Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

OKSIGENASI

OLEH:

BIBINYA LAITUPA
14420182083

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI

A. Definisi

Oksigenasi adalah tindakan memberi oksigen lebih dari 21 % pada

tekanan 1 atmosfer. Oksigenasi bertujuan untuk mempertahankan

kadar oksigen dalam tubuh, yang diperlukan untuk kelangsungan sel

Minarni (2013).

Menurut Mubarak (2008), fungsi pernafasan dan kebutuhan oksigen

iyalah:

1. Fungsi Pernapasan

Pernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara

individu dan lingkungan. Fungsi utama pernapasan adalah untuk

memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan

mengeluarkan co2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh

mengambil o2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut keseluruh

tubuh (sel-selnya melalui darah guna dilakukan pembakaran.

Selanjutnya sisa pembakaran berupa co2 akan kembali diangkut

oleh darah ke paru-paru untuk dibuang kelingkungan karena tidak

berguna lagi oleh tubuh.

2. Kebutuhan oksigen

Kapasitas daya muat udara dalam paru-paru adalah 4.500-5.000

ml (4,5-5,1). Udara yang diproses dalam paru-paru hanya sekitar


10 % (+500 ml), yakni yang dihirup (inspirasi) dan yang

dihembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa.

3. Indikasi pemberian oksigen

a. Sumbatan jalan napas

b. Henti jantung

c. Henti napas

d. Nyeri dada

e. Trauma thoraks

f. Hipoventilasi

g. Hipotermia

h. Syok

i. Stroke

j. Keracunan gas

k. Pasien tidak sadar

l. Metabolism yang meningkat: luka bakar, infeksi berat

4. Kontraindikasi

Tidak ada kontraindikasi pada pemberian terapi oksigen dengan

syarat pemberian jenis dan jumlah aliran dengan tepat.

B. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Struktur system pernapasan menurut Mubarak (2008) yaitu:


1. System pernapasan atas

a. Hidung, pada hidung udara yang masuk akan mengalami

proses penyaringan, humidifikasi dan penghangatan.

b. Faring, salurang yang terbagi dua untuk udara dan makanan.

Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan

jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan

menghancurkan kuman pathogen yang masuk bersama udara.

c. Laring, struktur yang menyerupai tulang rawan yang biasa

disebut jakun. Laring juga berfungsi mempertahankan

kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari

air dan makanan yang masuk.

2. System pernapasan bawah

a. Trakea

Trake merupakan pipa membrane yang disokong oleh cincin-

cincin kartilago yang menghubungkan laring dengan bronkus

utama kanan dan kiri. Didalam paru bronkus utama terbagi

menjadi bronkus-bronkus yang lebih kecil dan bronkiolus

terminal.

b. Paru

Paru-paru ada dua buah, terletak disebelah kanan kiri. Masing-

masing paru terdiri dari beberapa lobus (paru kanan 3 lobus

dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok aleh satu bronkus. Jaringan
paru sendiri terdiri terdiri atas serangkaian jalan napas yang

bercabang-cabang, yaitu alveolus, pembuluh darah paru dan

jaringan ikat elastis.

C. Fisiologi Pernapasan

Fisiologi Pernapasan menurut Mubarak (2008) terdiri dari :

1. Pernapasan eksternal

Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada

keseluruhan proses pertukaran o2 dan co2 antara lingkungan

eksternal dan sel tubuh. Secara umum proses ini berlangsung

dalam tiga langkah:

a. Ventilasi pulmoner, saat bernapas udara bergantian masuk –

keluar paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran

gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ventilasi

ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :

1) jalan napas yang bersih

2) system saraf pusat dan system pernapasan yang utuh

3) rongga thoraks yang mampu mengembang dan berkontraksi

dengan baik

b. Difusi. Pertukaran gas, baik oksigen maupun karbondioksida,

antara alveolus dan kapiler paru. Pertukaran gas terjadi dari

darah berkonsentrasi lebih besar kedarah berkonsentrasi lebih

rendah.faktor yang mempengaruhi difusi antara lain:


