Anda di halaman 1dari 7

Tugas Individual (1)

Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan I


Hari/Jam Kuliah: Rabu, 10.20-12.50
Dosen: Rr. Dini Diah Nurhadianti, S.Psi, M.Si

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Menurut Anda, apa manfaat kita mempelajari psikologi perkembangan?


Menurut saya manfaat mempelajari psikologi perkembangan adalah agar kita dapat memahami
fase-fase perkembangan kehidupan individu mulai dari lahirnya ke dunia hingga kematian,
untuk mengetahui tingkah laku individu berdasarkan fase perkembangannya, agar kita dapat
pembelajaran perihal cara mendidik anak yang baik untuk pembekalan kita sebagai calon orang
tua nantinya dan yang paling penting adalah agar kita lebih memahami diri kita sendiri.

2. Jelaskan diri Anda berdasarkan usia kronologis, usia biologis, usia psikologis dan usia sosial!
Saya adalah sorang wanita berusia 19 tahun (usia kronologis), memiliki fisik yang sehat (usia
biologis), memiliki masalah kurangnya pengendalian emosi ketika saya lapar (usia psikologis),
dam memiliki teman yang dapat diajak nonton film terbaru bersama (usia sosial).

3. Saat ini Anda berada pada tahap perkembangan apa? Jelaskan!


Saat ini saya berada pada tahap perkembangan remaja, masa remaja adalah masa peralihan dari
kanak-kanak menuju dewasa yang berjalan antara usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada
usia 18 hingga 21 tahun. Pada masa ini terdapat perkembangan yang signifikan pada fisik
seseorang seperti pada laki-laki dada menjadi bidang, bertumbuhnya jakun, suara menjadi
lebih berat, mimpi basah, tumbuh kumis dan janggut pada area wajah, sedangkan pada
perempuan mengalami menstruasi, tumbuhnya payudara, pinggul membesar, dan suara
semakin nyaring.
4. Sebutkan teori-teori di bawah ini lengkap dengan usia masing-masing tahap dan penjelasannya,
a. Teori perkembangan psikoseksual
Teori perkembangan psikoseksual dikemukakan oleh Sigmund Freud, ia mengemukakan
bahwa kepribadian seseorang berkembang melalui serangkaian tahapan pada masa anak-anak
dan kepribadian sesorang sebagian besar dibentuk ketika anak berusia lima tahun. Berikut
adalah tahap-tahap perkembangan psikoseksual:
 Fase Oral (0 - 2 tahun)
Pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas mulut.
Contoh: Seorang bayi yang menyusu kepada ibunya, maka bayi tersebut merasa dipuaskan
di bagian mulutnya.
 Fase Anal (2 - 3 tahun)
Pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas anus.
Contoh: Seorang bayi akan merasa puas bila aktivitas pengeluaran dari anusnya berjalan
dengan baik.
 Fase Phalic (3 - 5 tahun)
Pada fase ini manusia akan mencoba mengenali identitas kelaminnya.
Contoh; Seoarang anak laki-laki akan meniru segala perbuatan yang dilakukan oleh
Ayahnya dan seoarang anak perempuan akan meniru segala perbuatan yang dilakukan
oleh Ibunya.
 Fase Latent (6 - 12 tahun)
Aktivitas seksual manusia pada fase ini cenderung tidak nampak. Hal ini terjadi karena
individu sedang disibukkan dengan pencarian prestasi.
 Fase Genital (12 tahun ke atas)
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual
yang kuat pada lawan jenis.
Contoh: menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan percintaan lewat berpacaran
 https://fern1ta.wordpress.com/2012/07/14/perkembangan-psikoseksual/
Diakses pada 29/03/2020 pukul 18.16
 https://www.kompasiana.com/peterrahmani/552fc4686ea8343d358b45c3/fasefase-dalam-
perkembangan-psikoseksual-sigmund-freud
Diakses pada 29/03/2020 pukul 18.24
b. Teori perkembangan psikososial
Teori perkembangan psikososial adalah hubungan antara kesehatan mental atau emosional
seseorang dengan kondisi sosialnya. Istilah psikososial merupakan gabungan antara
psikologis dan sosial. Dengan demikian, pengertian perkembangan psikososial adalah
perkembangan yang berkaitan dengan emosi atau mental seseorang dalam berhubungan
dengan orang lain. Jadi, perkembangan psikososial merupakan perubahan atau perkembangan
kepribadian yang berkaitan dengan hubungan sosial. Terdapat 8 jenis tahap-tahap
perkembangan psikososial Erickson:
 Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)
Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy).
Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain, perkembangan rasa percaya
yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan kesungguhan & kualitas penjaga (yang
merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si
penjaga, dia akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika
penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa tidak
nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar. Kegagalan mengembangkan rasa percaya
menyababkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan memberikan
kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu curiga pada orang lain.
 Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.
Tahap ini merupakan tahap anal, masa ini disebut masa balita yang berlangsung mulai usia 1-
3 tahun.
Pada masa ini anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk
tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak. Pembatasan ruang gerak pada
anak dapat menyebabkan anak akan mudah menyerah dan tidak dapat melakukan segala
sesuatu tanpa bantuan orang lain. Begitu pun sebaliknya, jika anak terlalu diberi kebebasan
