Anda di halaman 1dari 21

PERKEMBANGAN SOSIAL EKONIMI BUDAYA CINA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Timur

Dosen Pengampu: Ririn Darini,SS.,M. Hum.

Oleh:

- Aufa Lathifah 19407141017


- Dyah Noviana Rahmawati 19407141025
- Tegar Ardeta 19407141038

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

China merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dijadikan topik
bahasan. Negara dengan dua sistem ini berkembang menjadi negara yang maju. China adalah
negara dengan populasi terbanyak di dunia. Negara ini merupakan salah satu negara yang besar
dengan sistem politik yang berbentuk komunis dan sistem ekonomi yang kapitalis, China
tumbuh menjadi negara adidaya yang disebut-sebut menyaingi Amerika Serikat. China yang
sekarang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sepak terjangnya di kancah internasional
memberikan dampak yang signifikan bagi domestik negara tersebut. Hal tersebut merupakan
hasil dari usaha China selama ini. China banyak menjalin hubungan dengan negara lain baik
bilateral maupun multilateral, baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial. Republik Rakyat
Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis
semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah
satu negara di kawasan Asia yang memiliki peradaban dan sejarah yang sangat panjang,
terkenal dengan peradaban maju dalam bidang teknologi dan perdagangan, kekuatan politik
dan militer yang kuat, serta kemajuan yang sangat pesat dalam hal kebudayaan masyarakat
semenjak ribuan tahun lalu. Khususnya dalam bidang perdagangan internasional,

Sejak menjadi Republik Rakyat Cina pada tahun 1949, Cina menjadi salah satu dari 4.444
negara yang berhasil melaksanakan pembangunan sosialis dengan 4.444 pemimpin yang
berpikir secara radikal dan praktis serta tidak perlu menghadapi Amerika Serikat atau Inggris
dengan dipimpin oleh Mao Zedong. Pemerintah Mao Zedong dengan tegas menolak rezim
kapitalis. Dinamika ekonomi dan politik Cina pada masa transisi dari pemimpin Mao Zedong
ke pemimpin Deng Xiaoping merupakan salah satu titik balik Cina sebagai negara komunis.
Mao menoleh ke Chung, yang mengambil sikap yang lebih realistis dan realistis terhadap
perkembangan sosialis China. Ide yang lebih revisionis ini, membuat China menjadi negara
komunis yang mengarah pada kapitalisme, dalam hal ini posisi Partai Komunis China (PKT)
dipertanyakan. Republik Rakyat Cina sering dijuluki sebagai raksasa ekonomi dari Asia

dan juga sebagai naga ekonomi di Asia, memiliki makna yang sesungguhnya
untuk menggambarkan perkembangan dan kekuatan ekonomi RRC. Pertumbuhan ekonomi
RRC yang sangat pesat menjadi suatu nilai lebih dan kekuatan negara RRC dalam kancah
persaingan pembangunan antara negara-negara di dunia. Fenomena perkembangan ekonomi
RRC seringkali dianggap sebagai suatu hal yang menarik untuk diteliti dan dipelajari mengenai
strategi-strategi pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, namun di lain pihak
perkembangan ekonomi yang pesat tersebut sering kali dianggap sebagai suatu ancaman bagi
banyak negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pemantapan strategi
pembangunan ekonomi RRC oleh pemerintah merupakan inti dari terciptanya perkembangan
ekonomi yang pesat di RRC. Dalam pembahasan mengenai kasus perkembangan ekonomi
RRC yang sangat pesat, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada dua sektor utama
perekonomian yang menjadi penunjang terciptanya pembangunan ekonomi nasional RRC,
yaitu sektor perdagangan internasional dan juga investasi asing. Dari kedua sektor
perekonomian tersebut, RRC saat ini mampu menjadi salah satu negara yang dapat
digolongkan sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar setelah Amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan ekonomi negara cina?
2. Bagaimana perkembangan sosial negara cina?
3. Bagaimana perkembangan budaya negara cina?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi negara cina
2. Untuk mengetahui perkembangan sosial negara cina
3. Untuk mengetahui perkembangan budaya negara cina
BAB II

PEMBAHASAN

a. Perkembangan Ekonomi China

Selama berdirinya China dari tahun 1949 sampai 1978, dengan berbagai sistem politik yang
berdasarkan ideologi yaitu marxisme, leminisme, dan komunisme ini ternyata belum berhasil
membawa China pada kemajuan. Maka dari kegagalan itu, pada tahun 1978 Deng Xiaoping
muncul sebagai pemimpin. Dengan begitu China menerapkan kebijakan membuka diri secara
politik dan ekonomi (gaige kaifang)1. Yang mana telah dimulai sebelum globalisasi populer di
seluruh dunia, yaitu dengan China telah berpartisipasi dalam perekonomian dunia2. Kebijakan
keterbukaan itu dilakukan secara evolusioner, melalui liberasi kurs mata uang asing,
perdagangan internasional, dan penanaman modal asing3.

Dimana pada saat ini pertumbuhan ekonomi China merupakan yang tercepat di dunia. Dari
tahun 1979 dan setelah China menjadi anggota WTO pada tahun 2001 sampai tahun 2007,
gross domestic product (GDP) China tumbuh dengan rata-rata diatas 9 persen pertahun dengan
GDP nyata pada tahun 2007 sebesar 11,4 persen.

Kemajuan ekonomi yang dicapai oleh China tidak terlepas dari adanya transformasi dan
pembukaan diri yang dilakukan China. Dimana China saat ini tidak lagi menutup diri, dan
memutuskan untuk bergabung dengan ekonomi dunia adalah suatu pilihan yang baik bagi
kepentingan nasional China. Semua potensi yang ada dimanfaatkan secara maksimal baik itu
sumber daya alam ataupun sumber daya manusia, juga didukung strategi dan kebijakan yang
terencana oleh pemerintahnya membuat China secara bertahap menjadi raksasa ekonomi baru
di kawasan Asia.

