 Juni 2019, Direvisi: 4 Juli 2019, Disetujui: 25 Juli 2019

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai nutrien hijauan yang biasa diberikan
sebagai pakan kambing dilihat dari produksi volatile fatty acids dan Amonia (NH3).
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan rancangan acak lengkap (RAL)
terdiri dari perlakuan 8 jenis bahan pakan hijauan dengan 3 ulangan. Produksi NH3 daun
mangga, daun nangka, daun pisang, daun lamtoro, daun turi, daun gamal dan daun
kaliandra sudah mencukupi untuk kebutuhan sintesis mikrobia secara optimal. Produksi
VFA daun mangga, daun nangka, daun pisang, daun turi, daun gamal, daun mahoni, dan
daun kaliandra sudah mencukupi kebutuhan ternak rumen sebagai sumber energi utama
untuk kebutuhan hidup pokok guna pertumbuhan.

Kata Kunci: Hijauan Pakan, Invitro, NH3, VFA.

ABSTRACT

This study aims to assess the value of forage nutrients commonly given as goat
feed seen from the production of volatile fatty acids, Ammonia (NH3). The experimental
design used was a completely randomized design (CRD) consisting of treatment of 8
types of forage feed ingredients with 3 replications. The production of NH3 in the feed
ingredients of mango leaves, jackfruit leaves, banana leaves, lamtoro leaves, turi leaves,
gamal leaves and kaliandra leaves is sufficient for optimal microbial synthesis. VFA
production in mango leaf, jackfruit, banana leaves, turi leaves, gamal leaves, mahogany
leaves, kaliandra leaves is sufficient for rumen cattle as the main energy source for basic
life needs for growth.

keywords: Forage Feed, In vitro, NH3, VFA

PENDAHULUAN saat mengkonsumsi pakan sehingga


Pakan merupakan salah satu ternak kambing umumnya
faktor penting dalam usaha memanfaatakan dedaunan tanaman
peternakan kambing. Ternak pohon. Peternak tradisional biasanya
kambing memiliki sifat browsing menyediakan pakan untuk ternaknya

