Anda di halaman 1dari 8

Membentuk Sikap Sosial Anak Paud Melalui Kegiatan Permainan Berkelompok

Prasasti Suci Rahayu

prasastisucira@upi.edu

Departemen Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Salah satu tujuan dari didirikannya PAUD adalah untuk memaksimalkan aspek-aspek
perkembangan anak usia dini, salah satu aspek nya adalah aspek sosial. Untuk membentuk
sikap sosial anak ada beberapa upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan kegiatan
permainan berkelompok. Penelitian ini dilakukan di TK AL-HASBY Kecamatan Cikajang
yang dilakukan dengan metode penelitian kualitatif melalui wawancara kepada salah satu
pengajar PAUD TK AL-HASBY sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar di Lembaga
tersebut. Dari seluruh pembahasan, kesimpulannya bahwa pembelajaran melalui media
permainan berkelompok dapat membentuk sikap sosial anak usia dini, baik sikap kooperatif
maupun sikap kompetitif. Keduanya merupakan perkembangan sikap sosial anak, anak dapat
memahami berbagai macam perasaan, hunungan, dan bagaimana cara mengatasi berbagai
permasalahan di dalam lingkungannya melalui interaksi yang dilakukan saat bermain secara
berkelompok.

Kata kunci :

Permainan Berkelompok, Perkembangan Sikap Sosial Anak Usia Dini.

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini adalah sebuah jenjang Pendidikan yang ditujukan untuk anak
usia 0 sampai 6 tahun sebagai upaya pembinaan agar anak siap memasuki Pendidikan di
jenjang selanjutnya. Pendidikan yang diberikan pada jenjang ini yaitu pembelajaran yang
meliputi 6 aspek perkembangan, antar lain perkembangan kognitif, Bahasa, sosial-emosional,
fisik motorik, moral dan agama. Keenam aspek perkembangan tersebut hendaknya terfasilitasi
dengan baik, mengingat pada rentang usia ini anak berada pada fase golden age yang mana
kinerja otaknya sedang berada pada masa-masa terbaik. Pada masa golden age ini, hal-hal yang
anak terima dari Pendidikan orang dewasa akan membentuk karakternya di masa depan. Dari
keenam aspek perkembangan tersebut, salah satunya adalah aspek perkembangan Sosial dan
Emosional.

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain,
anakanak sudah semestinya terfasilitasi dalam perkembangan sosialnya sejak usia dini.
Perkembangan sosial merapakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, Yusuf (2006,
him, 122). Dapat kita artikan bahwa perkembangan sosial adalah suatu proses pencapaian
menyesuaikan diri dengan apa yang menjadi adat, tradisi, moral dan norma-norma kelompok.
Salah satu tujuan dari Pendidikan yaitu menciptakan individu dengan karakter utuh dari sisi
kognitif, sosial, emosional, dan lain sebagainya sebagai dasar kepribadian. Perkembangan
sosial sangat penting untuk dikembangkan sebagai bekal dasar untuk menghadapi kehidupan
sosial nya di masa sekarang ataupun di masa sekarang, karena itu penting bagi anak-anak untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya.

Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang
lainnya, kelompok dengan kelompok lainnya, maupun orang dengan kelompok manusia,
Basrowi (2005, him 138). Melalui interaksi inilah terciptanya kegiatan sosial di dalam
kehidupan anak, anak mulai berinteraksi dengan orang lain dan menciptakan relasi. Relasi
disini dapat berupa pertemanan, persaingan, dan bahkan pertikaian.

Saat anak berinteraksi dengan anak-anak lainnya, secara tidak sadar ia tengah belajar
dan memperoleh berbagai keterampilan sosial. Salah satu kegiatan berkelompok yang anak-
anak senangi adalah bermain, Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi siapapun
baik anak-anak ataupun orang dewasa. Anak dapat belajar bekerja sama, bertukar pendapat,
belajar untuk memahami persepsi orang lain, belajar menyesuaikan diri dengan harapan
lingkungan, dan berkolaborasi sambil melakukan permainan bersama teman-temannya yang
lain.

