Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENYULUHAN

PENYULUHAN PERNIKAHAN DINI PADA


WANITA USIA SUBUR (WUS)
2 NOVEMBER 2021

OLEH:

KETUA : ANGGITA AULIA PANE (1819002002)


ANGGOTA : 1. IKA SAPTAESTRIA (1819002018)
2. NURHALIMAH (1819002030)
3. REVA FERBINA SITEPU (1819002037)
4. TABITA J PASARIBU (1819002042)
5. WIDYA RAFIKA (1819002045)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN
T.A 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENYULUHAN
PENYULUHAN PERNIKAHAN DINI PADA
WANITA USIA SUBUR (WUS)
2 NOVEMBER 2021

Disusun Oleh :

Anggita Aulia Pane ( Tanda Tangan )


Ika Sapta Estria ( Tanda Tangan )
Nurhalimah ( TandaTangan )
Reva Ferbina Sitepu ( Tanda Tangan )
Tabita J Pasaribu ( Tanda Tangan )
Widya Rafika ( Tanda Tangan )

Diketahui

Mentor Preseptor

_________________ ___________________
NIP NIDN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis bisa menyelesaikan laporan penyuluhan. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada Ibu selaku pembimbing yang telah membantu penulis dalam mengerjakan laporan

penyuluhan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi

dalam pembuatan journal reading ini. laporan penyuluhan ini membahas mengenai Pernikahan dini

pada wanita usia subur. Penulis menyadari ada kekurangan pada laporan penyuluhan ini. Oleh

sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan journal reading. Penulis juga

berharap semoga laporan penyuluhan ini semakin memperluas wawasan tentang Kesehatan

reproduksi pada wanita usia subur.

Medan, 02 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................................................
1.2 Tujuan Kegiatan ....................................................................................................
1.3 Manfaat Kegiatan...................................................................................................

BAB 2 PERENCANAAN
2.1. Identifikasi Masalah ..............................................................................................
2.2. Analisis Masalah....................................................................................................
2.3. Tujuan dan Manfaat ..............................................................................................
.....................................................................................................2.3.1 Tujuan Umum

....................................................................................................2.3.2 Tujuan Khusus

2.4 Sasaran ...................................................................................................................


2.5 Persiapan Penyuluhan ............................................................................................
................................................................................................................2.5.1 Diskusi

.........................................................................2.5.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

..................................................................................................2.5.3 Incoem Consent

2.6 Isi Penyuluhan ........................................................................................................


2.7 Metode Penyuluhan ...............................................................................................
2.8 Media Penyuluhan .................................................................................................
2.9 Jadwal Penyuluhan .................................................................................................
2.10 Rencana Evaluasi .................................................................................................

BAB 3 PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................................
3.2. Peserta ...................................................................................................................
3.3 Penyaji ....................................................................................................................
3.4 Proses Penyuluhan .................................................................................................

BAB 4 EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN


4.1 Evaluasi ..................................................................................................................
4.2 Hambatan ...............................................................................................................
4.3 Manfaat ..................................................................................................................

Daftar Pustaka
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyuluhan yaitu upaya perubahan perilaku seseorang yang dilakukan
melalui pendekatan edukatif yang artinya sebagai suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah untuk memecahkan suatu
masalah. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarluaskan pesan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu
dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Faridah s., 2018)

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia


yang terlalu muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara
medis dan psikologinya. Pernikahan dini adalah pernikahan yang
dilakukan sebelum seorang individu berusia 20 tahun. Usia menikah
ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria
(Mojokerto et al., 2020)

Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan yang dilakukan sebelum umur

19 tahun. Batasan umur ini merujuk pada undang-undang nomor 1 tahun 1974

tentang Perkawinan. Pernikahan dini merupakan masalah global yang masih

ditemukan diberbagai negara berkembang, termasuk Indonesia, khususnya

dikawasan Timur Indonesia. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa rata-rata

umur pernikahan dini di Kosovor-Albania adalah 17,3 tahun, sementara di Barat

Laut Ethiopia adalah 17 tahun. 4,5 Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa diperkirakan 17 persen anak perempuan

menikah diusia kurang dari 18 tahun di Indonesia. Selanjutnya SDKI tahun 2017

melaporkan terjadinya perubahan tren pernikahan yaitu 63,7 persen anak


perempuan Indonesia menikah pada usia 20 tahun. (Dwi Wulandari R, Dwi A.

