NYERI AKUT
Disusun Oleh:
Olfa Maria Telaumbanua
Yerti
Idaman Hati Waruwu
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan
perawatankesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik dan
proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang. Perawat tidak
bisamelihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif
(antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri). Perawat
memberi asuhankeperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan, yang memberikan
intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan,
kenyamanan adalah kebutuhandasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan
keperawatan. Pernyataan tersebutdidukung oleh olcaba yang mengatakan bahwa kenyamanan
adalah suatu keadaan telahterpenuhinya kebutuhan dasar manusia.!ntuk memperjelas kami
bahas secara detail pada makalah ini.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep Nyeri.
2. Menjelaskan tentang pengertian Nyeri
3. Menjelaskan tentang Sifat Nyeri
4. Menjelaskan tentang Fisiologi Nyeri
5. Menjelaskan tentang Klasifikasi Nyeri
6. Menjelaskan tentang Faktor yang mempengaruhi Nyeri
7. Menjelaskan tentang Metode untuk Menghilangkan nyeri
1.4 Manfaat
Agar lebih memahami tentang konsep Nyeri.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Nyeri
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), Nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktualmaupun
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Teori pecificity suggest menyatakan bahwa Nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena
adanya injury, dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melaluireseptor
nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord.
Secara umum Keperawatan mendefinisikan Nyeri sebagai apapun yang menyakitkan tubuh,
yang dikatakan individu yang mengalaminya, dan yang ada kapanpun individu mengatakannya.
Mekanisme Nyeri
Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan
dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A
delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. -mpuls
listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah
mengalami modulasi
Sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat
berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma
inflalamas
2.3 Fisiologi Nyeri
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada satu teori
yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap. Untuk memudahkan
memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga)komponen fisiologis berikut ini:
1.RESEPSI
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik, termal, kimia) akan menyebabkan pelepasan
substansi kimia seperti histamin, bradikinin, kalium. Substansi tersebut menyebabkan nosiseptor
bereaksi, apabila nosiseptor mencapai ambang nyeri, maka akan timbul impuls syaraf yang akan dibawa
oleh serabut saraf perifer. Serabut syaraf perifer yang akan membawa impuls syaraf ada dua jenis, yaitu
serabut A delta dan serabut C. Impuls syaraf akan di bawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu
dorsalis medulla spinalis. -mpuls syaraf tersebut akan menyebabkan kornu dorsalis melepaskan
neurotrasmiter (substansi P). Substansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari saraf perifer ke saraf
traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls syaraf ditransmisikan lebih jauh ke dalam system
saraf pusat.
Setelah impuls syaraf sampai di otak, otak mengolah impuls syaraf kemudian akan timbul respon
reflek protekti
contoh apabila tangan terkena setrika, maka akan merasakan sensasi terbakar, tangan juga
melakukan reflek dengan menarik tangan dari permukaan setrika. Proses ini akan berjalan jika system
saraf perifer dan medulla spinalis utuh atau berfungsi normal.
2.PRESEPSI
Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu menjadisadar
akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang komplek. Persepsi menyadarkan individu dan mengartikan
nyeri itu sehingga kemudian individu dapat bereaksi
Proses persepsi secara ringkas adalah sebagai berikut Stimulus Nyeri Medula &pinalis Talamus
Otak (area limbik) Reaksi emosi Pusat otak, Persepsi Stimulus nyeri ditransmisikan ke medula spinalis,
naik ke talamus, selanjutnya serabut mentrasmisikan nyeri ke seluruh bagian otak, termasuk area limbik.
area ini mengandung sel sel yang yang bisa mengontrol emosi (khususnya ansietas). area limbik yang
akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi syaraf berakhir di pusat
otak, makaindividu akan mempersepsikan nyeri.
3.REAKSI
Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisioligis dan perilaku yang terjadi setelah
mempersepsikan nyeri. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang superfisial
menimbulkan reaksi flight atau fight, yang merupakan sindrom adaptasi umum. Stimulasi pada cabang
simpatis pada saraf otonom menghasilkan respon fisiologis, apabila nyeri berlangsung terus menerus,
maka sistem parasimpatis akan bereaksi. Secara ringkas proses reaksi adalah sebagai berikut
Impuls nyeri medula spinalis batang otak dan talamus Sistem syaraf otonom Respon fisiologis:
perilaku Impuls nyeri ditransmisikan ke medula spinalis menuju ke batang otak dan talamus.Sistem saraf
otonom menjadi terstimulasi, saraf simpatis dan parasimpatis bereaksi, maka akan timbul respon
fisiologis dan akan muncul perilaku.
Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis.
Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibatdalam aktivitas
karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini bias mempengaruhi
dua fase lain. Pada fase ini memungkinnkan seseorang belajar tentang nyeri dan upaya untuk
menghilangkan nyeri tersebut. Peran perawat dalam fase ini sangat penting,terutama dalam
memberikan informasi pada klien.contoh sebelum dilakukan tindakan bedah, perawat menjelaskan
tentang nyeri yang nantinya akan dialami oleh klien pasca pembedahan, dengan begitu klien akan
menjadi lebih siapdengan nyeri yang nanti akan dihadapi.
Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. Karena nyeri itu bersifat subyektif, maka tiaporang
dalam menyikapi nyeri juga berbeda;beda. toleransi terhadap nyeri juga akan berbeda antara satu orang
dengan orang lain. Orang yang mempunyai tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri tidak akan mengeluh
nyeri dengan stimulus kecil, sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah akan mudah
merasa nyeri dengan stimulus nyeri kecil.klien dengan tingkat toleransi tinggi terhadap nyeri mampu
menahan nyeri tanpa bantuan,sebaliknya orang yang toleransi terhadap nyerinya rendah sudah mencari
upay pencegah nyeri,sebelum nyeri datang.
keberadaan enkefalin dan endorfin membantu menjelaskan bagaimana orang yang berbeda
merasakan tingkat nyeri dari stimulus yang sama. kadar endorfin berbeda tiap individu, individudengan
endorfin tinggi sedikit merasakan nyeri dan individu dengan sedikit endorfin merasakannyeri lebih
besar.
klien bisa mengungkapkan nyerinya dengan berbagai jalan, mulai dari ekspresi wajah,vokalisasi
dan gerakan tubuh. ekspresi yang ditunjukan klien itulah yang digunakan perawat untuk mengenali pola
perilaku yang menunjukkan nyeri. Perawat harus melakukan pengkajian Secara teliti apabila klien sedikit
mengekspresikan nyerinya, karena belum tentu orang yang tidak mengekspresikan nyeri itu tidak
mengalami nyeri. Kasus-kasus seperti itu tentunya membutuhkan bantuan perawat untuk membantu
klien mengkomunikasikan nyeri secara efektif
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien masih membutuhkan
kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis, sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa
pasca nyeri. apabila klien mengalami episode nyeri berulang, makarespon akibat ((aftermath) dapat
menjadi masalah kesehatan yang berat. Perawat berperan dalammembantu memperoleh kontrol diri
untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang
A.Berdasarkan sumbernya
B.Berdasarkan penyebabnya
1) Fisik
Bisa terjadi karena stimulus fisik
Ex:fraktur femur
2) Psycogenic
Terjadi karena sebab yang kurang jelas / susah diindentifikasi,bersumber dari emosi/psikis
dan biasannya tidak disadari
Ex:orang yang marah marah,tiba-tiba merasanyeri pada dadanya ,biasannya nyeri terjadi
karena perpaduan 2 sebab tersebut
1.Nyeri Akut
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera, atau intervensi bedah dan memiliki
awitan yang cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan . fungsi nyeri ini adalahsebagai
pemberi peringatan akan adanya cidera atau penyakit yang akan datang. Nyeri ini Terkadang bisa hilang
sendiri tanpa adanya intervensi medis, setelah keadaan pulih pada areayang rusak.
apabila nyeri akut ini muncul, biasanya tenaga kesehatan sangat agresif untuk segera
menghilangkan nyeri. Nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien, untuk ituharus
menjadi prioritas perawatan. Rehabilitasi bisa tertunda dan hospitalisasi bisa memanjang dengan
adanya nyeri akut yang tidak terkontrol.
2.Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode
tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri
ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol, karena pengobatan kanker tersebut atau karena
gangguan progresif lain. Nyeri ini bisa berlangsung terus sampai kematian.Pada nyeri kronik, tenaga
kesehatan tidak seagresif pada nyeri akut. klien yang mengalami nyeri kronik akan mengalami periode
remisi (gejala hilang sebagian atau keseluruhan) dan eksaserbasi(keparahan meningkat). Nyeri ini
biasanya tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Nyeri ini merupakan penyebab utama ketidakmampunan fisik dan psikologis. sifat nyeri kronik
yang tidak dapat diprediksi membuat klien menjadi frustasi dan seringkali mengarah padadepresi
psikologis. -ndividu yang mengalami nyeri kronik akan timbul perasaan yan gtidak aman, karena ia tidak
pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari hari ke hari.
