Anda di halaman 1dari 40

Tugas Paper Ilmu Komunikasi

(Kerjasama Internasional dan Komunikasi Budaya dalam Pengembangan


Pariwisata)
Dosen Pengampu: Sirwan Yazid Bustami, S.IP. M.A.

Disusun Oleh:
Rani Latifa Febriani (L1A0210067)
Ratu Shila Safitri (L1A021068)
Syarifah Nurhasanah Jamalullail (L1A021069)
Wahyu Zepria Sasaki (L1A02171)
Wida Suryani (L1A021072)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


UNIVERSITAS MATARAM
2021

1
LEMBAR INTEGRITAS AKADEMIK
Kelompok :6
Nama Anggota : 1) Rani Latifa Febriani (L1A0210067)
2) Ratu Shila Safitri (L1A021068)
3) Syarifah Nurhasanah Jamalullail (L1A021069)
4) Wahyu Zepria Sasaki (L1A02171)
5) Wida Suryani (L1A021072)

Mata Kuliah : Ilmu Komunikasi


Judul Tugas : Kerjasama Internasional dan Komunikasi Budaya dalam
Pengembangan Pariwisata

Daftar Periksa: Apakah tugas individu/kelompok ini sudah Ya Tidak


memenuhi ketentuan–ketentuan berikut?*
1. Bukan merupakan jiplakan dari tulisan orang lain, baik
sebagian maupun seluruhnya, termasuk translasi dari 🗸
bahasa asing.
2. 2. Ditulis sepanjang tidak kurang dari jumlah halaman 🗸
yang dipersyaratkan.
3. Diketik dengan jenis huruf standar times new roman,
ukuran 12 dan jarak antarbaris 1,5 (kecuali untuk kutipan 🗸
langsung lebih dari tiga baris, menggunakan jarak
antarbaris tunggal).
4. Dicetak pada kertas ukuran A4 (kuarto), dengan batas-
batas halaman dari tepi kertas adalah 2,5 cm (kanan, atas 🗸
dan bawah) dan 3 cm (kiri).
5. Memuat nomor halaman di tengah–bawah. 🗸
6. Referensi ditulis dalam bentuk catatan kaki dan daftar
pustaka sesuai dengan panduan penulisan referensi model 🗸
Chicago.
7. Dilengkapi dengan mengirim berkas tugas (dokumen ms.
word) sebagai lampiran ke alamat surat elektronik: 🗸
sirwanbustami.academic@gmail.com di hari yang sama
dengan pengumpulan tugas.
8. Dikumpulkan tepat waktu di ruang ujian atau ruang
administrasi departemen/prodi, yaitu sampai dengan 90 🗸
menit sejak awal waktu ujian sebagaimana ditetapkan oleh
fakultas/prodi.

2
Tanggal dan waktu
Tanggal Waktu
pengumpulan diisi
oleh dosen mata
*Berikan tanda “🗸” atau
kuliah jika tugas
“centang” pada setiap ketentuan.
ini dikumpulkan
melewati waktu
yang ditetapkan.

Saya memahami dan menerima sepenuhnya bahwa:*


Apabila untuk ketentuan-ketentuan no. 2 s.d. 7, termasuk setiap
🗸 poin ketentuan di nomor tertentu, terdapat pernyataan yang saya
isikan tidak sesuai dengan kenyataannya, maka komponen nilai
tugas ini akan berkurang 1,0 per-ketentuan yang diisi keliru.
Jika tugas dikumpulkan melewati batas waktu yang ditetapkan di
🗸 ketentuan no. 8, maka nilai tugas ini akan berkurang 5,0 untuk setiap
(pembulatan ke atas) satu jam keterlambatan.
Khusus untuk ketentuan no. 1, apabila terbukti secara sah dan
🗸 meyakinkan tugas ini adalah hasil jiplakan, maka secara otomatis
nilai saya untuk mata kuliah ini adalah “E” dan saya siap
diajukan ke departemen/prodi dan/atau fakultas untuk
mendapatkan sanksi akademik lainnya.

Mataram, 15 November 2021

DAFTAR ISI

3
COVER................................................................................................................................1

LEMBAR INTEGRITAS AKADEMIK.............................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...............................................................................................................5

PEMBAHASAN..................................................................................................................7

1.1 Organisasi Kerjasama Regional: ASEAN Tourism Information Center (ATIC)....7


1.2 Program Kegiatan ATIC..........................................................................................12
2.1 Bidang Pemasaran.............................................................................................12
2.2 Bidang Penelitian...............................................................................................15
2.3 Bidang Pengembangan......................................................................................15
1.3 Humas dan Pengembangan Pariwisata....................................................................17
1.4 Komunikasi dan Seni Budaya..................................................................................19
1.5 Komunikasi dan Pariwisata.....................................................................................24
1.6 Studi Kasus..............................................................................................................30

KESIMPULAN...................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................38

PENDAHULUAN

4
Pada saat ini, negara-negara yang mampu mendatangkan income sebagai pendapatan
andalan di tiap negara dan juga negara yang mampu memasarkan berbagai potensi wisata
kepada wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara telah menjadikan sektor
pariwisata sebagai industri andalan mereka. Industri wisata dapat diartikan sebagai bisnis
yang bersifat multi dimensi karena mampu membangkitkan berbagai sektor industri
lainnya seperti perhotelan, kuliner, transportasi dan lain-lain dengan menggunakan magnet
tourisme. Industri pariwisata akan mampu membuka berbagai peluang atau kesempatan
kerja (lowongan kerja) sebagai suatu sinergi dengan tujuan untuk menggerakkan sektor
industri lebih berkembang seperti kesempatan kerjan di berbagai sektor pendukung
pariwisata, meningkatkan pendapatan masyarakat yang mampu memenuhi semua
keperluan dan kebutuhan para wisatawan atau turis, dan bahkan hal tersebut akan menjadi
penghasil devisa terbesar di negara sebagai fiskal yang sangat dibutuhkan atau diperlukan
unuk pembangunan yang berkelanjutan dengan menggunakan perencanaan yang
komprehensif. Komprehensif maksudnya adalah segala sesuatu yang sifatnya luas dan
lengkap yang meliputi berbagai aspek atau ruang lingkup yang luas.
Upaya pengembangan sektor pariwisata ini akan mampu direalisasikan atau
diwujudkan bila stakeholders atau orang yang menjadi pengambil keputusan sampai proses
implementasinya dalam suatu wilayah tersebut membangun komunikasi dengan berbagai
pihak sampai terjadinya sebuah implementasi, baik untuk masyarakat yang notabenenya
sebagai tuan rumah yang mampu menyediakan berbagai fasilitas untuk kebutuhan
wisatawan maupun komunikasi dengan berbagai lintas daerah dan negara yang melakukan
proses promosi untuk potensi wisata daerahnya. Pada sektor pariwisata saat ini, adannya
komunikasi atau eksistensi komunikasi menjadi sangat urgen atau menjadi salah satu hal
yang paling utama untuk mempromosikan dan menarik minat para wisatawan untuk
mengunjungi objek-objek wisata yang sedang dipromosikan atau dipasarkan.
Perencanaan komunikasi secara subtansial (inti atau sesungguhnya) sangat penting
untuk mengatasi atau menyelesaikan berbagai rintangan yang ada guna mewujudkan
adanya keefektifan dalam berkomunikasi. Sedangkan jika dipandang atau ditinjau dari sisi
kegunaan dan fungsi perencanaan komunikasi ini sangat diperlukan untuk mendesain
bentuk implementasi dari program-program pariwisata yang menjadi tujuan atau yang
ingin dicapai. Umumnya, perencanaan komunikasi tersebut dilakukan untuk mengetimasi
atau memperkirakan dan mengukur level atau tingkat efektivitas komunikasi yang akan
diimplementasikan tersebut terutama untuk menegaskan citra wisata, bentuk pemasaran
bisa berupa penyebarluasan gagasan seperti yang dilakukan tour guide kepada para
wisatawan guna menyebar informasi terkait objek wisata yang dipasarkan, kerja sama, atau
pembangunan infrastuktur komunikasi. Dengan menyelaraskan kecanggihan teknologi
komunikasi dengan promosi wisata yang berkembang sekarang, potensi wisata suatu
daerah akan mampu menyedot perhatian dan bahkan mampu mendatangkan wisatawan
manca negara dan akan menghasilkan income dari belanja para wisatawan untuk
meningkatkan income sebagai pendapatan pada daerah tersebut.1

1
Firdaus, Fadhli. 2018. Analisis Perencanaan Komunikasi Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Provinsi Aceh Dalam Mempromosikan Wisata Halal Di Aceh, no. Skripsi,
Universitas Negeri Ar-Raniry. https://repository.ar-
5
Dalam melakukan komunikasi antar negara dengan tujuan mengembangkan sektor
pariwisata, diperlukannya lembaga atau organisasi sebagai wadah yang berfungsi untuk
mmperlancar kegiatan usaha wisata dan kerja sama antar negara sehingga dapat memahami
kepentingan dari masing-masing negara terutama dalam bidang kepariwisataan, organisasi
ini sudah dientuk dan diberi nama organisasi pariwisata internasional. Untuk memperbesar
jumlah kunjungan wisata dan memperlancar arus wisatawan dengan kerja sama antar
negara secara bilateral atau multilateral, setiap negara yang mengembangkan sektor
pariwisata harus menjalin komunikasi agar tidak adanya kesenjangan dari negara lain atau
dunia internasional sehingga memerlukan suatu organisasi yang dapat berfungsi sebagai
kerja sama, penyebaran informasi tentang kepariwisataan yang ada di negara tersebut.
Salah satu organisasi kepariwisataan internasional contohnya yaitu WTO (World
Tourism Organisation) merupakan organisasi di bawah naungan PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) sebagai badan intergovernment yang berkantor pusat di Madrid.
Organisasi ini mempunyai tujuan yaitu untuk menstimulasi pertumbhan ekonomi dan
menciptakan lapangan kerja, memberikan insentif, dan melindungi lingkungan serta
warisan budaya suatu destinasi, mempromosikan perdamaian dan saling pengertian antar
negara di dunia. Saat ini, yang menjadi anggota dalam organisasi ini merupakan affiliatate
member yang terdiri dari institusi pendidikan, perusahaan biro perjalanan, hotel, dan
penerbangan serta hampir seluruh negara yang mempunyai daya tarik dalam sektor
pariwisata.2

PEMBAHASAN

1.1 Organisasi Kerja Sama Regional: ASEAN Tourism Information Center (ATIC)

raniry.ac.id/id/eprint/2794/1/Skripsi.pdfle.
2
“No Title“, Diakses Pada 13 November, 2021. Organisasi Pariwisata
Internasional,” Kwisata. https://kanalwisata.com/organisasi-pariwisata-internasional.
6
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Persatuan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara merupakan suatu organisasi internasional yang beranggotakan negara-negara yang
berkawasan di bagian Asia Tenggara. ASEAN berdiri sejak tanggal 8 Agustus 1967 ditandai
dengan penandatangan Deklarasi Bangkok yang diadakan di Bangkok, Thailand. Adapun lima
negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Kemudian
bertambah menjadi 10 negara setelah bergabungnya Brunei Darussalam, Kamboja, Laos,
Myanmar, dan Vietnam ke dalam ASEAN. Tujuan didirikannya ASEAN adalah untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN, mempromosikan kerja sama yang
aktif antar negara, saling membantu dalam permasalahan yang dihadapi satu sama lain,
berkolaborasi serta mempromosikan negara-negara di Asia Tenggara tak hanya dalam bidang
politik ekonomi saja tetapi juga dalam bidang sosial,budaya, dan juga pariwisata. Untuk mencapai
kemajuan dalam pariwisata, negara-negara ASEAN membentuk pula suatu organisasi kerja sama
regional yang bernama ASEAN Tourism Information Center (ATIC). ATIC ini berfungsi sebagai
wadah informasi bagi wisatawan asing untuk dengan mudah mendapatkan informasi-informasi
yang terkait dengan pariwisata khususnya di negara-negara ASEAN.

1. Latar Belakang dan Sejarah ASEAN Tourism

Pada akhir tahun 1980-an, perjalan serta pariwisata mulai mendapatkan pengakuan luas
untuk peran yang kritis tersebut sebagai katalis dalam pengembangan ekonomi ASEAN serta
sociocultural integrasi. Perjuangan untuk menetapkan keberadaannya di dunia, ASEAN yang
sebagian besar merupakan politik akibat Perang Indocina, seperti kelima anggota ASEAN,
Singapura, Thailand, Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Pada bulan Januari 1994, Brunei
Darussalam bergabung dengan ASEAN, yang diikuti oleh Vietnam pada bulan Juli 1995, Laos
dan Myanmar pada tahun 1997, dan Kamboja pada bulan April 1999. Pada tahun 2008, daerah
ASEAN memiliki populasi sekitar 584 juta, dengan total daerah 4,4 juta kilometer persegi,
dengan Produk Domestik Bruto yang hampir US$ 1.106 miliar, dengan seluruh total
perdagangan sekitar US$ 1.710 miliar. Kelima negara anggota asli lebih atau kurang dalam
tahapan yang sama pada ekonomi pembangunan. Sejarah mereka, warisan dan kesamaan lain
seperti layanan tinggi standar, nilai yang bagus untuk uang, fasilitas visa yang relatif santai dan
sangat baik produk mengikat mereka bersama-sama dalam mengejar kebijakan pengembangan
pariwisata yang kuat.3 Tahun 1987, terdapat kunjungan ke Thailand untuk merayakan ulang
tahun ke-60 Raja Bhumibol Adulyadej. Kesuksesan fenomenal dari acara tersebut untuk
anggota ASEAN, puncak akhirnya dalam kunjuangan ASEAN pada tahun 1992, yang dimana
ditandai dengan ulang tahun ke-25 ASEAN. Kejadian ini dengan jelas menunjukkan kekuatan
perjalan serta pariwisata untuk menarik pengunjung yang lebih banyak, kenaikkan pendapatan
pertukaran luar negeri dan membuat pekerjaan. Mereka menyediakan katalitas untuk seluruh
industri dengan satu pikiran berkumpul dibawah satu banner, memimpin untuk tingkat promosi
serta kerja sama indutri yang belum pernah terjasi sebelumnya. Keberhasilan acara ini menarik
investor, baik investor lokal maupun investor asing. Sebuah range baru dari produk dan

3
Erwin S. Fernandez. 2013. Philippine – Malaysis Dispute Over Sabah Edisi ke – 2.
Filipina.
Department of Filipino and Philippine Literature, Philippines University.

7
layananpun muncul menyebabkan sebuah kapasitas besar-besaran dan inventaris yang
dibutuhkan usaha pemasaran yang kuat.

