Anda di halaman 1dari 5

emosi

 Emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah.


Kemampuan mengatur emosi dengan baik menjadi sangat penting untuk kesehatan mental
dan kesejahteraan psikologis seseorang.

 Pada otak, terdapat sistem saraf yang bertugas mengurusi emosi. Sebelum masuk ke materi
mengenai emosi dan aktivitas yang terjadi di otak, mahasiswa perlu memaknai terlebih
dahulu apa itu otak.

 Otak manusia memiliki struktur dasar yang sama dengan mamalia lain, tetapi korteks
serebral manusia lebih besar. Di bawah korteks terdapat sejumlah struktur subkortikal,
seperti basal ganglia, amigdala, thalamus, dsb yang mengandung neuron bernama nukleus
yang berfungsi sebagai pusat relasi saraf yang mengirimkan sinyal ke tubuh dan ke berbagai
daerah di korteks.

Korteks pada manusia terdiri dari dua belahan atau dikenal dengan nama hemisfer, yaitu hemisfer
kiri dan kanan. Masing-masing hemisfer memiliki empat lobus, yaitu lobus frontal, lobus parietal,
lobus temporal dan lobus oksipital.

 Mekanisme yang terlibat dalam sistem saraf emosi terdiri dari amigdala (terletak di lobus
temporal) dan korteks orbitofrontal (terletak di lobus frontal di atas orbit mata).

 Area-area ini terhubung ke sistem di dalam tubuh yaitu,

1. Sistem saraf otonom (yang bertanggung jawab untuk respon melawan atau lari)

2. Sistem endokrin (bertanggung jawab untuk pengaturan hormon)

3. Sistem muskuloskeletal (bertanggung jawab untuk posisi tubuh, ketegangan, dan gerakan).
AMIGDALA

Amigdala adalah struktur nuklir berbentuk almond yang terletak di bagian depan setiap lobus
temporal. Banyak penelitian tentang amigdala telah menunjukkan bahwa ia merespons rangsangan
negatif, khususnya rangsangan yang mengancam atau menakutkan.

Hasil penelitian

Monyet yang bagian amigdalanya dihilangkan, mengalami kehilangan rasa takut (Klüver &
Bucy, 1939). Demikian pula, tikus yang biasanya waspada terhadap benda-benda baru di
lingkungan mereka, tetapi ketika amigdala mereka diambil, kewaspadaan ini sangat
berkurang (Rolls, 1995). Demikian juga dengan tikus, biasanya dapat dikondisikan untuk
takut pada nada karena akan diikuti oleh goncangan kaki, akan tetapi saat amygdala mereka
dihancurkan, mereka tidak akan membentuk hubungan antara nada dan goncangan, dan
kondisi ketakutan mereka akan terganggu (LeDoux, 1996).

Penelitian pada manusia juga dilakukan. Pada pasien yang amigdalanya rusak ditemukan
bahwa memiliki kekurangan dalam mengenali rasa takut dan memadukan emosi di wajah
orang lain. Pasien dengan kerusakan bagian amigdala juga terganggu dalam memutuskan
apakah pasangan kalimat dibaca oleh orang yang sama atau berbeda. Bahkan pasien
tersebut tidak bisa memutuskan apakah kalimat yang dibacakan kepadanya adalah
pernyataan, pertanyaan, atau kalimat seruan.

Pada tugas di mana kata-kata dibaca dengan intonasi yang menunjukkan emosi tertentu,
pasien mengalami kesulitan besar mengidentifikasi rasa takut. Temuan lain, kerusakan pada
bagian amigdala memiliki masalah dalam membedakan intonasi bahagia dan sedih.

Adolphs (1999) menjelaskan bahwa rangsangan yang relevan secara emosional dan sosial
dikenang lebih baik oleh orang normal daripada pada pasien dengan kerusakan amygdala.
Selanjutnya, amigdala juga sangat sensitif terhadap rangsangan yang mewakili rasa takut
atau ancaman. Maka dapat disimpulkan bahwa amigdala juga terlibat dalam pembentukan
ingatan jangka panjang dari rangsangan emosional.

Selain itu, amigdala sensitif terhadap kebaruan. Meskipin amigdala lebih mengurusi emosi
pada dimensi ketakutan tapi ia juga terlibat dalam penilaian stimulus pada dimensi
kesenangan.

Korteks Orbitofrontal (OFC)

Korteks orbitofrontal (atau


korteks prefrontal ventromedial)
atau disingkat OFC terletak di
bagian depan otak, di atas orbit
mata.

Wilayah otak ini terlibat dalam


perolehan pengetahuan tentang
standar sosial serta dalam
kontrol perilaku yang terkait
dengan standar tersebut.

OFC juga mengurusi penalaran


tentang masalah sosial, moral,
dan pribadi. OFC lah yang membantu dalam pengambilan keputusan individu terhadap subset
alternatif dalam penalaran tentang situasi sosial, moral, atau pribadi yang kompleks, melalui koneksi
ke sistem saraf perifer (sistem saraf otonom, sistem endokrin , dan sistem muskuloskeletal).

