5.3 BIOSFER
FLORA
A. POHON KARET
Karet termasuk famili Euphorbiaceae, genus Hevea. Beberapa sepesiesHevea yang telah dikenal
adalah: H.brasiliensis, H.benthamiana, H.spruceana,H.guinensis, H. collina, H. pauciflora, H. rigidifolia,
H.nitida, H.confusa, H.microphylla. dari jumlah spesies Hevea tersebut, hanya H. Brasiliensis
yangmempunyai nilai ekonomi sebagai tanaman komersil, karena spesies ini banyak menghasilkan lateks
(Daslin dalam Sofiani, 2018).
Karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar.Batang tanaman
mengandung getah yang dinamakan lateks. Daun karet berwarnahijau terdiri dari tangkai daun. Panjang
tangkai daun utama 3-20 cm. Panjangtangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan ujungnya bergetah.
Biasanya ada tiga anakdaun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk
eliptis,memanjang dengan ujung meruncing. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah.Jumlah biji
biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. AkarTanaman karet merupakan akar
tunggang. Akar tersebut mampu menopang batangtanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Anwar
dalam Sofiani, 2018).
Daun karet berwarna hijau, daun ini ditopang oleh daun utama dan tangkai anak daunnya
antara 3-10 cm. Pada setiap helai terdapat tiga helai anak daun. Daun tanaman karet akan menjadi
kuning atau merah padasaat musim kemarau (Setiawan & Andoko, dalam Sofiani, 2018). Pertumbuhan
tanaman bergantung pada faktor genetik dan lingkungan (Subandi, M. dalam Sofiani, 2018).
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon
dewasa mencapai 15-25 m pohon tegak, kuat, berdaun lebat,dan dapat mencapai umur 100 tahun.
Biasanya tumbuh lurusmemiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada
kecondongan arah tumbuh tanamannya agak mirinng ke utara. Batang tanaman ini mengandung getah
yang dikenal dengan nama lateks (Tim Penulis PS, dalam Sofiani, 2018).
Secara garis besar tanaman karet dapat tumbuh baik pada kondisi iklim sebagai berikut: suhu
rata-rata harian 28˚C (dengan kisaran 25-35˚C) dan curah hujan tahunan rata-rata antara 2.500-4.000
mm dengan hari hujan mencapai 150 hari pertahun. Pada daerah yang sering hujan pada pagi hari akan
mempengaruhikegiatan penyadapan bahkan akan mengurangi hasil produktifitasnya. Keadaandaerah
yang cocok untuk tanaman karet adalah daerah-daerah Indonesia bagianbarat, yaitu Sumatera, Jawa,
dan Kalimatan, sebab iklimnya lebih basah (Budiman, dalam Sofiani, 2018).
Curah hujan yang cukup tinggi antara 2.000-2.500 mm setahun disukaitanaman karet. Akan
lebih baik lagi apabila curah hujan merata sepanjang tahun,dengan hari hujan berkisar100-
150HH/tahun. Jika sering hujan pada pagi hariproduksi akan berkurang, hal tersebut dikarenakan jika
penyadapan pada waktuhujan kualitas lateks encer. Tiada kehidupan tanpa air, sehingga harus disiapkan
sumber air untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Daerah yang baik bagi pertumbuhan dan pengusahaan tanaman karet terletak di sekitar ekuator
(katulistiwa) antara 100LS dan 100 LU. Karet masih tumbuh baik sampai batas 200 garis lintang. Suhu
200 dianggap sebagai batas terendah suhu bagi karet.
Sehingga dari bebapa teori di atas sesuai menunjukkan bahwa tanaman karet dapat hidup
dengan baik pada lokasi penelitian dikarenakan karakteristik wilayah tempat kami melakukan penelitian
sesuai dengan teori yang telah disebutkan di atas.
3. GEYLLIDAE (JANGKRIK)
4. araneae (LABA-LABA)
6. meliponini (LEBAH KELULUT)
8. ORTHOPTERA (BELALANG)
5.3.2 LOKASI KE-2 HARI PERTAMA
FLORA
FAUNA
3. GEYLLIDAE (JANGKRIK)
4. Araneae diadematus (LABA-LABA)