2020)

Fenomena kehamilan di usia remaja perlu mendapat perhatian dari Remaja

seharusnya semua pihak. belum mengalami kehamilan, karena secara umum

mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat mengandung. Hal

tersebut sangat merugikan bagi kesehatan dirinya dan kesehatan janinnya. Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka fertilitas

remaja pada kelompok usia 15-19 tahun sebanyak 35 dari 1.000 kehamilan

kemudian tahun 2010 meningkat menjadi 48 dari 1.000 kehamilan. (Dwi

Wulandari R, Dwi A. 2020)

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa

kehamilan pada usia sangat muda ( 15 tahun) masih dijumpai meski proporsi

sangat kecil (0,02%), terutama di perdesaan (0,03%), sedangkan proporsi

kehamilan pada usia 15 19 tahun adalah 1,97 persen di perdesaan lebih tinggi

dibanding di perkotaan. Menikah pada usia remaja merupakan masalah kesehatan

reproduksi karena semakin muda umur menikah, semakin panjang rentang waktu

untuk bereproduksi. Apabila tidak dilakukan pengaturan kehamilanmelalui

program keluargaberencana (KB), maka akan mempengaruhi tingkat fertilitas di

Indonesia.

Faktor penyebab terjadinya pernikahan usia dini yaitu fakto rindividu

remaja, maupun keluarga dan lingkungan masyarakat. Penyebab pada faktor

individu adalah prime pendidikan yang rendah dan pengetahuan (mem tentang
kesehatan reproduksi, mena pendewasaan usia perkawinan dan dapa perencanaan

keluarga yang kurang. (Herauani, dkk. 2017)

Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 15-19 tahun yang

dimana pada usia tersebut adalah usia rentan, usia penasaran/ingin tau

yang akan berlanjut sampai melakukan hubungan seksual, hamil, menikah

diusia dini yang akan berdampak negatif pada kesehatan remaja dan

bayinya Kemenkes (2014). Hal ini sejalan dengan penelitian Paul (2018)

bahwa pernikahan dini memiliki masalah besar dalan kehamilan dan

persalinan,bahkan bisa menyebabkan keguguran. Kehamilan pada remaja

ini tidak hanya berdampak pada kesehatan reproduksi saja tetapi

berdampak pada bayi yang dikandung memiliki resiko besar seperti

kelahiran premature, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), dan pada

kehamilan remaja yang tidak dikehendaki dan aborsi yang tidak aman.

Remaja yang bersalin dibawah usia 20 tahun ini memiliki angka kematian

tertinggi pada kematian neonatal, bayi dan balita (Radhika, Anjarwati.,

2021)

Secara psikis remaja belum siap dan mengeti seutuhnya mengenai

hubungan seksual secara dini dan dampak terhadap pernikahan dini, yang

dimana pada usia remaja mengalami turun naik emosi yang dapat

menimbulkan trauma psikis karena percekcokan dengan pasangan,

menerima kenyaataan bahwa sekarang menjadi ibu muda yang sudah

mengurus anak, rumah tangga, dan suami. dengan perubahan tersebut

menghilangkan hak-haknya sebagai remaja yang seharusnya menikmati


masa-masa bermain, belajar, menikmati masa muda seperti teman-teman

yang lainnya yang masih belum menikah. Karena remaja ini dalam masa

transisi menuju dewasa yang memiliki rasa ingin tahu yang besar

mengenai kehidupan manusia disekitar dan yang dialami teman-temannya.

Dengan perubahan tersebut mereka harus menerima dan menyiapkan

mental untuk menghadapi rumah rumah tangga yang mereka bina

Diananda (2019). Hal ini sejalan dengan penelitian Kartikawati, yang

menjelaskan bahwa secara mental belum siap menghadapi perubahan

peran dan menghadapi masalah rumah tangga sehingga seringkali

menimbulkan penyesalan akan kehilangan masa sekolah dan masa remaja,

karena pernikahan dini berpotensi kekerasan dalam rumah tangga secara

psikologis yang mengakibatkan trauma sampai kematian terumata dialami

ole remaja perempuan. (Radhika, Anjarwati., 2021)

Kehamilan pada masa remaja tidak hanya berdampak pada masalah

psikologis tetapi masalah sosial yang muncul dapat terjadi gangguan

sosialisasi dan penarikan diri terhadap lingkungan. Karena masalah yang

dihadapi remaja dalam rumah tangga akan meningkat pada saat terjadinya

interaksi antara tuntutan dari lingkungan sosial remaja dengan kewajiban

untuk mengasuh anak. Pada masa remaja kebutuhan untuk bersosialisasi

masih tinggi, sehingga pekerjaan rumah maupun merawat anak dirasa

sebagai beban dalam dunia remajanya Batubara (2016). Maka maslah

psikososial yang dihadapi remja perlunya dukungan keluarga, orang tua

maupun tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan mengenai


kehamilan dan ibu pada masa remaja. Hal ini sejalan dengan penelitian

Maisya & Susilowati (2017) bahwa gangguang psikososial terjadi juga

karena kurang nya dukungan keluarga dan pengetahuan dalam kehamilan

pada masa remaja. Pada hal ini para remaja putri juga membutuhkan

dukungan maupun pola asuh yang tepat dari orang terdekat yaitu orangtua

yang bisa memahami dan mengerti kondisi putrinya (Anjarwati, 2019).

