Anda di halaman 1dari 5

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa karena hikmat dan hadiratnya,
kami mampu menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “ Pengaruh Bangkitnya Perekonomian
China Sebagai Pusat Perekonomian Baru Terhadap Ekonomi Global”. Adapun tujuan dari
penulisan karya tulis ini ini adalah memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Adi Rio Arianto,
S.IP., M.Si. selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Hubungan Internasional Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Selain itu, karya tulis ini juga untuk menambah
wawasan bagi kami sebagai mahasiswa dalam menanggapi bangkitnya ekonomi China sebagai
kekuatan utama yang baru.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Adi Rio Arianto, S.IP., M.Si. dan juga Dr.
Umar Bakry Suryadi, yang telah memberikan materinya terkait dasar-dasar ilmu HI sehingga
kami mampu untuk menyelesaikan karya tulis ini. Terima kasih juga tak luput untuk teman-
teman kelompok 1 yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan tugas ini.
Dalam penyusunan karya tulis ini, kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan karena pengetahuan dan pengalaman kami yang masih baru. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati kami menerima saran dan kritik yang diharapkan mampu membuat
karya tulis ini menjadi jauh lebih baik. Semoga karya tulis ini dapat menjadi kelengkapan setiap
mahasiswa dalam memperluas wawasan sehingga mampu menjadi petunjuk dalam penerapan
ilmu-ilmu HI.

Jakarta, 8 Desember 2020.


Kelompok 1
Daftar Isi
Berbicara mengenai perekonomian, tentunya membahas ekonomi negara China
sangatlah menarik untuk dibahas. Dahulu semasa kepemimpinan Mao Zedong, China
merupakan sebuah negara baru yang sangat miskin. China mengisolasi dirinya dari
perdagangan global dan hanya bekerja sama dengan sesama negara anggota komunis saja.
China pun sempat mengalami inflasi hebat pada masa awal kemerdekaan akibat dari perang
Cina-Jepang dan perang saudara. Berbagai kebijakan dalam rangka mengatasi lemahnya
perekonomian China pun dilakukan. Tahun 1960-1962, pemerintah China mengubah kembali
skala prioritasnya dalam pembangunan, yaitu dari sektor industri menjadi sektor pertanian
serta membatasi kegiatan industri-industri kecil. Alhasil, buruh-buruh yang berada di kota-kota
besar dipulangkan kembali ke kampung halamannya untuk menggarap sawah. Pada masa
pemerintahan selanjutnya, Liu Shaoqi, membuat kebijakan-kebijakan baru untuk memulihkan
perekonomian China. Kebijakan ini menghasilkan nilai positif dan industri berskala kecil pun
mulai berkembang di pedesaan China. Namun, upaya ini mengalami kegagalan dikarenakan
tidak sejalan dengan nilai-nilai revolusi kebudayaan China yang telah ada sejak kepemimpinan
Mao Zedong, yaitu menolak keras kapitalisme.

Kunci bangkitnya ekonomi China sebagai ekonomi global dimulai sejak di bawah
komando Deng Xiaoping (1978-1979). Saat itu ia memfokuskan untuk melakukan inovasi dan
mereformasi kembali sistem ekonomi di China. China yang tadinya menutup diri dari pasar
global perlahan mulai membuka diri untuk ikut serta dalam pasar dunia. Semua potensi yang
dimiliki oleh China pun tak luput diperhatikan dan dimanfaatkan secara maksimal olehnya.
Dengan reformasi inilah China mampu membalikkan keadaan ekonomi China hingga keadannya
bisa menjadi seperti saat ini.

