Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER

DISUSUN OLEH:
ROLLY JUNIUS LONTAAN

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA GLOBAL GLOW INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, perlindungan dan kasihNya sajalah maka kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami juga berterimakasih kepada segala pihak yang telah membantu penulis dalam
membuat makalah ini, khususnya Dosen Pembimbing yang selalu membantu memberikan
petunjuk dalam pembuatan makalah ini dan kepada semua pihak tidak dapat disebutkan satu per
satu yang telah membantu baik secara moril dan materi.

Siapa saja, dimana saja, dan kapan saja kita sebagai manusia tidak akan luput dari
kekurangan dan salah, dan kami menyadari akan hal itu oleh sebab itu kritik dan saran untuk
kemajuan bersama sangat di harapkan. Untuk kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini kami memohon maaf.

Demikianlah makalah ini kami buat semoga bermanfaat. Terimakasih

Sorong, Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ……..……………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan Makalah …………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………… 2

A. Pengertian Pendidikan ……………………………………………………………… 2


B. Pengertian Karakter …………………………………………………………………. 2
C. Pendidikan Yang Berkarakter ……………………………………………………….. 3
1. Pendidikan Karakter di Keluarga ……………………………………………….. 3
2. Pendidikan Karakter di Sekolah ………………………………………………… 4

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………… 5

A. Kesimpulan ………………………..………………………………………………… 5

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya banyak kenakalan remaja seperti tawuran, penggunaan narkoba, pergaulan
bebas, melawan orang tua dan guru menjadi bukti bahwa pembentukan karakter yang baik
bagi seorang siswa tidak berjalan dengan baik dan tidak sesuai dengan tujuan dari
pendidikan. Dalam menyikapi permasalahan yang sudah disebutkan diatas kadangkala
masing-masing pihak yang terlibat untuk bertanggungjawab pada permasalahan diatas saling
menyalahkan atau mencari kambing hitam atas kejadian-kejadian yang ada.
Namun sebernarnya siapa yang paling bertanggungjawab untuk permasalahan-
permasalahan yang sudah disebutkan diatas. Pada makalah ini mencoba untuk memberikan
beberapa pandangan yang ada untuk dapat mengatasi permasalahan kenakalan remaja yang
merupakan bagian penting untuk diarahkan tentang pentingnya Pendidikan yang
Berkarakter.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pendidikan
2. Apa definisi dari karakter
3. Pentingnya pendidikan yang berkarakter

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui arti dari seorang pendidik
2. Memahami tentang karakter
3. Mengetahui pentingnya pentingnya pendidikan yang berkarakter

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri
berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”
dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan
dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan
tinggi, universitas atau magang1.

B. Pengertian Karakter
Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu,
karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat kesuksesan. Menurut Wyne,
karakter menandai bagaimana cara atau pun teknis untuk memfoukuskan penerapan nilai
kebaikan ke dalam tindakan atau pun tingkah laku. Menurut Kamisa, pengertian karakter
adalah sifat - sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang terlihat
berbeda dari dapat diartikan memiliki watak dan juga orang kepribadian2.
Definisi karakter menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan
menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter
seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan
bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan
akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan.Keduanya didefinisikan sebagai suatu
tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan
dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.3

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
2
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-karakter-menurut-pendapat-para-ahli/
3
2017. Definisi Karakter. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.

2
C. Pendidikan Yang Berkarakter
Pendidikan yang benar tidak mengabaikan pengetahuan yang bersifat ilmiah atau
pengetahuan kesusasteraan; tetapi di atas informasi mempunyai kuasa yang berni lai; di atas
kuasa adalah kebajikan; di atas pencapaian intelektual adalah tabiat. Dunia ini tidak begitu
memerlukan orang-orang pandai lebih daripada orang yang mempunyai tabiat yang agung.
Pendidikan memerlukan orang yang kesanggupannya dikendalikan oleh prinsip yang teguh.
"Hikmat adalah hal yang utama: perolehlah hikmat." "Lidah orang bijak mengeluarkan
pengetahuan..." (Amsal 4:7;15:2)4. Pendidikan yang benar mengajar- kan kebijaksanaan ini.
Pendidikan yang benar mengajarkan penggunaan yang terbaik, bukan hanya satu, melainkan
segala kuasa dan kecakapan. Dengan demikian pendidikan yang benar mencakup segenap
lingkaran kewajiban—kepada diri kita sendiri, kepada dunia, dan kepada Allah5.

1. Pendidikan Karakter di Rumah


Pendidikan Dimulai di dalam Rumah Tangga. Di dalam rumah tanggalah
pendidikan anak harus dimulai. Di sinilah sekolahnya yang pertama. Di sini, dengan
orangtua sebagai guru, ia harus mempelajari pelajaran-pelajaran yang harus menuntun dia
sepanjang umur hidupnya pelajaran tentang sikap hormat, penurutan, dan pengendalian
diri. Pengaruh pendidikan rumah tangga adalah satu kuasa yang besar bagi yang baik atau
yang ja-hat. Semuanya itu di dalam banyak hal terjadi dengan diam-diam dan lambat,
tetapi jikalau digunakan untuk yang benar, semuanya itu akan merupakan suatu kuasa
yang meluas bagi kebenaran. Jika- lau anak tidak dididik dengan benar di sini, Setan
akan mendidiknya melalui alat-alat pilihannya. Dengan demikian, betapa pentingnya
sekolah rumah tangga itu!6.
Banyak orangtua tidak memahami betapa besar tanggungjawabnya terhadap tabiat
seperti ini dalam diri anak-anak mereka. Mereka tidak memiliki kelemahlembutan dan
akal budi untuk menangani anak-anak yang bersalah yang sebenarnya mereka sendirilah

4
Alkitab Terjemahan Baru (Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta)
5
https://m.egwwritings.org/id/book/12875.1242
6
https://m.egwwritings.org/id/book/12873.16

3
yang membuatnya begitu. Tetapi Yesus memandang anak-anak ini dengan rasa iba. Ia
menelusuri dari sebab kepada akibat7.