Pembentukan Pusat Informasi Pariwisata ASEAN (ATIC), berbasis di Kuala Lumpur,


Malaysia, membantu mendorong pariwisata dengan memberikan dukungan dan arah yang kuat
serta infrastruktur dengan pendanaan requisite. Banyak pemimpin pariwisata dari generasi itu
teman dekat pribadi dimana dua dari mereka adalah kepercayaan dari para pemimpin mereka
masing-masing negara pada saat itu. Dengan demikian memfasilitasi persetujuan anggaran dan
keputusan cepat. Indonesia adalah merupakan salah satu tujuan yang paling cepat untuk
berkembang. Kedatangan Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan Laos memperluas banding
ASEAN ketika mereka mulai menekankan perjalanan serta pariwisata mereka sebagai bagian
dari pembangunan ekonomi cepat ASEAN akibat perang Indocina, Pertunjukan perdagangan
seperti forum wisata ASEAN menjadi wajib pada kalender acara tahunan. Setiap anggota
ASEAN baru, Kamboja, Laos, dan Vietnam juga telah memilikinya. Satu-satunya pengecualian
sejauh ini adalah Myanmar. Kompetisi antara Singapura, Kuala Lumpur, dan Thailand sebagai
kelompok penerbangan Asia yang membantu menarik lebih banyak penerbangan. Promosi
individu masing-masing negara anggota ASEAN sangat didukung oleh maskapai nasional
masing-masing. Kemunculan dari new airlines dan restrukturisasi dari orang-orang menarik
lebih banyak perjalan ke wilayah tersebut. Semngat kompetitif ini diperpanjang untuk resor
ASEAN, misalnya antara Bali dan Phuket, dan Pulau emergency resorts seperti Cebu, Pena,
dan Samui. Pembentukan grup sub-regional seperti IMT-GT (Indonesia-Melayiath Thailand
Segitiga Pertumbuhan) Danimp-EAGA (Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines Timur)
sebagai daerah pertumbuhan selean (diantara daerah pertumbuhan lainnya), pasar yang lebih
lanjut stimulasi, terutama Tourism-regional.

Saat itu, semua upaya telah jelas menghasilkan hasil yaitu:

1) Pada tahun 2008, kedatangan para turis ASEAN, kedatangan mencapai 65.47 juta,
kenaikan 5.11% lebih dari 62.28 juta pada tahun 2007, dan peningkatan secara
keseluruhan signifikan sejak Kamboja terakhir kali menjadi anggota untuk
bergabung di tahun 1998. Pada tahun 2000, seperti misalnya para turis yang datang
sebesar 39 juta.
2) Perjalanan Intra-ASEAN telah menjadi penuntun uatama dalam pertumbuhan,
pada tahun 2008, terdiri dari 46% dari total kedatangan, dan juga dari 41% total
kedatangan pada tahun 2000.
3) Dari sepuluh pasar sumber tertinggi untuk negara ASEAN pada tahun 2008, empat
adalah negara ASEAN seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Penerimaan internasional pariwisata untuk daerah juga melonjak dari US$16,98
miliar dollar menjadi US$54,6 miliar dollar pada tahun 2008.

2. Rencana Strategi ASEAN Tourism (2011-2015)

Pada pertemuan pada tanggal 8 Januari 2009 yang berlokasi di Hanoi, Vietnam, Menteri
ASEAN Tourism menegaskan komitmen mereka untuk mempercepat proses integrasi dan
mendukung inisiatif ASEAN Ntos untuk terintegrasi rencana ASEAN Pariwisata se-121-20 sebagai
pengganti untuk sector pariwisata ke sector perilaku bersama dengan sector pariwisata 2015
(perintegrasi dengan sistem perusahaan Pariwisata Seema) dan integrasi dengan sistem perusahaan
pariwisata Seema ke seluruh Eropa, AS dan terintegrasi dengan sistem perusahaan pariwisata

8
Seema ke seluruh Eropa lebih lanjut. Perencanaan ini sekarang sedamg dirumuskan dan harus
diselesaikan pada tahun 2010. Transportasi ASEAN NTO dan para pejabat transportasi senior
bekerja untuk memfasilitasi udara, darat, dan juga laut dalam perjalanan di wilayah tersebut,
terutama dengan pemandangan untuk meningkatkan perjalanan intra-ASEAN. Adanya keinginan
untuk mempercepat lindung link tanah melalui inisialisasi seperti memfasilitasi lintas tanah
perbatasan oleh bus wisata dan pembangunan rambu pariwisata umum. Konsultasi regular terjadi
antara para pejabat pariwisata dan transportasi laut kelompok pekerja, dan Asosiasi Pelayaran Asia
terliat dalam pengembangan indutri pelayaran di ASEAN. Pada Mei 2009, perjanjian multi-sepihak
pada pembebasan menyeluruh atas pelayaran akutan udara dan perjanjian bilateral ASEAN pada
layanan udara ditandatangani oleh Menteri Transportasi ASEAN. Ini akan membuat ruang
kompetitif untuk ekspansi yang lebih besar dan berpeluang untuk perjalanan udara di wilayah
ASEAN, dalam hal tujuan yang lebih besar, peningkatan kapasitas dan tarif bawah. Diharapkan
kedatangan yang berlaku pada bulan Desember 2010, itu menyediakan untuk maskapai
penerbangan yang ditunjuk dari negara-negara ASEAN untuk mengoperasikan frekuensi tak
terbatas ke kota-kota ibukota masing-masing negara. Pada saat yang bersamaan, itu memberikan
indikasi yang baik bagi seluruh kota di ASEAN yang akan menguntungkan dari pertumbuhan
ASEAN selanjutnya, sehingga:

 Brunei Darussalam: Bandar Seri Begawan


 Indonesia: Balikpapan, Manado, Pontianak, Tarakan, Medan, Padang, Banda Aceh, dan
Nias.
 Malaysia: Kota Kinabalu, Labuan, Kuching, dan Miri; Langkawi, Pena, Alor Star Ipoh, dan
Kota Bharu.
Adapun kegiatan ASEAN yang bekerja pada berbagai proyek dan kegiatan lainnya seperti:

 Peningkatan dan membahayakan standar wisata ASEAN adalah fokus utama perhatian.
Standar lingkungan ditingkatkan melalui skema seperti penghargaan hotel ASEAN Green
yang dirancang untuk mempromosikan keberlanjutan dan produk kualitas.
 Sebuah daftar Homestay ASEAN juga didasarkan pada standar umum dalah untuk
diterbitkan selama ATF 2010 di Brunei Darussalam.
 Forum wisata ASEAN Forums (ATIF) sedang diadakan secara teratur. Ketiga motif yang
diadakan pada 6-9 Juli 2008 di Manila dan akan diadakan lagi pada tahun 2010 untuk
mempromosikan pembentukan the ASEAN Tourism Corridor.4
 Pengaturan saling pengakuan terhdapat professional Tourisme: ASEAN Nto bekerja untuk
mengembangkan persyaratan tindak lanjut MRA termasuk pengembangan kapasitas bagi
anggota organisasi terkait di bawah MRA pada tingkat regional maupun nasional. Belajar
sumber daya dan dukungan bahan juga dikembangkan untuk mendukung pengiriman
penilaian dan pelatihan di tempat kerja dan lembaga pendidikan.
 Tahun perjalanan pemuda ditandai untuk 2009-2010 serta kampanye taktis sedang
dirumuskan oleh kampanye ASEAN untuk persiapan pengumuman di pertemuan ke-14
ASEAN pada tahun 2009.5

4
Sjamsumar Dam dan Riswandi. 1995. Kerjasama ASEAN. Jakarta. Ghalia Indonesia

5
Nur Alami. 2011. “Profil dan Orientasi Kebuijakan Luar Negeri IndonesiaPasca Order
Baru”. Jurnal Penelitian Politik. Vol. 8. No. 2. LIPI.

9
 Proposi besar pertumbuhan akan lebih berfokus pada perlintasan perbatasan, memacu
investasi signifikan sekitar lusinan pos pemeriksaan internasional terutama di daerah
Mekong Subregion yang lebih besar.
 Profil pengubahan dari pengunjung juga akan memerlukan perubahan mendasar dalam
persediaan dan desain produk dan layanan. Sebagai contoh, catering untuk Cina, Timur
Tengah lalu lintas dan Indian, termasuk jutaan pemula, akan menjadi sama pentingnya
sebagai catering untuk lebih berpengalaman dari Eropa dan juga Amerika Utara.
 Pertumbuhan akan memungkinkan yang lebih bahkan penyebaran arus pariwisata dan
mengatasi masalah season-puncak didorong puncak dan lembah dalam siklus permintaan,
 Kesepakatan pengakuan bersama untuk standar professional dan pendidikan akan berarti
lebih besar mobilitas pekerja yang memenuhi syarat di seluruh wilayah tersebut. Ini akan
sangat diperlukan, sangat penting, untuk melayani perubahan profil pelanggan.
 Ini akan menciptakan peluang bisnis baru yang signifikan baik dalam indutri wisata dan
pariwisata serta pemasook produk dan layanan bagi indutri, mulai dari pelatihan untuk
makanan dan teknologi informasi. Akan tetapi jug a terdapat efek samping dan
konsekuensi negative.
 Bisnis berukuran kecil yang sedang akan terpengaruh oleh peningkatan kompetisi.
 Akan ada peningkatan kepedulian lingkungan, tekanan lebih lanjut terhadap infrastruktur
dan sumber daya alam, masalah sosial seperti penyebaran kejahatan terorganisasi, bahkan
meningkatnya sentiment nasionalistik dan tren yang lebih besar terhadap “deglobalisasi”.

3. Kegiatan Terkait Terhadap ASEAN Travel and Tourism Agreement

Pada tanggal 8 ASEAN KKT pada November 2002 di Phnom Penh, seorang pemimpin
AEAN menandatangani Perjanjian pariwisata yang mengidentifikasi tujuan seperti berikut:

1) Memfasilitasi perjalanan ke dalam serta ke luar ASEAN;


2) Meningkatkan kerjasama di indutri pariwisata untuk meningkatkan efisiensi dan daya
saing;
3) Secara substansial mengurangi pembatasan untuk perdagangan dalam pariwisata dan
layangan perjalan antara negara-negara anggota ASEAN;
4) Membentuk jaringan pariwisata terpadu dan pelayanan untuk memaksimalkan unsur
melengkapi daya Tarik daerah tersebut;
5) Mempromosikan ASEAN sebagai tujuan wisata tunggal dengan standar kelas dunia,
fasilitas dan atraksi;
6) Meningkatkan saling membantu dalam pengembangan sumber daya manusia dan
pelatihan pada sector pariwisata;
7) Dan membuat kondisi yang menguntungkan bagi public dan sector swasta untuk
terlibat lebih dalam, dalam perkembangan pariwisata, perjalan intra-ASEAN dan
investasi dipelayan pariwisata dan fasilitas.
Adapun pernjanjian tersebut meliputi masalah kebijakan pariwisata berikut:

Fasilitas Intra-ASEAN dan Travel Intenasional

 Layanan transportasi
 Akses pasar
 Kualitas pariwisata

10
 Keselamatan pariwisata dan keamanan
 Join pemasaran dan promosi
 Pengembangan sumber daya manusia

4. Faktor Regional dan Global yang Mendorong Pertumbuhan Pariwisata ASEAN


Travel and Tourism

Sebagai upaya kolektif untuk mempromosikan ASEAN bahkan sebagai tujuan tunggal menjadi
jauh lebih kurang signifikan dalam pengaruh dan pentingnya, sejumlah politik, ekonomi, budaya,
demografis, dan faktor-faktor lainnya, serta perkembangan infrastruktur, akan mendorong
pariwisata dari dalam hingga luar ASEAN dimasa depan. Dapat dengan aman memang mengatakan
bahwa suatu kompetisi diantara negara-negara ASEAN telah menjadi faktor yang jauh lebih
penting daripada kerjsama dalam mengemudi dan menghasilkan pertumbuhan. Adapun berikut
fundamental yang akan mendorong masa depan pertumbuhan ASEAN yaitu:

 Cumulatif, 10 negara anggota ASEAN memiliki populasi hamper 600 juta dengan
kesejahteraan ekonomi meningkat dan kelas menengah tumbuh.
 Mereka menyombongkan inventaris yang akan asset pariwisata, termasuk keduanya natural
maupun buatan manusia.
 Ada lebih dari cukup kapasitas dalam hal kamar hotel, kursi maskapai, pusat konvensi, dan
lain sebagainya yang beberapa diantaranya dianggap sebagai yang terbaik di dunia.
 Meeka sangat kompetitif turis nasional organisasi, yang dimana anggaran pemasaran yang
besar.
 Negara-negara dengan populasi besar seperti India dan Cina akan menjadi generator utama
offbusiness, menyalip yang lama berdiri seperti Jepang dan Korea.
Maskapai penerbangan murah akan terus menyediakan impetus yang signifikan untuk perjalan
intra-ASEAN seperti:

 Munculnya jalan raya Trans-Asia dengan menggunakan kereta api.


 Relaksasi formalitas batas dan juga control akan berarti gerakan yang lebih besar dari
orang-orang dan barang-barang di atas penyebrangan perbatasan tanah.
 Demografis tren seperti masyarakat penuaan di negara-negara indutri dan masyarakat muda
di ASEAN dan juga seluruh dunia akan memastikan tidak adanya kekurangan angka.
 Teknologi yang berkembang pesat serta jangkauan-penetrasi internet akan meningkatkan
jaringan sosial dan konektivitas lainnya.

5. Penurunan Promosi ASEAN Tourims Information Sebagai Destinasi Tunggal

ASEAN travel dan pariwisata menjadi kontradiksi klasik dalam hal “sinergi” kemudian
menjadi tidak diperlukan untuk pertumbuhan. Hal ini berjalan dengan baik berkat adanya usaha dan
upaya individu dari banyaknya pemain sector pablik dan swasta, termasuk lembaga turis, nasional,
negara, serta pemerintahan kota, penerbangan, bandara, konvensi, hotel, dan lain sebagainya.
Sementara, pendanaan yang diatur secara kolektif oleh ASEAN antara tahun 1987 hingga 1996,
sekarang didorong oleh individu-individu dan entitas sub regional. Sejak krisis ekonomi pada tahun
1998, promosi ASEAN sebagai sebuah tujuan yang tunggal kehilangan momentunya. Hal ini dapat

11
terjadi meskipun penandatanganan Perjanjian Peristiwa ASEAN pada tahun 2002, dan bisa
ditelusuri kembali pada sejumlah alasan seperti penutupan ATIC pada tahun 1996 dan pemindahan
semua kegiatan pariwisata ke secretariat ASEAN mempengaruhi indutri dalam hal-hal
kepemimpinan dan fasilitas dukungan untuk melaksanakan pemasaran dan pelatihan strategis
secara bersama-sama. Beberapa aspek penting dalam suatu kerja sama pemasaran, penelitian,
penyebaran informasi dan pelatihan dipindahkan ke ASEAN Asosiasi Pariwisata (ASEUTA).
Kegiatan pariwisata sector publik yang berpusat di markas ASEAN yaitu di Jakarta yang dimana
tourism menjadi bagian kecil dari banyalnya sector ekonomi lainnya dibawah naungan ASEAN.