China membuka diri ini berawal dari saat Deng Xiaoping mengambil langkah perubahan
pertama dan penting bagi perjalanan China menuju ekonomi pasar. Deng Xiaoping secara

1
Bob Widyahartono. 2004. Bangkitnya Naga Besar Asia: Peta Politik, Ekonomi, dan Sosial
China Menuju China Baru. Yogyakarta: Andi. Hal. 131 dan 12
2
Yong Deng & Thomas G. Moore. 2004. China Views Globalization: Toward a New Great
Power Politic. The Washington Quarterly. Hal. 118
3
Bob Widyahartono. 2004. Bangkitnya Naga Besar Asia: Peta Politik, Ekonomi, dan Sosial
China Menuju China Baru. Yogyakarta: Andi. Hal. 131 dan 12
bertahap mengubah sistem ekonomi nasional dan melakukan berbagai inovasi dengan
melakukan reformasi-reformasi yang membawa China menjadi kekuatan ekonomi yang besar.

Reformasi Deng Xiaoping diawali pada bidang pertanian, yang sampai saat ini pertanian masih
menjadi tempat kerja 40% rakyat China4. Deng Xiaoping memilih memulai pembangunannya
dari pedesaan. Lahan kelompok petani dibagi-bagikan kepada masing-masing kepala rumah
tangga dan para petani mulai diupah setiap akhir tahun berdasarkan seberapa banyak mereka
menanam di lahan mereka.

Berhasil dengan reformasi pertaniannya, Deng Xiaoping melangkah pada reformasi industri.
Dengan menetapkan strategi membangun zona-zona ekonomi khusus, wilayah-wilayah
terbatas, tempat dimana pemerintah tidak memberlakukan undang-undang antibisnisnya dan
kemudian diganti dengan pajak yang rendah dan aturan usaha yang mempermudah pabrik-
pabrik yang memproduksi barang-barang yang akan dijual ke luar negeri. Begitu pembangunan
zona-zona ekonomi berkembang, China terus berupaya mengundang perusahaan-persahaan
asing untuk mendirikan pabrik-pabrik agar dapat mempekerjakan ribuan pekerja China.
Pemerintah mengubah lahan pertanian menjadi lokasi industri yang luas dirancang untuk
menampung pabrik-pabrik tersebut. Mereka menawarkan kebebasan pajak dan intensif
lainnya, serta memasang jaringan telepon dan infrastruktur TI5.

Berhasilnya China melakukan industrialisasi membawa pengaruh dalam penurunan angka


kemiskinan di China. Misalnya pada 1985 tingkat kemiskinan di China mencapai 65% dan
pada tahun 2010 telah turun hingga mencapai 7%. China berhasil memerangi kemiskinan di
daerah basis kemiskinan yaitu di daerah pedesaan seperti yang dilakukan pada reformasi
pertamanya. Hal ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya industri manufaktur yang
sekitar 50% dari keuntungan didedikasikan untuk rakyat6.

Faktor kebangkitan ekonomi china:

1. pengaruh kebijakan pemerintahan Deng Xiaoping

4
John Naisbit & Dorris Naisbit. 2010. China’s Megatrends, 8 Pilar Masyarakat Baru. Jakarta:
Gramedia Pustaka. Hal. 8
5
Robyn Meredith. 2010. Menjadi Raksasa Dunia. Bandung: Nuansa. Hal. 18
6
Bambang Santoso. Kebangkitan Ekonomi China dan Pengaruhnya Terhadap Beberapa
Negara Di Kawasan Asia. Global Insight Journal, Vol. 02, No. 01, September 2017. Hal. 231
Deng Xiaoping memasukkan elemen-elemen modernisasi dalam konstitusinya. Sejak tahun
1978, China mencanangkan program “modernisasi empat” yang merupakan upaya para
pemimpin China pasca Mao antara lain untuk mengatasi keterbatasan domestiknya, yakni
modernisasi pertanian, industri, ilmu pengetahuan dan teknologi serta militer. Pengembangan
ekonomi menjadi prioritas utama, mengingat kelemahan ekonomi merupakan sumber
fundamental dari kerentangan nasional. Empat modernisasi itu telah dijadikan sebagai
konstitusi partai, sehingga akan tetap dijalankan kendati terjadi pergantian kepemimpinan7.

Awalnya pembaharuan ekonomi China berpusat pada reformasi sistem ekonomi yang
dimaksudkan untuk meningkatkan efisien produksi dan alokasi sumber-sumber daya,
sedangkan strategi pertumbuhan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dari ekspor
komoditi manufaktur. Deng Xiaoping kemudian melakukan perubahan terhadap hubungan
produksi yang kini lebih berorientasi pada produktivitas. Untuk kebijakan yang diambil saat
ini adalah mengutamakan strategi dan taktik yang fleksibel untuk melakukan modernisasi,
dengan begitu sifat dari pengembangan ini akan lebih cepat menyesuaikan dan berkelanjutan.