Selain itu dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi wanita

adalah Alat reproduksi belum siap menerima kehamilan sehingga dapat

menimbulkan berbagai komplikasi. Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi

bagi dirinya sendiri, Resiko anemia dan meningktkan angka kejadian depresi,

beresiko pada kematian usia dini, meningkatkan angka kematian ibu (AKI), resiko

terkena penyakit menular seksual. (Radhika, Anjarwati., 2021)


BAB 2
PERENCANAAN PELAKSANAAN PENYULUHAN

2.1 Identifikasi Masalah


Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 01 November
2021, yang dimulai dengan pembuatan pre planing dengan tahapan yaitu :
1. Mengkaji kebutuhan masyarakat : PengetahuanKesehatan Reproduksi
2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat : masih tingginya angka
pernikahan dini
3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat: masalah yang ditemui tingginya
Pernikahan Dini
2.2 Tujuan dan Manfaat
2.2.1 Tujuan Umum
1. Diharapkan agar pengetahuan masyarakat dan remaja tentang dampak

pernikahan usia dini terhadap kesehatan reproduksi bertambah dan remaja

tidak gampang melakukan seks bebas sehingga mencegah terjadinya

pernikahan di usia dini.

2.2.2 Tujuan Khusus


a. Memberikan pemahaman pengertian Pernikahan Dini dengan tepat

b. Memberikan pemahamanpengertian Kesehatan Reproduksi dengan tepat

c. Memberikan pemahamanpengertian Resiko Tinggi Kehamilan dengan

tepat

d. Memberikan pemahaman penyebab terjadinya pernikahan dini

e. Memberikan pemahamandampak dari pernikahan dini

2.3 Sasaran
Semua wanita usia subur yang ada di STIKes Mitra Husada

Medan

2.4 Persiapan Penyuluhan

2.4.1 Diskusi

Tim Penyuluhan merencanakan akan melaksanakan kegiatan

penyuluhan dengan topik penyuluhan prnikahan dini pada wanita usia

subur (WUS) . Penyluhan akan dilakanakan diaula STIKes Miitra Husada

Medan pada tanggal 02 november 2021 dengan sasaran seluruh wanita

usia subur (WUS) diSTIKes Mitra Husada Medan. Tim meminimalkan

biaya anggaran dengan penggunaan media online dalam proses kegiatan

penyuluhan sehingga tidak ada anggaran yang dikeluarkan.

2.4.2 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Selasa, 02 November 2021


Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Aula STIKes Mitra Husada Medan
2.4.3 Izin Penyuluhan
Tim mengajukan Proposal dan Inform Consent kepada Ketua
STIKes Mitra Husada Medan untuk meminta izin melakukan kegiatan
penyuluhan di Aula STIKes Mitra Husada Medan.
2.5 Isi Penyuluhan
A. Pengertian Pernikahan Dini

Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan

yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih

dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia dibawah usia 19 tahun.

Menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyatakan bahwa


pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilaksanakan secara resmi

atau tidak resmi yang dilakukan sebelum usia 18 tahun. Pernikahan dini

adalah sebuah pernikahan yang dilakukan sebelum umur 19 tahun.Batasan

umur ini merujuk pada undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan. Pernikahan dini merupakan masalah global yang masih

ditemukan di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia,

khususnya di kawasan Timur Indonesia.Studi sebelumnya menunjukkan

bahwa rata-rata umur pernikahan dini di Kosovor-Albania adalah 17,3

tahun, sementara di Barat Laut Ethiopia adalah 17 tahun. 4,5 Hasil Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa

diperkirakan 17 persen anak perempuan menikah di usia kurang dari 18

tahun di Indonesia. Selanjutnya SDKI tahun 2017 melaporkan terjadinya

perubahan tren pernikahan yaitu 63,7 persen anak perempuan Indonesia

menikah pada usia 20 tahun.

Pernikahan dibawah umur yang belum memenuhi batas usia

pernikahan, padahakikatnya di sebutmasihberusia muda atau anak- anak

yang ditegaskan dalam Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2002, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dikategorikan

masih anak-anak, juga termasuk anak yang masih dalam kandungan,

apabila melangsungkan pernikahan tegas dikatakan adalah pernikahan

dibawah umur. Sedangkan pernikahan dini menurut BKKBN adalah

pernikahan yang berlangsung pada umur di bawah usia reproduktif yaitu

kurang dari 20 tahun pada wanita dan kurang dari 25 tahun pada pria.
Pernikahan di usia dini rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi

seperti meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada saat persalinan

dan nifas, melahirkan bayi prematur dan berat bayi lahir rendah serta

mudah mengalami stress. Pernikahan adalah akad atau janji nikah yang

diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan awal dari

kesepakatan bagi calon pengantin untuk saling memberi ketenangan

(sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta dan

kasih (mawaddah wa rahmah). Pernikahan adalah awal terbentuknya

sebuah keluarga. (Kementerian Kesehatan RI)

B. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata

produksi artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi

mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan

keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ

reproduksi adalah pertumbuhan tulang- tulang dan kematangan seksual

yang berfungsi untuk reproduksi manusia, yang terjadi masa remaja.

