Anda di halaman 1dari 8

Pre Reading: Pemeriksaan Antenatal

Oleh Farhani Dea Asy-Syifa, 1806140035, FIK UI 2018


Praktikum Keperawatan Maternitas – B

Pemeriksaan antenatal dilakukan dalam satu rangkaian perawatan antenatal.


Perawatan antenatal merupakan perawatan yang diterima oleh wanita selama
periode kehamilannya, bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan calon
bayi (WHO, 2002). Perawatan antenatal juga turut memberikan dukungan dan
pendidikan kepada pasangan dan keluarga untuk mengoptimalkan peran mereka
sebagai orang tua, kakek nenek, hingga saudara. Pemeriksaan antenatal dilakukan
secara berkala untuk mengidentifikasi perubahan yang dialami oleh ibu hamil
hingga risiko terjadinya pertumbuhan yang tidak normal (Lowdermilk et al.,
2016). Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya mengkaji kondisi umum dan
status mental, mengukur tinggi dan berat badan, urin, tanda vital (tekanan darah,
laju pernapasan, denyut nadi), serta pemeriksaan seluruh tubuh (head to toe) untuk
memastikan kesehatan sang ibu hamil (Pillitteri, 2013).
No
Pemeriksaan Kondisi yang dikaji
.
1. Kondisi Umum & Status Perawat menginspeksi penampilan
Mental pasien (postur tubuh, cara berpakaian,
berbicara, ekspresi wajah). Periksa
dengan cermat kebersihan dan
ada/tidaknya luka pada tubuh pasien.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kesan secara menyeluruh tentang
kesehatan dan kesejahteraan pasien
(Pillitteri, 2013).
2. Tinggi & Berat Badan Tinggi dan berat badan diukur untuk
menentukan BMI kehamilan dan sangat
penting dilakukan saat pemeriksaan
pertama sebagai perbandingan dimasa
mendatang (mengukur kenaikan atau
penurunan BMI kehamilan) (Pillitteri,
2013).
3. Urin Pemeriksaan urin dilakukan untuk
mengidentifikasi bakteri, protein,
glukosa, dan keton (Pillitteri, 2013).
Jika temuan bakteri lebih dari 100.000
koloni per ml, maka pasien akan
diberikan pengobatan antibiotik yang
sesuai. Selain itu, identifikasi protein
dilakukan untuk penentuan ekskresi
protein total dalam urin selama 24 jam
(WHO, 2002).
4. Tanda Vital (Tekanan Darah, Tekanan darah diukur untuk
Laju Pernapasan, Denyut Nadi) mengidentifikasi hipertensi (WHO,
2002). Peningkatan tekanan darah
secara tiba-tiba dan penambahan berat
badan secara tiba-tiba merupakan tanda
bahaya bahwa hipertensi gestasional
mungkin terjadi. Selain itu,
peningkatan denyut nadi atau
pernapasan yang tiba-tiba dapat
menunjukkan perdarahan yang tidak
terdeteksi (Pillitteri, 2013). Sehingga
perawat perlu memeriksa tanda vital
pasien pada setiap kunjungan.
5. Pemeriksaan Kepala Kaji kesimetrisan, kontur, dan palpasi
Head to Toe kulit kepala pasien untuk mengetahui
tekstur kulit kepala (lembut atau kasar).
Inspeksi dan palpasi keberadaan,
distribusi, ketebalan, kekeringan atau
minyak yang berlebih pada rambut,
serta kebersihan kulit kepala dan
rambut (Pillitteri, 2013). Rambut yang
kering atau jarang dapat menunjukkan
gizi buruk pada ibu hamil, sementara
kurangnya kebersihan rambut dapat
menunjukkan pasien kelelahan
sehingga tidak memiliki cukup waktu
untuk mencuci rambutnya.
Mata Inspeksi ada atau tidaknya edema
kelopak mata yang biasanya
diakibatkan oleh hipertensi gestasional
(Pillitteri, 2013). Perhatikan juga
konjungtiva anemis dan sklera ikterik
pada mata pasien.
Hidung Perawat melakukan inspeksi
kesimetrisan dan kontur hidung.
Apabila terdapat keluhan hidung
tersumbat, perawat dapat mempalpasi
untuk mengetahui ada atau tidaknya
pembengkakan pada hidung (Pilliteri,
2013).
Telinga Kaji tingkat pendengaran pada pasien
serta inspeksi bagian telinga
menggunakan penlight untuk melihat
apakah terdapat peradangan didalam
telinga atau tidak (Pillitteri, 2013).
Sinus Perawat melakukan palpasi pada
bagian sinus di wajah pasien. Bagian
sinus seharusnya tidak nyeri,
menetapkan kurangnya nyeri tekan
pada sinus membantu untuk
menentukan bahwa laporan mengenai
sakit kepala selama kehamilan (tanda
bahaya sampai dinyatakan sebaliknya)
mungkin tidak berhubungan dengan
sinus (Pillitteri, 2013).
Mulut, Gigi, Perawat menginspeksi gusi
Tenggoroka (ada/tidaknya pembengkakan pada
n gusi), gigi (kondisi kebersihan gigi),
mukosa mulut, serta ada/tidaknya lesi
herpes pada bibir (Pillitteri, 2013).
Leher Perawat melakukan inspeksi dan
palpasi pada leher untuk mendeteksi
adanya hipertrofi tiroid atau tidak.
Pasien dapat mengkonsumsi makanan-
makanan yang mengandung iodium
(Pillitteri, 2013).
Kelenjar Jika bagian kelenjar getah bening
Getah teraba, hal ini dapat disebabkan oleh
Bening peningkatan jumlah infeksi saluran
pernapasan atas karena penurunan
resistensi imunologis selama kehamilan
(Pillitteri, 2013).
Payudara Perawat perlu melakukan inspeksi
dengan cermat pada bagian payudara
karena bagian ini merupakan bagian
yang mengalami banyak perubahan.
Umumnya pada ibu hamil areola akan
lebih menggelap, areola sekunder
berkembang, kelenjar sebasea areola
menjadi lebih menonjol, ukuran
payudara lebih membesar dan
konsistensinya mengencang, hingga
kolostrum dapat dikeluarkan dari
puting susu pada minggu ke-16
kehamilan (Pillitteri, 2013).
Jantung Auskultasi jantung dapat dilakukan
oleh perawat, biasanya denyut jantung
pada ibu hamil berkisar antara 70-
80x/menit. Terkadang terdengar suara
murmur jantung pada ibu hamil, hal ini
dikarenakan adanya peningkatan
volume vaskular yang melintasi katup
jantung. Namun, perlu evaluasi lebih
lanjut untuk memastikan bahwa
murmur tersebut hanya merupakan
perubahan fisiologis kehamilan dan
bukan kondisi jantung yang
sebelumnya tidak terdeteksi (Pillitteri,
2013).
Paru-Paru Perawat mengkaji frekuensi dan ritme
napas. Frekuensi napas kemungkinan
akan menjadi lebih meningkat karena
jaringan paru-paru mengambil posisi
yang lebih horizontal selama kehamilan
dari biasanya. Pergerakan diagfragma
juga berkurang karena tidak dapat turun
sepenuhnya (rahim yang membesar),
sehingga ibu hamil akan terus menerus
merasa sesak napas (Pillitteri, 2013).
Abdomen 1. General: Inspeksi ada/tidaknya
garis vertical hitam yang
memanjang dari area pusar)
2. Pengukuran tinggi fundus:
dilakukan untuk mengidentifikasi
pertumbuhan janin dan
memberikan perkiraan durasi
kehamilan (Lowdermilk, 2016).
Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan pita pengukur
(meteran). Alat ukur akan
diletakkan pada ujung simfisis
pubis ke fundus. Sejak usia
kehamilan 18 minggu hingga 30
minggu, biasanya tinggi fundus
terukur sama dengan jumlah
minggu kehamilan (dalam kondisi
kandung kemih kosong saat
pengukuran). Jika diukur saat
kandung kemih penuh, makan hasil
yang didapatkan akan bervariasi
hingga 3 cm (Lowdermilk, 2016).
3. Teknik Leopold: teknik ini
dilakukan untuk mengetahui posisi
janin yang terdiri dari 4 maneuver.