2. Potensi Ekonomi

a. SDA

Negara China merupakan negara yang mempunyai luas wilayah yang sangat besar, meliputi
luas wilayah kira-kira 9,6 juta km2 dan 4,7 juta perairan pantai dengan perbatasan darat
sepanjang 22.800 km hampir seperlima daratan dunia atau seperempat Asia. Terdapat beraneka
kondisi geologis China menguntungkan bagi terjadinya proses mineralisasi yang telah
menciptakan cadangan mineral yang beragam jenis dengan deposit yang besar. China memiliki
wilayah hutan seluas 115 juta hektar dan wilayah padang rumput 318,08 juta hektar, wilayah
air tawar 22,434 juta dan wilayah perikanan samudra mencakup 818.000 mil laut persegi.
Memiliki 24.500 varietas tumbuhan biji sebagian termasuk dalam tumbuhan yang sangat
langka. Beragam spesies satwa yang mencapai 420 spesies hewan liar, 1.166 spesies burung,
510 spesies reptil dan ampibi8.

b. Tenaga Kerja

7
T.M. Siregar. 2002. Pembangunan Ekonomi Tiongkok; dari Fokus Pedesaan ke Pasar
Internasional. Jakarta: Pustaka Pena. Hal. 64
8
Ibid. Hal. 21-22
Untuk potensi ekonomi yang lain dapat dilihat dari ketersediaan jumlah tenaga kerja yang
begitu besar. Angka tenaga kerja produktif yang ada China selalu stabil dalam beberapa dekade
terakhir. Berdasarkan data tahun 2008 tingkat populasi China mencapai 1.322 miliar jiwa
mencakup 39% populasi Asia dan 40% populasi Asia Selatan. Hal ini akan sangat berpengaruh
dalam upaya mendukung pembangunan berbagai proyek pabrik atau industri manufaktur yang
ada China yang dalam perkembangannya terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat9.

c. Modal Investasi

Menurut perspektif perusahaan multinasional, China merupakan “world’s factory” sehingga


banyak perusahaan dunia yang beroperasi di China. Dimana China memiliki peran yang sangat
penting dalam dinamika perekonomian global. China juga konsisten dalam menarik lebih dari
$ 50 juta dari investasi luar negeri pertahunnya. Melihat investasi yang begitu besar ini bis
dijadikan potensi untuk terus memaksimalkan pembangunan yang ada di China. Ini terlihat dari
model pembangunan yang terkonsep dituangkan dengan pembangunan infrastuktur yang
menunjang perekonomian di berbagai kota besar di China.

d. Pasar

Salah satu potensi ekonomi yang dimiliki China yang tidak dapat dihindari adalah kekuatan
pasar. Dimana saat ini China berada diantara pasar konsumsi paling penting di dunia. China
sudah menjadi customer telepon tanpa kabel terbesar 1 dunia, dengan jumlah customer
mencapai 350 juta telepon seluler10. China saat ini juga menjadi pasar mobil terbesar ketiga di
dunia dan sedang melaju menjadi pasar terbesar bagi PC, layanan telekomunikasi Broadband,
televisi digital, dan masih banyak barang lainnya. Hal ini tidak terlepas dari pesatnya industri
manufaktur yang ada di China yang sejalan dengan terus berkembangnya perekonomian yang
ada di negara tersebut. Selama periode reformasi pemerintah China terus berusaha
memperbaiki institusi pasarnya seperti memperbaiki sistem perbankan dan sistem hukum agar
perekonomian berjalan semakin baik11.

3. Potensi IPTEK

Menyadari ketertinggalan akan kekurangan tenaga profesional, China kemudian berusaha


meningkatkan sains, teknologi, dan pendidikan tinggi dengan begitu mengesankan. Kemajuan

9
Michael Backman. 2008. Asia Future Shock. Jakarta: Ufuk Press. Hal. 03
10
Pete Engardio. 2008. Chindia. Jakarta: Gramedia Pustaka
11
Chow, Gregory C. 2010. Memahami Dasyatnya Ekonomi China. Solo: Tiga Serangkai.
Hal.57
tersebut berawal dari mempelajari kemudian berkembang menjadi menemukan dan
mengekspor pengetahuan. Kebijakan sektor edukasi, dimana China menerapkan wajib belajar,
melarang adanya pekerja di usia sekolah dan mengembangkan vocational education untuk
memberikan keterampilan kepada masyarakat, sehingga akan tersedia pekerja dengan skill
yang tinggi.

4. Potensi industri

Langkah dan ukuran kebangkitan China sebagai lokomotif usaha manufaktur telah
mencengangkan masyarakat internasional dan dunia. Pada akhir tahun 2006, China
diperkirakan mengekspor barang bernilai lebih dari 800 milliar USD yang jumlahnya
meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2002 dan bahkan mencapai 1 trilliun USD pada
tahun 2008. Dengan berakhirnya kuota tekstil internasional pada tahun 2005, China mengambil
alih separuh dari seluruh garmen yang diimpor Amerika Serikat. Negara ini juga membuat
sebagian besar mainan, sepatu, jam tangan, dan alat perkakas dunia12.

b. Perkembangan kondisi sosial Cina

Revolusi Kebudayaan terutama merupakan fenomena politik perkotaan, dan dengan


demikian memiliki efek yang sangat tidak merata pada para petani. Beberapa desa, terutama
yang dekat kota-kota besar, terjebak dalam kekacauan, tetapi banyak petani yang tinggal di
daerah yang lebih terpencil mengalami lebih sedikit campur tangan dari otoritas birokrasi
tingkat yang lebih tinggi daripada yang biasanya terjadi.

Namun demikian, ada dua dimensi Revolusi Kebudayaan yang sangat mempengaruhi
kehidupan petani. Pertama, negara mengadopsi kebijakan untuk mendorong swasembada
pangan pedesaan lokal. Kebijakan ini berangkat dari pertimbangan ideologi dan keamanan, dan
sudah dimulai sebelum dimulainya Revolusi Kebudayaan. Konsekuensi utamanya adalah
tekanan pada produksi biji-bijian yang begitu besar sehingga muncul pola tanam yang tidak
rasional dan tidak ekonomis. Kedua, tekanan besar ditempatkan pada pemisahan pendapatan
dari jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang petani. Tekanan diterapkan untuk
meningkatkan unit distribusi pendapatan ke brigade daripada tim (yang pertama beberapa kali
lebih besar dari yang terakhir), dan bagian yang meningkat dari pendapatan kolektif harus

12
Bambang Santoso. Kebangkitan Ekonomi China dan Pengaruhnya Terhadap Beberapa
Negara Di Kawasan Asia. Global Insight Journal, Vol. 02, No. 01, September 2017. Hal. 241
didistribusikan berdasarkan kriteria kesejahteraan dan politik daripada daripada berdasarkan
jumlah pekerjaan yang dilakukan.

