OLEH:
LAPORAN PENYULUHAN
PENYULUHAN PERNIKAHAN DINI PADA
WANITA USIA SUBUR (WUS)
2 NOVEMBER 2021
Disusun Oleh :
Diketahui
Mentor Preseptor
_________________ ___________________
NIP NIDN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis bisa menyelesaikan laporan penyuluhan. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu selaku pembimbing yang telah membantu penulis dalam mengerjakan laporan
penyuluhan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan journal reading ini. laporan penyuluhan ini membahas mengenai Pernikahan dini
pada wanita usia subur. Penulis menyadari ada kekurangan pada laporan penyuluhan ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan journal reading. Penulis juga
berharap semoga laporan penyuluhan ini semakin memperluas wawasan tentang Kesehatan
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................................................
1.2 Tujuan Kegiatan ....................................................................................................
1.3 Manfaat Kegiatan...................................................................................................
BAB 2 PERENCANAAN
2.1. Identifikasi Masalah ..............................................................................................
2.2. Analisis Masalah....................................................................................................
2.3. Tujuan dan Manfaat ..............................................................................................
.....................................................................................................2.3.1 Tujuan Umum
BAB 3 PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................................
3.2. Peserta ...................................................................................................................
3.3 Penyaji ....................................................................................................................
3.4 Proses Penyuluhan .................................................................................................
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
19 tahun. Batasan umur ini merujuk pada undang-undang nomor 1 tahun 1974
Laut Ethiopia adalah 17 tahun. 4,5 Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia
menikah diusia kurang dari 18 tahun di Indonesia. Selanjutnya SDKI tahun 2017
2020)
mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat mengandung. Hal
tersebut sangat merugikan bagi kesehatan dirinya dan kesehatan janinnya. Survei
remaja pada kelompok usia 15-19 tahun sebanyak 35 dari 1.000 kehamilan
kehamilan pada usia sangat muda ( 15 tahun) masih dijumpai meski proporsi
kehamilan pada usia 15 19 tahun adalah 1,97 persen di perdesaan lebih tinggi
reproduksi karena semakin muda umur menikah, semakin panjang rentang waktu
Indonesia.
individu adalah prime pendidikan yang rendah dan pengetahuan (mem tentang
kesehatan reproduksi, mena pendewasaan usia perkawinan dan dapa perencanaan
dimana pada usia tersebut adalah usia rentan, usia penasaran/ingin tau
diusia dini yang akan berdampak negatif pada kesehatan remaja dan
bayinya Kemenkes (2014). Hal ini sejalan dengan penelitian Paul (2018)
kelahiran premature, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), dan pada
kehamilan remaja yang tidak dikehendaki dan aborsi yang tidak aman.
Remaja yang bersalin dibawah usia 20 tahun ini memiliki angka kematian
2021)
hubungan seksual secara dini dan dampak terhadap pernikahan dini, yang
dimana pada usia remaja mengalami turun naik emosi yang dapat
yang lainnya yang masih belum menikah. Karena remaja ini dalam masa
transisi menuju dewasa yang memiliki rasa ingin tahu yang besar
dihadapi remaja dalam rumah tangga akan meningkat pada saat terjadinya
pada masa remaja. Pada hal ini para remaja putri juga membutuhkan
dukungan maupun pola asuh yang tepat dari orang terdekat yaitu orangtua
bagi dirinya sendiri, Resiko anemia dan meningktkan angka kejadian depresi,
beresiko pada kematian usia dini, meningkatkan angka kematian ibu (AKI), resiko
tepat
2.3 Sasaran
Semua wanita usia subur yang ada di STIKes Mitra Husada
Medan
2.4.1 Diskusi
atau tidak resmi yang dilakukan sebelum usia 18 tahun. Pernikahan dini
tahun, sementara di Barat Laut Ethiopia adalah 17 tahun. 4,5 Hasil Survei
kurang dari 20 tahun pada wanita dan kurang dari 25 tahun pada pria.