Nyeri akut
3. Respon pasien Fokus pada nyeri, menyetakan nyeri menangis dan mengerang
Nyeri Kronik
1.Radiating pain
Ex:cardiac pain
2.Referred pain
Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yang diperkirakan berasal dari jaringan penyebab
3.Intractable pain
4.Phantom pain
Ex: bagian tubuh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri medulla spinalis
a) Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada
anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan
fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri
adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau
meninggal jika nyeri diperiksakan
b) Jenis kelamin
Gill mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri,
justru lebih dipengaruhi faktor budaya (Ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh
mengeluh nyeri)
c) Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri. (Ex:
suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka
melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri)
d) Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana
mengatasinya
e) Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi perseps
inyeri.Menurut Gill (1990) perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang
meningkat,sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik
relaksasi,guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
f) Ansietas
Ansietas emas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri juga bisa menyebabkan
seseorang cemas
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang
samatimbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri
tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri
h) Pola kuping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola
kopingyang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri
Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung kepada anggota keluarga atau teman
dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan.
Distraksi adalah metode pengalihan perhatian dari FpersepsiF rasa nyeri. Menganmengalihkan
perhatian, kita bisa mengurangi fokus terhadap respon nyeri. Distraksi bisaditerapkan untuk rasa nyeri
ringan dan sedang, untuk rasa nyeri berat obat masih menjadi pilihan paling tepat. Contoh dari metode
distraksi dalam mengurangi rasa nyeri adalah melakukan kegiatan ringan untuk mengalihkan FpersepsiF
rasa nyeri, bisa dengan mengobrol, menonton tv,atau dengan menikmati pemandangan alam.
Dengan menerapkan metode distraksi untuk mengurangi rasa nyeri akan menghindaridampak
negatif dari obat kimia, seperti yang dijelaskan di atas, distraksi bisa diterapkan padanyeri ringan dan
sedang, untuk itu pada kasus rasa nyeri berat harus ditangani dengan obat tindakan medis.
B.Relaksi
Reknik relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot dan mengurangi kecemasan. Membantu klien
dengan teknik relaksasi, perawat dapat mengenal nyeri klien dan ekspresi kebutuhan dibantu dari klien
untuk mengurangi distress yang disebabkan oleh nyerinya.Teknik relaksasi lebih efektif untuk klien
dengan nyerik ronik.
Relaksasi memberikan efek positif untuk klien yang mengalami nyeri, yaitu:
Metode yang lain untuk meningkatkan relaksasi dapat berupa mendengarkan music atau suara alam
sambil santai, memikirkan sesuatu yang merilekskan, atau dengan teknik meditasiseperti yoga, dan lain-
lain.
C.Imagry
Klien dapat menggunakan imagery membayangkan untuk menurunkan nyeri.imagery sesuatu yang
menyenangkan.Dapat digunakan lebih efektif pada klien dengan nyerik ronik dari pada nyeri akut, atau
nyeri berat. Perawat dapat mengajarkan klien untuk menggunakan teknik imagery dengan melakukan
Guided imagery
D.Stimulasi Kutan
Teknik dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengurangi nyeri. MeintZ (1995)
menyatakan bahwa massage, salah satu bentuk stimulasi kutan, dapat mengurangi kecemasandan
persepsi nyeri pada klien dengan kanker. stimulasikutan, meliputi :
1.Message
2.Kompres hangat atau dingin,atau keduanya bergantian
3.Accupressure
4.Stimulasi kontralateral
E.Anestesi
Anestesi secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi
digunakan pertama kali oleh Oliver wendel Holmesw Sr pada tahun1846
Penggelompokan Anestesi
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anastesi. Analgetik
adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. Seseorang yangmengonsumsi
analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri,
tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran,
sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya
tetap sadar.
Tipe Anestesi
b. Pembiusan local- hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah
tubuh).
c.Pembiusan regional-hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada
jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan
sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran.obat bius jenis ini bila
digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu
penyembuhan operasi
F.Terapi Musik
Terapi musik terdiri dari 2 kata yaitu kata “terapi”dan “music”. Terapi (therapi) adalah
penaganan penyakit(Brooker,2001).Terapi juga diartikan sebagai pengobatan (Laksaman,2020).
sedangkan musik adalah suara atau nada yang mengandung irama. terapi musik adalah keahlian
menggunakan musik atau elemen musik oleh seseorang terapis untuk meeningkatkan,mempertahankan
dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual. Dalam kedokteran, terapi musik
disebut sebagai terapi pelengkap (Complementary Medicine), Potter juga mendefinisikan terapi musik
sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau
irama tertentu. Denis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan,
seperti musik klasik, instrumentalia, dan slowmusik (Potter,2005 dikutip dari Erfandi).
Menurut Hillougnby (1996), musik adalah bunyi atau nada yang menyenangkan untuk didengar.
Musik dapat keras, ribut, dan lembut yang membuat orang senang mendengarnya. orang cenderung
untuk mengatakan indah terhadap musik yang disukainya. Musik ialah bunyi yang diterima oleh individu
dan berbeda bergantung kepada sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.
Manfaat Musik