Pendidikan

Pada tahun 1970, banyak dari tujuan Revolusi Kebudayaan yang dinyatakan telah
diterjemahkan ke dalam setidaknya program yang agak operasional. Ini termasuk inisiatif yang
dirancang untuk mengurangi apa yang disebut "tiga perbedaan utama"—yang memisahkan
intelektual dari kerja manual, pekerja dari petani, dan perkotaan dari pedesaan.

Banyak langkah telah diambil untuk membuat sistem pendidikan kurang elitis. Jumlah tahun
di setiap tingkat sekolah dipersingkat, dan penerimaan ke universitas menjadi berdasarkan
rekomendasi dari unit kerja siswa dan bukan pada ujian kompetitif. Semua pemuda diminta
untuk melakukan setidaknya beberapa tahun kerja kasar sebelum masuk universitas. Di dalam
sekolah, beasiswa formal sebagian besar menghasilkan studi politik dan pelatihan kejuruan.
Pemeriksaan tipe tradisional dihapuskan, dan penekanan ditempatkan pada studi kolektif.
Kewibawaan guru di kelas sangat terkikis. Tren ini mencapai bentuk yang paling ekstrim ketika
seorang siswa di Timur Laut dijadikan pahlawan nasional oleh kaum radikal karena dia
menyerahkan kertas ujian kosong dan mengkritik gurunya karena telah mengajukan pertanyaan
ujian sejak awal.13

Banyak birokrat terpaksa meninggalkan kenyamanan relatif kantor mereka untuk menjalankan
tugas di “sekolah kader 7 Mei”, biasanya pertanian yang dijalankan oleh unit perkotaan besar.
Orang-orang dari unit perkotaan harus tinggal di pertanian, biasanya dalam kondisi yang cukup
primitif, untuk jangka waktu yang bervariasi. (Bagi sebagian orang, ini mencapai beberapa
tahun, meskipun pada sekitar tahun 1973 periode waktu secara umum telah diadakan menjadi
sekitar enam bulan hingga satu tahun.) Sementara di pertanian, kader perkotaan akan terlibat
dalam kerja manual yang ketat dan melakukan pekerjaan intensif. , studi ideologi yang diawasi.
Tujuannya adalah untuk mengurangi "sikap" birokrasi.

Jutaan pemuda Tiongkok juga dikirim ke pedesaan selama tahun-tahun ini. Awalnya, ini
terutama adalah aktivis Pengawal Merah, tetapi program tersebut segera mencapai karakter
yang lebih umum, dan diharapkan sebagian besar lulusan sekolah menengah akan pergi ke
pedesaan. Selama di pedalaman, para pemuda ini diperintahkan untuk “belajar dari kaum

13
https://www.britannica.com/place/China/Social-changes
miskin dan petani menengah ke bawah”. Cukup banyak yang hanya dikirim ke kabupaten-
kabupaten yang berbatasan langsung dengan kota asal mereka. Namun, yang lain dikirim
melalui jarak jauh. Kelompok besar dari Shanghai, misalnya, dibuat untuk menetap di
Heilongjiang, provinsi paling utara di Timur Laut. Pedesaan ini secara teori permanen,
meskipun sebagian besar dari orang-orang ini berhasil mengalir kembali ke kota-kota pada
akhir 1970-an, setelah kematian Mao dan pembersihan para pengikut radikalnya.14

Pada awal Revolusi Kebudayaan, antara 1966-1968, selama dua tahun semua sekolah (tingkat
dasar hingga perguruan tinggi) ditutup. Ketika dibuka lagi, ditetapkan masa sekolah untuk
sekolah dasar dan sekolah menengah yang semula 12 tahun diperpendek menjadi 9 tahun.
Dalam system yang baru ini guru dilarang menahan kelas si murid karena tidak lulus ujian.
Semua murid/mahasiswa pasti naik kelas/tingkat. Sistem ujian dianggap penindasan oleh
mereka yang berkuasa (guru/dosen) terhadap mereka yang lemah (murid). Untuk masuk
universitas juga tidak diperlukan ujian saringan. Mahasiswa baru dipilih oleh dirinya sendiri
atau oleh massa atau karena adanya rekomendasi pimpinan partai. Maksudnya adalah untuk
memberi kesempatan bagi orang muda yang berlatar belakang “social revolusioner” duduk di
bangku kuliah, yaitu kaum buruh, petani miskin, dan petani menengah bawah. Masa belajar di
universitas juga diperpendek menjadi tiga tahun. Isi pokok dari kurikulum ditentukan oleh
komite revolusioner dan itu adalah Pikiran Mao Zedong. Pendidikan di bidang ilmu dan
teknologi dianggap tidak penting, sementara ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik dianggap
“ilmu kelas borjuis” yang harus dijauhi (I Wibowo, 2000:238). Sejak tahun 1971 keadaan
menjadi normal menurut versi Mao. Sekolah dan universitas dibuka kembali dengan syarat
hanya buruh dan petani yang boleh belajar.

Kesehatan

Sistem perawatan medis juga diubah. Upaya serius dilakukan untuk memaksa staf medis yang
berbasis di perkotaan untuk mencurahkan lebih banyak upaya untuk melayani kebutuhan para
petani. Ini melibatkan penugasan kembali tenaga medis ke daerah pedesaan dan, yang lebih
penting, upaya besar untuk memberikan pelatihan jangka pendek kepada tenaga medis
pedesaan yang disebut “dokter bertelanjang kaki”. Inisiatif terakhir ini menempatkan

14
Wijayanto, Muhamad Noor dan Zahrotul Farida. “Sejarah Perkembangan Pendidikan di Cina dan
India”. Diakses dari https://www.coursehero.com/file/72874295/Sejarah-Perkembangan-
Pendidikan-di-Cina-dan-Indiapptx/ pada 4 November 2021. pada 5 November 2021.
setidaknya tingkat kompetensi medis minimal di banyak desa Cina; idealnya, rujukan hal-hal
yang lebih serius harus dilakukan ke tingkat yang lebih tinggi. Cabang lain dari upaya di arena
medis adalah untuk menempatkan tekanan yang relatif lebih besar pada penggunaan obat
tradisional Cina, yang lebih bergantung pada herbal yang tersedia secara lokal dan pada
perawatan murah seperti akupunktur. Pengobatan Barat terlalu mahal dan terspesialisasi untuk
digunakan secara efektif di seluruh pedalaman China yang luas.

