Oleh:
Preseptor:
KEPANITERAAN KLINIK
KOMUNITAS
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kesehatan Ibu
dan Anak ( Penyebab Kematian Ibu) di Puskesmas Pauh”. Makalah ini merupakan
salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu dr. Ida Rahmah Burhan, MARS selaku pembimbing.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…........................................................................................ 2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
DAFTAR TABEL.................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ 5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 7
1.4 Batasan Masalah......................................................................................8
1.5 Metode Penulisan......................................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Ibu dan Anak..........................................................................9
2.2 Program Kesehatan Ibu.............................................................................9
2.3 Penyebab Kematian Ibu…........................................................................16
BAB 3 ANALISIS SITUASI
3.1 Kondisi Geografis.....................................................................................................18
3.2 Kondisi Demografis..................................................................................................19
3.3 Program Puskesmas Pauh.........................................................................20
3.4 Program Kesehatan Ibu Puskesmas Pauh.................................................21
3.5 Pencapaian Program Kesehatan Ibu…..................................................... 25
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan Kesehatan ibu di Puskesmas Pauh......................................32
4.2 Pemecahan Masalah Kesehatan Ibu di Puskesmas Pauh................................34
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................36
5.2 Saran........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................38
3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Imunisasi TT............. ......................................................... ... .......... 11
Tabel 3.2 Data Distribusi Bumil, Bulin, Bufas, dan Bumil Risti menurut
Tabel 3.5 Cakupan Deteksi Dini Bumil Resti di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabel 3.6 Cakupan Program P4K di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB 1
PENDAHULUAN
kematiannya.3
Setiap hari pada tahun 2017, sekitar 810 wanita meninggal karena sebab
yang dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan. Antara 2000 dan
2017, rasio kematian ibu/Angka Kematian Ibu (MMR/AKI, jumlah kematian ibu
4
per 100.000 kelahiran hidup) turun sekitar 38% di seluruh dunia.
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi di Indonesia dan belum
mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.5,6
Target global MDGs ke-5 adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup.5 Target Sustainable Development Goals (SDGs)
pada tahun 2030 mengurangi angka kematian ibu setidaknya menjadi 70 per
100.000 kelahiran hidup.7 Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup, Angka ini sedikit menurun
6
dibandingkan dengan SDKI pada tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000
kelahiran hidup.5 Berdasarkan Survei Penduduk antar Sensus (SUPAS) 2015,
6
angka kematian ibu menurun menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu di Sumatera Barat pada tahun 2017 berjumlah 113
orang per 100.000 kelahiran hidup, meningkat jika dibandingan pada tahun 2016
8
yaitu sebanyak 108 orang per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu di Kota
Padang pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 17 kasus per 100.000 kelahiran
hidup, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2017 sebanyak 16 kasus per
100.000 kelahiran hidup.8 Kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Pauh pada
tahun 2018 tidak ada kasus kematian ibu dan tahun 2019 terdapat 2 kasus.
Penyebab kematian yaitu perdarahan post partum (1 kasus) dan lupus (1
10,11
kasus). Penyebab kematian ibu paling banyak adalah perdarahan diikuti
2
dengan hipertensi/eklamsi dan infeksi.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun
2016 tentang standar pelayanan minimal dibidang kesehatan. Pelayanan kesehatan
pada ibu hamil dan ibu bersalin merupakan indikator standar pelayanan minimal
dibidang kesehatan.12
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk membahas
kesehatan ibu dan anak terutama penyebab kematian ibu di Puskesmas Pauh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
7
c. Menganalisa permasalahan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas
Pauh
d. Mengetahui solusi terhadap permasalahan kesehatan ibu di Puskesmas
Pauh
kepada berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Pauh dan diskusi dengan
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dan berkualitas. 15
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada
ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga yang
12
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan.
9
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
10
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih
dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.
