KELOMPOK 3 :
TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pergerakan Nasional ini
dengan maksimal. Kami menyadari atas keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami
makalah ini tidaklah sempurna.
Oleh karenanya, jika terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam isi makalah ini,
kami minta maaf dan memohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
pembuatan makalah yang lebih baik untuk selanjutnya. Kami juga berterimakasih kepada
:
Dan kami berharap semoga segala sesuatu dan informasi yang ada didalam makalah
kami ini tidak hanya bermanfaat untuk kami melainkan untuk kita semua semua yang
membacanya.
Peyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama,
bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat
nasional.Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara
baru muncul sekitar awal abad XX.Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong
oleh dua faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ialah
Memperoleh nilai mata pelajaran sejarah;
Untuk mengetahui bagaimana proses pergerakan nasional bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1901, pemerintah kolonial Belanda menerapkan politik etis di Indonesia.
Penerapan kebijakan ini disebabkan dorongan agar pemerintah kolonial Belanda lebih
memperhatikan nasib pribumi di tanah jajahan dan memiliki tanggung jawab moral terhadap
kesejahteraan masyarakat pribumi.
Salah satu tokoh kuat yang memengaruhi lahirnya politik etis adalah Theodore van
Deventer. Melalui karangannya yang berjudul Een Ereschuld (Utang Budi), ia menuliskan
bahwa pemerintah Belanda harus melakukan sesuatu demi kesejahteraan kaum pribumi. Van
Deventer juga mengatakan bahwa Belanda juga menjadi negara makmur dan aman karena
adanya dana yang mengalir dari tanah jajahan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya Belanda lebih
memperhatikan kesejahteraan rakyat di tanah jajahan.