Bagaimana pengaruhnya terhadap emosi

Rolls (2000) menemukan bahwa OFC terlibat dalam mengenali dan mengidentifikasi kualitas
emosional dari ekspresi wajah dan vokal orang lain. Kemudian bagian-bagian lain dari OFC
secara selektif responsif terhadap sentuhan, rasa sakit, rasa menyenangkan, dan bau.

Orang dengan kerusakan OFC telah terbukti mengabaikan sosial konvensi dan menjadi kasar,
vulgar, dan tidak sopan. Mereka tampak tidak peduli tentang perilaku mereka, bahkan ketika
perilaku itu berbahaya bagi diri mereka sendiri atau orang lain. Mereka tidak terpengaruh
atau tidak responsif terhadap konsekuensi dari tindakan mereka dan karenanya tidak malu
oleh kegagalan sosial, profesional, dan pribadi.

Respon tubuh

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, amigdala dan OFC memiliki koneksi timbal balik ke
area sistem saraf tepi (yang terdiri dari sistem saraf otonom, sistem endokrin, dan sistem
muskuloskeletal).
Persepsi akan stimulus menghasilkan sebuah kondisi tubuh dalam sistem saraf tepi. Kondisi
tubuh ini dianggap sebagai respon yang dikomunikasikan kembali ke otak sebagai emosi.

Emosi muncul sebagai akibat dari persepsi yang sedang berlangsung tentang situasi stimulus
saat ini dengan ingatan yang disimpan dari situasi yang sama atau serupa yang pernah
ditemui di masa lalu.

Emosi pada dasarnya menghubungkan penilaian akan stimulus dan motivasi dari stimulus.
Penilaian di sini maksudnya, yang memberikan informasi tentang apakah stimulus yang
diberikan positif atau negatif, baik atau buruk, dan tentang apakah itu harus dihadapi atau
dihindari.

Itulah mengapa minggu sebelumnya saya menyampaikan bahwa akan selalu ada aktivitas di
korteks motorik dan sensorik saat seseorang mengalami emosi

Ketika situasi stimulus sering dialami di masa lalu dengan pola yang sama, misal ketika ada
stimulus lubang-lubang kecil dan ditandai dengan respon tubuh yang merinding, hal ini
dapat terwakili di dalam otak itu sendiri sehingga tidak lagi memerlukan pemrosesan dalam
sistem saraf tepi. Artinya, ada bagian otak yang menyimpan informasi yang berkaitan
dengan respon seseorang terhadap stimulus.

Penilaian akan stimulus

Terdapat lima dimensi penilaian akan stimulus yaitu, kebaruan, kesenangan, tujuan,
kemampuan koping, dan kompatibilitas dengan citra diri dan sosial.

1. Penilaian kebaruan menilai apakah stimulus yang diberikan sama dengan rangsangan yang
ditemui sebelumnya atau apakah itu baru.

2. Penilaian kesenangan berkaitan dengan apakah yang dialami itu suatu stimulus menarik atau
menyenangkan.

3. Kemampuan koping adalah penilaian oleh individu atas kemampuannya untuk menangani
secara efektif tuntutan fisik, mental, dan sosial dari situasi stimulus.

4. Penilaian kompatibilitas diri dan sosial adalah mengevaluasi suatu rangsangan sehubungan
dengan pandangan terhadap pengalam tentang diri idealnya, dan sehubungan dengan
pandangan yang dirasakan oleh keluarga, teman, dan komunitas.

Penilaian akan stimulus menghasilkan kecenderungan untuk melakukan aktivitas mental dan
motorik sebagai respon terhadap stimulus. Kecenderungan ini maksudnya adalah kemungkinkan
perilaku respon, yaitu pendekatan, penghindaran atau mempertahankan.

Nah, orbitofrontal cortex juga mengurusi soal penilaian selama masa hidup kita, melalui
pendidikan, sosialisasi, dan pengalaman.

Rangkaian neurobiologis yang terdiri dari amigdala, korteks orbitofrontal, dan respon tubuh,
merupakan mekanisme otak yang bekerja selama mengalami emosi.

penutup
Cara Anda merespon suatu stimulus bukan tidak memiliki sejarah, perilaku Anda hari ini
adalah wujud dari pengalaman Anda terdahulu. Ternyata pengalaman Anda selama ini
tersimpan di dalam otak dan akan memengaruhi keseharian Anda seterusnya. Namun, kabar
baiknya kita mampu menciptakan pengalaman baru yang lebih baik. Hal itu merupakan salah
satu alasan mengapa growth mind penting dimiliki.

Saya percaya Anda memiliki keinginan untuk terus tumbuh menjadi pribadi lebih baik.
Tersenyumlah, karena hal itu sangat mungkin terjadi.

Terima kasih. J

Anda mungkin juga menyukai