Kesehatan reproduks imenurut Kemenkes RI (2015) adalah

keadaan sehat secara fisik, mental, dansosialsecara utuh, tidak semata-

mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,

fungsi, dan proses reproduksi. Ruang lingkup pelayanan kesehatan

repoduksi menurut International Conference Population and Development

(ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga

berencana, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual termasuk


HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan

komplikasi aborsi, pencegahan dan penanganan infertilitas, kesehatan

reproduksi usia lanjut, deteksi dini kanker saluran reproduksi serta

kesehatan reproduks ilainnya seperti kekerasans eksual, sunat perempuan

dan sebagainya.

Kesehatan reproduksi menurut Depkes RI adalah suatu keadaan

sehat, secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial

yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi,

danpemikirankesehatanreproduksi

C. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu


hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran berlangsung
(Indrawati, 2016). Karakteristik ibu hamil diketahui bahwa faktor penting
penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi pada kelompok usia <20 tahun dan
usia >35 tahun dikatakan usia tidak aman karena saat bereproduksi pada usia <20
tahun dimana organ reproduks belum matang sempurna dan umur >35 tahun
dimana kondisi organ reproduksi wanita sudah mengalami penurunan kemampuan
untuk bereproduksi, tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 45
kg, jarak anak terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah
anak lebih dari 4 (Barima, Susilowati. A. 2017)

D. Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Dini

Faktor penyebab terjadinya pernikahan usia dini yaitu faktor

lingkungan masyarakat. Penyebab pada faktor individu adalah pendidikan

yang rendah dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, pendewasaan

usia perkawinan dan perencanaan keluarga yang kurang. Penelitian yang


dilakukan oleh Sadap Ahmed, dkk pada tahun 2014 menyatakan bahwa

tradisi pernikahan dini terlihat banyak di negara Asia Selatan seperti

Nepal, Bangladesh, Afghanistan, Iran, Pakistan dan India. Orang tua

terlibat dalam kejadian pernikahan dini, dimana orang tua menyuruh anak

perempuannya yang masih berusia dibawah 20 tahun, untuk menikah

dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi sehingga beban

ekonomi keluarga berkurang Selain itu Penelitian yang dilakukan oleh

Sarkerobai dan asrin dan k.m. mustafizu rrahman pada tahun 2012 di kota

Rajshahi negara mengungkapkan bahwa pendapatan keluarga, agama

adalah paling berpengaruh dalam menentukan kemungkinan usia

pernikahan kehamilan pada usia dini (Herayani, 2017).

Menurut Noorkasiani, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan usia

muda di Indonesia adalah:

a. Faktor individu

1) Perkembangan fisik, mental, dan sosial yang dialami seseorang. Makin cepat

perkembangan tersebut dialami, makin cepat pula berlangsungnya pernikahan

sehingga mendorong terjadinya pernikahan pada usia muda.

2) Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh remaja. Makin rendah tingkat

pendidikan, makin mendorong berlangsungnya pernikahanusia muda.

3) Sikap dan hubungan dengan orang tua. Pernikahan usia muda dapat

berlangsung karena adanya sikap patuh dan atau menentang yang dilakukan

remaja terhadap perintah orang tua. Hubungan dengan orang tua menentukan
terjadinya pernikahan usia muda.Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan

pernikahan remaja karena ingin melepaskan diri dari pengaruh lingkungan orang

tua.

4) Sebagai jalan keluar untuk lari dari berbagai kesulitan yang dihadapi, termasuk

kesulitan ekonomi. Tidak jarang ditemukan pernikahan yang berlangsung dalam

usia sangat muda, diantaranya disebabkan karena remaja menginginkan status

ekonomi yang lebih tinggi.

b. Faktor Keluarga

Peran orang tua dalam menentukan pernikahan anak-anak

mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1) Sosial ekonomi keluarga

Akibat beban ekonomi yang dialami, orang tua mempunyai keinginan untuk

mengawinkan anak gadisnya. Pernikahan tersebut akan memperoleh dua

keuntungan, yaitu tanggung jawab terhadap anak gadisnya menjadi tanggung

jawab suami atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga kerja di keluarga,

yaitu menantu yang dengan sukarela membantu keluarga istrinya.

2) Tingkat pendidikan keluarga

Makin rendah tingkat pendidikan keluarga, makin sering ditemukan pernikahan

diusia muda. Peran tingkat pendidikan berhubungan erat dengan pemahaman

keluarga tentang kehidupan berkeluarga.

3) Kepercayaan dan atau adat istiadat yang berlaku dalam keluarga.


Kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga juga menentukan

terjadinya pernikahan diusia muda. Sering ditemukan orang tua mengawinkan

anak mereka dalam usiayang sangat muda karena keinginan untuk meningkatkan

status sosial keluarga, mempererat hubungan antar keluarga, dan atau untuk

menjaga garis keturunan keluarga.

4) Kemampuan yang dimiliki keluarga dalam menghadapi masalah remaja.