Untuk mencegah anemia defisiensi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
11
h) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor
darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator
terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
12
5. Pemeriksaan Darah Malaria
6. Pemeriksaan Sifilis
Pemeriksaan sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinddi dan ibu hamil
yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
7. Pemeriksaan HIV
Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan
diprioritaskan kepada ibu hamil dengan IMS dan TB secara inklusif pada
pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang
persalinan.
8. Pemeriksaan BTA
13
j)Temu wicara (konseling)
1. Kesehatan ibu
9. KB pascapersalinan
10. Imunisasi
14
6. Melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
bila terjadi penyulit / komplikasi.
15
15
Kegiatan pelayanan kesehatan ibu sesudah melahirkan meliputi:
a. pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu;
b. pemeriksaan tinggi fundus uteri;
c. pemeriksaan lokhia dan perdarahan;
d. pemeriksaan jalan lahir;
e. pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI
Eksklusif; f. pemberian kapsul vitamin A;
g. pelayanan kontrasepsi pascapersalinan;
h. konseling; dan
i. penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada nifas.
tinggi.4
Risiko kematian ibu yang tertinggi pada gadis remaja di bawah 15 tahun
dan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan lebih tinggi di antara remaja
4
perempuan usia 10-19 (dibandingkan dengan wanita berusia 20-24).
Wanita meninggal karena komplikasi selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang selama kehamilan dan
sebagian besar dapat dicegah atau diobati. Komplikasi lain mungkin ada sebelum
kehamilan tetapi memburuk selama kehamilan, terutama jika tidak dikelola
dengan baik. Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua
16
a. Perdarahan hebat (perdarahan setelah melahirkan)
Sisanya disebabkan oleh atau terkait dengan infeksi seperti malaria atau
faktor budaya.4
17
BAB 3
ANALISIS SITUASI
10,11
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
18
3.2 Kondisi Demografis Puskesmas Pauh
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pauh yang menjadi sasaran
kegiatan Puskesmas selama tahun 2019 adalah sebanyak 69.040 jiwa dengan luas
wilayah kerja sekitar 146,29 Km2. Jumlah penduduk menurut kelurahan adalah
Kelurahan Penduduk RW RT
Pisang 9.125 7 23
Binuang 6.294 5 18
Piai Tangah 4.037 4 12
Cupak Tangah 9.931 6 21
Kapalo Koto 9.081 4 15
Koto Luar 8.260 6 25
Lambung Bukit 3.562 4 13
Limau Manis Selatan 10.805 8 31
Limau Manis 7.945 8 18
Jumlah 69.040 52 176
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa dengan luas wilayah kerja
pauh sebesar 146,29 km2 yang dihuni oleh 69.040 jiwa, maka rata-rata tingkat
19
Tabel 3.2 Data Distribusi Bumil, Bulin, Bufas, dan Bumil Risti menurut
10,11
Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2019.
Kelurahan Bumil Bulin/Bufas Bumil Risti
Cupak Tangah 151 144 30
Binuang 127 121 26
Selatan
Koto Luar 186 178 37
Lambung Bukit 85 82 17
20
j. P2P
k. Gizi
2. UKM Pengembangan
a. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Program Lansia
c. Program Kesehatan Jiwa
3. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a. Rawat Jalan
b. Program Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d. Pelayanan Kefarmasian
e. Pelayanan Laboratorium
21
2. Deteksi Dini Bumil Risiko Tinggi
Pelaksanaan deteksi dini ibu dengan risiko tinggi (risti) merupakan bentuk
program mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Pada setiap dilakukan
pelayanan antenatal setiap ibu harus dinilai apakah terdapat adanya risiko yang
mungkin dapat menyebabkan atau meningkatkan angka kematian ibu ataupun bayi.
Setelah dilakukan deteksi dini dan wawancara yang efektif, langkah selanjutnya
dapat dipertimbangkan apakah Ibu dapat melahirkan di fasilitas pekayanan primer
seperti puskesmas atau dirujuk dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang lebih
mumpuni.
