Anda di halaman 1dari 14

MODUL PEMBELAJARAN

Nama Mata Kuliah : TEORI KOTA DAN PERMUKIMAN

Kode / SKS : 221D5112


Nama Dosen : 1. DR. IR. IDAWARNI ASMAL, MT.

2. AFIFAH HARISAH, ST., MT., PH.D.

3. NURMAIDA AMRI, ST., MT.

4. IR. RIA WIKANTARI, M.Arc., Pd.D.

5. Dr. IR EDWARD SYARIF, ST., MT.

6. IR. MUFTI RADJA, ST., MT., Ph.D.

Semester Penyajian : Genap

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

JANUARI 2021

165
MODUL 13
SYARAT PERUMAHAN SEHAT DAN
LAYAK HUNI

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah Teori Kota dan Permukiman adalah mata kuliah wajib yang harus diikuti
oleh semua mahasiswa prodi arsitektur. Mata kuliah ini akan memberikan banyak teori-
teori, konsep-konsep, gambaran-gambaran, dan aturan-aturan yang terkait dengan kota
dan permukiman dari waktu ke waktu, problem-problem yang dihadapi oleh kota pada
umumnya serta kota-kota yang spesifi seperti waterfront city dan permukiman, serta
bagaimana memecahkan masalah tersebut dengan baik dan benar.

B. KEGUNAAN MATA KULIAH


Mata kuliah ini sangat berguna bagi mahasiswa arsitektur karena dengan mempelajarinya
mereka akan mendapat banyak ilmu dan informasi serta memahami bagaimana pola dan
bentuk kota dan permukiman dari waktu ke waktu, mahasiswa juga dapat mengetahui
dan memahami tentang problem-problem yang dihadapi oleh kota dan permukiman dan
mampu menyelesaikan problem tersebut dengan berpedoman pada teori, konsep, dan
aturan, serta pada kondisi local. selain itu, mahasiswa juga mampu mengetahui dan
memahami tentang kota dan permukiman yang spesifik di kawasan pesisir (kota bahari).

C. SASARAN BELAJAR
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori-teori, konsep-konsep, dan
aturan-aturan tentang perkotaan dan permukiman
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan membuat problem solving
permasalahan yang dihadapi di perkotaan dan permukiman

166
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kota bahari

4. URUTAN PENYAJIAN
Adapun urutan penyajian mata kuliah ini adalah dimulai dari :
1. Kontrak kerja yang di dalamnya berisi GBRP matakuliah tersebut serta ketenatuan-
ketentuan yang harus diikuti oleh mahasiswa selama belajar.
2. Penyajian teori-teori, konsep-konsep, dan aturan-aturan terkait dengan perkotaan dan
permukiman
3. Studi lapangan untuk melihat, mempelajari, dan memahami /mengerti kondisi dan
problem yang dihadapi oleh kota Makassar.
4. Melaporkan hasil studi lapangan dan melakukan kajian tentang bagaimana
menyelesaiakan problem yang ada di lapangan dengan berpedoman pada teori-teori,
konsep-konsep, dan aturan-aturan terkait dengan kondisi kota Makassar saat ini.
5. Mempresentasikan hasil kerja

5. PETUNJUK BELAJAR BAGI MAHASISWA DALAM


MEMPELAJARI MODUL
1. Modul yang ada dapat diunggah pada laman Universitas Hasanuddin sebelum
perkuliahan di mulai
2. Membaca sasaran belajar
3. Membaca isi dari materi modul tersebut
4. Menanyakan kepada dosen pengampuh mata kuliah hal-hal yang tidak atau kurang
dimengerti dari isi modul tersebut pada saat perkuliahan berlangsung.
5. Mengemukakan hal-hal baru sebagai tambahan atau perkayaan isi modul

167
MODUL 13
SASARAN
Diharapkan setelah mengikuti kuliah ini (modul 11), maka mahasiswa akan
mampu memahami persyaratan rumah sehat dan layak huni

MATERI 13
Syarat perumahan /Rumah sehat dan layak
huni

168
Syarat Perumahan

169
Syarat dan Standar Permukiman Sehat

Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan
sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bagunan, kualifikasi,
adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya, serta
mencakup unsur apakah rumah tersebut memiliki penyediaan air minum dan sarana yang
memadai untuk memasak, mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia
maupun limbah lainnya (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai
tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, tempat bekerja yang
memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk
ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur yang
memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana utama
meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air
hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya.