Pada masa anak-anak awal (early chidhood) walaupun masih bergantung pada orang
tua namun pada masa ini sudah ditandai dengan kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan
keinginan untuk memperluas pergaulan dengan anakanak sebaya lainnya, Dariyo (2007).
Dalam kegiatan ini, banyak yang dapat anak pelajari untuk membentuk sikap sosialnya, apa
yang akan anak tersebut lakukan saat sedang bermain Bersama kelompoknya menghadapi
karakter anak lain yang berbeda-beda. Semakin luas pegaulan seorang anak, maka Ia akan
dapat memahami bagaimana lingkungan bekerja, sehingga dimasa yang akan dating ia akan
paham dan mengetahui apa yang harus ia lakukan di suatu kondisi didalam ranah sosial. Hal
inilah yang disebut dengan terbentuknya sikap sosial anak, dan hal tersebut dapat terlaksana
dengan guru sebagai fasilitator, setiap tahapan perkembangan anak tergantung pada bagaimana
seorang guru menerapkan metode Pendidikan nya.

Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK AL-HASBY yang berada di kecamatan Cikajang.
Sekolah yang dipimpin oleh Ibu Wita Ruswiati,S.Pd. sebagai kepala sekolah dengan dua guru
pengajar. Sekolah ini memiliki satu ruangan kelas yang cukup luas, 1 kamar mandi, 1 ruang
staff (guru dan kepala sekolah), tempat parkir dan juga permainan outdoor. Sebagian besar
murid merupakan kelas menengah kebawah, mengingat biaya pendidikan TK ini yang cukup
terjangkau.

Alasan pemilihan TK ini sebagai subjek penelitian adalah karena TK ini merupakan TK
terdekat dan mudah dijangkau, kepala sekolah pun pengajarnya sangat ramah dan dapat diajak
bekerja sama dalam pengumpulan data untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan maret 2021, melalui wawancara kepada
beberapa guru mengingat pembelajaran yang tidak berjalan efektif seperti biasanya
dikarenakan kebijakan pemerintah akan larangan diadakannya pembelajaran tatap muka untuk
TK selama masih ada ancaman COVID-19. Penelitian ini dilakukan dengan tahap – tahap
sebagai berikut : a. Tahap Persiapan meliputi : pengajuan judul, pembuatan pendahuluan,
survey kepada sekolah bersangkutan, permohonan izin untuk wawancara, serta penyusunan
instrument pnelitian. b. Tahap Pelaksanaan yaitu kegiatan yang berlangsung guna mendapatkan
data-dat yang dibutuhkan untuk penelitian seperti wawacara, dan analisis data lainnya. c. Tahap
Terakhir adalah pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada awal
bulan april.

Subjek penelitian ini adalah anak didik di TK AL-HASBY Kecamatan Cikajang tahun
ajaran 2018-2019, dengan pertimbagan bahwa peserta didik tahun ajaran tersebut merupakan
peserta didik terbaru yang menjalani pembelaaran efektif sebab belum terdampak pandemi.
Pemilihan dan penentuan subjek ini dipilih berdasarkan pada purposve sampling (sample
bertujuan), yaitu untuk mengetahui peningkatan sikap sosial dalam mengemukakan ide, dalam
pola bermain kelompok.

Metode secara harfiah berarti pengejaran pengetahuan, penyelidikan, cara penuntutan


penyelidikan, atau sistem semacam itu. Dalam beberapa abad terakhir ini lebih sering berarti
proses yang ditentukan untuk menyelesaikan tugas. (wikipedia), dan penelitian adalah
penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip. Sehingga metode
penelitian adalah sebuah sebuah proses yang dilakukan secara hati-hati dan sistematis untuk
menyelesaikan sebuah tugas atau memperoleh sebuah fakta.

Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan dalam mengupulkan data
dan analiis data yang dperlukan untuk menjawab persoalan yang diihadapi (Suharsini Arikunto,
2006 : 148)

Metode penelitian bisa kita bedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan derajatnya,
tingkatanya yaitu : metode deskriptif, metode kolerasional, metode ez post facto, dan metode
eksperimen (syamsudin, 2007 :17). Metode Deskriptif, bertujuan mendeskripsikan ojek secara
sistematis, faktual, dan akurat.