Pernikahan di usia dini rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi
dan nifas, melahirkan bayi prematur dan berat bayi lahir rendah serta
mudah mengalami stress. Pernikahan adalah akad atau janji nikah yang
diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan awal dari
mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,
(ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan anak, keluarga
dan sebagainya.
danpemikirankesehatanreproduksi
terlibat dalam kejadian pernikahan dini, dimana orang tua menyuruh anak
Sarkerobai dan asrin dan k.m. mustafizu rrahman pada tahun 2012 di kota
a. Faktor individu
1) Perkembangan fisik, mental, dan sosial yang dialami seseorang. Makin cepat
3) Sikap dan hubungan dengan orang tua. Pernikahan usia muda dapat
berlangsung karena adanya sikap patuh dan atau menentang yang dilakukan
remaja terhadap perintah orang tua. Hubungan dengan orang tua menentukan
terjadinya pernikahan usia muda.Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan
pernikahan remaja karena ingin melepaskan diri dari pengaruh lingkungan orang
tua.
4) Sebagai jalan keluar untuk lari dari berbagai kesulitan yang dihadapi, termasuk
b. Faktor Keluarga
Akibat beban ekonomi yang dialami, orang tua mempunyai keinginan untuk
jawab suami atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga kerja di keluarga,
anak mereka dalam usiayang sangat muda karena keinginan untuk meningkatkan
status sosial keluarga, mempererat hubungan antar keluarga, dan atau untuk
Jika keluarga kurang memiliki pilihan dalam menghadapi atau mengatasi masalah
remaja, (misal: anak gadisnya melakukan perbuatan zina), anak gadis tersebut
Macam-macam peran orang tua dalam BKKBN dijelaskan bahwa peran orang tua
terdiri dari:
Orang tua perlu menanamkan kepada anak-anak arti penting dari pendidikan dan
ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari sekolah.Selain itu nilai-nilai agama
dan moral, terutama nilai kejujuran perlu ditanamkan kepada anaknya sejak dini
sebagi bekal dan benteng untuk menghadapi perubahan- perubahan yang terjadi.
dorongan orang tua untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam
menghadapi masalah.
3) Peran sebagai panutan
Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi anak, baik dalam berkata
bermasyarakat.
Menghadapi anak yang sedang menghadapi masa peralihan.Orang tua perlu lebih
sabar dan mengerti tentang perubahan anak.Orang tua dapat menjadi informasi,
teman bicara atau teman bertukar pikiran tentang kesulitan atau masalah anak,
Kewajiban orang tua adalah melihat dan mengawasi sikap dan perilaku anak agar
tidak keluar jauh dari jati dirinya, terutama dari pengaruh lingkungan baik dari
Orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai positif dan negatif
1) Adatistiadat
Terdapat anggapan di berbagai daerah di Indonesia bahwa anak gadis yang telah
resiko usia menikah pada usia dini berhubungan dengan kejadian kanker leher
tinggi risiko terjadinya lesi prakanker pada leher rahim.Sehingga dengan demikian
semakin besar pula kemungkinan ditemukannya kanker leher rahim. Hal ini
A. 2018)
banyak resiko, sekalipun ia sudah megalami mestruasi atau haid. Ada dua dampak
medis yang ditimbulkan oleh pernikah usia dini, yakni dampak pada kandungan
dan kebidananya. Penyakit kandungan yang banyak diderita wanita yang menikah
usia dini antara lain : infeksi pada kandungan dan kanker mulut rahim. Hal ini
terjadi karena masa peralihan, emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan
Perubahan yang tidak khas ini menginisiasi suatu proses yang disebut
merupakan fase prainvasif dari kanker leher rahim. Di bawah usia 18 tahun, alat-
alat reproduksi seorang perempuan masih sangat lemah. Jika dia hamil, maka
akibatnya akan mudah keguguran karena rahimnya belum begitu kuat, sehingga
sulit untuk terjadi perlekatan janin di dinding rahim. Selain itu, kemungkinan
1) Secara ilmu kedokteran ,organ reproduksi untuk gadis dengan umur dibawah
20 tahun ia belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung, sehingga jika
terjadi kehamilan berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak
kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya
2) Kondisi sel telur pada gadis dibawah 20 tahun , belum begitu sempurna,
3) Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda
usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah
proses menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks
dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika
dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan
dipertanyakan apakah hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan dalam
hak reproduksi antara isteri dan suami atau adanya kekerasan seksual dan
b. Terhadap psikologis Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang
hubungan seks, sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam
jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya
yang berakhir pada perkawinan yang dia sendiri tidak mengerti atas putusan
hidupnya. Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak anak untuk
c. Terhadap sosial Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya
dalam masyarakat patriarki yang bias gender yang menempatkan perempuan pada
posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini
sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun termasuk agama Islam yang
sangat menghormati perempuan. Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya
patriarki yang bias gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap perempuan.