Jaringan primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang menghubungkan


antara kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan lainnya. Jaringan
sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari jaringan primer yang melayani
kebutuhan di dalam satu satuan lingkungan pemukiman. Sarana lingkungan pemukiman adalah
fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan
ekonomi, sosial dan budaya.
Contoh sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan
umum, pendidikan dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olah raga, pertamanan,
pemakaman. Selanjutnya istilah utilitas umum mengacu pada sarana penunjang untuk pelayanan
lingkungan pemukiman, meliputi jaringan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan
pemadam kebakaran. Utilitas umum membutuhkan pengelolaan profesional dan berkelanjutan
oleh suatu badan usaha.

170
Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan
biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan
penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan
lingkungan pemukinan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka
melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar
dari bahaya atau gangguan kesehatan.
Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan
pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan
perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat (Sanropie, 1992).

Persyaratan Pemukiman dan Rumah Sehat


Tulisan berikut ditulis untuk mencoba menyambung postingan sebelumnya dengan
judul yang sama dengan postingan ini. Jadi sebuah rumah sehat meliputi beberapa persyaratan
sebagai berikut :
1. Sistem pengadaan air baik
2. Fasilitas untuk mandi baik
3. Sistem pembuangan limbah baik
4. Sistem pembuangan tinja baik
5. Tidak over crowded
6. Ventilasi
7. Pencahayaan
8. Kebisingan
9. Kekuatan bangunan
10. Letak rumah

Berbicara tentang letak sebuah rumah yang sehat, maka harus termasuk di dalamnya beberapa
persyaratan dibawah ini :
a. Permukaan tanah

 Tanah rendah
 Tanah ideal adalah tanah yang kering
 Tanah timbun yang kurang padat juga tidak baik
 Letak rumah harus ideal dengan permukaan bangunan lainnya

b. Arah Rumah

 Matahari terbit
 Sebaiknya daerah terbuka
 Jangan menghadap daerah dengan hempasan angin yang kuat

171
Dalam membuat sebuah rumah pasti dibutuhkan adanya sebuah design, Adapun manfaat adanya
design adalah :

1. Pemilik tahu pasti bentuk rumah yang akan dibangun


2. Kontraktor tahu pasti sesuai dengan persetujuan pemilik
3. Penguasa dapat mencek apakah tidak melanggar peraturan

Adapun Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman menurut


Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :
1. Lokasi

 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar,
tanah longsor, gel tsunami, daerah gempa, dll
 Tidak terletak pada daerah bekas TPA sampah atau bekas tambang
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan

2. Kualitas udara

 Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi


 Debu dengan diameter kurang dari 10 ug maks 150 ug/m3
 Debu mak 350 mm3/m2 perhari

3. Kebisingan dan Getaran

 Kebisingan dianjurkan 45 dB A, mak 55 dB. A


 Tingkat getaran mak 10 mm/ detik

Kualitas Tanah di daerah Perumahan dan Pemukiman harus memenuhi persyaratan berikut:

 Kandungan Timah hitam (Pb) mak 300 mg/kg


 Kandungan Arsenik (As) total mak 100 mg/kg
 Kandungan Cadmium ( Cd) mak 20 mg/kg
 Kandungan Benzoa pyrene mak 1 mg/kg

Prasarana dan Sarana Lingkungan Pemukiman:

1. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi kel dengan konstruksi yang aman
dari kecelakaan
2. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
3. Memiliki sarana jln lingk dengan ketentuan konstruksi jln tidak menganggu kes,
konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyadang cacat, jembatan
harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata
4. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan
5. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan

172
6. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi syarat kesehatan
7. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kes, kom, t4 kerja, t4 hiburan, t4 pendidikan,
kesenian, dll
8. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
9. Tempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yg
dapat menimbulkan keracunan

Syarat-syarat rumah sehat

1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup
tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim
kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang
penyakit.

2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di samping
atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan
bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan
yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan.
Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga
menimbulkan suhu panas di dalam rumah.

3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran
udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh
penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di
dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.
Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan
naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.