4. Auskultasi Detak Jantung Janin:


perawat menggunakan
pemeriksaan ultrasonografi atau
dengan alat stetoskop Doppler.
Perawat perlu menentukan posisi
punggung dan kepala janin
kemudian menghitung DJJ selama
1 menit penuh.
Punggung Inspeksi lekukan tulang belakang
pasien. Umumnya, lekukannya akan
terasa lebih dalam untuk
mempertahankan postur tubuh dalam
kondisi perut yang semakin membesar)
(Pillitteri, 2013).
Ekstremitas Inspeksi dan palpasi bagian ekstremitas
untuk mengetahui ada/tidaknya varises
atau edema terutama pada kaki pasien.
Edema pada ibu hamil dapat terjadi 50-
80%, sehingga hal ini tidak dianggap
sebagai penyakit kecuali terjadi
pembengkakan yang parah hingga ke
wajah atau punggung bawah (WHO,
2002).
6. Tes Darah Tes darah dilakukan untuk mengetahui
golongan darah (jika belum diketahui)
dan juga hemoglobin. Pengukuran
hemoglobin diperlukan paling tidak
sekali selama kehamilan. Terutama di
usia kandungan 32 minggu yang mana
kadar hemoglobin sedang rendah
(WHO, 2002).
7. USG Pemeriksaan ultrasonografi dapat
memperkirakan usia kehamilan,
mengidentifikasi pola pertumbuhan
janin, melokalisasi plasenta,
memastikan posisi janin, serta dapat
membantu memvisualisasikan
malformasi janin (WHO, 2002).

Referensi
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K., & Alden, K. R. (2016). Maternity &
Women’s Health Care, (11th ed.). St. Louis: Elsevier.
Pillitteri, A. (2013). Maternal & child health nursing: care of childbearing &
childbearing family, (7th ed.). Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins.
WHO. (2002). Essential Antenatal, Perinatal, and Postpartum Care: Training
Modules. Copenhagen: WHO Regional Office for Europe.

Referensi Video
Frimley Health. (2017). Antenatal Screening. Retrieved from
https://youtu.be/R4nPNBPdwR8
Medicalblackbook. (2018). Antenatal Care. Retrieved from
https://youtu.be/ODdG_jXMnGI

Anda mungkin juga menyukai