mereka akan cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan baik buruk
tindakan tersebut. Sehingga orang tua dalam mendidik anak pada usia ini harus seimbang
antara pemberian kebebasan dan pembatasan ruang gerak anak. Karena dengan cara itulah
anak akan bisa mengembangkan sikap kontrol diri dan harga diri.
 Inisiatif vs kesalahan
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun
Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya. Mereka mencoba
mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka alami. Akan tetapi bila anak-
anak pada masa ini mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah
dan akhirnya hanya berdiam diri. Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk
menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
 Kerajinan vs inferioritas
Tahap ini merupakan tahap laten usia 6-12 tahun ditingkat ini anak mulai keluar dari
lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah sehingga semua aspek memiliki peran misal
orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima
kehadirannya. Pada usia ini anak dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil
melalui tuntutan tersebut. Anak dapat mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak dapat
meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat mengembangkan
sikap rendah diri. Sebab itu, peranan orang tua maupun guru sangat penting untuk
memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada usia ini usaha yang sangat baik pada
tahap ini adalah dengan mengembangkan kedua karakteristik yang ada. Dengan demikian
terdapat nilai positif yang dapat dipetik dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni
kompetensi.
 Identitas vs kekacauan identitas
Tahap ini merupakan tahap remaja, dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 12-
18 tahun. Dalam tahap ini lingkup lingkungan semakin luas, tidak hanya di lingkungan
keluarga atau sekolah, namun juga di masyarakat. Pencarian jati diri mulai berlangsung dalam
tahap ini. Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang
baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya, jika remaja bergaul
dalam lingkungan yang kurang baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja
tersebut.
 Keintiman vs isolasi
Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal, sekitar usia 18 atau 20 hingga 30 tahun. Dalam
tahap ini keintiman dan isolasi harus seimbang untuk memunculkan nilai positif yaitu cinta.
Cinta yang dimaksud tidak hanya dengan kekasih melainkan cinta secara luas dan universal
(misal pada keluarga, teman, saudara, binatang, dan lain-lain).
 Generatifitas vs stagnasi
Masa dewasa ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 20 tahunan sampai 55 tahun.
Dalam tahap ini juga terdapat salah satu tugas yang harus dicapai yaitu dapat mengabdikan
diri guna mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generatifitas) dengan tidak
melakukan apa-apa (stagnasi). Harapan yang ingin dicapai dalam masa ini adalah terjadinya
keseimbangan antara generatifitas dan stagnasi guna mendapatkan nilai positif yaitu
kepedulian. Ritualisasi dalam tahap ini meliputi generational dan otoritisme. Generational
merupakan interaksi yang terjalin baik antara orang-orang dewasa dengan para penerusnya.
Sedangkan otoritisme merupakan interaksi yang terjalin kurang baik antara orang dewasa
dengan para penerusnya karena adanya aturan-aturan atau batasan-batasan yang diterapkan
dengan paksaan.
 Integritas vs keputus asaan
Tahap ini merupakan tahap usia lanjut. Tahap ini merupakan tahap yang sulit dilewati karena
orang pada masa ini cenderung melakukan introspeksi diri. Mereka akan memikirkan kembali
hal-hal yang telah terjadi pada masa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan.
Jika dalam masa sebelumnya orang tersebut memiliki integritas yang tinggi dalam segala hal
dan banyak mencapai keberhasilan maka akan menimbulkan kepuasan di masa senjanya.
Namun sebaliknya, jika orang tersebut banyak mengalami kegagalan maka akan timbul
keputusasaan.
 https://kharinblog.wordpress.com/2012/11/24/tahap-tahap-perkembangan-psikososial-
erik-erikson/
Diakses pada 29/03/2020 pukul 19.16
 https://www.padamu.net/perkembangan-psikososial-menurut-erikson
Diakses pada 29/03/2020 pukul 18.40
c. Teori perkembangan kognitif
 Fase Sensori-Motorik
Tahap sensorimotor memurut piaget dimulai sejak umur 0-2 tahun. Perkembangan
kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Contoh pada
kegiatan ini adalah anak mampu melakukan kegiatan motorik sederhana seperti meraba,
memegang, dan menghisap.
 Fase Pra-Operasional
Tahap ini terjadi antara usia 2-7 tahun. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada
penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.
 Fase Oprasional Konkreat
Tahap ini terjadi pada usia 7-11 tahun. Anak dapat menalar secara logis mengenai kejadian
konkreat dan menggolongkan benda kedalam kelompok yang berbeda-beda.
 Fase Oprasional Formal
Tahap ini terjadi pada usia 11-15 tahun. Remaja melakukan penalaran dengan cara yang ebih
abstrak, idealis, dam logis.
 https://www.kompasiana.com/dallia/59db9c13adbe2f4f9f6c24b2/teori-perkembangan-
kognitif-anak-menurut-piaget
Diakses pada 29/03/2020 pukul 19.31
 http://okykidamori.blogspot.com/2013/05/pengertian-perkembangan-kognitif.html
Diakses pada 29/03/2020 pukul 19.43