Pendanaan serta struktur pengambilan keputusan yang mengharuskan untuk beradaptasi dengan
suatu realitas yang baru dan negara anggota baru, pemulihan yang sama sekarang aturan dalam
pendanaan dan keputusan harus dicapai oleh persetujuan. Dengan begitu keuangan itu singkat,
tanpa kapasotas untuk memulai suatu kampanye pemasaran atau melakukan penelitian strategis.
Banyaknya krisis yang terjadi sejak tahuan 1997 jatuh bersama dengan gangguan geopolitik
internal serta bencana alam yang semuanya berdamapk pada pariwisata itu sendiri. Frekuensi dan
skala dari eksternal sebagai penjagaann dalam suatu acara atau lebih dan juga disiapkannya cara
serta solusi untuk menangani hal-hal tersebut.

1.2 Program Kegiatan: Asean Tourism Information Centre (ATIC)


Dalam menyelenggarakan serta memberikan sebuah informasi kepada media dan juga
wisatawan internasional, ASEAN dengan pusat informasi pariwisatanya atau ATIC
pastinya memiliki berbagai program kegiatan yang dimana memiliki fungsi untuk
mempermudah para turis sekaligus mengembangkan sektor-sektor pariwisata pada negara-
negara bagian ASEAN. Program kegiatan dari Asean Tourism Information Centre (ATIC)
adalah sebagai berikut:
2.1 Bidang Pemasaran
ATIC (Asean Tourism Information Centre) memiliki peranan sebagai
promotor bagi sektor-sektor pariwisata di negara bagian ASEAN. Program
kegiataannya yaitu dengan melalui bidang kehumasan dari pihak ASEAN yang
memiliki peranan yang sangat besar sebagai media yang memberitahukan,
menghimbau, mempengaruhi, serta merayu para wisatawan-wisatawan baik dalam
cakupan regional ASEAN ataupun Internasional. Melalui adanya ASEAN Tourism
Marketing Strategic (ATMS), ataupun ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP)
yang dicetuskan oleh mentri Pariwisata ASEAN, Pihak ASEAN dapat membuat
berbagai strategi-strategi dalam pemasaran sektor-sektor pariwisata melalui
program kegiatan tersebut. Sehingga, tiap-tiap negara dapat bertanggung jawab
dalam mengembangkan produk dan daya tarik pariwisatanya yang nantinya
dihubungkan melalui ATIC ini. Terdapat banyak faktor yang dapat di promosikan
atau dipasarkan dikarenakan negara-negara ASEAN atau Asia Tenggara memiliki
banyak sekali budaya-budaya serta aspek-aspek pariwasata di tiap-tiap negaranya.
Faktor lainnya adalah setiap negara ASEAN memiliki ciri khas nya masing-masing
dan dapat digunakan sebagai nilai daya jual tiap-tiap negaranya kepada turis atau
wisatawan-wisatawan Internasional. Sebagai contoh adalah Indonesia dan Filipina
yang mempunyai ciri khas negara kepulauan yang terkenal akan pantai-pantai di
tiap-tiap kepulauan eksotisnya yang dapat menjadi daya tarik Internasional bagi

12
negara tersebut. Selain pemasaran sektor wisata, adapula pemasaran dalam sektor
kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki masing-masing negara ASEAN yang akan
dipromosikan atau dipasarkan oleh ATIC melalui ATMS. Pemasaran kebudayan
dari tiap-tiap negara juga dapat menjadi daya tarik,serta sebagai upaya pelestarian
dan pengenalan budaya-budaya tradisional dari negara tersebut. Pengenalan
kebudayaan-kebudayaan juga menjadi identitas bagi tiap-tiap negara karena
kebudayaan tersebut dapat memberikan sebuah ciri khas yang nantinya akan
dieknal jika wisatawan atau para turis datang ke negara tersebut. Kegiatan
pemasaran dari ATIC ini juga dapat memberikan dampak finansial yaitu berupa
devisa-devisa yang masuk di tiap-tiap negara ASEAN yang masuk melalui para
wisatawan atau turis yang datang ke negara tersebut.6 Dalam melaksanakan
program kegiatan dari ATMS, pastinya ATIC mempunyai cara Brandingi atau
promosi mereka tersendiri. Adapun beberapa media yang dapat digunakan sebagai
sarana promosi pariwisata atau kebudayaan oleh ATIC yaitu sebagai berikut. :

a. Slogan/Tag Line Pariwisata


Slogan atau Tag Line adalah kalimat singkat yang dapat
mempermudah dalam mengingat sesuatu dalam tujuan
mempromosikan sesuatu hal. Adapun macam-macam strategi slogan
dalam branding ASEAN, tagline atau slogan dari ASEAN tersebut
adalah “Southeast Asia Feel the Warmth” yang dimana slogan
tersebut mempunyai makna bagaiamana negara-negara ASEAN
memberikan pengalaman-pengalaman serta memori-memori kepada
wisatawan terhadap negara-negara ASEAN yang dikunjunginya.
Lalu dilanjutkan dengan slogan atau tag line dari masing-masing
negara anggota yang menceritakan ciri khas pariwisata dan
kebudayaan masing-masing negara. Salah satunya adalah slogan
milik Indonesia yaitu, “Wonderful Indonesia” yang memiliki makan
keindahan dari Indonesia, dan telah dipakai sejak tahun 2011
sebagai slogan pariwisata oleh Departemen Kebudayaan dan
Pariwista Indonesia. lalu ada Thailand dengan nasioanl branding
slogannya yaitu “Amazing Thailand” yang memiliki arti keindahan
yang menkajubkan dari Thailand, lalu ada Malaysia dengan national
branding slogannya yaitu “Malaysia the Truly Asia” yang memiliki
makna Malaysia adalah negara Asia dengan segala aspeknya.

b. Website (e-Marketing strategy)


Lalu media yang kedua dari branding atau pemasaran ATIC adalah
website. Di era globalisasi ini pastinya teknologi sangat
berekembang pesat-pesatnya. Begitupula ASEAN sebagai organisasi
Internasional pastinya harus menjamah berbagai individu-individu di

6
Agung S. Budi. 2016, “Peran ASEAN Tourism Forum dalam Menigkatkan Kunjungan Wisatawan Asing
Indonesia (2009-2013)”, JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Universitas Riau, p. 8.
https://media.neliti.com/media/publications/125938-ID-peran-asean-tourism-forum-dalam-meningka.pdf

13
setiap negara. Webstite tersendiri meruapakan sebuah halaman
internet yang dapat diakses oleh pengguna internet dalam mencari
berbagai hal. ASEAN dengan ATIC pastinya mempunyai website
tersendiri dalam upaya mempromosikan berbagai kebudayan dan
pariwisata di tiap-tiap negara anggota ASEAN. salah satu website
atau platform yang dimiliki oleh ASEAN dan ATIC yaitu
www.asean.org ataupun www.visitsoutheastasia.travel . Platform
website tersebut memiliki fungsi sebagai penguhubung antara
ASEAN dengan pengguna-pengguna internet di berbagai belahan
dunia dalam sarana promosi. Terdapat pula website-wesbite yang
juga dikelola masing-masing negara anggota ASEAN, salah satunya
yaitu, www.indonesia.travel yang dimiliki negara Indonesia,
www.visitsingapore.com milik negara Singapura,
www.tourismthailand.org milik negara Thailand, dan sebagainya.
Melalui website tersebut para pengguna internet akan dipermudah
dalam mencari tau serta menambah daya tarik wisatawan
internasional untuk mengenal terlebih dahulu destinasi pariwisata
negara-negara yang dituju.
c. Sosial Media (e-Marketing Strategy)
Sosial media merupakan sarana mediasi paling mutakhir dalam
mempromosikan berbagai hal di era globalisasi ini. Setiap orang di
zaman modern ini pastinya mengakses sosial media setaip harinya.
Pastinya ATIC dan juga negara-negara anggota ASEAN
memanfaatkan sosial media sebagai sarana informasi dan juga
promosi dalam memperkenalkan kebudayaan dan pariwisata di
negara-negara Asia Tenggara. Sosial media seperti Facebook,
Instagram dan juga Twitter merupakan jenis sosial media yang
marak digunakan oleh masyarakat sekarang ini. Sosial media juga
bentuk upaya branding yang sangat mudah dan juga efektif
dikarenakan dalam mempromosikan berbagai kebudayaan dan
pariwisata di tiap negara pastinya tidak hanya melalui akun resmi,
akan tetapi tiap-tiap individu pada masing-masing negara juga dapat
menjadi promotor bagi kebudayaan dan pariwisata di negara mereka
masing-masing. Salah satu akun media sosial resmi milik ASEAN
atau ATIC, serta milik negara-negara anggota yaitu, akun ASEAN,
Wonderful Indonesia, Amazing Thailand, Visit Singapore, dan
sebagainya. Semua nama akun tersebut dapat diakses di setiap
platform-platform sosial media yang ada.7

2.2 Bidang Penelitian

7
Agung S. Budi. 2016, “Peran ASEAN Tourism Forum dalam Menigkatkan Kunjungan Wisatawan Asing
Indonesia (2009-2013)”, JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Universitas Riau, p. 8-9.

14
Lalu program kegiatan selanjutanya dari ATIC (ASEAN Tourism
Information Centre) adalah di bidang penelitian. Terdapat berbagai bentuk dan juga
beragam corak kebudayan dan juga pariwisata di tiap-tiap negara anggota ASEAN.
terdapat pula potesi-potensi serta dampak-dampak besar yang memiliki perbedaan
pada masing-masingnya. Sehingga perlu adanya sebuah penelitian atau riset dalam
melaksanakan kegiatan dari ATIC tersebut guna menampung, mengolah, serta
menganalisis atau meriset data-data pariwisata di tiap-tiap negara anggota ASEAN.
peneilitan dari ATIC tersebut bertujuan untuk menganalisis perkembangan kerja
sama dari sektor pariwisaata yang dimiliki negara-negara ASEAN. Bagaiamana
ATIC tersebut dapat meneliti atau menganalisis pastinya dibantu oleh masing-
masing negara anggota ASEAN dimana tanpa adanya koneksi melalui perwakilan
dari setiap negara untuk ASEAN maka riset atau penelitian tersebut tidak akan
berjalan. Dampak dari adanya penelitian yang dijalankan oleh ATIC adalah untuk
mengetahui perkembangan daerah pariwisata di setiap negara, aktivitas wisatawan
atau turis dari manca negara yang berkunjung ke negara-negara ASEAN,
bagaiamana negara-negara anggota ASEAN mengelola daerah pariwisata serta
kebudayaanya baik dalam sektor perindustrian, pengenalan kebudayaan dan
pariwisata, infrastruktur pengelolaan pariwisata, dan sebagainya serta bagaiamana
dampak yang diberikan dari sektor pariwisita terhadap perekonomian dari suatu
negara. Selain itu, tujuan selanjutnya dari adanya penelitian dari ATIC di tiap-tiap
negara ASEAN yaitu sebagai upaya perkembangan di sektor pariwisata dan
kebudayaan yang berfungsi sebagai promosi sekaligus perkenalan guna bersaing
secara sehat diantara negara-negara ASEAN di setiap tahunnya.8

2.3 Bidang Pengembangan


Lalu terdapat pula program kegiatan di bidang pengembangan pariwisata
oleh ATIC. Upaya pengembangan yang dilakukan adalah berdasarkan hasil
penelitian dan juga riset di tiap-tiap negara anggota ASEAN yang ditunjukan
dengan adanya peningkatan pariwisita pada negara-negara tersebut. Pengembangan
tersebut sangat mempengaruhi kebijakan,produk, dan proyek dari pariwisata dan
kebudayaan dalam pemasaran dan juga standar internasional. ATIC dengan
program ATSP (ASEAN Tourism Strategic Plan) melihat perngembangan dari
berbagai sektor yang diharpakan mampu untuk mengembangkan serta
meningkatkan nilai tawar atau jual dari pariwisata di tiap-tiap negara ASEAN guna
kontribusi dalam pemasukan atau devisa untuk tiap-tiap negara tersebut. Salah satu
bentuk pengembangan atau peningkatan dari startegi-strategi ATIC adalah sebagai
berikut.

1. Pengembangan produk-produk di tiap negara dengan pemasaaran


kreatif dan investasi negara

8
Haiyyu D. Moenir. 2017 “Implementasi ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 dalam Kebijakan
Pariwisata Indonesia di masa Pemerintahan Jokowi”, Andalas Journal of International Studies Vol. 6 No. 1
Universitas Andalas, p. 63-64. https://core.ac.uk/download/pdf/229506518.pdf

15
Pengembangan produk-produk berupa pariwisata dan kebudayaan
dengan pemasaran yang kreatif pastinya akan menarik daya minat
para investor-investor asing ataupun dalam negeri untuk
menginvestasikan yang merupakan upaya pengembangan di sektor
pariwisata dan kebudayaan
2. Pengembangan serta peningkatan kualitas pelayanan sumber daya
manusia di tiap-tiap negara anggtoa ASEAN
Tiap-tiap negara mempunyai pernanan masing-masing dalam
mengembangkan setiap warganya guna mengikuti alur
perkembangan industri pariwisata dan kebudayaan dari negara
tersebut. Standarisasi sumber daya manusia yang bersertifikasi dan
professional, serta berwawasan terhadap pengetahuan daan
keterampilan kebudayaan pastinya diinginkan oleh tiap-tiap negara
guna membantu negara dalam mengembangkan sektor
pariwisatanya.
3. Pengembangan fasilitas pelayanan serta konektivitas antar negara-
negara ASEAN
Memiliki faslitas dan infrastruktur dalam menunjang sektor
pariwisata di tiap negara-negara ASEAN merupakan sebuah
standarisasi yang pastinya diterapkan guna membantu para wisatwan
atau turis manca negara. Hubungan yang baik dan stabil di antara
negara-negara ASEAN pastinya akan mempermudah terjadinya
hubungan timbal balik di dalam bidang fasilitas dan infastruktur
pendukung. Sebagai contoh adalah negara Malaysia dan Singapura
yang saling berdekatan. Pastinya untuk mempermudah akses untuk
masuk diantara negara tersebut dibuat sebuah fasilitas jembatan,
sehingga wisatawan hanya perlu menyebrang menggunakan
transportasi umum seperti bis. 9

Sejak adanya ATIC dengan program kerja nya di bidang pemasaran, penelitian,
serta pengembangan di setiap negara-negara ASEAN mengalami perkembangan pesat
dalam mempromosikan pariwisata dan kebuadayaan mereka di tiap-tiap tahunnya.
Sehingga banyak negara-negara ASEAN berkompetisi dalam memperkenalkan daerah
wisata dan kebudayaan negara-neagra Asia Tenggara kepada para wisatawan-wisatawan
Internasional.