Jika keluarga kurang memiliki pilihan dalam menghadapi atau mengatasi masalah

remaja, (misal: anak gadisnya melakukan perbuatan zina), anak gadis tersebut

dinikahkan sebagai jalan keluarnya. Tindakan ini dilakukan untuk menghadapi

rasa malu atau rasa bersalah.

Macam-macam peran orang tua dalam BKKBN dijelaskan bahwa peran orang tua

terdiri dari:

1) Peran sebagai pendidik

Orang tua perlu menanamkan kepada anak-anak arti penting dari pendidikan dan

ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari sekolah.Selain itu nilai-nilai agama

dan moral, terutama nilai kejujuran perlu ditanamkan kepada anaknya sejak dini

sebagi bekal dan benteng untuk menghadapi perubahan- perubahan yang terjadi.

2) Peran sebagai pendorong

Sebagai anak yang sedang menghadapi masa peralihan, anak membutuhkan

dorongan orang tua untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam

menghadapi masalah.
3) Peran sebagai panutan

Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi anak, baik dalam berkata

jujur maupun ataupun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan

bermasyarakat.

4) Peran sebagai teman

Menghadapi anak yang sedang menghadapi masa peralihan.Orang tua perlu lebih

sabar dan mengerti tentang perubahan anak.Orang tua dapat menjadi informasi,

teman bicara atau teman bertukar pikiran tentang kesulitan atau masalah anak,

sehingga anak merasa nyaman dan terlindungi.

5) Peran sebagai pengawas

Kewajiban orang tua adalah melihat dan mengawasi sikap dan perilaku anak agar

tidak keluar jauh dari jati dirinya, terutama dari pengaruh lingkungan baik dari

lungkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.

6) Peran sebagai konselor

Orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai positif dan negatif

sehingga anak mampu mengambil keputusan yang terbaik.

c. Faktor masyarakat lingkungan

1) Adatistiadat

Terdapat anggapan di berbagai daerah di Indonesia bahwa anak gadis yang telah

dewasa, tetapi belum berkeluarga, akan dipandang “aib” bagi keluarganya.


E. Dampak Terjadinya Pernikahan Dini

Pernikahan dini berpengaruh terhadap kejadian kanker leher rahim. Faktor

resiko usia menikah pada usia dini berhubungan dengan kejadian kanker leher

rahim. Semakin dini seorang perempuan melakukan hubungan seksual semakin

tinggi risiko terjadinya lesi prakanker pada leher rahim.Sehingga dengan demikian

semakin besar pula kemungkinan ditemukannya kanker leher rahim. Hal ini

disebabkan pada usia tersebut terjadi perubahan lokasi sambungan skuamo-

kolumner sehingga relatif lebih peka terhadap stimulasionkogen (Fauji Hadiono,

A. 2018)

Perempuan yang menikah di usia dini kurang dari 15 tahun memiliki

banyak resiko, sekalipun ia sudah megalami mestruasi atau haid. Ada dua dampak

medis yang ditimbulkan oleh pernikah usia dini, yakni dampak pada kandungan

dan kebidananya. Penyakit kandungan yang banyak diderita wanita yang menikah

usia dini antara lain : infeksi pada kandungan dan kanker mulut rahim. Hal ini

terjadi karena masa peralihan, emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan

cara pikir yang belum matang. (Fauji Hadiono, A. 2018)

Perubahan yang tidak khas ini menginisiasi suatu proses yang disebut

neoplasma intraepitil serviks (Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN) yang

merupakan fase prainvasif dari kanker leher rahim. Di bawah usia 18 tahun, alat-

alat reproduksi seorang perempuan masih sangat lemah. Jika dia hamil, maka

akibatnya akan mudah keguguran karena rahimnya belum begitu kuat, sehingga

sulit untuk terjadi perlekatan janin di dinding rahim. Selain itu, kemungkinan

mengalami kelainan kehamilan dan kelainan waktu persalinan ( Damayanti, 2012)


Berikut ini resiko atau bahaya yang mengancam gadis dibawah umur saat hamil di

usia muda di bawah 20 tahun :

1) Secara ilmu kedokteran ,organ reproduksi untuk gadis dengan umur dibawah

20 tahun ia belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung, sehingga jika

terjadi kehamilan berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak

kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya

menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.

2) Kondisi sel telur pada gadis dibawah 20 tahun , belum begitu sempurna,

sehingga dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik.

3) Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda

usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah

reproduksi terkontaminasi virus.Selain itu, pernikahan di usia muda juga

berdampak pada hal-hal yang lain. Menurut Rosaliadevi , (2012) dampak

perkawinan usia muda antara lain:

a. Terhadap biologis Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam

proses menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks

dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika

dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan

membahayakan organ reproduksinya sampai membahayakan jiwa anak. Patut

dipertanyakan apakah hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan dalam

hak reproduksi antara isteri dan suami atau adanya kekerasan seksual dan

pemaksaan (penggagahan) terhadap seorang anak.

b. Terhadap psikologis Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang
hubungan seks, sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam

jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya

yang berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak mengerti atas putusan

hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak anak untuk

memperoleh pendidikan (Wajar 9 tahun), hak bermain dan menikmati waktu

luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.

c. Terhadap sosial Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya
dalam masyarakat patriarki yang bias gender yang menempatkan perempuan pada
posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini
sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun termasuk agama Islam yang
sangat menghormati perempuan. Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya
patriarki yang bias gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap perempuan.
d. Terhadap perilaku seksual menyimpang Adanya prilaku seksual yang
menyimpang yaitu prilaku yang gemar berhubungan seks dengan anak-anak yang
dikenal dengan istilah pedofilia. Perbuatan ini jelas merupakan tindakan ilegal
(menggunakan seks anak), namun dikemas dengan perkawinan seakan-akan
menjadi legal. Hal ini bertentangan dengan UU.No.23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak khususnya pasal 81, ancamannya pidana penjara maksimum
15 tahun, minimum 3 tahun dan pidana denda maksimum 300 juta dan minimum
60 juta rupiah. Apabila tidak diambil tindakan hukum terhadap orang yang
menggunakan seksualitas anak secara ilegal akan menyebabkan tidak ada efek
jera dar ipelaku bahkan akan menjadi contoh bagi yang lain.
e. Terhadap anak-anaknya Masyarakat yang telah melangsungkan perkawinan
pada usia muda atau di bawah umur akan membawa dampak. Selain berdampak
pada pasangan yang melangsungkan perkawinan pada usia muda, perkawinan usia
muda juga berdampak pada anak-anaknya. Karena bagi wanita yang
melangsungkan perkawinan di bawah umur 20 tahun, bila hamil akan mengalami
gangguan pada kandungannya dan banyak juga dari mereka yang melahirkan anak
yang prematur.
f. Terhadap masing-masing keluarga Selain berdampak pada pasagan suami-istri
dan anak-anaknya perkawinan di usia muda juga akan membawa dampak
terhadap masing-masing keluarganya. Apabila perkawinan di antara anak-anak
mereka lancar, sudah barang tentu akan menguntungkan orang tuanya masing
masing. Namun apabila sebaliknya keadaan rumah tangga mereka tidak bahagia
dan akhirnya akan terjadi perceraian. Hal ini akan mengkibatkan bertambahnya
biaya hidup mereka dan yang paling parah lagi akan memutuskan tali
kekeluargaan diantara kedua belah pihak.
2.6 Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Kuesioner
2.7 Media Penyuluhan
1. Papan Tilis
2. Laptop
3. Gadget
2.8 Jadwal Penyuluhan
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang
Pernikahan Dini adalah sebagai berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1. 08:00 Pembukaan : Tabita 10 menit
1.     Mengucapkan
salam
2.     Memperkenalkan
diri
3.     Menjelaskan tujuan
4.     Menjelaskan
kontrak waktu
2. 08: 10 Penyampaian materi Anggita 30 menit
3. 08: 40 Penutup : Tabita 20 menit
1. Memberi kesempatan
untuk bertanya
2. Menjawab pertanyaan
yang diajukan
3. Menanyakan kembali
pada siswa tentang apa
yang sudah dijelaskan
4. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
5. Menyimpulkan dan
menutup diskusi
6. Mengucapkan salam

2.9 Rencana Evaluasi


a. Struktur

 Peserta penyuluhan sebanyak 60 Wanita usia subur di STIKes Mitra


Husada Medan
 Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan
siap digunakan.
 Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat
yang dipakai yaitu laptop, papan tulis
 Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan
dalam bentuk makalah dan akan disajikan dalam bentuk slide untuk
mempermudah penyampaian.
b. Proses

a. Kehadiran 80% dari seluruh undangan


b. 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
c. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan peserta.
d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan.
e. 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
diberikan

c. Hasil

a. Jangka Pendek
 60% dari peserta dapat menjelaskan pengertian Pernikahan Dini
dengan tepat
 60% dari peserta dapat menjelaskanpengertian Kesehatan

Reproduksi dengan tepat

 60% dari peserta dapat menjelaskanpengertian Resiko Tinggi

Kehamilan dengan tepat

 60% dari peserta dapat menyebutkan penyebab terjadinya

pernikahan dini

 60% dari peserta dapat menjelaskandampak dari pernikahan dini

b. Jangka Panjang
 Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya
memahami kesehatan reproduksi sehingga tidak terjadi pernikahan
dini.
BAB III
PEAKSANAAN PENYULUHAN

3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal: Selasa, 02 November 2021


Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Aula STIKes Mitra Husada Medan
3.2 Peserta
Peserta penyuluhan sebanyak 60 Wanita usia subur di STIKes
Mitra Husada Medan
3.3 Penyaji
1 Moderator : Tabita
2.Penyaji : Anggita Aulia Pane
3.Notulen : Reva Sitepu
4.Observer : Ika Sapta