Deteksi risiko tinggi (risti) yang dilakukan berupa wawancara adanya
risiko pada kehamilan seperti 4T (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu sering
melahirkan, Terlalu dekat jarak kehamilan), riwayat kehamilan dan persalinan
sebelumnya (apakah terdapat penyulit atau komplikasi selama kehamilan dan
persalinan.
Deteksi risiko tinggi (risti) juga dilakukan dengan serangkaian
pemeriksaan seperti pengukuran LiLA untuk menilai adanya kekurangan energi
kronis (KEK), pemeriksaan hemoglobin (Hb) untuk menilai adanya anemia, dan
pemeriksaan triple elimination ( pemeriksaan HIV,hepatitis B, dan sifilis), serta
pemeriksaan penyakit kronis (hipertensi, diabetes mellitus, dan jantung).
Setelah dilakukan deteksi risiko tinggi ibu hamil dengan permasalahan
tertentu akan dirujuk kepada tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan seperti
ibu KEK akan dikonsultasikan ke bagian gizi untuk diberikan pemberian makanan
tambahan (PMT) dan ibu dengan anemia akan diberikan tablet Fe sebanyak 90
tablet selama kehamilan, ibu hamil dengan penyulit dan komplikasi akan dirujuk
kepada dokter spesialis atau rumah sakit rujukan agar mencapai persalinan yang
bersih dan aman.
3. Program P4K
Program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi) merupakan salah satu program untuk mengurangi angka kematian ibu
dan bayi. Komplikasi semasa kehamilan diantaranya abortus, hiperemesis,
perdarahan pervaginam, KPD dan hipertensi dalam kehamilan. Komplikasi
22
semasa persalinan diantaranya kelainan letak, hipertensi dalam kehamilan, HPP,
infeksi persalinan prematur, distosia, dan kehamilan ganda.
23
care (ANC) dan senam ibu hamil.
2. P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Komplikasi)
Pelaksanaan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Komplikasi)
dilakukan pemasangan stiker di setiap pintu rumah ibu hamil oleh petugas dan
bekerjasama dengan kader di seluruh wilayah kerja Puskesmas Pauh dan setelah
bersalin stiker dicabut kembali pada hari ke-42 dan ditempelkan di belakang buku
KIA oleh petugas.
3. Gerakan Sayang Ibu (GSI)
Dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan ibu
yang optimal diperlukan peran serta masyarakat baik secara perseorangan maupun
terorganisasi salah satunya yakni dengan Gerakan Sayang Ibu (GSI). Gerakan
Sayang Ibu (GSI) alah gerakan yang mengembangkan kualitas perempuan
utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan
bersama-sama dengan masyarakat. GSI ini dilaksanakan di setiap kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas Pauh, kegiatannya meliputi :
a. Pembentukan satuan tugas
b. Pemetaan ibu hamil
c. Pembentukan ambulan desa
d. Pembentukan tabulin (tabungan ibu bersalin)
e. Pelaksanaan KIE
4. Pembinaan oleh Bidan Koordinator Puskesmas
Pembinaan ini dilakukan kepada Bidan Praktek Swasta, Rumah Bersalin,
Klinik, Pos Kesehatan Kelurahan, dan Bidan Puskesmas Pembantu. Pembinaan
yang telah dilakukan antara lain :
a. Sosialisasi pelaksaan Asuhan Persalinan Normal (APN)
b. Sosialisasi pelayanan Kunjungan Neonatus (KN) dan Kunjungan Nifas
(KF)
c. Sosialisasi KB pasca salin
Kegiatan khusus untuk ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas di Puskesmas
Pauh belum ada. Program yang melibatkan suami dan keluarga dalam pelayanan
kesehatan ibu juga belum ada.
24
3.5 Pencapaian Program Kesehatan Ibu Puskesmas Pauh
Tabel 3.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) di Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Tahun 2019
Selatan
Koto Luar 186 153 82,26
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil (K1)
angka cakupan paling tinggi di wilayah kelurahan Lambung Bukit (107,6%) dan
paling sedikit di wilayah Limau Manis Selatan (77,68%).