1.3 Hubungan Masyarakat dan Pengembangan Pariwisata


Hubungan Masyarakat (Humas) atau dalam bahasa inggrisnya yaitu Public
Relation adalah merupakan fungsi komunikasi dan manajemen yang menilai sikap publik,
mengidentifikasikan atau men ganalisis seseorang atau organisasi untuk kepentingan

9
Haiyyu D. Moenir. 2017 “Implementasi ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 dalam Kebijakan
Pariwisata Indonesia di masa Pemerintahan Jokowi”, Andalas Journal of International Studies Vol. 6 No. 1
Universitas Andalas, p. 65-70

16
publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiaatan untuk mendapatakan
perhatian publik.
Menurut Frank Jefkins terdapat begitu banyak definisi dari humas itu sendiri.
Namun jefkin memerikan batasan humas yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan
komunikasi yang sudah di rencanakan, anatara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pengertian satu sama
lain. Menurutnya, humas pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut yang diharapkan
akan muncul suatu dampak yaknis sebuah perubahan yang positif.
Di Inggris, Chartered Institute Of Public Relation (CIPR) dalam Keith Butterick
mendefinisikan Humas dengan dimensi baru yang berbeda. Humas menurut pendapatnya
adalah tentang reputasi hasil dari apa yang individu atau anda lakukan, katakan, dan apa
yang orang lain katakana tentang anda atau individu tersebut. Praktik humas adalah sebuah
disiplin ilmu yang memiliki tujuan menjaga reputasi dengan tujuan untuk mendapatakan
pemahaman dan dukungan, serta mempengaruhi opini dan perilaku. Kegiatan Humas ini
merupakan sebuha usaha yang terencana dan berkesinambungan untuk membangun dan
mempertahankan niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan publik.
Lalu salah satu definisi Humas menurut Sukatendel Ardianto, Humas adalah
metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar
menghormati kepentingan bersama.
Apabila disimpulkan maka hubungan masyarakat (Humas) merupakan sebuah
bagian dair manajemen, yang dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan, melalui
serangkaian program atau kegiatan yang direncanakan serta dimplementasikan kepada
publik di dalam ataupun diluar organisasi atau perusahaan, untuk menciptakan sebuah citra
yang baik, dan hubungan timbal balik dengan publik yang saling menguntungkan. 10
Peranan humas di era persaingan pasar bebas ini sudah menjadi sebuah standarisasi
atau menjadi sebuah syarat mutlah bagi setiap lembaga, perusahaan, institusi, ataupun
organisasi yang sudah menggunakan konsep manajemen yang modern. Karena manfaat
adanya humas di dalam sebuah lembaga atau organisasi memberikan sebuah
perkembangan ditengah-tengah publik karena humas selalu berhubungan dengan berbagai
pihak. Tanpa adanya humas, lembaga atau organisasi akan kesusahan dalam
meperkenalkan visi dan misi dari lembaga atau organisasi, serta tanpa adanya humas,
lembaga atau organisasi akan kesusahan dalam menjangkau publik dikarenakan tujuan dari
humas itu sendiri adalah sebagai penghubung bagi lembaga perusahaan atau organisasi
dengan publik sehingga adanya saling pengertian saatu sama lain.
Peranan dari humas selain sebagai penguhubung terdapat berbagai macam peranan
dari humas tersendiri menurut Rosady Ruslan yaitu :
1. Sebagai sarana penghubung atau communicator antara lembaga dan organisasi,
humas sendiri memiliki peran sebagai komunikator antara lembaga atau organsisasi
dengan publik dimana selain memperkenalkan, atau menyebarkan berita lembaga
10
Christian S. Tendean. 2013, “Peranan Humas dalam Pencitraan Universitas Sam Ratulangi Manado”,
Jurnal Vol. 2 No. 4 Universitas Sam Ratulangi, p. 3-4. https://media.neliti.com/media/publications/90889-ID-
peranan-humas-dalam-pencitraan-universit.pdf

17
perusahaan, dilain sisi humas juga secara langsug menciptakan opini publik
tergantung penyampaian humas tersebut.
2. Membina hubungan yang baik atau relationship, membina hubungan yang baik dan
positif, serta saling menguntungkan dengan publik. Peran humas sebagai mediator
yang khususnya dalam menciptakan keprceyaan antara publik dengan lembaga
perusahaan atau organisasi.
3. Sebagai pendukung dalam fungsi manajemen, artinya humas memiliki fungsi
sebagai back up management karena humas sangat dekat dengan fungsi manajemen
dalam aktivitas operasionalnya yang dikenal dengan proses hubungan masyarakat
yaitu, penemuan fakta, perencanaan, pengkomunikasian, dan pengevaluasian.
4. Menciptakan sebuah citra lembaga atau organisasi, artinya humas menciptakan
sebuah corporate image atau citra perusahaan tergantung bagaimana humas
membentuk opini publik terhadap perusahaan atau organisasi tersebut.

Humas juga memiliki tujuan di tengah masyrakatnya. Tujuan dari humas menurut Frida
Kusumastuti yaitu :
1. Terperihanya saling pengertian
Yaitu meyakinkan publik dengan lembaga atau organisasi untuk saling mengenal.
Segala bentuk visi dan misi yang dapat dimengerti dantara kedua belah pihak yang
menjadi tujuan dari humas tersebut.
2. Menjaga dan membentuk sebuah kepercayaan
Humas harus mampu memberikan komunikasi yang persuasif untuk mengiring
opini publik dalam mempercayai lembaga atau organisasi. Tergantung bagaimana
cara humas mennyampaikannya yang dapat membuat sebuah kepercayaan pada
opini publik.
3. Memelihara dan mencipatakan kerja sama
Humas sebagai wakil dari lembaga atau organisasi harus senantiasa terbuka
terhadap pers atau media dalam menyampaikan atau mendapat informasi sehingga
terciptanya sebuah kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah
pihak.

Tentunya dengan hubungan masyarakat sangat diperlukan dalam usaha


meperkenalkan industri pariwisata dan kebudayaan di setiap objek-objek wisata di tiap-tiap
negara yang dianggap memiliki sebuah potensi untuk menciptakan ciri khas serta daya
tarik tersendiri yang akan dijual kepada dunia. Dalam memperkenalkan sebuah pariwisata
dan kebudayaan yang dimiliki negara pastinya perlu humas yang berkualitas dan juga
berpengalaman serta berwawasan terhadap negaranya sendiri. Sehingga dalam usahanya
humas harus didapt melalui sertifikasi guna mejadikan humas sebagai promotor di tengah-
tengah masyrakat.
Pengembangan pariwisata merupakan hal yang wajib di lakukan baik dalam dalam
negri ataupun luar negri. Pengembangan sektor pariwisata berfungsi sebagai upaya dalam
mewujudkan, memperbaiki, meningkatkan baik secara langsung ataupun tidak langsung
sumber daya pariwisata agar lebih menarik dan lebih baik di banding sebelumnya.

18
Sehingga upaya pengembangan tersebut dapat meningkatkan atau menambahkan minat
wisatawan ataupun memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar di sektor pariwisata.
Terdapat berbagai aspek yang dikembangkan di sektor pariwisata. Salah satunya adalah
yaitu, melalui perbaikan atau peningkatan sarana dan prasarana dalam mendukung daerah
objek wisata agar mampu bersaing dengan yang lainnya, pembenahan-pembenahan objek
wisata untuk mempercantik atau meperindah, meningkatkan promosi pada pariwisata
menggunakan berbagai media promosi, peningkatan sumber daya manusia yang dapat
dilakukan melalui pemberian wawasan atau pengetahuan mengenai pariwisata didaerah
tertentu. 11
Humas juga tentunya sangat berpengaruh dalam pengembangan di sektor
pariwisata. Dapat dilihat dari fungsi nya untuk dalam negeri dan luar negeri. Contoh dalam
negri humas berfungsi sebagai sarana penghubung diantara lembaga atau organisasi
dengan masyrakat dengan cara memberikan wawasan mengenai daerah pariwisata tersbut
guna mewujudkan misi dari lembaga atau organisasi tertentu untuk pengembangan sumber
daya manusia di daerah tersebut, lalu luar negeri, humas berfungsi sebagai sarana
penghubung antara daerah pariwisata dengan wisatwan atau turis manca negara. Sehingga
humas juga menjadi aspek terpenting dalam pengembang sebuah pariwisata baik itu dalam
negeri maupun luar negeri.

1.4 Komunikasi Dan Seni Budaya


Sebelum membahas lebih dalam mengenai hubunga antara komunikasi dan budaya,
ada baiknya kita mengetahui definisi dari keduanya. Komunikasi adalah suatu proses
dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang
lain. Komunikasi juga dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks dan mencakup pengetahuan,
keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.
Komunikasi dan budaya adalah dua hal yang mempunyai hubungan timbal balik.
Komunikasi mempengaruhi budaya dan begitu juga sebaliknya, budaya mempengaruhi
komunkasi. Hubungan timbal balik yang dimiliki oleh kedua hal tersbebut penting untuk
dipahami karena dengan budayalah orang-orang dapat belajar bagaimana cara
berkomunikasi. Kemiripan budaya dalam persepsi akan memungkinkan pemberian makna
yang cenderung mirip pula jika ditinjua dari suatu realitas sosial atau peristiwa tertentu.
Sebagaimana kita memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda maka hal itu dapat
dengan sendirinya mempengaruhi cara dan praktek berkomunikasi kita.
Dalam sebuah kebudayaan terkandung sebuah makna yang ingin disampaikan
kepada masyarakat yaitu dimana sebuah kebudayaan pasti menggambarkan identitas atau
ciri khas dari sebuah tempat atau pemilik kebudayaan tersebut. Peran komunikasi sangat
dibutuhkan agar terjaganya kelestarian dan untuk memperkenalkan sebuah kebudayaan
tertentu ke ranah yang lebih luas. Banyaknya kebudayaan yang tidak dikenal atau bahkan
11
Febrianti D. Cahya, Mardiyono, Stefanus P. Rengu, “Strategi Pengembangan Pariwisata Oleh Pemerintah
Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah”, Jurnal Administrasi Publik Vol. 2 No. 2, p. 328-330.
https://media.neliti.com/media/publications/77667-ID-strategi-pengembangan-pariwisata-oleh-pe.pdf

19
tidak diketahui keberadaannya oleh masyarakat luas dikarenakan kurangnya pengenalan
dengan komunikasi terhadap daerah luar, yang menyebabkan sebuah kebudayaan tidak
dikenal. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap eksistensi dari budaya tersebut,
menyebabkan hilangnya kebudayaan tersebut karena tergerus oleh kebudayaan-
kebudayaan yang baru yang tentunya lebih komunikatif dan mudah dipahami. Jadi,
hubungan antara komunikasi dan kebudayaan sangat relevan atau berkaitan erat, di dalam
sebuah kebudayaan terkandung sebuah makna yang ingin disampaikan, dan komunikasi itu
sendiri membantu mengenalkan kebudayaan itu ke ranah yang lebih luas untuk dikenal
masyarakat luas.12
Upaya yang dapat kita lakukan dalam rangka mengembangkan budaya melalui
komunikasi internasional menjadi kewajiban semua pihak yang memikul tanggung jawab
yaitu untuk menjaga kebudayaan nusantara. Mengembangkan budaya menjadi lebih unggul
adalah pekerjaan yang nyata dan hasilnya dapat dilihat dan diakui keberadaannya oleh
masyarakat internasional. Tanpa adanya upaya untuk melakukan suatu komunikasi
internasional yang dikelola dengan baik, maka dapat dipastikan kebudayaan Indonesia
akan kehilangan eksistensinya dalam lalu lintas informasi kebudayaan bangsa-bangsa di
dunia yang sedang gencar-gencarnya disuarakan. Usaha dan upaya untuk mempertahankan
kebudayaa sebagai wujud dari warisan banngsa yang berharga, dibutuhkannya kerja keras
yang terintegrasi dalam pola komunikasi yang menunjukkan kepeduliannya untuk menjaga
harta yang tak ternilai harganya. Tindakan atau aksi yang dapat kita berikan untuk menjaga
kebudayaan, bukan sebatas membangun kesadaran masyarakat Indonesia agar peduli
terhadap budaya bangsanya sendiri, tetapi juga tindakan atau aksi tersebut diarahkan
kepada masyarakat internasional di seluruh penjara dunia.
Tujuannya tentu jelas, yaitu agar masyarakat internasional, yang diikat oleh
komnikasi global tanpa batas geografis dan kultural aau budaya, mengakui kekayaan
budaya bangsa Indonesia. Sebab, dalam jaringan komunikasi tanpa batas, masyarakat
dunia bukan mustahil tidak mengerti bahwa salah satu produk budaya yang mereka tahu
dan kenal bukan berasal dari Indonesia, tetapi dari negara lain yang lebh agresif dalam
memberikan suara untuk memenuhi kebutuhan perlindungan terhadap kebudayaan
negaranya.
Kebudayaan merupakan hasil cipta dan karya manusia sebagai jati diri bangsa, yang
mempresentasikan karakter dan nilai-nilai dalam masyarakat. Oleh sebab itu, kekuatan
nilai budaya identik dengan kreatfitas, ketahanan, dan semanga masyrakat dalam suatu
negara. Dalam lingkup globalisasi, kebudayaan dan produk hasil budaya, dapat menjadi
andalan untuk menarik investasi dari para investor dan kunjungan wisata dari para
wisatawan. Bahkan kebudayaan dapat difungsikan sebagai alat untuk menyelenggarakan
kompetisi yang mampu memperebutkan pengaruh dalam penyelenggaraan ceremony
ataupun perhelatan internasional. Bisa juga dikatakan atau dengan kata lain, kebudayaan

12
Wulandary, Putry. 2016. “Hubungan Antara Komunikasi Dan Kebudayaan” p. 1.
https://www.kompasiana.com/putri312/5711ec27b292731805c879db/hubungan-
antara-komunikasi-dan-kebudayaan.