Produksi Volatile Fatty Acids dan Amonia (NH3) Hijauan Pakan kambing Secara In Vitro – Okta 111
Filasari, M . Christiyanto, L.K. Nusantoro, Eko Pangestu
berupa tanaman yang terdiri dari pertumbuhan. Tujuan dari penelitian
daunan yang masih bercampur ini adalah untuk mengkaji nilai
dengan batang – ranting dan bunga nutrien hijauan yang biasa diberikan
yang berasal dari libah pertanian sebagai pakan kambing dilihat dari
(Hadi et al. 2011). produksi VFA dan Amonia (NH3).
Penyediaan pakan ruminansia
yang berkesinambungan antara lain BAHAN DAN METODE
dapat dipenuhi dari pemanfaatan Bahan pakan berupa hijauan
sumber pakan berserat (Christiyanto yang digunakan yaitu gamal,
dan Subrata, 2005). Pemberian pakan kaliandra, lamtoro, turi, mahoni,
yang mencukupi kandungan nutrien mangga, pisang, nangka, yang telah
yang dibutuhkan oleh ternak dapat digiling halus. Cairan rumen yang
menghasilkan produktivitas yang digunakan dalam pengujian in vitro,
tinggi (Purbowati et al., 2015). berasal dari kambing Peranakan
Tanaman kacang-kacangan atau Etawa yang berfistula dan diberi
leguminosa, selain memiliki pakan sesuai standar selama satu
kandungan protein yang tinggi, juga minggu dengan komposisi nutrien
mempunyai kandungan serat kasar ransum PK 12,23%, TDN 62,32%
yang cukup tinggi sehingga selain dan NDF 54,22%. Penelitian
digunakan sebagai sumber protein dilaksanakan September 2018 –
juga bisa digunakan sebagai sumber Januari 2019 di Laboratorium Ilmu
serat. Pencampuran leguminosa Nutrisi dan Pakan, Fakultas
dengan tanaman pakan lainya Peternakan dan Pertanian UNDIP.
memiliki potensi untuk Metode yang digunakan pada
menghasilkan komposisi pakan proses pencernaan fermentatif
dengan kualitas yang lebih baik mengikuti Tilley dan Terry (1963).
(Mansyur, 2005). Proses analisis yang dilakukan
Kebutuhan nutrien ternak terhadap hasil akhir yang dilihat
kambing berbeda – beda sesuai meliputi produksi VFA, Produksi
dengan tingkat produktivitasnya. NH3 menggunakan metode
Nilai nutriean suatu bahan pakan mikrodifusi (Conway, 1950),
dapat diketahui berdasarkan tingkat Konsentrasi asetat, propionat, butirat
degradasi dan kecernaannya. dengan menggunakan alat Gas
Degradasi nutrien bahan pakan Chromatography, Jenis gas
dalam rumen menunjukkan kualitas chromatography yang digunakan
suatu bahan pakan. Protein dalam yaitu GC 8A, Shimadzu Crop.,
bahan pakan difermentasi menjadi Kyoto, Japan dengan kolom berisi
amonia yang digunakan sebagai 10% SP-1200, 1% H3PO4on 80/100
kebutuhan utama bagi pertumbuhan Cromosorb WAW. Rancangan
mikroorganisme. Karbohidrat yang percobaan yang digunakan adalah
ada dalam bahan pakan difermentasi rancangan acak lengkap dengan
menjadi Volatile Fatty Acids (VFA) perlakuan 8 jenis bahan pakan
yang kemudian diserap langsung di hijauan dengan 3 ulangan. Data yang
dinding rumen lalu digunakan diperoleh pada penelitian ini
sebagai sumber energi utama dianalisis dengan analisis sidik
kebutuhan hidup pokok untuk ragam (analysis of variance/ANOVA)

112 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 17 Nomor 1 – Juni 2019
menggunakan rancangan acak HASIL DAN PEMBAHASAN
lengkap (RAL). Apabila diperoleh Hasil penelitian produksi
perlakuan berbeda nyata maka akan Volatile Fatty Acids (VFA) dan
dilakukan uji lanjut menggunakan uji Amoniak (NH3) disajikan pada Tabel
Duncan’s Multiple Range Test 1.
(DMRT) pada taraf signifikansi 5%.

Tabel 1.
Produksi Volatile Fatty Acids (VFA) dan Amoniak (NH3) Hijauan Pakan
Kambing secara In Vitro
No Sempel Produksi VFA Total Amoniak (NH3)
-------------------------mM-------------------
1 Daun mangga 107bc 9,57a
2 Daun nangka 133a 5,68c
ab
3 Daun pisang 117 5,48c
4 Daun lamtoro 73d 5,79c
cd
5 Daun turi 87 4,55d
6 Daun gamal 123ab 5,61c
bc
7 Daun mahoni 107 2,95e
cd
8 Daun kaliandra 87 7,35b
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
perbedaan nyata (P<0,05)