Cina mempunyai beberapa persoalan kesehatan umum yang sedang meningkat: persoalan
kesehatan yang berkomunikasi dengan polusi udara dan cairan, wabah HIV-AIDS yang sedang
lebih luas dan jutaan perokok. Wabah HIV, ditambah dengan jalur infeksi yang biasa, lebih
luas pada ketika lalu sebab praktik tidak bebas sama sekali dari kotoran yang digunakan dalam
pengumpulan darah di daerah pedesaan. Persoalan tembakau dipersulit dengan fakta bahwa
lebih banyak penjualan rokok dimonopoli pemerintah. Pihak pemerintah, yang bergantung
kepada pendapatan dari penualan rokok, terlihat ragu dalam responsnya terhadap persoalan
tembakau dibandingkan dengan persoalan kesehatan umum lainnya.

Hepatitis B mewabah di Cina Daratan, dengan mayoritas dari masyarakat menyebarkan


penyakit tersebut; 10% di selangnya terpengaruh parah. Seringkali ini mengakibatkan gagal
lever atau kanker hati, sesuatu yang merupakan penyebab kematian yang umum di Cina.
Hepatitis B juga dikenali untuk sumber kurangnya perempuan yang dilahirkan berbanding
lelaki, dan ini juga menerangkan sebabnya banyak bilangan lelaki jauh melebihi wanita di Cina.
Lihat Hepatitis B dan Kes Wanita yang Menghilang. Sebuah program yang diawali pada 2002
akan mencoba – dalam 5 tahun – untuk memvaksinasi semua bayi yang baru lahir di Cina
Daratan.

Pada bulan November 2002, virus seperti pneumonia yaitu penyakit SARS menyerang provinsi
Guangdong. Walau bagaimanapun, pada peringkat awal penyakit itu merebak, Cina telah
menyensor dan menyaring berita mengenainya kepada dunia luar, sekaigus mengakibatkan
penyakit itu merebak ke Hong Kong, Vietnam dan negara lain menempuh pelancong
internasional. Di Cina, 5.327 kasus dilaporkan dan 348 kematian disahkan, menjadikan negara
ini yang pali parah diserang. Pada penghujung 2004 dan 2005 banyak kasus lebih menjadi
kurang, kendatipun begitu [5] dan pada 19 Mei 2004, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengumumkan bahwa RRC terbebas dari cengkeraman SARS.

Satu lagi persoalan yang dihadapi Cina adalah flu burung dan bakteri Streptococcus suis.
Penyakit flu telah dikenali berasal dari burung-burung setempat dan beberapa masyarakat, dan
para ilmuwan memperkirakan bahwa virus ini akan mengakibatkan pandemi akbar yang akan
menjejaskan rantau ini jika cara perebakanya berindah dari burung-manusia ke manusia-
manusia. Streptococcus suis pula sedang terbatas di provinsi Sichuan.Pada tahun 2008, hampir
100.000 masyarakat tewas belakang suatu peristiwa sebuah skandal susu.

Etnis

Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri untuk bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas
yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan
mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Cina. Masyarakat bangsa Han sendiri
heterogen, dan bisa dianggap untuk kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan
bercakap bahasa yang sama. Lebih banyak suku Han bertutur macam-macam bahasa Cina yang
diberitahukan, yang bisa dilihat untuk 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa
Cina yang diberitahukan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada
bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing,
diketahui untuk Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan untuk bahasa resmi di seluruh
negara.

Revolusi Komunis di negara ini semenjak tahun 1949 membekas yang akbar yaitu hampir 59%
masyarakatnya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun
sekitar 33% dari mereka percaya kepada keyakinan tradisi atau gabungan keyakinan Buddha
dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah
100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh
kumpulan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan benar 18
juta masyarakat Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10 juta
Protestan) di negara ini.

Negara ini telah lama mengalami persoalan pertumbuhan masyarakat. Dalam usaha membatasi
perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di
perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di
pedalaman 2 anak ketika yang pertama wanita. Sebab lelaki dianggap lebih berharga ekonomis
di daerah pedesaan, muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif macam kelamin dan
penolakan anak di daerah pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini
hanyalah untuk masyarakat mayoritas bangsa Han. Benar banyak rumah anak yatim untuk
anak-anak terlantar ini, akan tetapi hanya 2% saja yang menjadi anak naikkan oleh orang lain.
Yang selebihnya pula akbar di rumah anak yatim itu. RRC telah mengintitusikan program
pengambilan anak naikkan internasional, di mana masyarakat negara lain datang untuk
mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil yang tidak memuaskan.

Tahun 2000 berlalu dengan perbandingan macam kelamin pada umur lahir 117 lelaki: 100
perempuan yang tinggi berbanding perbandingan biasa (106:100) tetapi bisa dibandingkan
dengan sebagian tempat seperti Kaukasus dan Korea Selatan. Walaupun perbandingan ini
disebutkan benar sebab seksisme, baru-baru ini dia dikaitkan dengan penyakit hepatitis juga.
Pemerintah RRC sedang mencoba mengurangi persoalan ini dengan menekankan harkat para
wanita dan telah melangkah sepanjang mencegah penyedia medis dari memperlihatkan pada
para orang tua macam kelamin bayi yang diharapkan. Hasil perbandingan yang tidak seimbang
ini mewujudkan 30-40 juta lelaki yang tidak bisa menikah dengan wanita. Banyak dari lelaki
ini yang mencari gadis idaman mereka di negara lain atau di pusat-pusat pelacuran. Dalam
beberapa kasus, gadis-gadis diculik dan dijual untuk isteri di perkampungan yang jauh.

Agama

Sejak komunis berkuasa pada tahun 1949 dan terutama sejak dilangsungkannya Revolusi
Kebudayaan pada tahun 1976, lebih dari separo penduduknya (59%) menjadi atheis atau tidak
percaya Tuhan. Sekitar 33% penduduknya percaya pada kepercayaan tradisi atau gabungan
Taoisme dan Budhisme. Penganut terbesar agama di negara ini adalah Budha Mahayana yang
berjumlah 100 juta orang. Di samping itu Budha Teravada dan Budhisme Tibet juga diamalkan
oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut Negara ini. Selain itu diperkirakan
terdapat 18 juta penduduk Muslim (Islam Suni) dan 14 juta jiwa penganut Kristen yang terdiri
15
dari 4 juta penganut Kristen Katolik dan 10 juta penganut Kristen Protestan. PKC
memberikan tekanan terhadap kelompok agama (aliran kepercayaan) dan melarang kelompok-
kelompok non pemerintah. Pada tahun 1950 PKC memerintahkan setiap pemerintah daerah
untuk melarang semua aliran kepercayaan yang tidak diakui dan organisasiorganisasi yang
dianggap illegal. Pemerintah menggerakkan kelompok untuk mengidentifikasi dan
menganiaya anggota kelompok religious. Pemerintah di berbagai tingkat secara langsung
terlibat membubarkan “kelompok-kelompok tahayul” seperti komunitas Kristen Protestan,
Kristen Katolik, Tao, Konfusian,dan Budha. Semua anggota gereja, kuil, dan kelompok
religius diwajibkan untuk mendaftarkan diri ke agen-agen pemerintah dan mengaku bersalah
atas aktivitas illegal yang mereka lakukan. Pada tahun 1951, pemerintah secara resmi

15
“Chinese Religious History”. Diakses dari
https://www.familysearch.org/wiki/en/Chinese_Religious_History pada 3 November 2021.
mengumumkan peraturan ancaman yang mengatakan barang siapa yang melanjutkan kegiatan-
kegiatan kelompok yang tidak diakui pemerintah akan menghadapi penjara seumur hidup atau
hukuman mati.16

c. Perkembanga Budaya Cina

Negara China atau Tionghoa memiliki tradisi dan kebudayaan yang menarik. Jumlah penduduk
terpadat di dunia yaitu 147 orang per km persegi atau sekitar 1.37 miliar penduduk di China
membuat tradisi dan kebudayaan semakin menguat. Masyarakt China memiliki tradisi dan
budayanya sendiri, antara lain seperti kaligrafi, makanan, gaya berpakaian, bahasa, dan lainnya.

1. Kaligrafi China

Kaligrafi atau tulisan China adalah seni menulis tanda – tanda bahasa China. Kaligrafi ini telah
muncul sejak abad ke-2 bertujuan untuk menyampaikan gagasan sekaligus menampilkan
keindahan abstrak garis. Kaligrafi China dapat ditulis dengan menggunakan kuas dengan
mengandalkan pergelangan tangan yang bergerak dengan luwes. Kuas yang digunakan terbuat
dari bambu dan tinta untuk menuliskan huruf – huruf China yang penuh makna.17

Kaligrafi China atau huruf Mandarin bisa berasal dari gambar atau simbol. Misalnya, simbol
matahari ? (ri) artinya matahari. Awalnya berupa gambar bulatan besar yang
menggambarkan matahari dan titik di tengah sebagai inti matahari. Sedangkan untuk menulis
sawah maka hurufnya yaitu ? (tian) artinya sawah. Bentuk huruf China yang berarti sawah
terlihat mirip dengan petak – petak sawah.

2. Bahasa Mandarin

Bahasa nasional resmi China adalah bahasa Mandarin. Mandarin dalam bahasa Melayu
memiliki arti menteri. Mandarin adalah sebutan untuk pembesar – pembesar China dari Dinasti
Qing. Dinasti ini didirikan oleh suku Manchu, itu sebabnya pembesar – pembesar kekaisaran
disebut sebagai Mandaren yang berarti “Pembesar Manchu”. Kemudian, sebutan Mandaren

16
Darini, Ririn. 2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao. Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132233219/pendidikan/Garis+Besar+Sej+Cina+Era+Mao.pdf
17
Arif, Muhamad, “Model Kerukunan Sosial pada Masyarakat Multikultural Cina Benteng (Kajian Historis dan
Sosiologis)” dalam jurnal Sosio Didaktika,
berevolusi sebagai Mandarin. Dan akhirnya, bahasa yang digunakan para pembesar Manchu
disebut sebagai bahasa Mandarin.18

Sebenarnya, bahasa Mandarin berarti Beifanghua yang secara harfiah bermakna bahasa
percakapan utara yang merupakan bagian dari dialek yang digunakan oleh sebagian besar
masyarakat di bagian utara dan barat daya China.

Itulah mengapa ada kalangan yang berpendapat bahwa bahasa Mandarin merupakan semacam
dialek bukan bahasa. Saat ini, banyak orang yang mempelajari bahasa Mandarin mengingat
bahasa ini sangat berguna dalam komunikasi perdagangan dengan masyarakat China.

3. Makanan China

Hampir di seluruh Negara di dunia mengenal masakan China yang mudah diterima oleh lidah
setiap orang. Masakan China dikenal dengan bumbu yang sederhana namun memiliki rasa yang
khas.