20
dapat menarik perhatian masyarakat yaitu para investor dan wisatawan untuk ikut andil
dalam penyelenggaraan even dunia.
Jadi pada hakikatnya, kebudayaan dapat mengundang atau endatangkan manfaat
yang mampu mendorong dan mewujudkan tercapainya kesejahteraan rakyat. Walaupun
demikian, bukan berarti kebudayaan dikomersialisasikan (dijadikan dagangan) demi
meraih materi semata, akan tetapi bagaimana kebudayaan dan produk-produk budaya akan
menjadi daya tarik bagi masyarakat dunia tanpa merusak eksistesi budaya beserta nilai-
nilai positif yang melekat pada kebudayaan tersebut. Namun yang menjadi persoalan saat
ini yaitu, tidak mudah membangun kesadaran untuk peduli terhadap kebudayaan bangsa
Indonesia, dan yang lebih parahnya, kesulitan ini bukan hanya melekat pada masyarakat
kebanyakan, akan tetapi juga melekat pada para pemegang otoritas yang bertanggungjawab
terhadap terpeliharanya kebudayaan dan produk-produk budaya sebagai warisan bangsa
Indonesia yang bernilai tinggi.
Munculnya berbagai klaim dan kritik budaya dan hasil produk budaya Indonesia oleh
Malaysia, bukan semata-mata menjadi kesalahan rakyat yang tidak peduli terhadap
pelembagaan budaya asli Indonesia, tetapi juga ketidaksiapan pemerintah dalam
melakukan dan menghadapi komunikasi internasional yang menguasai masyarakat global.
Upaya dan usaha pemeliharaan kebudayaan masih bersifat angina-anginan dan parsial dan
bersifat reaktif tanpa merujuk kepada strategi komunikasi yang dapat memberikan
kesadaran terhadap rakyat tentang perlu dan pentingnya menjaga warisan budaya bangsa.
Bantahan dan ajakan kepada masyarakat untuk menolak klaim sepihak dari negara
tetangga (Malaysia), justru lebih banyak terperangkap dan terjebak untuk mencari
dukungan rakyat Indonesia dibandingkan mencari dukungan masyarakat internaisonal. Di
sisi lain, terpuruknya aneka kesenian tradisional dan merananya hasil produk yang tidak
jelas, pastinya menunjukkan ketidakpedulian negara terhadap warisan kebudayaan nasional
yang sangat bernilai dan tentu tak ternilai harganya bagi ketahanan sosial-kultural bangsa.
Indonesia, institusi yang menangani komplesitas dan dinamika kebudayaan pada era
teknologi komunikasi, masih terjebak dan terperangkap dalam sistem kerja birokrasi yang
berjenjang dan meningkat dengan mengandalkan komunikasi linier yang tidak mengakar di
masyarakat sebagai subjek dan objek dari kebudayaan itu sendiri. Jadi secara substantive,
pemeliharaan dan kebudayaan dan produk hasil budaya bangsa Indonesia, harus berpijak
kepada pola komunikasi yang mengorganisasikan pesan dan saran dengan melakukan
penyuluhan kepada masyarakat Indonesia agar mau peduli dan menghargai budaya
bangsanya senidri. Sedangkan pesan bagi khalayak global, difokuskan untuk memberikan
informasi faktual tentang budaya bnagsa Indonesia, yang dirawat dan dipelihara dengan
baik dan memperoleh perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah.13

13
Sutanto, Eko Harry. 2013.” Komunikasi Internasional Dalam Pelembagaan Budaya
Indonesia, no. dalam Identitas Indonesia Dalam Televisi, Film, dan Musik, ed. Dwi
Sad Tanti (Bali: Prosiding Serial Call): p. 101.
https://www.researchgate.net/profile/Eko-Susanto-
7/publication/303232148_Komunikasi_Internasional_Dalam_Pelembagaan_Budaya_

21
Sudah menjadi rahasia umum jika masyarakat di dunia mengenal media sosial dan
media online untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaannya, sedangkan
komunikasi tatap muka juga penting digunakan untuk lebih memberikan keramahan
terhadap para wisatawan, karena selain dilihat dari bagusnya komunikasi yang tercipta ini
juga dapat membangkitkan dan menjalin hubungan sosial yang baik dan sejatera antara
masyarak dan para wisatawan, apalagi masyarakat Indonesia yang terkenal memiliki
karakteristik kebudayaan yang kuat, ramah serta murah senyum. Dengan perpaduan
karakterisitik tersebut menjadikan kebudayan serta komunikasi diharapkan para wisatawan
merasa betah di daerah yang mereka kunjungi.
Dalam menunjang pariwisata di Indonesia, masyarakat di Indonesia yang tradisional
atau pun masyarakat desa sudah sewajarnya menggunakan komunikasi efektif untuk
meningkatkan mutu daerahnya. Dengan menambah ilmu komunikasi pada masyarakat,
khusunya bagi para kalangan remaja atau generasi muda yang ada, dapat dipastikan dunia
pariwisata akan meningkat. Seperti yang kita ketahui, generasi muda memliki jiwa dan
semangat yang kuat dan membara, intelektual para generasi muda yang semakin maju
seiring perkembangan jaman, dan keaktifan generasi muda dalam mengikuti
perkembangan jaman dengan menjadikan media sosial sebagai makanan sehari-hari
mereka. Generasi muda yang mempunyai bahasa pergaulan yang dapat menjadikan
pandangan mereka lebih ke depan, lebih maju, dan juga dapat meningkatkan daya promosi
menjadi semakin meningkat dengan menggunakan karakter atau daya tarik daerahnya.
Mengakui keberhasilan beberapa daerah di Indonesia bukanlah hal yang buruk, ini
dikarenakan kesenian dan kebudayaan yang ada pada mereka digunakan atau dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Untuk memajukan dan
meningkatkan pariwisata, sudah pasti dibutuhkan atau diprioritaskan komunikasi yang baik
di semua kalangan terutama komunikasi seniman dalam karyanya serta komunikasi
pemerintah dengan masyarakat dan dengan masyarakat luar, dikarenakan komunikasi
merupakan landasan untuk lancarnya kinerja mereka termasuk didalamnya komunikasi
media sosial khususnya mempromosikan pariwisata dan kebudayaannya. Jika salah satu
komunikasi tidak berjalan atau tidak efektif maka akan dapat dipastikan terhambat. Selain
itu, diharapkan para seniman, budayawan, pekerja seni serta masyarakat harus mempunyai
inovasi atau ide-ide baru untuk mewujudkan kekreatifan mereka demi terwujudnya
kemajuan dalam bidang seni dan kebudayaan di daerahnya, lebih inovatif lagi dalam
berfikir agar dapat mendatangkan wisatawan guna meningkatkan kentungan bagi diri
sendiri, kelompok, dan daerahnya.
Komunikasi dan kebudayaan sudah pasti dapat dikuasai oleh semua orang, akan
tetapi seni dalam melakukan komunikasi harus menjadi skill tersendiri bagi orang-orang
yang bekerja dibidang promosi agar menjadi efektif dan tepat sasaran, dan ini tentu tidak
mudah untuk dipraktekkan. Seni dalam berkomunikasi itu mereka gunakan agar orang-
orang yang menjadi lawan bicaranya dapat mematuhinya, agar orang mengikuti
keinginannya atau memunculkan niat orang-orang untuk datang ke daerahnya.14

14
A. Yaman, Mohamad. 2020. Seni Dan Budaya Meningkatkan Pariwisata, p. 1.
https://www.kompasiana.com/agusyaman/5fb5d879d541df2e66150193/masyarakat-
kita-kaya-seni-dan-budaya.
22
Seni menjadi media komunikasi dengan berbagai bentuk dan pendekatan yang lain.
Seseorang biasanya menyampaikan pesan yang dimaksud dengan cara unik tertentu
sehingga makna yang ada dalam karyanya tersebut bisa diterima kepada rekan bicaranya
atau penerima informasi dengan baik. Terkadang juga ada beberapa karya yang
membutuhkan analisis tertentu untuk dapat dipahami, namun setidaknya dari situ kita dapat
mengetahui bahwa seni memang bisa digunakan sebagai sarana dalam melakukan
komunikasi. Berikut beberapa poin mengenai fungsi seni sebagai sarana komunikasi:
1. Menyampaikan ide atau gagasan
Ide atau gagasan terhadap suatu fenomena biasanya dilakukan melalui berbagai
macam karya. Seseorang membuat karya yang memunculkan ide tertentu yang ia
miliki. Ini bisa diterapkan atau dituang ke dalam berbagai macam bentuk seperti
misalnya tarian atau lukisan. Pada dasarnya, ide baru tersebut kemudian bisa
menjadi inspirasi bagi orang-orang.
2. Menyampaikan kritik
Kritik bisa disampaikan kepada orang lain dengan berbagai macam cara.
Contohnya lagu yang mungkin pernah kita dengar yang acap kali “menyentil”
pemerintah dengan berbagai macam kebijakan yang ada. Lagu yang diyanyikan
tersebut semacam menjadi kritik yang ditujukan untuk pemerintah atau pihak
yang lain. Jadi, karya seni bisa menjadi wadah seseorang untuk menyampaikan
aspirasi.

3. Memberikan pesan ajakan


Pesan ajakan atau suatu hal yang sifatnya moral juga bisa dilakukan dengan
menggunakan karya seni. Ada bnayak pesan yang bisa dilihat ketika ada
pertunjukan atau pagelaran mengenai drama. Semuanya tentu memiliki makna
atau pesan tertentu yang nantinya bisa diambil oleh penonton. Gaya penyampaian
pesan atau ajakan ini tentu bisa sangat bermanfaat bagi setiap orang.

4. Menarik orang untuk mengikuti pesan tertentu


Sebenarnya ini masuk ke dalam fungsi persuasif komunikasi. Misalnya karya
berupa poster, pamflet, video iklan layanan masyarakat, dan lain sebagainya. Itu
semua adalah karya dari seni yang digunakan sebagai media komunikasi massa.

5. Mengirimkan informasi baru


Ini adalah tentang bagaimana sebuah seni bisa mengirimkana informasi baru.
Informasi-informasi baru tersebut bisa disajikan dengan karya yang indah
sehingga orang-orang menjadi tertarik untuk menyerap informasi tersebut.
Kreatifitas menjadi dasar yang penting yang ada dalam seni untuk
mewujudkannya.15

15
Barzam. 2018. P. 1, 5 Fungsi Seni Sebagai Sarana Komunikasi, p.1.
https://pakarkomunikasi.com/fungsi-seni-sebagai-sarana-komunikasi.
23
1.5 Komunikasi & Pariwisata
Salah satu sektor strategis di Indonesia adalah industry pariwisata. Pariwisata
menjadi industry terkuat dan terbesar di era globalisasi saat ini serta akan menjadi
penyongsong utama ekonomi dunia. Indonesia salah satu negara yang menjadi
tujuan wisatawan dunia, hal tersebut disebabkan oleh potensi pariwisata Indonesia
yang besar seperti keanekaragaman budaya, kekayaan alamnya, bahasa yang begitu
banyak, dan tentunya dengan kondisi pemerintahan yang cukup stabil. Namun yang
menjadi sorotan utama bagi para wisatawan adalah kondisi alam dan budaya-
budaya yang ada di Indonesia, karena hal tersebut merupakan komponen mutlak
dalam pariwisata.16 Dengan potensi keunikan budaya dan tradisi masyarakat Indonesia
lah yang menjadikan alasan para wisatawan datang ke Indonesia objek wisata, budaya,
serta kuliner dari setiap daerah yang memiliki nilai cita rasa tinggi. Indonesia juga
memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pariwisata di Indonesia. Kekayaan inilah
yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pantas menjadi tujuan wisata
oleh masyarakat internasional.17 Seluruh kekayaan pariwisata yang ada di Indonesia
diketahui oleh masyarakat internasional tentunya diawali dengan komunikasi
pariwisata. Komunikasi dalam bidang pariwisata dibutuhkan dalam pengembangan,
dan peningkatan.18
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai suatu hubungan atau kegiatan yang
bertautan dengan masalah hubungan atau, diartikan juga sebagai saling tukar-menukar
pandangan. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai hubungan kontak antar manusia baik
individu maupun kelompok (Widjaja, 2000:13).
Adapun beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa ahli sebagai berikut:19
1) Edward Depari

16
Hidayat, Ikhsan. 2017. “No Title.” Hubungan Kerjasama Pariwisata Indonesia-
Korea Selatan vol 4 no 2: 15.
17
Hidayat, Ikhsan. 2017. “No Title.” Hubungan Kerjasama Pariwisata Indonesia-
Korea Selatan vol 4 no 2: 15.
18
Windra, Aini dan Hijrah. 2020. “No TiAini, Windra, Hijrah Hijrah, and Suardi
Suardi. ‘.’ No. 2 (December 28, 2020): 1.” STRATEGI KOMUNIKASI
PRAMUWISATA DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATA KOTA MAKASSAR,
no. Jurnal Pariwisata Pesona: no.2. https://doi.org/10.26905/jpp.v5i1.4664.