2. Pendidikan Karakter di Sekolah


Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) menjadikan pendidikan karakter sebagai platform pendidikan nasional untuk
membekali peserta didik sebagai generasi emas tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan
karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan (Pasal 2).
Perpres ini menjadi landasan awal untuk kembali meletakkan pendidikan karakter sebagai
jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Kurikulum 2013 sebagai rujukan proses pembelajaran pada satuan pendidikan,
perlu mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Integrasi tersebut bukan
sebagai program tambahan atau sisipan, melainkan sebagai cara mendidik dan belajar
bagi seluruh pelaku pendidikan di satuan pendidikan8.
Walaupun dalam kurikulum di sekolah sudah diatur dalam pelaksanaan
pembelajaran perlunya mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter. Namun dalam
pelaksanaannya kegiatan pembelajaran yang ada tidak ada bedanya dengan pembelajaran
dengan kurikulum yang sebelumnya. Sehingga dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) sudah dituliskan perlunya penguatan pendidikan karakter itu hanya sekedar
formalitas dalam laporan pembelajaran namun pada pelaksanaan tidak seperti yang
tertulis di RPP. Tapi ada beberapa sekolah terlebih khusus sekolah yang dikelola oleh
yayasan agama maka pendidikan penguatan karakter menjadi salah satu indikator utama
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Sehingga pendidikan karakter di
sekolah tidak dapat diharapakan untuk dapat mendidik anak-anak kita untuk memiliki
karakter yang baik.
3.

7
https://m.egwwritings.org/id/book/13810.147
8
https://mutudidik.wordpress.com/2018/03/05/penguatan-pendidikan-karakter-dalam-kurikulum-2013-tahun-
2018/

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pendidikan berkarakter tidak dapat lepas dari pendidikan di rumah tangga,
dimana pada lingkungan inilah seorang anak mulai mempelajari lingkungan sekitar dan
mengikuti teladan yang pertama yang sehari-hari dilihat, didengar dan dirasakan yaitu
pendidikan dalam keluarga. Sehingga pendidikan dalam keluarga merupakan faktor utama
perkembangan mental dan karakter seorang anak. Salah satu indikator yang dapat kita lihat
betapa besarnya pengaruh keluarga yaitu dalam bertutur kata seorang anak memiliki banyak
kesamaan dengan lingkungan keluarga terlebih pengaruh seorang ibu, sehingga ada istilah
yang dikenal dengan istilah bahasa ibu.
Namun pada dewasa ini banyak orang tua yang melepaskan tanggungjawabnya dalam
pembentukan karakter seorang anak dengan cara melimpahkan tanggungjawab tersebut
kepada pihak sekolah dalam hal ini pendidik/guru. Sehingga dalam menghadapi
permasalahan anak-anak sekolah dari pihak orang tua sering menyalahkan pihak sekolah atau
guru. Padahal berdasarkan materi-materi yang di jabarkan bahwa orangtua merupakan faktor
terbesar dalam pendidikan berkarakter dari peserta didik. Dapat dipahami dari keteranagn
diatas, bahwa kerjasama guru dan orang tua murid penting sekali artinya untuk
memperlancar pendidikan anak, dapat membantu guru, untuk lebih cepat mengenal muridnya
yang perlu mendapat perhatian khusus dapat juga membantu orang tua untuk lebih
memperhatikan kegiatan belajar anak9.
Oleh sebab itu untuk dalam hal ini sekolah perlu bekerjasama yang baik dengan
orangtua dan masyarakat sekolah untuk dapat membantu bersama-sama mencari solusi untuk
permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah. Salah satu wadah yang dibentuk adalah
komite sekolah. Komite sekolah diharapkan dapat meningkatkan peran masyarakat dalam
penyelenggaraan sekolah. Sehingga, timbul rasa saling memiliki dan bertanggung jawab
dalam kemajuan sekolah10.

DAFTAR PUSTAKA

9
http://www.jejakpendidikan.com/2016/11/tujuan-kerjasama-antara-orang-tua-dan.html
10
http://disdik.jabarprov.go.id/news/2410/komite-sekolah-sebagai-sarana-gerakan-bersama-peduli-pendidikan

5
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan. Di akses tanggal 4 Mei 2021 19:19

2. http://pengertiandefinisi.com/pengertian-karakter-menurut-pendapat-para-ahli. Di akses
tanggal 4 Mei 2021 20:25

3. 2017. Definisi Karakter. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.

4. White, E. G. Membina Pendidikan Sejati. Bandung: Indonesia Publishing House

5. White, E. G. Membina Anak Yang Bertanggung Jawab. Bandung: Indonesia Publishing


House.
6. White, E. G. Membina Keluarga Sehat. Bandung: Indonesia Publishing House.
7. Alkitab Terjemahan Baru (Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta)
8. https://mutudidik.wordpress.com/2018/03/05/penguatan-pendidikan-karakter-dalam-
kurikulum-2013-tahun-2018. Di akses tanggal 4 Mei 2021 19:30
9. http://www.jejakpendidikan.com/2016/11/tujuan-kerjasama-antara-orang-tua-dan.html.
Di akses tanggal 5 Mei 2021 20:29
10. http://disdik.jabarprov.go.id/news/2410/komite-sekolah-sebagai-sarana-gerakan-bersama-
peduli-pendidikan. Di akses tanggal 5 Mei 2021 20:33

Anda mungkin juga menyukai