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Hasil penelitian dan
pembahasan Bermain kelompok merupakan media yang baik untuk meningkatkan kemampuan
sosial anak karena dalam metode ini melibatkan semua anak untuk aktif dan berinterikasi satu
sama lain

Metode pengumpula data adalah sebuah kegiatan yang dilakukan guna memeproleh
data yang diperlukan sehingga dapat diolah menjadi satu data yang dapat disajikan sebagai
sebah fakta yang faktual dan rasional. Data dalam penelitian bersumber dari interaksi pendidik
dan anak didik, pengambilan data tesebut dilakukan dengan : 1. Metode observasi melalui
wawancara, dimana penulis mewawancara para pendidik tenttang interaksi yang terjadi anata
mereka dengan anak didiknya. Kemudian menggambarkkan hal tersebut dan
menghubungkannya dengan data lain. 2. Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau
lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. (Kemendikbud RI). 3. Catatan
Lapangan merupakan salah satu elemen yang cukup penting pada penelitian kualitatif, pada hal
ini catatan lapangan dipakai untuk mencatat peristiwa-peristiwa krusial yang ada dalam proses
penelitian. Model catatan lapangan pada penelitian ini merupakan catatan pengalaman yg
dilakukan sang peneliti & guru. Menurut Bogdan & Biklen (Moleong, 2009: 153) Catatan
lapangan merupakan Catatan tertulis mengenai apa yg didengar, dipandang & dipikirkan pada
rangka pengumpulan data & refleksi terhadap data & penelitian.

Data yang aan diambil untuk penelitian ini yaitu : 1. Peningkatan sikap sosial anak,
dilakukan dengan pengamatan dari hasil wawancara bersama salah satu pengajar PAUD
bagaimana sikap seorang anak dapat meningkat saat sedang bermain secara berkelompok. 2.
Penerapan pola bermain kelompok. Data ini didapatkan melalui observasi dan wawancara,
kepada pengajar PAUD sebagai peaksana kegiatan pembelajaran. Metode apa yang dipakai,
dan bagaimana dampak yang timbul setelah kegiatan tersebut dilakukan apakah sesuai dengan
harapan atau tidak.

Teknik analisis data adalah cara mengelola data menjadi informasi. Saat melakukan
penelitian, data dianalisis dengan cara yang mudah dipahami. Analisis data juga diperlukan
untuk mencari solusi dari permasalahan penelitian yang sedang kita kerjakan. (Purbowati, 2020)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bermain kelompok merupakan sebuah media pembelajaran yang cukup memberi


harapan dalam peningkatan perkembangan anak usia dini, sebab dalam kegiatan ini setiap anak
diharuskan untuk aktif dan berpartisipasi. Selain itu, anak juga dapat melakukan interaksi
dengan individu lain. Media ini dianggap tepat untuk untu meningkatkan sikap sosial anak.

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam upaya meningkatkan
kemampuan sosial anak melalui kegiatan berkelompok, dan kemampuan yang diperoleh anak
setelah diterapkannya metode ini.

Dari hasil observasi (melalui wawancara), pendidik mengemukakan bahwa ada


beberapa kegiatan berkelompok yang biasa dilakukan oleh pengajar selama kegiatan
pembelajaran. Salah satu kegiatan tersebut adalah, kegiatan bermain secara berkelompok. a.
Permainan kooperatif, permainan yang membutuhkan kerja sama anak. Misalnya permainan
bakiak, yang membuat anak harus memperhatikan keseimbangan teman nya yang lain saat
hendak melangkah. b. Bermain peran, dimana anak diinstruksikan untuk meniru interaksi sosial
yang terjadi di masyarakat, permainan ini membantu anak memahami cara berperilaku dalam
berbagai situasi umum. c. bermain permainan tim, seperti perlombaan olahraga atau kegiatan
lainnya. Hal ini mengajarkan anak untuk dapat mencapai tujuan yang sama bersama orang lain,
dan bagaimana mereka menyikapi kemenangan ataupun kekalahan.

Hasil analisis berdasarkan data wawancara bersama pengajar, anak lebih dapat
memahami pembelajaran saat mereka dikelompokan. Saat anak-anak dikelompokan dan diberi
sebuah tugas, mereka saling bertanya satu sama lain tentang bagaimana menyelesaikan
permasalahan yang mereka hadapi. Begitupun saat mereka tengah bermain, permainan
kelompok membuat anak mau tidak mau harus bekerja sama, yang awalnya terpaksa pun
apabila kita bimbing dan beri arahan sehingga anak mengerti bahwa hal tersebut bukan sebuah
masalah besar dan merupakan hal yang baik.

Atau saat anak makan siang bersama, anak diarahkan agar memiliki afeksi terhadap
lingkungannya. melihat beberapa temannya yang membawa bekal yang berbeda-beda
membuat anak memiliki afeksi terhadap lingkungannya. hal tersebut merupakan tahap pertama
dari peningkatan sikap sosial, yaitu observasi, anak menjadi lebih perhatian terhadap sekitarnya.
Kemudian, setelah itu pengajar mengarahkan anak untuk berbagi, dan menjelaskan bagaimana
nilai berbagi di lingkungan masyarakat.