19
Fikri. 2020. KINESIK, No. 2 (September 2020): 112–23.” GAYA KOMUNIKASI
KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA
PEMBANGUNAN DESA KETONG KEC. BALAESANG TANJUNG KAB.
DONGGALA, no. KINESIK: no.2. https://doi.org/10.22487/ejk.v7i2.116.
24
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan
2) James A.F Stoner
Komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha memberikan pengertian
dengan cara pemindahan pesan.
3) Jhon R.Schemerhom
Komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan
menerima symbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka
4) William F.Glueck
Komunikasi dapat dibagi dalam dua bagian utama :
a. Interpersonal communications
Proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang
atau lebih di dalam kelompok kecil manusia
b. Organization Communications
Di mana pembicaraan secara sistematis memberikan informasi dan
memindahkan pengertian kepada orang banyak di dalam organisasi dan
kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga yang berhubungan.
Dari beberapa pengertian komunikasi yaitu di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses tukar-menukar infromasi atau pemindahan pesan
antara dua orang atau lebih dengan menggunakan symbol-simbol.20
2. Definisi Pariwisata
Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintahan, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengurus, mengatur, dan melayani kebutuhan para wisatawan
nasional maupun internasional (Hari Karyono, 1997:15). Pariwisata dapat diartikan
juga sebagai rangkaian kegiatan yang dikerjakan oleh manusia baik yang dilakukan
secara perorangan maupun kelompok di dalam kawasan negara sendiri maupun
negara lain.
Menurut UU Nomor 9 tahun 1990 pada bab 1 pasal 1, dijelaskan bahwa
kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata. Maknanya seluruh kegiatan dan urusan yang berkaitan dengan pengaturan,
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dikerjakan oleh pemerintah,
masyarakat, maupun pihak swasta itu disebut kepariwisataan.
Definisi lain tentang pariwisata adalah keberangkatan orang-orang dalam waktu
yang sementara atau jangka waktu yang pendek menuju tempat-tempat tujuan yang berada
di luar tempat tinggal dan bekerja setiap harinya.
Dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah sebuah aktivitas yang bersifat
fana yang di lakukan oleh perorangan ataupun kelompok untuk bersenang-senang
dan menikmati perjalanan serta memenuhi keinginan yang beraneka ragam untuk

20
Fikri. 2020. KINESIK, No. 2 (September 2020): 112–23.” GAYA KOMUNIKASI
KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA
PEMBANGUNAN DESA KETONG KEC. BALAESANG TANJUNG KAB.
DONGGALA, no. KINESIK: no.2. https://doi.org/10.22487/ejk.v7i2.116.
25
memanjakan diri dalam waktu yang singkat ke tempat-tempat di luar tempat tinggal
dan tempat bekerja sehari-harinya serta aktivitas-aktivitas mereka.
Komunikasi dengan pariwisata tentunya memiliki hibungan yang sangat erat
karna dengan komunikasi atau mengkomunikasikan suatu pariwisata dengan baik
makan akan membuat destinasi wisata tersebut di minati untuk dikunjungi oleh para
wisatawan nasional maupun internasional. Komunikasi pariwisata ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara baik offline maupun online. Tetapi di era ini
promosi suatu barang atau tempat lebih banyak menggunakan media online, seperti
medsos (media social). Karena media social dianggap lebih efektif dan luas
jangkauannya, dan dapat dilihat oleh masyarakat internasional. Komunikasi telah
menjadi jembatan bagi daerah-daerah kawasan pariwisata dan juga pemerintah
dalam kegiatan peningkatan dan juga pembangunan infrastruktur serta membantu
negara dalam mempublikasikan daerah dan juga budaya nya dalam zona
internasional.
a) Komuniasi Online Pariwisata
Di dalam komunikasi pariwisata, media online tidak hanya digunakan sebagai media
pemasaran, tetapi juga dapat digunakan dalam berbagai kepentingan di dalm dunia
pariwisata. Terdapat 5 kemampuan media online saat ini, yaitu kemampuan menyimpan
informasi, kemampuan mengolah informasi, kemampuan menyebarkan informasi,
kemampuan mengeluarkan infromasi, dan kemampuan mengkontruksi citra dari informasi
tersbut. Jadi dari 5 kemampuan media online ini dapat digunakan dan dimanfaatkan penuh
dalam komunikasi pariwisata.
b) Komunikasi pariwisata melalui Digital Diplomacy (Upaya
Internasionalisasi Pariwisata Daerah)
E-diplomasi (dikenal juga dengan diplomasi digital) ialah penggunaan teknologi
komunikasi dan informasi yang bertujuan dalam mencapai tujuan kebijakan luar negeri.
Layanan web dan medsos pada era ini merupakan penyokong utama dalam komunikasi dan
kegiatan politik secara partisipatif untuk individu maupun Negara dimana para diplomat
mengadaptasi teknologi komunikasi digital untuk memperkuat kekuatan jaringan. 21 Selain
itu penggunaan medsos (media social) juga menjadi instrument pemerintah daerah dalam
mempromosikan dan mempublikasikan daerah-daerah pariwisata dengan menggunakan
Facebook, Twitter, dan Instagram. Media social tersebut digunakan oleh pemerintah
daerah untuk memberikan informasi terkait dengan kepariwisataan kepada para wisatawan
internasional diberbagai belahan dunia. Karena platform social global seperti Facebook
dan Twitter dapat memberikan peluang besar untuk koneksi, dialog dan interaksi antara
pemerintah dan masyarakat internasional.
c) Komunikasi pariwisata berbasis kearifan local
Model komunikasi pariwisata yang berdasarkan kearifan local merupakan suatu
bagian dari implementasi komunikasi pariwisata yang secara mudah mampu memberikan

21
Huda, Nurul, Khodijah Ismail, Dimas Syahputra, and Amalia Pitri. 2021. “. ‘,’ N.d.,
4. Accessed November 14, 2021.” KOMUNIKASI DALAM BIDANG PARIWISATA.

26
nuansa pembaruan kegiatan wisata selama ini yang mengarah pada model “modern” dan
berlandaskan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komunikasi pariwisata
berbasiskan kearifan local ini dilakukan bertujuan untuk memberikan opsi pilihan destinasi
wisata yang akan dikunjungi oleh para petandang.
d) Komunikasi pariwisata melalui aktivitas Destination Branding
Destination branding merupakan suatu strategi pemasaran potensi sebuah
daerah. Dalam perencanaan destination branding di berbagai tempat sedikitnya ada enam
komponen penting pembentuk destination branding atau pembatasan terciptanya destinasi
yang baik dan pariwisata merupakan salah satu komponennya. Komponen penyusun
lainnya antara lain people, governance, export, investment/immigration, culture dan
heritage. Sebuah rancangan destination branding, didasarkan oleh passion dan label yang
menarik dan saling berkaitan dengan berbagai hal yang memudahkan seseorang untuk
menemukan tempat tersebut.22
Destination branding dipercaya dapat merubah cara pandang dan persepsi
seseorang terhadap suatu destinasi wisata atau merubah tujuan termasuk juga
melihat dan membandingkan perbedaan suatu tempat dengan tempat yang lain
untuk dijadikan sebagai tujuan. Merubah image sebuah kawasan ialah bagian dari
destination branding. Merubah images suatu daerah bisa dilakukan dengan berbagai
macam cara, misalnya saja dengan menggunakan media relations seperti advertising,
direct marketing, personal selling, websites, brochures, atau event organizers, film-
makers, destination marketing organizations, serta journalists. Dari kegiatan
tersebut diinginan akan mengkomunikasikan daerah tersebut dengan selektif bagi
para target. Contohnya saja pada tiga puluh tahun yang lalu mungkin kita
memandang sepele produk-produk buatan china, namun sekarang kita memandang
produk china merupakan produk bermutu.23
Destination branding akan mengganti persepsi wisatawan luar dari persepsi
negative menjadi persepsi positif. Untuk itu diperlukan strategi yang bisa
dikembangkan dengan bertujuan menjaga dan melestarikan warisan budaya daerah
tersebut. Dalam destination branding terdapat lima tahapan yang harus dilewati,
 Menurut Morgan and Pritchard lima tahapan tersebut adalah sebagai
berikut:24*

22
“Destination Branding: Rahasia Destinasi Menjadi Pemenang.” n.d. Pemasaran &
Pariwisata. https://www.facebook.com/nurdin.hidayah?ref=bookmarks, October 15,
2019, dan https://pemasaranpariwisata.com/2019/10/15/destination-branding/.
23
“Destination Branding: Rahasia Destinasi Menjadi Pemenang.” n.d. Pemasaran &
Pariwisata. https://www.facebook.com/nurdin.hidayah?ref=bookmarks, October 15,
2019, dan https://pemasaranpariwisata.com/2019/10/15/destination-branding/.

24
Lidya, Cindy, Susie Perbawasari, and Hanny Hafiar. 2017. “DESTINATION
BRANDING KABUPATEN CIAMIS OLEH DINAS PARIWISATA DAN
27
a. Market investigations, analysis and strategic recommendations :
pada tahapan ini ialah melakukan kegiatan riset pemetaan potensi dasar, hal-hal apa
saja yang dapat dikembangkan serta menyusun strategi yang tepat untuk mengambangkan
destinasi wisata tersebut. Hal itu memperlihatkan bahwa fungsi dari kegiatan market
investigation, analysis and strategic recommendation adalah untuk menemukan dan
mengatur strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk memajukan destinasi.
b. Brand identity development
Sesudah penginvestigasian daerah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
mengembangkan identitas daerah. Cirri khas suatu daerah ialah visi-misi daerah itu serta
image yang ingin ditunjukan atas daerah tersebut. Langkah pertama yang dilakukan dalam
pelaksanaan destination branding ialah melakukan riset.
c. Brand launch and introduction
Langkah selanjutnya adalah mempublikasikan brand. Brand launch dapat
dilaksanakan dari berbagai media relations, seperti advertising, direct marketing, personal
selling, website, brochures, atau event organizer; film-makers, destinations marketing
organization(DMOs) serta journalist. Langkah ini merupakan tahapan mengkomunikasikan
brand dari berbagai media yang ada.
d. Brand implementation
Brand merupakan sebuah janji. Semua pihak yang terlibat mulai dari pemerintah,
pihak hotel, travel agensi, serta masyarakat setempat harus berjuang merealisasikan janji
yang telah diucapkan. Sehingga para wisatawan yang berkunjung akan merasa betah dan
mendapat kesan baik dengan daerah yang dituju. Namun kasus yang sering terjadi di
beberapa daerah adalah kurangnya sarana perhotelan atau penginapan yang memadai serta
perilaku penduduk sekitar serta pengusaha-pengusaha local yang kurang ramah dan
pelayanannya. Belum adanya standar tariff jasa di beberapa destinasi wisata yang rentan
menimbulkan kegiatan pungli (pungutan liar) dan tentunya hal tersebut sangat meresahkan
para wisatawan.
e. Monitoring evaluation and review
Tahap terakhir yaitu memantau apakah ada penylewengan, kekurangan dan lain
sebagainya dari apa yang telah dilaksanakan. Hasil dari pemantauan tersebut kemudian
akan dievaluasi dan di-review untuk perbaikan kedepannya.
 Tantangan dan Kendala Destination branding *
Tantangan dan kendala di dalam mengatur destination branding ialah kurangnya
promosi, sdm, fasilitas infrastruktur, transportasi, layanan imigrasi, pemasaran
produkdaeran, tingkah laku penduduk dan pengusaha-pengusaha local serta keterebatasan
anggaran. Misalnya di tahun 2008, total anggara pariwisata Indonesia yaitu Rp 1.08 triliun.
Sasaran promosi dan publikasi wisata dititik beratkan pada 12 utama pariwisata pasar

KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT (DESTINATION BRANDING


CIAMIS REGENCY BY DEPARTMENT OF TOURISM AND CULTURE OF
WEST JAVA.” Jurnal Komunikasi, p.2. https://doi.org/10.21107/ilkom.v11i2.3326.

28
dunia, diantaranya Belanda, Malaysia, Perancis, Jerman, Inggris, Korea, Rusia, Singapura,
Jepang, China, dan Autrralia.
Tantangan lainnya adalah image bahwa negara kita tak jarang dicap “jelek” yang
disebabkan oleh berbagai pemberitaan yang ada. Sehingga membentuk persepsi para
wisatawan menjadi buruk terhadap Indonesia. Baloglu dan McClearly (1999)
mengidentifikasi 3 faktor yang mempengaruhi pencitraan dan image destinasi yaitu
personal faktor, social faktor, dan stimulasi atau eksitasi.
Untuk menangani krisis kepercayaan para wisatawan terhadap suatu daerah beirman
(2003) memaparkan 4 langakah yaitu:25
1. Mengidentifikasi penyebab masalah yang menyebabkan kirisis (identify the
event/problem as either a crisis or a hazard).
2. Pendirian krisis management team: berkerjasama melalui media dan public
relations, travel industry, tour operators, airlanes and hospitality industry,
good staff tourism, local government, dan lain sebagainya.
3. Mempromosikan dan mempublikasikan destinasi wisata selama dan setalah
terjadinya krisis (promote the destination during and after the crisis).
4. Mengawasi pemulihan dan menganalisis penyebab terjadinya krisis
(Monitoring recovery and analyse the crisis experience)
 Manfaat dan Tujuan Destination Branding
Kotler menungkapakan bahwa branding dalam suatu industry pariwisata merupakan
cara mudah bagi para konsumen dalam melakukan identifikasi, membangun persepsi dan
cara pandangan serta values, menetapkan kualitas serta standar yang mudah diolah dan
dikelola, memajukan dan meluaskan permintaan terhadap produk-produk local yang
berdampak secara tidak langsung pada ekonomi masyarakat sekitar dan meningkatkan
rasio ekonomis. Destination branding juga diciptakan dengan membentuk values daerah
tujuan dengan melalui berbagai serangkaian brand image untuk mengidentifikasi asosiasi
yang paling signifikan dan kontak langsung satu sama lain serta mempererat brand itu
sendiri.26
Menurut Kiki Kaplaindou, manfaat-manfaat dari destination branding ialah: 27
1. Branding membuat suatu destinasi dalam benak wisatawan
2. Persepsi dan pandangan wisatawan yang baik dan positif terhadap suatu
destinasi

25
Situmorang, Syafrizal. 2008, October.” DESTINATION BRAND: MEMBANGUN
KEUNGGULAN BERSAING DAERAH, no. WAHANA HIJAU: p.86.
https://www.researchgate.net/publication/315652402_DESTINATION_BRAND_ME
MBANGUN_KEUNGGULAN_BERSAING_DAERAH. .
26
Wahyuni, Aisyah. 2012. “Wahyuni, Aisyah. ‘.’ 123dok, April 27, 2012.” Manfaat
Dan Tujuan Destination Branding Elemen Destination Branding. https://text-
id.123dok.com/document/1y96jjevy-manfaat-dan-tujuan-destination-branding-
elemen-destination-branding.html.
27
2020. ANALISA PLACE BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA WISATA
DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR.
29
3. Destination branding yang berhasil diciptakan dan dapat memuaskan
wisatawan maka wisatawan tersebut akan loyal dan terus mengunjungi
kembali daerah tersebut

Jacky Cahyadi mengungkapkan ada 4 tujuan dari destination branding: 28


1. Membentuk persepsi dan pandangan public terhadap destinasi (tempat)
tersebut
2. Mengemas destinasi (tempat) secara selektif dan estetik atau indah
3. Membuat destinasi (daerah atau tempat tujuan) berdiri tegak di tengah
persaingan pasar pariwisata global sehingga dapat bersaing dengan yang
lain
4. Membentuk pengalaman pariwisata. Dalam pemasaran, destinasi
bertanggungjawab teradap kebuthan dan keinginan dari para
konsumen. Sejalan dengan perkembangan, konsumen tidak hanya
melakukan pemilihan terhadap produk-produk saja, akan tetapi sudah
mulai pada tahap merek atau brand. Inti dari tujuan destination
branding ini adalah komitmen untuk mengubah persepsi atau
pandangan seseorang atau para wisatawan terhadap suatu tempat
denfan tempat lainnya untuk dipilih sebagai tujuan mereka.