3.4 Proses Penyuluhan


Tim mengajukan Proposal dan Inform Consent kepada Ketua STIKes
Mitra Husada Medan untuk meminta izin melakukan kegiatan penyuluhan
di Aula STIKes Mitra Husada Medan.Setelah mendapat izin dari Ketua
STIKes dan dosen yang bertanggung jawab maka tim menyusun
perencanaan penyuluhan seperti waktu pelaksanaan dan tempat
pelaksanaan dan menyiapkan media penyuluhan dan peserta penyuluhan.
Setelah persiapan penyuluhan siap pakai maka dilakukan pelaksanaan
penyuluhan dengan memberikan materi dengan metode ceramah dan tanya
jawab dan diakhiri dengan penyebaran kuesioner.
BAB IV
EVALUASI KEGIATAAN PENYULUHAN

4.1 Evaluasi
Kegiatan penyuluhan mendapat feedback positif dari peserta dan respon
yang baik dari preseptor/ mentor yang ada di aula STIKes Mitra Husada
Medan. Penyebaran kuesioner oleh tim penyuluhan diterima dan mendapatkan
tanggapan yang baik dari peserta dilihat dari jumlah yang mengisi kuesioner
dan score yang diperoleh oleh peserta.
Pelaksanaan kegiatan ini mendapat respon yang baik dari seluruh peeserta,

remaja dan wanita usia subur sendiri. Antusias peserta terbukti dengan

kehadiran peserta mengikuti kegiatan penyuluhan, dari 100% undangan yang

disebar luaskan ada 85% sampai dengan 90% wanita usia subur yang

menghadiri kegiatan tersebut.

Berdasarkan beberapa hal yang disampaikan di atas kami selaku panitia

pelaksana kegiatan penyuluhan menyatakan bahwa kegiatan dapat terlaksana

dengan baik. Meskipun beberapa hal yang menyebabkan pelaksanaan berjalan

kurang lancar. Kami menyadari ada beberapa hal yang masih perlu di perbaiki

lagi. Oleh karena itu kiritik dan saran yang membangun senantiasa kami

harapkan sebagai bahan renungan dan perbaikan untuk kegiatan-kegiatan kami

selanjutnya.

4.2 Hambatan
Selama proses pelaksanaan penyuluhan kegiatan terlaksana dengan baik,
tetapi terdapat hambatan pada saat penyajian materi berupa infocus yang tidak
terhubung ke media penyuluhan. Tetapi hambatan dapat tersebut dapat diatasi
dengan segera.
4.3 Manfaat

1. Diharapkan agar pengetahuan masyarakat dan remaja tentang dampak

pernikahan usia dini terhadap kesehatan reproduksi bertambah dan remaja

tidak gampang melakukan seks bebas sehingga mencegah terjadinya

pernikahan di usia dini.

2. Bagi pemerintah dapat menekan angka kelahiran dan jumlah

penduduk
DAFTAR PUSTAKA

1. Dwi Wulandari R, Dwi A. 2020. Hubungan Status Ekonomi Terhadap


Pernikahan Dini Pada Perempuan Di Pedesaan Indonesia. Jurnal
Kesehatan Reproduksi. Jakarta
2. Iram barim amaisya,andi susilowati. 2017. Peran Keluarga Dan
Lingkungan Terhada pPsikososial Ibu Usia Remaja .Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 8(2), 2017: 163-173 DOI: 10.22435/kespro.v8i2.8013.163-
173.Naskah masuk 14 Desember 2017; review 21 Desember 2017;
disetujuiterbit 31 Desember 2017.
3. Herauani, dkk. 2017. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Dampak Pernikahan Dini Sebelum Dan
SetelahDiberikanPendidikanKesehatanReproduksiMelalui Media Video.
Program Studi Diploma Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Padjadjaran Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran.
4. HanifaWiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
SarwonoPrawiroharjo. 2003
5. Manuaba IBG. 2008.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
6. Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepasi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
7. Everett, S., 2007. Buku saku kontrasepsi & kesehatan seksual reproduktif.
Jakarta :EGC
8. Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan
Reproduksi.Jakarta : EGC
9. Arif, Mansjoer, dkk., ( 2007 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica
Aesculpalus, FKUI, Jakarta.
10. Burn.A. pemberdayaan wanita dalam bidang kesehatan.editor edisi
Indonesia. Tanuan achmad. Yogyakarta: yayasan esentria medica

KUESIONER PENYULUHAN PERNIKAHAN DINI

PADA WANITA USIA SUBUR(WUS)

Petunjuk pengisian kuesioner :


1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti sebelum menjawab.
2. Berilah tanda B atau S pada pilihan yang sesuai dengan pilihan anda
No Pertanyaan Benar Salah
1. Dilihat dari segi kesehatan reproduksi, pernikahan dini
yaitu pernikahan yang dilakukan pada usia kurang dari
20 tahun
2. Pernikahan dini akan menurunkan risiko penyakit
menular seksual (PMS)