25
Tabel 3.4 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Tahun 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
memiliki angka cakupan paling tinggi di wilayah kelurahan Kapalo Koto (108,5%)
dan paling rendah di wilayah Koto Luar (61,8%).
26
Tabel 3.5 Cakupan Deteksi Dini Bumil Resti di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
Tahun 2019
Pisang 39 74 189,74
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan deteksi dini bumil risti
memiliki angka cakupan paling tinggi di wilayah kelurahan Limau Manis
(256,52%) dan paling rendah di wilayah Limau Manis Selatan (80%).
27
Tabel 3.6 Cakupan Program P4K di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2019
Kelurahan Sasaran Sasaran Bumil Bumil Berstiker Bumil Ibu yang Bulin di Nakes
Bumil Bulin Mendapatkan Mendapatkan Berstiker Mengalami Mendapat
Stiker ANC Sesuai Bersalin di Komplikasi Pelayanan Nifas
Standar Nakes Tertangani
Cupak Tangah 151 144 142 (94,04%) 142 (94,04%) 119 (82,64%) 29(19,21%) 119(82,64%)
Binuang 127 121 125 (98,42%) 125 (98,42%) 103 (85,12%) 23(18,11%) 98(80,99%)
Pisang 193 185 167 (86,52%) 167 (86,52%) 150 (81,08%) 29(15,03%) 150(81,08%)
Piai Tangah 102 97 87 (85,29%) 87 (85,29%) 82 (84,54%) 29(28,43%) 78(80,41%)
Limau Manis 224 213 174 (77,68%) 174 (77,68%) 161 (75,59%) 17(7,59%) 147(69,01%)
Selatan
Koto Luar 186 178 153 (82,26%) 153 (82,26%) 145 (81,46%) 16(8,60%) 138(77,53%)
Kapalo Koto 136 130 141 (103,68) 141 (103,68) 114 (87,69%) 17(12,50%) 103(79,23%)
Limau Manis 117 111 120 (102,56%) 120 (102,56%) 106 (95,50%) 27(23,08%) 113(101,80%)
Lambung Bukit 85 82 91 (107,06%) 91 (107,06%) 70(85,37%) 15(17,65%) 72(87,80%)
Jumlah 1321 1261 1200 (90,84%) 1200 (90,84%) 1050(83,27%) 202(15,29%) 1018(80,73%)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan program P4K bumil yang
mendapatkan ANC sesuai standar paling tinggi di kelurahan Lambung Bukit
(107,06%) dan paling rendah di Limau Manis Selatan (77,68%). Bumil berstiker
bersalin di tenaga kesehatan paling tinggi di Limau Manis (95,50%) dan terendah
di Limau Manis Selatan (75,59%). Ibu yang mengalami komplikasi tertangani
paling tinggi di wilayah Piai Tangah (28,43%) dan terendah di Limau Manis
Selatan (7,59%). Ibu bersalin mendapat pelayanan nifas paling tinggi ditemukan di
Limau Manis (101,80%) dan terendah di Limau Manis Selatan (69,01%).
28
Tabel 3.7 Cakupan Persalinan dengan tenaga kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Tahun 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan ibu bersalin dengan tenaga
kesehatan memiliki angka cakupan paling tinggi di wilayah kelurahan Limau
Manis (95,50%) dan paling rendah di wilayah Limau Manis Selatan(75,59%).
29
Tabel 3.8 Cakupan Pelayanan ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun
2019
Ibu Nifas
Kelurahan Sasaran KF 1 KF 2 KF 3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan ibu nifas pertama
(KF1) paling tinggi di kelurahan Limau Manis (101,80%) dan terendah di Limau
Manis Selatan (69,01%). KF 2 paling tinggi di kelurahan Limau Manis (98,20%)
dan terendah di Limau Manis Selatan (67,14%). KF 3 paling tinggi pada wilayah
Limau Manis (88,29%) dan terendah di Limau Manis Selatan (64,32%).