1.6 Studi Kasus


Pada era globalisasi saat ini kerjasama internasional berkembang begitu pesat
diberbagai bidang seperti ekonomi, politik, kesehatan, dan lain sebagainya.Dalam
kerjasama internasional tentu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan adanya interaksi tersebut maka akan terjadi pertukaran informasi yang dapat
berpengaruh terutama dalam hal kebudayaan.Pariwisata dalam hal ini dapat menjadi wadah
dalam pertukaran informasi dan pemberi pengaruh terhadap terjadinya perubahan
kebudayaan serta perkembangan perekonomian global.
1) Sektor pariwisata sebelum Covid 19
Sebelum terjadinya Pandemi covid 19, sektor pariwisata merupakan sektor terbesar
dalam pembiayaan ekonomi global Industri pariwisata terbukti kebal dengan krisis global
dimana pertumbuhan pariwisata Indonesia pada tahun 2014 mencapai 9, 39 persen lebih
tinggi dari pada sebelumnya dan peningkatan tersebut lebih tinggi dari ekonomi
nasional.Dalam peringkat daya saing pariwisata di ASEAN yang di lansir oleh World
Economic Forum (WEF) tahun 2013, posisi Indonesia terus meningkat dan pada tahun
2014 menduduki posisi ke-50.29

28
Wahyuni, Aisyah. 2012. “Wahyuni, Aisyah. ‘.’ 123dok, April 27, 2012.” Manfaat
Dan Tujuan Destination Branding Elemen Destination Branding. https://text-
id.123dok.com/document/1y96jjevy-manfaat-dan-tujuan-destination-branding-
elemen-destination-branding.html.
30
Pariwisata hingga saat ini masih menjadi sektor prioritas pemerintah karena dinilai
mampu menjadi lokomotif pergerakan perekonomian bangsa. Sektor pariwisata bahkan
menjadi salah satu penyumbang devisa nasional terbesar ketiga setelah ekspor minyak
kelapa sawit (CPO) dan batubara. Pengelolaan sektor pariwisata pun terus dikembangkan
oleh pemerintah, melalui berbagai kebijakan dilakukan pemerintah untuk membuat
pariwisata Indonesia lebih maju dan dikenal di mata dunia. Pada tahun 2015 tercatat 10, 23
juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia dan pada tahun 2019 jumlahnya
meningkat menjadi 16, 11 juta. Sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2018 berhasil
tercatat sebagai sektor dengan pertumbuhan tertinggi yaitu ke 9 di dunia, peringkat 3 di
Asia, dan nomor 1 di kawasan Asia Tenggara menurut The World Travel & Tourism
Council (WTTC). Selain itu, berdasarkan Laporan The Travel & Tourism Competitiveness
Report, pada World Economic Forum, pada tahun 2019 peringkat indeks daya saing
pariwisata Indonesia di dunia naik dari 42 di tahun 2017 menjadi 40 di tahun 2019 dari 140
negara30.Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir tahun 2009-2019, pariwisata dunia
terus mengalami peningkatan. Wisatawan internasional (international tourist)
meningkat dari 892 juta orang pada saat masa krisis tahun 2009 menjadi 1. 461 juta
orang pada tahun 2019. Indikator kinerja lain menunjukkan nilai strategis dari
pariwisata dunia tahun 2019 antaralain: pertumbuhan 4%; satu dari sepuluh lapangan
kerja di dunia diisi pekerja dari sektor pariwisata; berkontribusi 7% dari ekspor
global31
Devisa dari sektor pariwisata pada tutup buku 2018 meningkat mencapai angka
US$19,29 miliar atau hampir menembus target tahun ini sebesar US$20 miliar.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB tahun 2018 mencapai 4,50%, dan tahun 2019
mencapai 4,80%.Sedangkan, sejak tahun 2015 kontribusi sektor pariwisata terhadap
PDB sebesar 4,25%, tahun 2016 sebesar 4,13%, dan tahun 2017 sebesar 4,11%. Jadi,
rata – rata kontribusi sektor pariwisata terhadap PBD sejak tahun 2015 hingga 2019
adalah sebesar 4,36%, hal ini menunjukkan kemampuan sektor pariwisata di Indonesia
menjadi motor penggerak perkonomian. Oleh karena itu sangat penting sekali bagi
pemerintah untuk mengelola sektor pariwisata yang dengan baik dapat menjadi country
branding dan mampu meningkatkan penerimaan devisa serta dapat menarik pergerakan
sektor lainnya. Kontribusi sektor pariwisata bagi perekonomian dapat ditunjukkan
melalui beberapa indikator yaitu penerimaan devisa dan jumlah kunjungan wisatawan
yang datang ke Indonesia menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun.

29
Hidayat, Ikhsan. 2017. “No Title.” Hubungan Kerjasama Pariwisata Indonesia-
Korea Selatan vol 4 no 2: 15.
30
Elistia. 2020. “Perkembangan Dan Dampak Pariwisata Di Indonesia Masa Pandemi
Covid- 19.” Prosiding Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi
(KNEMA) 1177 (9): 1–16.
31
Sugihamretha, I Dewa Gde. 2020. “Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-
19 Pada Sektor Pariwisata.” Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal
of Development Planning 4 (2): 191–206. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.113.
31
Peranan sektor pariwisata nasional semakin penting sejalan dengan
perkembangan dan kontribusi yang diberikan sektor pariwisata melalui penerimaan
devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan investasi
dan tenaga kerja serta pengembangan usaha yang tersebar di berbagai pelosok wilayah di
Indonesia. Melalui mekanisme tarikan dan dorongan terhadap sektor ekonomi lain yang
terkait dengan sektor pariwisata, seperti hotel dan restoran, angkutan, industri kerajinan
dan lain-lain.
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Itulah mengapa, percepatan pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas dapat dilakukan dengan
mempromosikan pengembangan pariwisata. Sejalan dengan hal tersebut, RPJMN 2015-
2019 telah menjadikan akselerasi pertumbuhan pariwisata sebagai salah satu strategi dari
akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah membuat rencana program
pembangunan pariwisata yang dilakukan dengan berbagai strategi seperti pengembangan
pasar wisatawan, pengembangan citra pariwisata, pengembangan kemitraan pemasaran
pariwisata, dan pengembangan promosi pariwisata.32

2) Pariwisata pada saat pandemi Covid 19


Covid-19 adalah wabah global yang berdampak buruk pada dimensi manusia
dan sosial. Setelah menyebar dari Cina, pandemi meluas dengan cepat ke 210
negara termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 adalah kejutan besar bagi ekonomi
global termasuk Indonesia. Ekonomi mengalami penurunan setidaknya untuk
paruh pertama tahun ini dan mungkin lebih lama jika tindakan penahanan wabah
Covid-19 tidak efektif.
Pandemi Covid-19 menyebabkan gangguan pada rantai pasok global, dalam
negeri, volatilitas pasar keuangan, guncangan permintaan konsumen dan dampak
negatif di sektor- sektor utama seperti perjalanan dan pariwisata. Dampak wabah
Covid-19 tidak diragukan lagi akan terasa di seluruh rantai nilai pariwisata.
Perusahaan kecil dan menengah diperkirakan akan sangat terpengaruh.
Tekanan pada industri pariwisata sangat terlihat pada penurunan yang besar
dari kedatangan wisatawan mancanegara dengan pembatalan besar-besaran dan
penurunan pemesanan. Penurunan juga terjadi karena perlambatan perjalanan
domestik, terutama karena keengganan masyarakat Indonesia untuk melakukan
perjalanan, khawatir dengan dampak Covid-19. Penurunan bisnis pariwisata dan
perjalanan berdampak pada usaha UMKM, dan terganggunya lapangan kerja.
Padahal selama ini pariwisata merupakan sektor padat karya yang menyerap lebih
dari 13 juta pekerja. Angka itu belum termasuk dampak turunan atau multiplier
effect yang mengikuti termasuk industri turunan yang terbentuk di bawahnya.
The Economic merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi untuk semua negara-
negara anggota G20.Hasilnya, wabah Covid-19 membawa hampir seluruh negara

32
Elistia. 2020. “Perkembangan Dan Dampak Pariwisata Di Indonesia Masa Pandemi
Covid- 19.” Prosiding Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi
(KNEMA) 1177 (9): 1–16.
32
G-20 jatuh kejurang resesi.Lebih dari setengah negara G-20 diprediksi mengalami
pertumbuhan ekonomi negatif.The Economist memperlihatkan hanya 3 negara G-20
yang diprediksi masih menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif sepanjang 2020
yaitu Indonesia, China, dan India.Untuk Indonesia, The Economist memprediksi
pertumbuhan PDB riil pada tahun 2020 berada di angka 1 persen, sementara
prediksi pertumbuhan PDB Indonesia sebelum Covid-19 adalah 5, 1 persen.
Bank Indonesia juga mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,0-5,4
persen menjadi 4,2-4,6. Perubahan proyeksi pertumbuhan akibat dari melambatnya
prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang hanya 2,5 persen menurunkan prospek
pertumbuhan ekspor barang Indonesia; perlambatan ekonomi sejumlah negara
seperti ekonomi AS yang diperkirakan hanya tumbuh 1,6 persen dan China tumbuh
5,1 persen; ekspor jasa terutama sektor pariwisata diperkirakan juga menurun akibat
terhambatnya proses mobilitas antarnegara.33
a) Pariwisata Dunia
Organisasi pariwisata dunia (UNWTO) pada bulan Maret 2020
mengumumkan bahwa dampak wabah Covid-19 akan terasa di seluruh rantai nilai
pariwisata. Sekitar 80% usaha kecil dan menengah dari sektor pariwisata dengan
jutaan mata pencaharian di seluruh dunia terkena dampak Covid-19. Dalam
merespon wabah Covid-19, UNWTO telah merevisi prospek pertumbuhan
wisatawan internasional negatif 1% hingga 3%. Hal ini berdampak pada
menurunnya penerimaan atau perkiraan kerugian US $ 30 miliar sampai dengan US
$ 50 miliar. Sebelum wabah Covid-19, wisatawan internasional diperkirakan
tumbuh antara 3% sampai 4%. Asia dan Pasifik akan menjadi wilayah yang terkena
dampak terburuk, dengan penurunan kedatangan yang diperkirakan antara 9%
hingga 12%.
Pada Maret 2020, UNWTO melakukan penilaian dampak wabah Covid-19
terhadap wisatawan internasional. Dari hasil assessement nampak bahwa
perkembangan wisatawan internasional sejak tahun 1995 terus mengalami
pertumbuhan dengan menunjukkan kekuatan dan ketahanan menghadapi
guncangan seperti SARS pada tahun 2003, dan krisis ekonomi global disertai
dengan perang Irak pada tahun 2009. Badai ini dapat diatasi dengan cepat sehingga
sampai tahun 2019 jumlah wisatawan mancanegara meningkat menjadi 1,461 juta
orang
Sampai hari ini, belajar dari pengalaman menangani wabah SARS dilihat dari
sisi ukuran, dinamika pasar perjalanan global, penyebaran geografis COVID-19 dan
potensi dampak ekonominya, UNWTO memperkirakan kedatangan wisatawan
internasional bisa menurun sebesar 1% hingga 3% pada tahun 2020 secara global,
atau turun dari perkiraan pertumbuhan 3% hingga 4% pada awal Januari 2020