1) Luas permukaan paru

2) Ketebalan membrane respirasi

3) Volume darah

4) Keadaan dan jumlah kapiler darah

5) Afinitas

c. Transport, pengangkutan oksigen melalui darah ke sel jaringan

tubuh dan juga pengangkutan karbon dioksida dari jaringan

tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru

kejaringan dan sel dan karbon dioksida harus di transportasikan

dari sel dan jaringan ke paru. Biasanya, 97% oksigen akan

berikatan dengan hemoglobin didalam sel darah merah.

Sisanya 3%ditransportasikan kedalam cairan plasma dan sel.

Factor yang mempengaruhi laju transportasi :

1) Curah jantung (cardiac output)

2) Jumlah sel darah merah

3) Kadar hematocrit darah

4) Latihan

2. Pernapasan internal

Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses

metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria, yang

menggunakan o2 dan menghasilkan co2 selama proses

penyerapan energy molekul nutrien.


D. Faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan

System pernapasan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi

individu. Menurut minarni (2013) System pernapasan dipengaruhi oleh

beberapa hal :

1. Tahap perkembangan manusia

Ketika manusia lahir terjadi perubahan respirasi secara signifikan

yaitu paru yang sebelumnya berisi cairan terisi oleh udara.

2. Lingkungan

Ketinggian, suhu dan polusi akan mempengaruhi oksienasi

individu, semakin tinggi daratan semakin rendah pula kadar paO2

sehingga volume O2 yang dapat dihirup individu juga semakin

berkurang.

Sebagai respons terhadap panas, pembuluh darah perifer akan

berdilatasi sehingga darah mengalir kekulit. Peningkatan

kehilangan panas dari permukaan tubuh akan mengakibatkan

peningkatan curah jantung sehingga kebutuhan oksigen juga

meningkat.

3. Gaya hidup

Aktivitas dan latihan fisik menyebabkan peningkatan laju dan

kedalaman pernapasan serta denyut jantung. Suplai oksigen tubuh

juga akan mengalami peningkatan. Merokok dan pekerjaan tertentu

didaerah berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.


4. Status kesehatan individu

Individu yang memiliki system kardiovaskuler dan pernapasan yang

sehat dapat menyediakan oksigen yang adekuat untuk memenuhi

kebutuhan tubuh. Gangguan pada system kardiovaskuler dan

pernapasan terkadang dapat menggangu pengiriman oksigen ke

sel tubuh

5. Perubahan fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi yang

memengaruhi pernapasan antara lain : pergerakan udara kedalam

atau keluar paru, difusi oksigen dan karbon dioksida antara

alveolus dan kapiler paru dan transport oksigen dan karbon

dioksida melalui darah ked an dari sel.

6. Perubahan pola pernapasan

Pernapasan normal dilakukan tanpa usaha dan memiliki interval

yang sama dengan kedalaman pernapasan yang sedikit

berbeda.pernapasan yang sulit disebut dispnue (sesak).

Pernapasan caping hidung terkadang terjadi karena adanya

peningkatan usaha inspirasi.

7. Obstruksi jalan napas

Obstruksi saluran napas atas dapat terjadi akibat penyumbatan

oleh benda asing seperti makanan, lidah yang jatuh kebelakang

pada individu yang tidak sadarkan diri , adanya penumpukan


sekresi di saluran napas. Obstruksi saluran napas bawah

melibatkan oklusi disebagian atau seluruh jalan napas bawah.

E. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi

Menurut Minarni (2013), pemenuhan kebutuhan oksigenasi terkadang

menemui hambatan, antara lain :

1. Hipoksia

Merupakan kondisi pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh

yang tidak adekuat akibat difisiensi suplai oksigen atau adanya

peningkatan penggunaan oksigen ditingkat sel. Hipoksia ditandai

dengan kebiruan pada kulit dan mukosa bibir (sianosis). Hipoksia

disebabkan oleh penurunan kadar Hb, penurunan difusi O2 dari

alveolus kedalam darah, penurunan perfusi jaringan atau adanya

gangguan ventilasi.