Hijauan pakan daun nangka Nisa et al. (2017) bahwa ada


memperoleh produksi VFA yang beberapa faktor yang mempengaruhi
cukup tinggi (133 mM). Tingginya tinggi rendahnya dari konsentrasi
produksi VFA pada bahan pakan VFA antara lain bentuk fisik pakan,
hijauan juga didukung dengan tipe jumlah karbohidrat yang mudah
tingginya kandungan karbohidrat larut, pH rumen, kecernaan bahan
dalam bahan pakan 76,25 % daun pakan, pakan basal dan penambahan
nangka. Hal tersebut sesuai dengan zat aditif kimia dalam pakan.
pendapat (Tanuwiria et al., 2005) Bahan pakan yang semakin
yang menyatakan bahwa produksi lama berada dalam rumen akan
VFA total yang dihasilkan terlihat semakin lama pula kesempatan
dari banyaknya bahan organik dalam mikrobia rumen untuk mendegradasi
bahan pakan yang mampu komponen ransum dalam hal ini
didegradasi oleh mikrobia rumen. adalah protein, lemak dan
Produksi VFA daun Lamtoro (87 karbohidrat (Christiyanto et al.,
mM) lebih rendah dibandingkan 2006). Produksi VFA pada bahan
bahan pakan lainnya, hal tersebut di pakan daun mangga, daun nangka,
sebabkan karena bahan pakan daun daun pisang, daun turi, daun gamal,
Lamtoro mempunyai nilai daun mahoni, daun kaliandra
karbohidrat yang rendah 61,42 % berkisar antara 60 – 160 mM sudah
dibanding dengan bahan pakan mencukupi kebutuhan mikrobia
lainya. Hal tersebut dijelaskan oleh rumen sehingga memungkinkan

Produksi Volatile Fatty Acids dan Amonia (NH3) Hijauan Pakan kambing Secara In Vitro – Okta 113
Filasari, M . Christiyanto, L.K. Nusantoro, Eko Pangestu
proses fermentasi dalam rumen fermentabilitas bahan pakan di dalam
menjadi lebih baik. Sedangkan pada rumen sehingga kadar NH3 yang
bahan pakan daun Lamtoro di bawah dihasilkan tinggi (Wahyuni et. al.,
kisaran sehingga belum mencukupi 2014).
kebutuhan mikrobia sehingga Hindratiningrum (2011)
menyebabkan proses fermentasi menjelaskan bahwa faktor yang
belum optimal. Hidayat et al. (2005) memperngaruhi kenaikan produksi
menyatakan bahwa konsentrasi VFA NH3 yaitu sumber protein dalam
total yang baik untuk pertumbuhan ransum yang mudah terdegradasi
optimum mikroba rumen adalah 80 – oleh mikroba rumen serta tingginya
160 M. energi pakan serta tingginya
Produksi NH3 dari tertinggi pertumbuhan mikroba rumen. Daun
ke terendah terdapat pada perlakuan mahoni menghasilkan produksi NH3
Daun Mangga, Daun Kaliandra, sebesar 2,95 mM dengan kandungan
Daun lamtoro, Daun Gamal, Daun protein kasar sebesar 12,71 %. Hal
Nangka, Daun Pisang, Daun Turi, ini dimungkinkan terjadi akibat
Daun Mahoni, dengan rata – rata sintesis protein mikrobia yang
9,57; 7,36; 5,81; 5,62; 5,68; 5,48; meningkat, yang akan
4,55; 2,95 mM. Produksi NH3 daun mengakibatkan N-NH3 sisa hasil
Mangga sebesar 9,57 mM akan tetapi degradasi protein kasar, jumlahnya
memiliki kandungan protein kasar semakin menurun. Konversi amonia
8,990% lebih rendah dibandingkan menjadi asam amino mikroba
yang lainnya hal tersebut di membutuhkan Adenosin Tri
karenakan degradasi protein dalam Phosphat (ATP), sedangkan bila
bahan pakan berlangsung lebih cepat konsentrasinya cukup tinggi, maka
sehingga menyebabkan produksi tanpa memerlukan ATP amonia
NH3 meningkat. Tinggi rendahnya langsung terinkorporasi ke dalam
kecernaan protein dapat asam amino mikroba.
meningkatkan degradabilitas dan
KESIMPULAN daun kaliandra sudah mencukupi
Peneltian terhadap hijauan untuk kebutuhan sintesis mikrobia
leguminosa dan daun – daunan secara optimal. Produksi VFA pada
sebagai pakan kambing bahan pakan daun mangga, daun
menunjukkan bahwa hijauan pakan nangka, daun pisang, daun turi, daun
menghasilkan produksi VFA dan gamal, daun mahoni, daun kaliandra
NH3 yang berbeda-beda. Produksi sudah mencukupi kebutuhan ternak
NH3 pada bahan pakan daun mangga, rumen sebagai sumber energi utama
daun nangka, daun pisang, daun kebutuhan hidup pokok untuk
lamtoro, daun turi,daun gamal dan pertumbuhan.