Dari kegiatan berkelompok juga tidak selalu menghasilkan kemampuan sosial yang
baik, beberapa menjadi kompetitif, timbul nya rasa iri, dan lain-lain. Namun hal tersebut juga
merupakan peningkatan kemampuan sosial, pengetahuan anak tentang berbagai hubungan
sosial yang ada di lingkungan masyarakat. dibandingkan dengan anak yang melakukan
kegiatan seorang diri, melakukan kegiatan secara berkelompok membuat anak dapat melihat
berbagai hal secara lebih luas.

Kesimpulan

Dari keseluruhan pembahasan penelitian, bermain kelompok merupakan salah satu


metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan sosial anak. Anak yang
bermain secara berkelompok dengan anak yang bermain sendiri memiliki perkembangan sosial
yang berbeda. Anak yang dikelompokan mendapatkan berbagai jenis interaksi bersama
individu lain sehingga dapat melihat berbagai hal secara lebih luas. Beberapa kegiatan
berkelompok memberikan dampak seperti muncul nya sikap sosial anak kooperatif seperti
sikap bekerja sama, toleransi, berbagi, dll. Pun, beberapa sikap kompetitif seperti rasa iri, tidak
mau tersaingi, dan lainnya juga muncul pada diri anak. Hal tersebut baik sikap kooperatif
ataupun sikap kompetitif merupakan peningkatan sikap sosial anak, dimana anak memahami
berbagai relasi antara manusia dan paham bagaimana cara mengatasinya.

Referensi

Kristiana Ariin, Vera, Edi Rohendi, Tuti Istianti. 2017. Meningkatkan Perkembangan Sosial

Anak Melalui Metode Bermain Secara Kolaboratif. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. (2-4).
Wikipedia (2020, 8 September) Pengertian Metode. (diakses 13 Maret 2021). Dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode#:~:text=Metode%20(berasal%20dari%20Bahasa%20Yu
nani,penyelidikan%2C%20atau%20sistem%20semacam%20itu.

Kompas.com. (2020, 27 Januari) Wawancara : Pengertian dan Tahapan (diakses 13 April


2021). Dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/27/100000369/wawancara--
pengertian-dan-tahapan?page=all

Purbowati, Deni. (2020, Desember) Teknik Analisa Data: Apa, Bagaimana, dan Ragam
Jenisnya. (diakses 13 April 2021). https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teknik-analisa-data-
apa-bagaimana-dan-ragam-jenisnya
BIODATA DIRI

Prasasti Suci Rahayu, merupakan anak kandung dari


pasangan Wisnu Ruslan Nugraha dan Imas Siti Aisyah.
Lahir di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat pada
tanggal 21 oktober 2001. Berumur genap 19 tahun di
tahun ini. Adalah seorang mahasiswa S1 Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas
Ilmu Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis lahir dibesarkan ditengah keluarga yang
mendukung penuh minat penulis akan berbagai hal,
menomorsatukan agama, Pendidikan, dan juga
kemanusiaan.

Berikut riwayat Pendidikan penulis :

▪ Tahun 2007 – 2010 : MI AL-HIDAYAH PAROHAN


▪ Tahun 2010 – 2013 : SDN CIBODAS 2
▪ Tahun 2013 – 2016 : SMPN 2 CIKAJANG
▪ Tahun 2016 – 2019 : SMAN 16 GARUT

Penulis senang mendengarkan musik, membaca atau menonton cerita fiksi dan belajar
Bahasa inggris. Kecintaan penulis terhadap Bahasa internasional ini sudah muncul sejak kecil,
senang ketika menonton tayangan kartun yang menggunakan Bahasa tersebut. Kemudian
seiring berjalannya waktu, kemampuan penulis dalam berbahasa inggris mulai meningkat,
hingga terpilih untuk mengikuti loba mendongeng berbahasa inggris tingkat kabupaten semasa
sekolah menengah, dan menjuarai lomba yang sama di tingkat SMA. Penulis yang memiliki
rasa penasaran akan berbagai hal berharap dapat mengeksplor lebih. Mengeksplor dunia, jalan-
jalan. Mengeksplor ilmu pengetahuan, belajar. Mengeksplor citarasa makanan seluruh belahan
dunia, kuliner! Karena sesungguhnya, manusia tidak akan pernah merasa puas akan rasa ingin
tahunya.

Anda mungkin juga menyukai