3. Pernikahan yang dilakukan perempuan dibawah usia 19


tahun tidak melanggar undang-undang

4. Ketidaksiapan melakukan pernikahan dini dapat


mengakibatkan stress

5. Pernikahan dini dapat menimbulkan permasalahan dalam


keluarga
6. Pernikahan dini tidak berisiko pada kehamilan usia dini
7. Pada remaja yang menikah muda dapat berisiko lebih
kecil terkena penyakit menular seksual pada remaja

8. Pernikahan dini berisiko menurunkan angka kematian


ibu (AKI)
9. Pernikahan dini dapat memberikan dampak pada bayi
yang dilahirkan

10. Pernikahan dini dapat memicu terjadinya perceraian


3. Untuk kelancaran penelitian, mohon kepada saudara untuk menjawab semua
pertanyaan sesuai dengan pengetahuan saudara.
4. Waktu untuk menjawab kuesioner adalah 5 menit.
5. Bila ada petunjuk yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti.

HASIL PENGISIAN KUESIONER

2021/11/02 7:45:36 PM GMT+7,Nur permata sari,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,,,,70


2021/11/02 7:45:37 PM GMT+7,Norma Reza,Benar,Salah,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,,,,70
2021/11/02 7:45:44 PM GMT+7,Elizabeth monalisa,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,100
2021/11/02 7:45:55 PM GMT+7,Indah annisa,Benar,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:46:00 PM GMT+7,Imoy indah safari sinaga,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,90
2021/11/02 7:46:09 PM GMT+7,Lusiana Andika Situmorang,Benar,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:46:10 PM GMT+7,Tiara Deswitia Yoana Saragih,Benar,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,70
2021/11/02 7:46:18 PM GMT+7,Janatun nisak,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,,,,70
2021/11/02 7:46:34 PM GMT+7,Destin Murni Yanti Ndraha ,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,90
2021/11/02 7:46:36 PM GMT+7,Intan Carnelita Jambak,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02Salah,Salah,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar
7:46:48 PM Salah,Benar,Benar,Salah,,,,70
GMT+7,Wulan dari,Benar
2021/11/02 7:47:32 PM GMT+7,Novi Hutagaol,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:48:05 PM GMT+7,oni kurnia,Benar,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Salah,Salah,,,,90
2021/11/02 7:48:16 PM GMT+7,Novita Rifka Br. Meliala,Benar,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,,,,70
2021/11/02Salah,,,,70
7:48:35 PM GMT+7,Mirna Aprilia,Benar,Salah,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar
2021/11/02 7:49:09 PM GMT+7,Juleha mutiara,Benar,Salah,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:49:14 PM GMT+7,Yuli Kartika Tindaon,Benar,Salah,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:49:27 PM GMT+7,Suriani,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,90
2021/11/02 7:49:33 PM GMT+7,Desiyanti Rajagukguk,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,70
2021/11/02 7:51:22 PM GMT+7,Hotna rohdearni saragih,Salah,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:52:29 PM GMT+7,OVIA ADELLA SINAGA,Benar,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:52:59 PM GMT+7,Putri Julia Pasaribu,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Salah,Salah,,,,80
2021/11/02 7:53:01 PM GMT+7,Cici oktaviani,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Salah,Salah,,,,90
2021/11/02 7:53:34 PM GMT+7,Meviani Putri,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:54:30 PM GMT+7,Yusrah Al Qomariah Tuz zahroh,Benar,Salah,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,70
2021/11/02 7:56:04 PM GMT+7,Soleha Mayasari Selian,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:56:17 PM GMT+7,Dita,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:57:08 PM GMT+7,Monalisa Hutagaol,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,90
2021/11/02 7:58:21 PM GMT+7,Kirani husnah,Salah,Salah,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:58:50 PM GMT+7,Linda Crhistina Panjaitan,Benar,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 7:59:49 PM GMT+7,Era Setia Ningrum,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,90
2021/11/02 8:00:32 PM GMT+7,Oktaviani ,Salah,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,80
2021/11/02 8:01:03 PM GMT+7,Nirmala,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Salah,,,,70
2021/11/02 8:03:27 PM GMT+7,Indah annisa,Benar,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,70
2021/11/02Salah,,,,80
8:03:35 PM GMT+7,Marantika,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar
2021/11/02 8:04:27 PM GMT+7,Vivi,Benar,Salah,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,90
2021/11/02 8:04:30 PM GMT+7,Nalaratih,Benar,Salah,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,,,,90
2021/11/02 8:04:35 PM GMT+7,Nopita Ria Sitorus,Salah,Benar,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,,,,80
2021/11/02 8:05:25 PM GMT+7,Oktaviani,Benar,Benar,Benar,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,,,,80
2021/11/02 8:05:29 PM GMT+7,Fitria,Benar,Benar,Benar,Salah,Salah,Benar,Benar,Benar,Benar,Benar,,,,70
2021/11/02 8:07:46 PM GMT+7,Rindy anthika putri Sihotang ,Salah,Salah,Salah,Salah,Benar,Benar,Salah,Benar,Benar,Benar,,,,90
PENDOKUMENTASIAN

Anda mungkin juga menyukai