114 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 17 Nomor 1 – Juni 2019
DAFTAR PUSTAKA pakan sumber energi. Agripet.
Christiyanto, M. dan A. Subrata. 11(2): 29-34.
2005. Perlakuan Fisik pada Mansyur, N.P. Indrani dan
Limbah Industri Pertanian I.Susilawati. 2005 Peranan
terhadap Komposisi Serat. Leguminosa Tanaman Penutup
Laporan Penelitian. Lembaga pada Sistem Pertanaman
Penelitian Universitas Jagung untuk Penyediaan
Diponegoro. Hijauan Pakan. Prosiding
Christiyanto, M, M. Soejono, R. Seminar Nasional Teknologi
Utomo, H. Hartadi dan B. P. Peternakan dan Veteriner.
Widyobroto. 2006. Degradasi Bogor. 12-13 november 2005.
bahan kering, bahan organik Bogor. 879 – 885.
dan protein kasar ransum yang Tanuwiria, U. H., B. Ayuningsih,
berbeda nilai PDI pada sapi dan Mansyur. 2005.
perah dengan pakan basal Fermentabilitas dan kecernaan
rumput Raja. Buletin ransum lengkap sapi perah
Peternakan. Vol 30 (4)2006. berbasis jerami padi dan pucuk
P:174-184. tebu teramoniasi (In Vitro)
Purbowati, E., I. Rahmawati, dan E. Jurnal Ilmu Ternak, 5 (2): 64 –
Rianto. 2015. Jenis Hijauan 69.
Pakan dan Kecukupan Nutrien Nisa. D., J. Achmadi, and F.
Kambing Jawarandu di Wahyono. 2017.
Kabupaten Brebes Jawa Degradabilitas bahan organik
Tengah. Pastura.5 (1): 10-14 dan produksi total Vollatile
Hadi, R. F., Kustantinah, dan H. Fatty Acids (VFA) Daun Kelor
Hartadi. 2011. Kecernaan in (Moringa oleifera) dalam
sacco hijauan leguminosa dan rumen secara in vitro. J. Ilmu-
non leguminosa dalam rumen Ilmu Peternakan 27 (1): 12 –
sapi PO. Buletin Peternakan. 17.
35(2) : 79-85. Wahyuni, I, M.D., A. Muktiani dan
M. Christiyanto. 2014.
Hidayat, U., B. Tanuwiria, Penentuan dosis tanin dan
Ayuningsih dan Mansyur. saponin untuk defaunasi dan
2005. Fermentabilitas dan peningkatan fermentabilitas
kecernaan ransum lengkap sapi pakan. JITP. 3(3) : 23-27.
perah berbasis jerami padi dan Conway, E.J. 1950. Microdiffusion
pucuk tebu teramoniasi (in Analysis and Volumetric
vitro). J. Ilmu Ternak 5(2): 64- Error. 3rd Ed. Crostay
69. Loskwood and Sows Ltd.,
Hindratiningrum. N., M. D. Bata dan London.
S. A. Santosa. 2011. Produk Tilley, J.M.A. dan R. A. Terry. 1963.
rermentasi rumen dan produksi A two stage technique for the
protein mikroba sapi lokal in vitro digestion of forage
yang diberi pakan jerami crops. J. British Grass Soc.
amoniasi dan beberapa bahan 18: 104 - 111.

Produksi Volatile Fatty Acids dan Amonia (NH3) Hijauan Pakan kambing Secara In Vitro – Okta 115
Filasari, M . Christiyanto, L.K. Nusantoro, Eko Pangestu

Anda mungkin juga menyukai