Masakan China biasanya tidak memerlukan waktu memasak yang terlalu lama sehingga dapat
dihidangkan dengan segera dengan rasa yang nikmat, misalnya cap cay, kwetiau, koloke dan
sejenisnya.

Paduan antara sayur, daging, dan mie membuat masakan China terasa lezat dan nikmat.
Masakan China lainnya seperti bebek peking yang memiliki kulit yang lebih dan daging yang
empuk serta rasa gurih untuk disantap.19 Cita rasa yang pas yaitu tidak terlalu pedas, terlalu
asin atau terlalu manis membuat masakan China mudah diterima semua orang.

4. Makan Menggunakan Sumpit

Tata cara makan penduduk China lebih banyak menggunakan sumpik dibandingkan alat makan
lainnya seperti sendok atau garpu. Maka tidak heran, jika setiap tahun sumpit diproduksi hingga
lebih dari 45 miliar batang.

18
Arif, Muhamad, “Model Kerukunan Sosial pada Masyarakat Multikultural Cina Benteng (Kajian Historis dan
Sosiologis)” dalam jurnal Sosio Didaktika, Vol 01 No. 01 Mei 2104.
Setiawan, Billy Nathan, “Cina Benteng: The Latest Generations And Acculturation” dalam Jurnal Lingua Cultura

19
Setiono, Benny G., “Cina, Tionghoa, dan Tiongkok”, dalam harian Suara Pembaruan,
Awalnya, sumpit diciptakan bangsa Tiongkok sejak 3000 – 5000 tahun yang lalu. Di dalam
masyarakat Tionghoa atau China, tradisi makan bersama adalah kesempatan berkumpul
sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antara sanak keluarga dan teman – teman.
Itulah sebabnya, agar pertemuan menyenangkan maka penggunaan alat makan yang tajam
harus dihindari. Sumpit berbentuk dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari
– jari salah satu tangan20.

Fungsi sumpit yaitu untuk menjepit dan memindahkan makanan dari piring satu ke piring
lainnya, dari wadah ke wadah berikutnya atau memasukkan makanan ke dalam mulut. Bahan
yang digunakan untuk membuat sumpit berasal dari bambu, logam, gading maupung plastik.

Biasanya permukaan sumpit telah dihaluskan atau dilapis dengan bahan pelapis seperti pernis
atau cat supaya tidak melukai mulut dan terlihat menarik.

Sumpit yang paling sering digunakan di kalangan orang berada dan pejabat tinggi Tiongkok di
masa lalu adalah sumpit gading. Sedangkan sumpit dari perak pernah digunakan di istana kaisar
Tiongkok untuk mendeteksi racun yang dibubuhkan pada makanan. Saat makanan
mengandung racun, maka sumpit akan berubah warna karena reaksi kimia dengan makanan
yang diberi racun.

5. Cheongsam

Cheongsam adalah pakaian panjang untuk wanita yang ketat di badan atau memperlihatkan
lekuk tubuh wanita. Cheongsam yang masih populer digunakan wanita China saat ini adalah
gaun yang diciptakan pada tahun 1920-an dan merupakan gaya busana yang dipakai oleh
wanita kalangan atas pada saat itu. Istilah “Cheongsam” yang berarti “pakaian panjang”,
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dari dialek Provinsi Guangdong (Canton) di Tiongkok,
adapun daerah lainnya menyebut pakaian ini sebagai “Qipao”. Pakaian cheongsam sangat
nyaman dan mudah dikenakan.21

20
ibid
21
Suryadinata, Leo, Eminent Indonesian Chinese, ISEAS, Singapore, 1981.
Bentuk pakaian Cheongsam sangat cocok dengan bentuk tubuh wanita bangsa China dengan
leher tinggi, lengkung leher baju tertutup, dan lengan baju bisa berukuran pendek, sedang
maupun panjang.

Pakaian ini memiliki kancing di sisi kanan, bagian dada longgar, ada tali dibelah sisi, yang
semuanya semakin menonjolkan kecantikan dari wanita yang mengenakannya. Cheongsam
berbentuk sederhana sehingga tidak memerlukan banyak perlengkapan seperti selendang
maupun sabuk. Pakaian ini biasanya dibuat dari berbagai bahan seperti katun maupun sutera.
Cheongsam bukan hanya disukai wanita China tetapi juga digunakan oleh wanita dari negara
lain.

6. Pakaian Putih untuk Berkabung

Jika umumnya orang berkabung mengenakan pakaian hitam, maka warga China menggunakan
pakaian berkabung serba putih yang disebut “Hoo Lam”. Pakaian berkabung orang China
terdiri dari pakaian serba putih dan topi putih yang terbuat dari kain blacu. Selain itu, dipasang
Ha atau sejenis pita putih yang diikatkan di lengan kiri sebagai tanda berkabung.

Warna putih merupakan kemurnian. Pemakaian pakaian berkabung bertujuan untuk


meringankan penderitaan orang yang meninggal.

Adapun bagi keluarga yang berkabung, dengan pakaian berwarna putih mereka akan
mendapatkan hoki atau pengaruh baik. Karena semakin lama masa berkabung, maka semakin
banyak hoki yang akan diterima.22

7. Kalender China

Kalender China merupakan sistem penanggalan tertua di dunia. Hal ini semakin menguatkan
bahwa China adalah negara yang telah memiliki peradaban sejak lama. Kalender China atau
Imlek telah digunakan sejak abad ke-3 SM. Kalender China diciptakan Huang Di atau
Maharaja Kuning yang memerintah pada tahun 2698 – 2599 SM. Kalender ini kemudian
dikembangkan oleh banyak dinasti China dari China Kuno. Kemudian pada abad 104 SM di

22
_________, Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa dan Asia Tenggara dalam sebuah pengantar, Jakarta :
LP3ES, 1996.
masa pemerintahan kaisar Wu dari Dinasti Han kalender ini disebut kalender Taichi yang
merupakan kalender Vhina yang sama yang digunakan saat ini. Dalam kalender China, setiap
tahunnya dinamai dengan nama binatang, misalnya tahun 2015 sebagai shio monyet sapi.