33
Sugihamretha, I Dewa Gde. 2020. “Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-
19 Pada Sektor Pariwisata.” Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal
of Development Planning 4 (2): 191–206. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.113.
33
b) Pariwisata di Indonesia
Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)
yang datang ke Tanah Air pada awal tahun 2020 mengalami penurunan. Selama
Januari 2020, kunjungan wisman mencapai sebanyak 1,27 juta kunjungan. Angka
ini merosot 7,62 persen bila dibandingkan jumlah kunjungan turis asing pada
Desember 2019 sebanyak 1,37 juta kunjungan. Penurunan jumlah kunjungan turis
asing ini utamanya disebabkan oleh mewabahnya Covid-19 yang terjadi pada pekan
terakhir Januari 2020.Merosotnya kunjungan turis asing ke Indonesia itu terlihat
juga dari data wisman yang datang melalui pintu masuk udara (bandara). Jika
dibandingkan dengan kunjungan pada Desember 2019, jumlah kunjungan wisman
ke Indonesia melalui pintu masuk udara pada Januari 2020 mengalami penurunan
sebesar 5,01 persen.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada
Januari 2020 mencapai rata-rata 49,17 persen atau turun 2,30 poin dibandingkan
dengan TPK Januari 2019 yang tercatat sebesar 51,47 persen. Begitu pula, jika
dibanding TPK Desember 2019, TPK hotel klasifikasi bintang pada Januari 2020
mengalami penurunan sebesar 10,22 poin. Rata-rata lama menginap tamu asing dan
Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Januari 2020 tercatat sebesar 1,88
hari, terjadi penurunan sebesar 0,17 poin jika dibandingkan keadaan Januari 201934
Industri pariwisata dihadapkan pada penurunan yang besar dari kedatangan
wisatawan mancanegara dengan pembatalan besar-besaran dan penurunan
pemesanan. Penurunan juga terjadi karena perlambatan perjalanan domestik,
terutama karena keengganan masyarakat untuk melakukan perjalanan. khawatir
dengan dampak Covid-19. Penurunan bisnis pariwisata dan perjalanan berdampak
pada usaha UMKM, dan terganggunya lapangan kerja. Padahal selama ini
pariwisata merupakan sektor padat karya yang menyerap lebih dari 13 juta pekerja.
Angka itu belum termasuk dampak turunan atau multiplier effect yang mengikuti
termasuk industri turunan yang terbentuk di bawahnya.
Turunnya wisman terutama ke Indonesia akan berpengaruh terhadap
penerimaan devisa dari pariwisata. Kurang lebih turun USD1,3 miliar penerimaan
devisa dari pariwisata. Tiongkok sebagai Negara asal wisatawan mancanegara
terbanyak kedua di Indonesia.
Berdasar data Survei Tenaga Kerja Nasional (Sakernas), tenaga yang terserap
pada usaha-usaha pariwisata terus meningkat. Bukan hanya dari jumlah tenaga
kerja, pangsa (share) pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional juga
terus meningkat. Ini menunjukkan bahwa pariwisata dapat menjadi salah satu
alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran. Pada tahun 2017 jumlah tenaga
kerja pada industri pariwisata mencapai 12,74 juta orang atau 10,53 persen terhadap
total tenaga kerja nasional yang berjumlah 121,02 juta orang.
Dari 12,74 juta orang yang bekerja pada usaha pariwisata, porsi terbesar
34
Sugihamretha, I Dewa Gde. 2020. “Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-
19 Pada Sektor Pariwisata.” Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal
of Development Planning 4 (2): 191–206. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.113.
34
(30,57 persen) merupakan mereka yang berstatus berusaha sendiri, sementara yang
berstatus berusaha dibantu buruh, baik dibayar maupun tidak dibayar, dan sebagai
karyawan/buruh masing-masing sebesar 27,66 persen dan 24,23 persen. Untuk yang
berstatus sebagai pekerja tidak dibayar mencapai 16,17 persen. Sedangkan untuk
yang berstatus sebagai pekerja bebas hanya sebesar 1,36 persen.
Menurut lapangan usaha, usaha pariwisata yang menyerap tenaga kerja paling
besar adalah usaha penyedia makan minum dan perdagangan yang masing-masing
mempunyai pangsa mencapai 48, 79 persen dan 36, 76 persen. Hal ini dapat dipahami,
selain karena jumlah usahanya yang relatif banyak dan tersebar, kedua usaha ini juga
sangat berkaitan dengan aktivitas para wisatawan dalam perjalanan yang mereka
lakukan, baik sebelum, selama perjalanan, maupun setelah melakukan perjalanan.
Lapangan usaha lain yang cukup besar kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja
adalah usaha penyediaan akomodasi dan kegiatan olah raga dan rekreasi lainnya yang
masing-masing menyumbang 7, 20 persen dan 1, 94 persen. Sementara kegiatan
hiburan, kesenian dan kreativitas menyumbang 1, 54 persen. Usaha angkutan dan jasa
agen perjalanan wisata mempunyai kontribusi masing-masing sebesar 0, 56 persen dan
0, 64 persen.35
3) Pariwisata dalam Masa New Normal
Pandemi Covid-19 dipastikan akan membawa perubahan besar terhadap minat
wisatawan. Diperkirakan wisatawan nantinya akan lebih mengedepankan aspek
keamanan dan kesehatan. Perubahan perilaku dalam berwisata harus dapat diantisipasi
oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan juga ekonomi kreatif. Kepala Biro
Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf Agustini Rahayu, Kamis (11/6), mengatakan
pemerintah, pelaku usaha, maupun pemangku kepentingan lainnya harus mampu
beradaptasi, menciptakan inovasi dan meningkatkan daya saing sebagai respons terhadap
perubahan. "Akan terjadi perubahan perilaku yang mendasar dari wisatawan. Nantinya
wisatawan akan lebih mengedepankan faktor kebersihan, kesehatan dan keselamatan
serta keamanan sehingga industri harus dapat beradaptasi untuk dapat meyakinkan
konsumennya bahwa fasilitas mereka dapat memenuhi faktor dimaksud," kata Agustini
Rahayu. UNWTO menyatakan kini saatnya untuk melakukan peninjauan ulang terhadap
standarisasi pariwisata melalui pedoman global pembukaan kembali fasilitas pariwisata
yang mereka sebut Global Guidelines to restart tourism. Organisasi itupun telah merilis
pedoman yang dijadikan acuan industri pariwisata terkait perubahan perilaku wisatawan
secara umum. Dari sisi akomodasi misalnya, preferensi wisatawan akan berubah dari
yang semula mencari akomodasi yang menawarkan harga promo/budget hotel ke hotel-
hotel yang mengutamakan aspek higienitas. Kemudian dalam transportasi, penerbangan
langsung atau maksimum satu kali transit akan menjadi preferensi utama wisatawan.
Aktivitas wisatawan juga akan lebih ke luar ruang dengan pilihan udara sejuk, self-
driving, dan private tour.”Industri mungkin di awal akan melakukan penyesuaian
harga karena harus memenuhi standar yang dibutuhkan dan wisatawan akan
35
Sugihamretha, I Dewa Gde. 2020. “Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-
19 Pada Sektor Pariwisata.” Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal
of Development Planning 4 (2): 191–206. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.113.
35
membayar. Meski nantinya seiring berjalan waktu juga akan ada penyesuaian dari sisi
bisnis," kata Agustini Rahayu. Kemenparekraf telah menyiapkan program Cleanliness,
Health and Safety (CHS) yang akan jadi pedoman bagi sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif. Namun protokol tersebut nantinya akan dikeluarkan melalui
Peraturan/Keputusan Menteri Kesehatan dalam waktu dekat. Protokol kesehatan harus
diharmonisasikan dengan Kementerian/Lembaga lain agar tersinergi baik.
Perilaku wisatawan setelah pandemi berlalu memiliki ciri baru. wisatawan akan
lebih memilih wisata alam dengan waktu tempuh yang singkat. Keamanan dan
kebersihan menjadi faktor utama yang menentukan pemilihan destinasi wisata. Selain
itu, riwayat suatu negara dengan jumlah penderita yang banyak yang terkena corona
kemungkinan akan berdampak signifikan terhadap penurunan jumlah wisatawan. Hal ini
memberikan implikasi teori baru bahwa masalah kesehatan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pemilihan destinasi.
Government Policies (Kebijakan Pemerintah)
merespon penuruan sektor pariwisata, pemerintah telah memberikan kebijakan
antara lain: alokasi tambahan APBN, insentif airlines, travel agent; insentif dalam skema
joint promotion, kegiatan promosi pariwisata, diskon tiket domestik, mendorong
pergerakan wisnus dengan terus melakukan kampanye promosi wisata dalam negeri,
mendorong dilakukannya pertemuan-pertemuan dari instansi pemerintah dan korporasi
di destinasi-destinasi wisata dalam negeri, Mempromosikan event-event pariwisata
daerah.
New Model of Tourism (Model Pariwisata Baru)
Pengembangan Perpustakaan Pariwisata adalah sebuah inovasi yang efektif
melalui perpustakaan digital dan wisata online menjadi alternatif yang dapat
dimanfaatkan masyarakat juga dapat sebagai media promosi destinasi pariwisata. Wisata
Virtual (Virtual Tourism) dapat menjadi pilihan tepat pada masa pandemic covid-19 dan
era new normal ini.36

KESIMPULAN

Pada era globalisasi seperti saat ini, sector terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi
global adalah sector pariwisata. Negara-negara di dunia mulai meningkatkan potensi
wisata negaranya. Indonesia termasuk salah satu negara yang aktif dalam melakukan

36
Elistia. 2020. “Perkembangan Dan Dampak Pariwisata Di Indonesia Masa Pandemi
Covid- 19.” Prosiding Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi
(KNEMA) 1177 (9): 1–16.
36
kerjasama iternasional dengan negara-negara sahabat baik di dalam kawasan Asia
Tenggara (ASEAN) maupun di luar kawasan Asia Tenggara. Tujuan dibentuknya ASEAN
tidak hanya untuk keperluan politik ekonomi saja tetapi juga dalam bidang social, budaya,
dan juga pariwisata. Untuk mencapai tujuan-tujuan pariwisata negara-negara ASEAN
membentuk suatau organisasi kerjasama regional yang diberi nama ASEAN Tourism
Information Center (ATIC) yang berfungsi sebagai wadah informasi bagi para wisatawan
asing untuk dengan mudah mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan
pariwisata khususnya negara-negara ASEAN.
Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik yang sangat erat.
Komunikasi mempengaruhi budaya dan begitu juga sebaliknya. Di dalam sebuah
kebudayaan tentunya terkandung sebuah makna yang ingin disampaikan kepada
masyarakat baik itu masyarakat nasional maupun internasional. Setiap kebudayaan
memiliki identitas atau cirri khas nya sendiri. Keunikan dan ciri khas budaya itulah yang
menjadi daya tarik para wisatawan asing untuk datang berkunjung ke daerah tersebut. Agar
suatu tempat pariwisata di suatu negara di ketahui oleh negara luar tentunya diperlukan
komunikasi pariwisata melalui berbagai media, yang tujuannya agar masyarakat
internasional yang diikat oleh komunikasi global tanpa batas geografis mengetahui daerah
pariwisata tersebut dan cultural atau budaya bangsa Indonesia diakui oleh dunia.

DAFTAR PUSTAKA

“Destination Branding: Rahasia Destinasi Menjadi Pemenang.” n.d. Pemasaran &


Pariwisata. https://www.facebook.com/nurdin.hidayah?ref=bookmarks, October 15,
2019, dan https://pemasaranpariwisata.com/2019/10/15/destination-branding/.

37
“No Title“, Diakses Pada 13 November, 2021. Organisasi Pariwisata Internasional,” Kwisata.
https://kanalwisata.com/organisasi-pariwisata-internasional.

2020. ANALISA PLACE BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA WISATA DI


KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR.

A. Yaman, Mohamad. 2020. Seni Dan Budaya Meningkatkan Pariwisata, p. 1.


https://www.kompasiana.com/agusyaman/5fb5d879d541df2e66150193/masyarakat-
kita-kaya-seni-dan-budaya.

Barzam. 2018. P. 1, 5 Fungsi Seni Sebagai Sarana Komunikasi, p.1.


https://pakarkomunikasi.com/fungsi-seni-sebagai-sarana-komunikasi.

Budi, Agung S. 2016, “Peran ASEAN Tourism Forum dalam Menigkatkan Kunjungan Wisatawan
Asing Indonesia (2009-2013)”, JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Universitas Riau, p. 8.
https://media.neliti.com/media/publications/125938-ID-peran-asean-tourism-forum-dalam-
meningka.pdf

Department of Filipino and Philippine Literature, Philippines University.

Elistia. 2020. “Perkembangan Dan Dampak Pariwisata Di Indonesia Masa Pandemi Covid-
19.” Prosiding Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi
(KNEMA) 1177 (9): 1–16.

Erwin S. Fernandez. 2013. Philippine – Malaysis Dispute Over Sabah Edisi ke – 2.


Filipina.

Fikri. 2020. KINESIK, No. 2 (September 2020): 112–23.” GAYA KOMUNIKASI KEPALA
DESA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA
PEMBANGUNAN DESA KETONG KEC. BALAESANG TANJUNG KAB.
DONGGALA, no. KINESIK: no.2. https://doi.org/10.22487/ejk.v7i2.116.

Firdaus, Fadhli. 2018. Analisis Perencanaan Komunikasi Dinas Kebudayaan Dan


Pariwisata Provinsi Aceh Dalam Mempromosikan Wisata Halal Di Aceh, no.
Skripsi, Universitas Negeri Ar-Raniry. https://repository.ar-
raniry.ac.id/id/eprint/2794/1/Skripsi.pdfle.

Hidayat, Ikhsan. 2017. “No Title.” Hubungan Kerjasama Pariwisata Indonesia-Korea


Selatan vol 4 no 2: 15.

Huda, Nurul, Khodijah Ismail, Dimas Syahputra, and Amalia Pitri. 2021. “. ‘,’ N.d., 4.
Accessed November 14, 2021.” KOMUNIKASI DALAM BIDANG PARIWISATA.

Lidya, Cindy, Susie Perbawasari, and Hanny Hafiar. 2017. “DESTINATION BRANDING
KABUPATEN CIAMIS OLEH DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI JAWA BARAT (DESTINATION BRANDING CIAMIS REGENCY BY
DEPARTMENT OF TOURISM AND CULTURE OF WEST JAVA.” Jurnal
Komunikasi, p.2. https://doi.org/10.21107/ilkom.v11i2.3326.

38
Moenir, Haiyyu D.. 2017 “Implementasi ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015 dalam
Kebijakan Pariwisata Indonesia di masa Pemerintahan Jokowi”, Andalas Journal of
International Studies Vol. 6 No. 1 Universitas Andalas, p. 63-64.
https://core.ac.uk/download/pdf/229506518.pdf

Nur Alami. 2011. “Profil dan Orientasi Kebuijakan Luar Negeri IndonesiaPasca Order
Baru”. Jurnal Penelitian Politik. Vol. 8. No. 2. LIPI.

Situmorang, Syafrizal. 2008, October.” DESTINATION BRAND: MEMBANGUN


KEUNGGULAN BERSAING DAERAH, no. WAHANA HIJAU: p.86.
https://www.researchgate.net/publication/315652402_DESTINATION_BRAND_ME
MBANGUN_KEUNGGULAN_BERSAING_DAERAH. .

Sjamsumar Dam dan Riswandi. 1995. Kerjasama ASEAN. Jakarta. Ghalia Indonesia

Sugihamretha, I Dewa Gde. 2020. “Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-19
Pada Sektor Pariwisata.” Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian
Journal of Development Planning 4 (2): 191–206.
https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.113.

Sutanto, Eko Harry. 2013.” Komunikasi Internasional Dalam Pelembagaan Budaya


Indonesia, no. dalam Identitas Indonesia Dalam Televisi, Film, dan Musik, ed. Dwi
Sad Tanti (Bali: Prosiding Serial Call): p. 101.
https://www.researchgate.net/profile/Eko-Susanto-
7/publication/303232148_Komunikasi_Internasional_Dalam_Pelembagaan_Budaya_

Tendean, Christian S.. 2013, “Peranan Humas dalam Pencitraan Universitas Sam Ratulangi
Manado”, Jurnal Vol. 2 No. 4 Universitas Sam Ratulangi, p. 3-4.
https://media.neliti.com/media/publications/90889-ID-peranan-humas-dalam-pencitraan-
universit.pdf

Wahyuni, Aisyah. 2012. “Wahyuni, Aisyah. ‘.’ 123dok, April 27, 2012.” Manfaat Dan
Tujuan Destination Branding Elemen Destination Branding. https://text-
id.123dok.com/document/1y96jjevy-manfaat-dan-tujuan-destination-branding-
elemen-destination-branding.html.

Windra, Aini dan Hijrah. 2020. “No TiAini, Windra, Hijrah Hijrah, and Suardi Suardi. ‘.’
No. 2 (December 28, 2020): 1.” STRATEGI KOMUNIKASI PRAMUWISATA
DALAM MEMPROMOSIKAN PARIWISATA KOTA MAKASSAR, no. Jurnal
Pariwisata Pesona: no.2. https://doi.org/10.26905/jpp.v5i1.4664.

Wulandary, Putry. 2016. “Hubungan Antara Komunikasi Dan Kebudayaan” p. 1.


https://www.kompasiana.com/putri312/5711ec27b292731805c879db/hubungan-
antara-komunikasi-dan-kebudayaan.

Cahya, Febrianti D., Mardiyono, Rengu, Stefanus P., “Strategi Pengembangan Pariwisata Oleh
Pemerintah Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah”, Jurnal Administrasi Publik Vol. 2
No. 2, p. 328-330. https://media.neliti.com/media/publications/77667-ID-strategi-
pengembangan-pariwisata-oleh-pe.pdf

39
.

40

Anda mungkin juga menyukai