30
Tabel 3.9 Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh tahun 2019.
Kelurahan Tahun 2019
Cupak Tangah 0
Binuang 0
Pisang 0
Piai Tangah 0
Limau Manis Selatan 1
Koto Luar 0
Kapalo Koto 0
Limau Manis 1
Lambung Bukit 0
Jumlah 2
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah kematian ibu pada 1 tahun terakhir
berjumlah 2 orang ibu. Penyebab dari kematian ibu pada tahun 2019 disebabkan
oleh perdarahan post partum, pasien dilaksanakan tindakan sectio caesarea di RST
Dr. Reksodiwiryo Padang. Sementara kematian ibu lainnya disebabkan oleh
penyakit lupus yang sudah diderita ibu selama 6 tahun di RSUP Dr. M. Djamil
Padang.
31
BAB 4
PEMBAHASAN
Tabel 3.4 tentang cakupan kunjungan ibu hamil (K4) masih belum
mencapai target (100%) yaitu 82,21%, hal ini dikarenakan sebagian besar ibu
hamil melakukan ANC ke klinik swasta dan prakter dokter yang berada didaerah
Puskesmas Pauh, masih ada penanggung jawab posyandu yang belum
mengetahui sasaran ibu hamilnya, dan sebagian ibu hamil ada yang bekerja
sehingga sulit untuk ditemui di rumah.
Berdasarkan data pada tabel 3.5 cakupan deteksi dini bumil resti di
wilayah kerja Puskesmas Pauh pada tahun 2019, didapatkan beberapa kelurahan
seperti Kelurahan Binuang, Pisang, Piai Tangah, Koto Luar, Kapalo Koto, Limau
Manis, dan Lambung Bukit sudah memenuhi target sasaran yaitu 100%, namun
kelurahan Cupak Tangah (90%) dan Limau Manis Selatan (80%) masih belum
mencapai target. Hal ini dikarenakan adanya ibu yang melakukan ANC pada
Klinik swasta dan kurang taunya penanggung jawab posyandu terhadap sasaran
ibu hamil resti.
Permasalahan pada tabel 3.6 tentang cakupan program P4K di wilayah
kerja Puskesmas Pauh tahun 2019,bumil yang mendapatkan ANC sesuai standar
belum mencapai target pada beberapa kelurahan seperti Kelurahan Cupak
Tangah, Binuang, Pisang, Piai Tangah, Limau Manis Selatan, dan Koto Luar. Hal
ini dikarenakan adanya ibu yang melakukan ANC pada Klinik swasta dan praktik
dokter yang berada didaerah Puskesmas Pauh.
32
Pada tabel 3.7 tentang cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Pauh Tahun 2019, didapatkan kesembilan kelurahan
belum mencapai target yaitu 100%. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu
bersalin yang terdata di wilayah kerja Puskesmas Pauh bersalin di klinik swasta
dan mempersulit pendataan dari penanggung jawab posyandu.
Berdasarkan laporan data dari tabel 3.8 mengenai cakupan pelayanan ibu
nifas di wilayah kerja Puskesmas Pauh bulan Desember 2019, belum mecapai
target 100%. Penyebab belum tercapainya target karena sebagian ibu bersalin
melakukan pemeriksaan saat nifas ke klinik swasta, dan masih adanya anggapan
kondisi saat nifas yang tidak ada keluhan tidak memerlukan pemeriksaan.
33
koordinasi dan meningkatkan pengetahuan kader tentang pelayanan ibu hamil.
Kader berasal dari masyrakat. Setiap kelurahan memiliki 4 orang kader ibu balita
dan 1 diantaranya merupakan kader ibu hamil risiko tinggi. Alokasi dana untuk
kader berasal dari BP3AP2KB.