Langkah pertama dimulai dengan mereformasi dan memodernisasikan sistem pertanian


di pedesaan. Saat itu masing-masing masyarakat dibagikan lahan pertanian untuk digarap. Tak
hanya itu, para petani pun juga diberikan upah oleh secara rutin tiap akhir tahun. Pembagian
upah ini tergantung dari seberapa banyak panen yang dihasilkan. Hingga saat ini, sektor
pertanian merupakan pekerjaan yang menggantungi empat puluh persen kehidupan
masyarakat China (John, Naisbitt 2010).
Setelah sukses upaya yang dilakukannya dalam bidang pertanian, pemerintah mulai
melangkah ke bidang industri. Kebijakan yang dibuat yaitu menetapkan zonasi atau daerah-
daerah ekonomi khusus sehingga pemerintah tidak dapat memberlakukan UU anti kapitalisnya.
Pemerintah China juga menurunkan nilai pajak untuk usaha agar dapat berkembang dengan
pesat. Pemerintah China juga mempermudah regulasi-regulasi dalam pembangunan izin usaha.
Dengan demikian, investor-investor asing pun tertarik untuk membangun pabriknya di negara
ini. Dengan banyak nya pabrik yang dibuka, maka otomatis lapangan pekerjaan akan
bertambah, dan mampu menampung para pengangguran.. Keberhasilan China dalam bidang
industri ini terbukti dengan menurunnya akan kemiskinan di China. Pada tahun 1985, sekitar 65
% rakyat China berada di garis kemiskinan. Pada Tahun 2010, atau selama dua dekade China
mampu memangkas angka kemiskinan menjadi tujuh persen saja. Masuknya investor-investor
asing ini tentunya memiliki maksud lain oleh pemerintah China, yakni untuk memodernisasikan
sektor industri mereka. Hal ini dikarenakan akan terjadinya transfer ilmu dan teknologi antara
investor dengan pemerintah dan rakyat China.

Langkah lainnya dalam hal meningkatkan perekonomian negara ini yaitu dengan melalui
pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang paling mendasar sebelum melakukan sesuatu
karena ilmunya akan membuat suatu pekerjaan menjadi efektif dan efisien. Menyadari akan
pentingnya pendidikan, tahun 1986, pemerintah China mewajibkan wajib belajar selama
sembilan tahun. China pun juga meningkatkan volume anggaran untuk pendidikan agar
program ini dapat terlaksana dengan baik.

Dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang dibuat, tahun 2010, China mampu mengusir
Jepang dari negara dengan perekonomian terbesar kedua di seluruh dunia. Berbagai sumber
menyebutkan China akan mampu menyaingi perekonomian Amerika Serikat yang di mana
merupakan negara adidaya. Tahun 2030, China diprediksi akan melesat dan melampaui negara
adidaya tersebut. Kesuksesan China dalam membangkitkan perekonomian ini membuat heran
banyak negara karena mampu menjadikan China sebagai kekuatan ekonomi baru hanya dalam
empat dekade saja. Dalam laporan CNBC, Bloomberg Economics menyatakan bahwa di dunia
ini tidak ada satu negara pun yang mampu untuk meniru China dalam hal transformasi
ekonomi.
Mengakhiri tahun 2019 dan mengawali tahun 2020, jumlah pertumbuhan ekonomi di
China sempat mengalami penurunan. Hal ini di sebabkan karena adanya pandemi virus Corona
yang bermula di negeri panda tersebut. China merupakan negara pertama yang terdampak
virus corona dibandingkan dengan negara lain sehingga ekonomi mereka mengalai nilai minus.
Segala aktivitas produksi terhenti demi mengurangi jumlah penularan virus Covid-19 ini. Namun
kini situasi berbanding terbalik. Disaat negara lain masuk kedalam jurang resesi atau anjlok nya
pertumbuhan ekonomi, China merupakan negara pertama yang berhasil melewati jurang resesi
dan negara yang memimpin pemulihan ekonomi global. Dengan memanfaatkan situasi ini,
tentunya China akan mampu menggeser kekuasaan sang Adidaya tersebut seperti dengan
memberikan bantuan-bantuan ekonomi.

Santoso, B. (2017). Kebangkitan Ekonomi China Dan Pengaruhnya Terhadap Beberapa


Negara Di Kawasan Asia.

Tinaningsih, C. (2014). PERKEMBANGAN EKONOMI CINA PASCA MAO ZEDONG DAN


HUBUNGAN EKONOMI CINA DENGAN ASEAN-CINA FREE TRADE AREA.

Cnbcindonesia.com. (13 November 2019). Kisah China: Dulu Kumuh Kini Jadi Raksasa
Ekonomi Baru. diakses tanggal 7 Desember 2020. https://penerbitdeepublish.com/cara-
menulis-daftar-pustaka-dari-website/.

Bbc.com. (19 Oktober 2020). Covid-19: Ekonomi China bangkit setelah merosot karena
pandemi virus corona, tumbuh hampir 5% - apa faktor penting di balik pemulihan?. Diakses
tanggal 7 Desember 2020. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-54595637

Anda mungkin juga menyukai