5. Apa yang dimaksud dengan:


a. Pendekatan lintas-bagian adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan
penelitian terhadap beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Dalam pendekatan ini penelitian dilakukan terhadap satu kelompok orang dari tingkat umur
yang berbeda-beda.
http://solehanbahasahati.blogspot.com/2012/08/makalah-psikologi-perkembangan.html
Diakses pada 29/03/2020 pukul 19.53
b. Pendekatan Longitudinal adalah salah satu jenis penelitian sosial yang membandingkan
perubahan subjek penelitian setelah periode waktu tertentu. Penelitian jenis ini sengaja
digunakan untuk penelitian jangka panjang, karena memakan waktu yang lama.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_longitudinal
Diakses pada 29/03/2020 pukul 19.56
c. Efek kohort adalah suatu penelitian survey (non eksperimen) yang paling baik dalam
mengkaji hubungan antara faktor resiko dengan efek (penyakit). Faktor resiko akan
dipelajari dan diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian secara prospektif timbul efek yaitu
penyakit atau salah satu indikator status kesehatan.
http://erlynafkmundip.blogspot.com/2010/10/cross-sectional-case-control-dan-
cohort.html
Diakses pada 29/03/2020 pukul 20.08

Selamat Mengerjakan

Catatan:
1. Tugas akan saya periksa satu persatu, untuk itu saya tidak akan menilai tugas dengan jawaban
yang sama, apalagi copy-paste punya teman.
2. Untuk no 4 dan 5, jawaban boleh diambil dari berbagai sumber tetapi harus memasukan sumber
tersebut dari mana (buku, internet, jurnal, dll)

Anda mungkin juga menyukai