Prinsip Dasar Ventilasi


Ventilasi dikatakan baik, bila sistem itu berlangsung secara alamiah dalam artian berlangsung
dengan sendirinya tanpa bantuan alat bantu seperti kipas angin maupun pengkondisi udara (AC).
Jika ventilasi alamiah tidak dapat berjalan lancar, barulah membutuhkan alat bantu untuk
memperlancar sirkulasi udaranya. Namun dengan pengaturan desain yang pas serta mengetahui
seluk-beluk sistem ventilasi, usaha mendapatkan ventilasi alamiah bisa diperoleh. Oleh karena
itu perlu diketahui bahwa ventilasi mendasarkan diri pada dua prinsip, yaitu :

173
a. Ventilasi Horisontal

Ventilasi horizontal timbul karena udara dari sumber yang datang secara horizontal. Kondisi ini
bisa terjadi bila ada satu sisi (bagian rumah) yang sengaja dibuat panas sementara di sisi lain
kondisinya lebih sejuk. Kondisi sejuk ini dapat diperoleh bila bagian tersebut kita tanami pohon
yang cukup rindang atau bagian tersebut sering terkena bayangan (ingat prinsip dasar udara yang
mengalir dari daerah bertekanan tinggi /dingin ke daerah bertekanan rendah/panas).

b. Ventilasi Vertikal

Prinsip dasar ventilasi vertikal adalah memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan udara, baik di
dalam maupun di luar yang memiliki perbedaan berat jenis. Ventilasi vertikal ini akan sangat
bermanfaat untuk bangunan rumah 2 lantai atau lebih.

Ada 2 macam ventilasi, yakni :

 Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah
melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak
lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya
nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.

1. Jendela biasa.

174
2. Jendela boven. Boven biasanya berada di atas kusen, bisa menjadi satu atau terpisah.
Boven ada beberapa macam, ada boven yang mempunyai daun seperti jendela biasa, ada
boven yang diisi dengan 2 bilah kaca yang menyisakan celah udara di antaranya seperti
yang banyak dipakai di kamar mandi, atau boven yang yang diisi dengan ram kayu. Ram
kayu berguna untuk faktor keamanan, yaitu supaya tidak ada orang yang bisa menerobos
masuk melalui lubang boven.
3. Jalusi/krepyak. Adalah bilah-bilah kayu yang terpasang permanen di kusen. Celah-celah
di antara bilah-bilah inilah yang akan menjadi lubang untuk aliran udara alami.
4. kaca naco. Kaca naco adalah jendela yang kacanya dibagi menjadi beberapa segmen dan
mempunyai mekanisme yang bisa digerakkan membuka dan menutup. Kaca naco
mempunyai kelemahan berupa faktor keamanan yang tidak terlalu baik. Selain itu, kaca
naco termasuk kurang ekonomis.
5. Loster. Loster adalah sebutan untuk ornamen yang mengisi lubang ventilasi di dinding.
Kegunaan loster sama seperti ram, yaitu untuk memperkecil ukuran lubang

 Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara
terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok

175
dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan
ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya
di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.

4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak.
Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping
kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya
bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau
dan akhirnya dapat merusakkan mata.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni:

 Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang
sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya
(jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan
rumah.

176
Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung
masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di sini disamping
sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus
diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari
dinding). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.

 Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.

177
Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat

Adapun Persyaratan Rumah Tinggal Menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999


adalah:
1. Bahan bangunan

 Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepapaskan bahan yang dapat membahayakan kes,
antara lain: debu total kurang dari 150 ug/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24
jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg
 Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan bekembangnya mikroorganisme
patogen

2. Komponen dan Penataan Ruang

 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan


 Dinding rumah memiliki ventilasi, dikamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah
dibersihkan
 Langit2 rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
 Ada penangkal petir
 Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
 Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap

3. Pencahayaan

 Pencahayaan alam dan/ atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi
seluruh ruangan dengan intensitas penerangan 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

4. Kualitas udara

 Suhu udara nyamannya 18-30 0 c


 Kelembaban udara 40-70 %
 Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
 Pertukaran udara

KESIMPULAN

Untuk mendapatan rumah sehat dan layak huni maka tentunyaa harus memenuhi kriteria-kriteria
yang telh ditetapkan dalam aturan aturanyang telah dikeluarkan oleh pemerintah. rumah sehat
dan layak hunI akan membuat penghuni rumah betah di dalamnya dan dapat meningkatkan
produktifitas penghuni.

178

Anda mungkin juga menyukai