d. Terhadap perilaku seksual menyimpang Adanya prilaku seksual yang
menyimpang yaitu prilaku yang gemar berhubungan seks dengan anak-anak yang
dikenal dengan istilah pedofilia. Perbuatan ini jelas merupakan tindakan ilegal
(menggunakan seks anak), namun dikemas dengan perkawinan seakan-akan
menjadi legal. Hal ini bertentangan dengan UU.No.23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak khususnya pasal 81, ancamannya pidana penjara maksimum
15 tahun, minimum 3 tahun dan pidana denda maksimum 300 juta dan minimum
60 juta rupiah. Apabila tidak diambil tindakan hukum terhadap orang yang
menggunakan seksualitas anak secara ilegal akan menyebabkan tidak ada efek
jera dar ipelaku bahkan akan menjadi contoh bagi yang lain.
e. Terhadap anak-anaknya Masyarakat yang telah melangsungkan perkawinan
pada usia muda atau di bawah umur akan membawa dampak. Selain berdampak
pada pasangan yang melangsungkan perkawinan pada usia muda, perkawinan usia
muda juga berdampak pada anak-anaknya. Karena bagi wanita yang
melangsungkan perkawinan di bawah umur 20 tahun, bila hamil akan mengalami
gangguan pada kandungannya dan banyak juga dari mereka yang melahirkan anak
yang prematur.
f. Terhadap masing-masing keluarga Selain berdampak pada pasagan suami-istri
dan anak-anaknya perkawinan di usia muda juga akan membawa dampak
terhadap masing-masing keluarganya. Apabila perkawinan di antara anak-anak
mereka lancar, sudah barang tentu akan menguntungkan orang tuanya masing
masing. Namun apabila sebaliknya keadaan rumah tangga mereka tidak bahagia
dan akhirnya akan terjadi perceraian. Hal ini akan mengkibatkan bertambahnya
biaya hidup mereka dan yang paling parah lagi akan memutuskan tali
kekeluargaan diantara kedua belah pihak.
2.6 Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Kuesioner
2.7 Media Penyuluhan
1. Papan Tilis
2. Laptop
3. Gadget
2.8 Jadwal Penyuluhan
Adapun susunan acara pada saat penyuluhan kesehatan tentang
Pernikahan Dini adalah sebagai berikut :
No Jam Acara Pelaksana Waktu
1. 08:00 Pembukaan : Tabita 10 menit
1. Mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan
kontrak waktu
2. 08: 10 Penyampaian materi Anggita 30 menit
3. 08: 40 Penutup : Tabita 20 menit
1. Memberi kesempatan
untuk bertanya
2. Menjawab pertanyaan
yang diajukan
3. Menanyakan kembali
pada siswa tentang apa
yang sudah dijelaskan
4. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
5. Menyimpulkan dan
menutup diskusi
6. Mengucapkan salam
c. Hasil
a. Jangka Pendek
60% dari peserta dapat menjelaskan pengertian Pernikahan Dini
dengan tepat
60% dari peserta dapat menjelaskanpengertian Kesehatan
pernikahan dini
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya
memahami kesehatan reproduksi sehingga tidak terjadi pernikahan
dini.
BAB III
PEAKSANAAN PENYULUHAN
4.1 Evaluasi
Kegiatan penyuluhan mendapat feedback positif dari peserta dan respon
yang baik dari preseptor/ mentor yang ada di aula STIKes Mitra Husada
Medan. Penyebaran kuesioner oleh tim penyuluhan diterima dan mendapatkan
tanggapan yang baik dari peserta dilihat dari jumlah yang mengisi kuesioner
dan score yang diperoleh oleh peserta.
Pelaksanaan kegiatan ini mendapat respon yang baik dari seluruh peeserta,
remaja dan wanita usia subur sendiri. Antusias peserta terbukti dengan
disebar luaskan ada 85% sampai dengan 90% wanita usia subur yang
kurang lancar. Kami menyadari ada beberapa hal yang masih perlu di perbaiki
lagi. Oleh karena itu kiritik dan saran yang membangun senantiasa kami
selanjutnya.
4.2 Hambatan
Selama proses pelaksanaan penyuluhan kegiatan terlaksana dengan baik,
tetapi terdapat hambatan pada saat penyajian materi berupa infocus yang tidak
terhubung ke media penyuluhan. Tetapi hambatan dapat tersebut dapat diatasi
dengan segera.
4.3 Manfaat
penduduk
DAFTAR PUSTAKA