Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dyah Noviana Rahmawati

Nim : 19407141025

Kelas : Ilmu Sejarah A

Mata Kuliah : SKI Kolonial dan Modern

Dosen Pengampu : Danar widiyanta, M. Hum

Sistem Sosial masa kolonial dan masa jepang di Indonesia

Indonesia atau yang dulu disebut dengan hindia belanda mengalami dua sistem
pemerintahan yang dijalankan oleh pemerintah Belanda. Sistem yang pertama
yaitu pada awal kedatangan Belanda ke Indonesia, pemerintah Belanda
membentuk VOC untuk menjalankan roda pemerintahan di Indonesia atau bisa
dibilang VOC merupakan pemerintahan resmi Kerajaan Belanda di Indonesia.
Setelah VOC dibubarkan, pemerintahan di Hindia Belanda dijalankan langsung
oleh Kerajaan Belanda dengan mengangkat seorang gubernur jenderal sebagai
pemimpin di Hindia Belanda.

Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, terdapat pembagian status sosial


yang berlaku di Indonesia. Pembagian status sosial pada masa kolonial yaitu
golongan Eropa berada pada kelas yang paling tinggi. Golongan eropa terdiri dari
Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Swiss dan Prancis. Golongan ini termasuk
golongan minoritas namun memiliki kekuasaan yang tinggi karena mereka
merupakan para pemilik modal yang menanamkan modalnya di perusahaan
perkebunan Indonesia. 1Golongan kedua yaitu golongan Asia dan Timur Asing.
Mereka mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada pribumi karena status
ekonomi mereka yang tinggi serta membawa keuntungan bagi pemerintah
Belanda dalam sektor perdagangan. Golongan terbawah yaitu penduduk asli
Indonesia sendiri atau biasa disebut dengan pribumi. Mereka merupakan
1
Aziz, Maliha dan Asril. 2006. Sejarah Indonesia III.Pekanbaru : Cendekia Insani
mayoritas namun memiliki status sosial yang rendah. Banyak dar penduduk
pribumi yang tertindas dan dituntut untuk melakukan pekerjaan yang berat tanpa
memperhatikan hak- hak sebagai manusia.

Pada awal abad 19 setelah VOC dibubarkan dan Indonesia dipimpin oleh Dirk
Van Hogendorp( 1799-1808). Pada masa kepemimpinan Hogendorp kedudukan
bupati dan penguasa daerah diatur kembali dan tanah- tanah dikembalikan kepada
rakyat serta tanah tersebut bebas ditanami. Untuk pengganti verplichte leverantia
diadakan pajak hasil bumi dan uang kepala. Sistem baru ini diharapkan rakyat
dapat menghasilkan kopi, lada, minyak kelapa, dll untuk kemajuan ekspor.
2
Selanjutnya pada masa daendels(1808-1811) pemikirannya tidak jauh berbeda
dengan Hogendorp. Daendels menginginkan pemubaraan sistem feodal yang
sangat melekat pada zaman VOC. Hambatan yang dialami dandels yaitu bupati
maupun pejabat daerah yang menginginkan pembagian keuntungan dari hasil
pajak bumi, kemudian setiap tindakan yang dilakukan harus seijin pejabat daerah
karena kedudukan mereka dalam sistem feodal yang masih kuat, dan yang terakhir
misi daendels yang ingin mempertahankan pulau jawa dari serangan Inggris. Hasil
dari kerja keras daendels yang paling besar adalah terbangunnya jalan raya pos
anyer- panarukan yang kedepannya dapat memajukan sistem ekonomi, politik,
maupun sosial. Selanjutnya pada masa pemerintahan raffles(1811-1816).
Pemikiran raffles tidak jauh berbeda dengan pendahulunya, yaitu menganut sistem
liberal. Raffles ingin menjalankan sistem pemerintahan seperti yang dilakukan
Inggris di India. Sistem tersebut kemudian terkenal dengan sistem pajak
tanah(landrent system).

Beralih ke pemerintahan pasca kolonial atau dimulainya pendudukan jepang di


Indonesia. pada masa pendudukan jepang juga terdapat pembagian golongan
sosial. Golongan pertama yaitu bangsa jepang dimana sebagai penguasa baik
bidang pemerintahan maupun kemiliteran. Golongan kedua yaitu masyarakat
pribumi khususnya golongan elit yang memiliki akses dengan jepang serta berjiwa
nasionalisme. Golongan terakhir adalah golongan keturunan indocina maupun
2
Kartodirdjo, Sartono. 2014. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900. Yogyakarta : Penerbit
Ombak
indo eropa. Untuk sistem pemerintahannya sendiri, wilayah Indonesia dibagi
menjadi beberapa milayah kekuasaan militer.

Banyak sekali organisasi yang didirikan oleh Jepang di Indonesia khususnya


organisasi militer seperti PETA dan Heiho. Selain itu ada organisasi semi militer
yaitu seinendan, keibodan, syusinkai, hizbullah. Tujuan Jepang membentuk
organisasi militer maupun semi militer adalah untuk membantu Jepang dalam
menghadapi peperangan Asia Timur Raya.3 Selain organisasi yang bergerak
dibidang militer, ada juga organisasi sosial yang didirikan Jepang, yaitu Gerakan
3A, PUTERA, Masyumi,Jawa Hokokai.

Pertanyaan

Pemerintahan pada masa hugendorp sampai raffles ingin menghilangkan sistem


feodal yang melekat pada zaman VOC, namun kenapa mengalami kesulitan?

Sumber referensi

Imam Barnadib. Mobilitas Sosial dan Pendidikan Jepang pada Masa Pendudukan
Jepang ( suatu tinjauan selintas)
Kartodirdjo, Sartono. 2014. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900.
Yogyakarta : Penerbit Ombak
Aziz, Maliha dan Asril. 2006. Sejarah Indonesia III.Pekanbaru : Cendekia Insani

3
Imam Barnadib. Mobilitas Sosial dan Pendidikan Jepang pada Masa Pendudukan Jepang ( suatu
tinjauan selintas)

Anda mungkin juga menyukai