Ada 12 hewan dalam kalender China dan setiap 12 tahun siklus berulang. Orang China
percaya bahwa nasib seseorang tergantung pada tahun orang tersebut dilahirkan, kepribadian
mereka akan mengambil aspek binatang itu.

Contoh shio Tikus merupakan orang yang lahir pada tahun: 1960, 1972, 1984, 1996, 2008.
Orang yang memiliki shio tikus maka memiliki kepribadian yang menawan, licik, lucu, dan
setia. Ia dapat melakukan bekerjasama yang menguntungkan dengan shio naga atau monyet,
tetapi tidak dengan shio kuda.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat
dinamis sejak ribuan tahun yang lalu. Republik Rakyat Cina (RRC) merupakan salah satu
negara di Asia dengan peradaban dan sejarah yang sangat panjang, dengan tingkat peradaban
yang tinggi di bidang teknologi dan perdagangan, kekuatan politik dan militer yang kuat, serta
budaya masyarakat ribuan tahun. kemajuannya yang pesat. Sebelumnya, tahun lalu. Khususnya
dalam bidang perdagangan internasional, Tiongkok terkenal dengan perannya dalam
perdagangan Jalur Sutra pada zaman klasik, dan saat ini Tiongkok telah menjadi pemain utama
dalam perdagangan internasional modern. Republik Rakyat Tiongkok berada dalam situasi
ekonomi yang sulit ketika berada di bawah pemerintahan komunis Mao Zedong, dan
melakukan beberapa upaya untuk melaksanakan program pembangunan ekonomi seperti
Lompatan Jauh ke Depan, yang mengakibatkan kegagalan besar. Perekonomian Republik
Rakyat Tiongkok mengalami penurunan yang tajam, yang mengakibatkan penurunan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan perekonomian.

Republik Rakyat Cina sering disebut sebagai Raksasa Ekonomi Asia , dan Naga Ekonomi Asia
memiliki arti yang sebenarnya untuk mewakili pembangunan dan kekuatan ekonomi Cina.
Pertumbuhan ekonomi RRC yang sangat pesat menjadi nilai tambah dan kekuatan negara
RRC dalam persaingan pembangunan antar negara di dunia. Fenomena perkembangan
ekonomi China sering dipandang menarik, menyelidiki dan mempelajari strategi pembangunan
yang diterapkan oleh pemerintah , sementara perkembangan ekonomi yang pesat dipandang
sebagai ancaman bagi banyak dan kedua negara berkembang. Dan negara maju. Penguatan
pemerintah terhadap strategi pembangunan ekonomi Cina merupakan inti dari pembangunan
ekonomi Cina yang pesat.

DAFTAR PUSTAKA

_________, Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa dan Asia Tenggara dalam sebuah
pengantar, Jakarta : LP3ES, 1996.

“Chinese Education Development”. Embassy of The People’s Republic of China in Australia.


Diakses dari https://www.mfa.gov.cn/ce/ceau//eng/jy/xm/t46266.htm pada 4
November 2021.

“Chinese Religious History”. Diakses dari


https://www.familysearch.org/wiki/en/Chinese_Religious_History pada 3 November
2021.

Arif, Muhamad, “Model Kerukunan Sosial pada Masyarakat Multikultural Cina Benteng
(Kajian Historis dan Sosiologis)” dalam jurnal Sosio Didaktika, Vol 01 No. 01 Mei
2104.
Bambang Santoso. Kebangkitan Ekonomi China dan Pengaruhnya Terhadap Beberapa
Negara Di Kawasan Asia. Global Insight Journal, Vol. 02, No. 01, September 2017.
Bob Widyahartono. 2004. Bangkitnya Naga Besar Asia: Peta Politik, Ekonomi, dan Sosial
China Menuju China Baru. Yogyakarta: Andi.
Bob Widyahartono. 2004. Bangkitnya Naga Besar Asia: Peta Politik, Ekonomi, dan Sosial
China Menuju China Baru. Yogyakarta: Andi.
Chow, Gregory C. 2010. Memahami Dasyatnya Ekonomi China. Solo: Tiga Serangkai.
Darini, Ririn. 2010. Garis Besar Sejarah China Era Mao. Universitas Negeri Yogyakarta.
Diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132233219/pendidikan/Garis+Besar+Sej+Cina+Era+
Mao.pdf

John Naisbit & Dorris Naisbit. 2010. China’s Megatrends, 8 Pilar Masyarakat Baru. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Michael Backman. 2008. Asia Future Shock. Jakarta: Ufuk Press.
Pete Engardio. 2008. Chindia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Robyn Meredith. 2010. Menjadi Raksasa Dunia. Bandung: Nuansa.
Setiawan, Billy Nathan, “Cina Benteng: The Latest Generations And Acculturation” dalam
Jurnal Lingua Cultura
Setiono, Benny G., “Cina, Tionghoa, dan Tiongkok”, dalam harian Suara Pembaruan,

Suryadinata, Leo, Eminent Indonesian Chinese, ISEAS, Singapore, 1981.

T.M. Siregar. 2002. Pembangunan Ekonomi Tiongkok; dari Fokus Pedesaan ke Pasar
Internasional. Jakarta: Pustaka Pena.

Wijayanto, Muhamad Noor dan Zahrotul Farida. “Sejarah Perkembangan Pendidikan di Cina
dan India”. Diakses dari https://www.coursehero.com/file/72874295/Sejarah-
Perkembangan-Pendidikan-di-Cina-dan-Indiapptx/ pada 4 November 2021. pada 5
November 2021.

Yong Deng & Thomas G. Moore. 2004. China Views Globalization: Toward a New Great
Power Politic. The Washington Quarterly

Anda mungkin juga menyukai