Program ANC terpadu belum tersosialisasi dengan baik juga merupakan
salah satu permasalahan yang ditemukan di Puskesmas Pauh sehingga
dibutuhkan kerjasama dengan program promkes untuk menyediakan media
penyuluhan ANC terpadu dan kerjasama dengan bidan penanggungjawab
wilayah untuk memberikan informasi tentang ANC terpadu pada masyarakat.
Pada Puskesmas Pauh juga terdapat ibu-ibu hamil diusia 15-19 tahun
sebanyak 19 orang, dan masih belum ada program khusus untuk skrining pada
ibu-ibu hamil diusia muda sehingga dibutuhkan kerjasama lintas sektor seperti
BKKBN,KUA dan Dinas Pendidikan untuk mengendalikan angka kejadian
kehamilan diusia muda dan komplikasi kehamilan serta memberikan penyuluhan
terkait kesehatan reproduksi pada remaja.
Saat ini di Puskesmas Pauh, ibu-ibu hamil yang terdata oleh pembina
wilayah akan dimasukkan kedalam group whatsapp yang didalam group tersebut
ada pemegang program kesehatan ibu dan pimpinan puskesmas.
Pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini banyak program ataupun
kegiatan pelayanan kesehatan ibu yang tidak dapat terlaksana seperti kelas ibu
hamil dan kunjungan rumah. Apabila terdapat kondisi-kondisi darurat pada ibu
hamil, bersalin atau nifas, nanti ibu hamil atau keluarganya akan menghubungi
puskesmas melalui telepon setelah itu dilakukan kunjungan ke rumah.
34
2) Memberikan informasi terkait sasaran ibu bersalin, ibu hamil dan
ibu nifas kepada penanggung jawab Posyandu.
35
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Kesehatan ibu mencakup pelayanan ibu hamil seperti kunjungan
ibu hamil K1, K4, deteksi dini ibu hamil dengan risiko tinggi, dan
P4K; ibu bersalin seperti persalinan ibu hamil ditolong oleh tenaga
kesehatan; dan ibu nifas seperti kunjungan nifas lengkap.
2) Permasalahan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Pauh yaitu
sebagian ibu hamil, bersalin dan nifas melakukan kunjungan pada
klinik swasta sehingga tidak terdata, kurang taunya penanggung
jawab posyandu tentang sasarannya, dan kurangnya kesadaran ibu,
serta belum terlaksananya secara optimal kegiatan pemantauan
kesehatan ibu hamil, kunjungan rumah, dan penjaringan data ibu
hamil risti.
3) Pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pauh
berupa pendataan dan kunjungan rumah, peningkatan kesadaran
ibu, pemberian informasi terkait sasaran dan penanganan kasus
dengan risiko tinggi yang sesuai.
5.2 Saran
1) Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyebaran informasi
dan penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan ibu dan anak
khususnya penyebab kematian ibu.
2) Melakukan deteksi dini pada ibu hamil terkait penyulit/komplikasi
yang mungkin timbul.
3) Membuat suatu aplikasi yang dapat diakses oleh semua elemen
masyarakat terutama ibu hamil, ibu bersalin, maupun ibu nifas agar
dapat memantau kesehatannya.
4) Mengoptimalkan kunjungan rumah terhadap kunjungan ibu hamil,
ibu dengan risiko tinggi dan kunjugan nifas.
5) Melakukan pendekatan keluarga terhadap ibu hamil, bersalin, nifas
dan ibu dengan risiko tinggi.
36
6) Melakukan koordinasi terhadap klinik dan bidan praktek swasta di
wilayah kerja Puskesmas Pauh terkait pencatatan dan pemeriksaan
terhadap ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas.
37
DAFTAR PUSTAKA
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/maternal-mortality - Diakses
Juli 2020
38
tentang Standar Pelayanan Minimal dibidang Kesehatan. Jakarta: Permenkes RI.
2016.
13. Presiden RI. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
14. Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal di Bidang Kesehatan. Jakarta: Permenkes RI. 2019
15. Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual. Jakarta: Permenkes RI. 2014
39