2. Perubahan pola napas

a. Takipnea terjadi jika frekuensi pernapasan capat >24 kali/menit.

b. Bradipnea frekuensi pernapasan lambat dan abnormal <10

kali/menit.

c. Dyspnea merupakan perasaan sesak dan berat ketika bernapas

d. Ortopnea kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan

bernapas kecuali berada pada posisi duduk atau berdiri


e. Hiperventilasi adanya prningkatan oksigen, terjadi saat

kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan metabolic untuk

menyalurkan O2 dan membuang CO2.

f. Kusmaul pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat terjadi

pada kondisi asidosis metabolic

g. Hipoventilasi upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 secara

adekuat pada saat ventilasi alveolar penggunaan O2 yang tdk

adekuat

h. Pernapasan paradoksial merupakan pola pernapasan yang

ditandai dengan pernapasan dangkal yang berganti dengan

priode pernapasan berat yang cepat.

i. Stridor merupakan pernapasan bising akibat adanya

penyempitan jalan napas

3. Obstruksi jalan napas

Kondisi ketika individu berisiko mengalami gangguan pernapasan

terkait dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif. Tanda

klinis obstruksi jalan, antara lain:

a. Batuk tidak efektif atau tidak dapat batuk sama sekali

b. Tidak mampu mengeluarkan secret yang ada di jalan napas

c. Suara napas menunjukkan adanya sumbatan

d. Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan yang tidak normal


4. Gangguan pertukaran gas

Suatu kondisi ketika individu mengalami penurunan kadar gas baik

O2 maupun CO2.

F. Penatalaksanaan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

Menurut Minarni (2013), gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi

harus diatasi dengan segera tanpa kesalahan berikut ini adalah

beberapa penatalaksanaan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen

yang lazim dilakukan.

1. Latihan napas dalam

Latihan cara bernapas yang benar untuk memperbaiki ventilasi

alveolar atau pertukaran gas.

2. Latihan batuk efektif

Latihan untuk membantu pasien melakukan batuk secara efektif

guna membersihkan laring, trakea dan bronkiolus dari secret atau

benda asing yang menyumbat.

G. Metode pemberian Oksigen

Metode Pemberian Oksigen menurut Hibgabi sulsel (2019) yaitu:

Metode Konsentrasi oksigen Kecepatan aliran


Nasal kanul 24-45% 1-6 liter/menit
Simple mask 40-60% 6-10 liter/menit
Rebreathing 60-80% 6-10 liter/menit
Nonrebreathing 90-100% 8-12 liter/menit
H. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Masalah Oksigenasi

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan untuk status oksigenasi meliputi riwayat

keperawatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostic.

2. Penetapan Diagnosa

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

b. Ketidakefektifan pola napas

c. Gangguan pertukaran gas

d. Intoleransi aktivitas

3. Perencanaan dan implementasi

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan

dengan obstruksi jalan napas

Tujuan/ kriteria evaluasi

1) Menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang

dibuktikan oleh pencegahan aspirasi, status pernapasan:

kepatenan jalan napas, dan status pernapasan : ventilasi

tidak terganggu.

2) Menunjukkan status pernapasan:kepatenan jalan napas,

dibuktikan oleh indicator gangguan: frekuensi dan irama

pernapasan, dikedalaman inspirasi, kemampuan untuk

membersihkan sekresi.

Intervensi NIC :
1) Manajemen jalan napas

2) Pengisapan jalan napas

3) Peningkatan batuk

4) Pengaturan posisi

5) Pemantauan pernapasan

6) Bantuan ventilasi

DAFTAR PUSTAKA

Hipgabi, T. (2019). Basic Trauma Cardiac Life Support. Makassar: Tim


Hipgabi Sulsel.
Minarni, A. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Mubarak, W. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi
Dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA-I,


Intervensi NIC, Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai