Disusun oleh:
KELOMPOK 6
ANGGOTA :
1
KATA PENGANTAR
Shukur alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok untuk matakuliah Akuntansi manajemen dengan judul:
“KALKULASI BIAYA PESANAN ( Job Order Costing) “
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalamandan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran seta masukanbahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
BAB ll PEMBAHASAN............................................................................................................... 6
I. KESIMPULAN ................................................................................................................. 29
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam makalah ini akan membahas tentang kalkulasi atau metode harga pokok
pesanan ( Job Order Costing ).
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), biaya
produksi dikumpulkan atau diakumulasikan untuk setiap pesanan atau pekerjaan (job)
yang terpisah. Suatu pesanan atau pekerjaan merupakan hasil akhir (output) yang
diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi
kembali suatu item dari persediaan.
Untuk dapat menghitung biaya berdasarkan pesanan secara mudah, maka pesanan
atau pekerjaan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Oleh karena itu, harus
ada perbedaan penting dalam biaya per unit antara suatu pesanan dengan pesanan
yang lain. Sebagai contoh, misalkan tukang jahit secara bersamaan mempersiapkan
pesanan untuk baju kemeja, celana panjang, baju jas, dan jaket, pesanan-pesanan
tersebut dapat dengan mudah diidentifikasikan atau dibedakan menurut tampilan
fisiknya dan biaya per unit dari masing-masing produk tersebut berbeda-beda,
sehingga perhitungan biaya harus dilakukan berdasarkan masing-masing pesanan.
A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana Sistem Akuntansi Biaya Pemesanan ?
2. Bagaimana Menentukan Harga Pokok (KOS) Pesanan ?
3. Bagaimana Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
4. Bagaimana Catatan-Catatan dan Transaksi Bisnis ( Pencatatan dan Transaksi Bisnis )?
B. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:
4
1. Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order cost accumu-lation).
2. Menidentifikasi dan mempersiapkan delapan ayat jurnal akuntansi biaya dasar dalam
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing).
3. Membuat kartu biaya pesanan (job order cost sheet).
4. Menerapkan tarif overhead yang telah ditentukan dimuka dalam perhitungan biaya
pesanan.
5
BAB II PEMBAHASAN
Kalkulasi biaya pesanan job order costing merupakan sistem atau metode
pengakumulasian atau pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk
pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan.
Produk pesanan ialah barang diproduksi berdasarkan pesanan dari pelangga. Jika
suatu perusahaan tidak menerima pesanan, maka perusahaan tersebut akan menderita
kerugian,karena ia harus menanggung biaya tetap, misalnya biaya karyawan dan penyusutan
aktiva tetap, suatu perusahaan pada umumnya memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi pemasaran,
fungsi produksi, dan fungsi manajemen kantor pusat. Oleh sebab itu, dalam mengumpulkan
biaya harus dipisahkan secara nyata antara ketiga fungsi tersebut. Tujuannya adalah untuk
mempermudah analisis kinerja ketiga fungsi tersebut.
1) Proses pembuatan produk terjadi secara terputus-putus. Jika suatu pesanan selesai
dikerjakan, proses produksi dihentikan dan dimulai dengan pesanan berikutnya.
2) Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan,
sehingga antara satu pesanan dengan pesanan yang lain dapat berbeda-beda.
3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan pelanggan, bukan untuk memenuhi
persediaan.
a) Untuk tiap pesanan dari pelanggan disediakan Kartu Biaya Pesanan (job cost sheet)
untuk menghitung biaya produksinya secara individual.
b) Kartu biaya pesanan tersebut berfungsi sebagai buku besar pembantu persediaan
barang dalam proses yang diisi berdasarkan bukti permintaan bahan baku , kartu jam
kerja langsung, dan tarif overhead pabrik.
6
c) Pengakunan ke buku besar dapat dilakukan dengan rekapitulasi dari kartu biaya
pesanan.
d) Biaya produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara
membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan untuk pesanan yang bersangkutan.
e) Kartu biaya pesanan mengalami tiga status yaitu sebagai berkas barang dalam proses,
barang jadi, dan barang terjual.
Bagi perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, informasi biaya produksi yang
dihasilkan oleh sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan akan bermanfaat untuk:
✓ Menetapkan harga jual yang akan dibebankan kepada pelanggan dan juga sebagai
dasar pengajuan proposal tender.
✓ Mengevaluasi ketepatan dalam pembebanan harga taksiran.
✓ Membandingkan biaya pesanan serupa yang pernah dikerjakan.
✓ Menganalisis waktu penyelesaian suatu pesanan.
✓ Menghitung laba atau rugi kotor untuk setiap pesanan.
✓ Menentukan biaya persediaan akhir produk jadi dan barang dalam proses.
Tabe 10.1
Data Akuntansi Pabrik
Keterangan Pesanan A Pesanan B Total
Unit dipesan 100 200 300
Bahan langsung (Rp) 2.000 3.000 5.000
Upah langsung (Rp) 4.000 5.000 4.000
Biaya overhead pabrik (Rp) 10.000
Tabel 10.2
Biaya Overhead Pabrik berdasarkan Aktivitas
Keterangan (Rp) Aktivitas
Biaya penyiapan mesin 1.000 50 jam penyiapan
Biaya pemeliharaan mesin 2.000 200 jam pemeliharaan
Biaya penanganan bahan 3.000 400 jam penanganan
Pembelian 3.000 100 pesanan
Lain-lain 1.000 500 jam tenaga kerja langsung
Total 10.000
7
Untuk memproses pesanan masing masing produk pesanan diperlukan
aktivitas disajikan dalam Tabel 10.3
Tabel 10.3
Aktivitas Proses Produksi
Tabel 10.4
Kalkulasi Biaya Per unit Model Tradisional
Keterangan Pesanan A (Rp) Pesanan B (Rp)
Bahan langsung 2.000 3.000
Upah langsung 4.000 5.000
Pembebanan BOP ke:
Pesanan A = 16 x Rp 40 640
Pesanan B = 19 x Rp 40 760
Jumlah biaya 6.640 8.760
Tabel 10.5
Tarif Biaya Overhead Pabrik Berdasar Aktivitas
Keterangan (Rp) Aktivitas Tarif (Rp)
8
Biaya penyiapan mesin 1.000 50 jam penyiapan 20,00
Biaya pemeliharaan mesin 2.000 200 jam pemeliharaan 10,00
Biaya penanganan bahan 3.000 400 jam penanganan 7,50
Pembelian 3.000 100 pesanan 30,00
Lain – lain 1.000 500 jam tenaga kerja langsung 2,00
Tabel 10.6
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke Produk Berdasar Aktivitas
Tabel 10.7
Perhitungan Biaya Per Unit Berdasar Aktivitas
Keterangan A (Rp) B (Rp)
Bahan langsung 2.000 3.000
Upah langsung 4.000 5.000
Pembebanan BOP ke :
Penyiapan mesin 120 80
Pemeliharaan mesin 100 150
Penanganan bahan 150 225
Pembelian 300 600
Lain-lain 100 200
Jumlah biaya 6.770 9.255
V. KARTU PESANAN
Setiap pesanan harus dibuatkan kartu pesanan (pesanan order sheet)yang
memuat nama pemesan, jenis barang yang dipesan, jumlah pesanan, nilai pesanan,
tanggal pesanan, tanggal pengerjaan, tanggal selesai, tanggal diserahkan, dan
penanggungjawab pekerjaan.
Dalam kartu pesanan harus dirinci besarnya biaya bahan langsung, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan, serta diperhitungan laba
9
rugi setiap pesanan. Jika manajemen menghendaki laba rugi operasi tiap tiap pesanan,
maka biaya administrasi harus dibebankan, besarnya tergantung keputusan
manajemen puncak. Kartu pesanan itu dapat disajikan Tabel 10.8
Tabel 10.8
Kartu Pesanan
10
terperinci atas overhead pabrik, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap
pesanan.
Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung ini,
setiap karyawan membuat satu atau lebih Kartu Jam Kerja karyawan setiap hari.
Kartu tersebut merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan oleh
seorang pekerja untuk membuat suatu pesanan tertentu (tenaga langsung) atau untuk
mengerjakan tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung).
Setiap kartu jam kerja dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik dan
jumlah jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja tersebut dicocokkan
dengan jumlah jam kerja menurut kartu absensi. Kartu absensi merupakan kartu yang
berisi data jumlah waktu kerja setiap karyawan mulai dari saat mereka datang sampai
saat mereka pulang. Data tersebut digunakan untuk menghitung jumlah penghasilan
dari setiap karyawan dengan upah per jam kerja. Akuntansi untuk tenaga kerja
meliputi akuntansi untuk pengakuan biaya tenaga kerja pabrik yang terjadi;
pembayaran beban gaji terutang, dan distribusi beban gaji tenaga kerja.
Biaya overhead pabrik aktual seperti bahan baku tidak langsung dan tenaga
kerja tidak langsung dikumpulkan dan dicatat pada saat terjadinya atau melalui jurnal
periodik. Selain bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung, biaya
overhead pabrik dicatat hanya melalui ayat jurnal penyusuaian pada akhir suatu
periode akuntansi. Contoh biaya overhead pabrik lainnya meliputi, pajak bumi dan
bangunan, penyusutan bangunan, penyusutan mesin dan peralatan, asuransi bangunan,
11
sewa, biaya pensiun, asuransi kesehatan (jamsostek), tunjangan cuti, listrik dan air,
jasa keamanan, dan jasa perbaikain dan pemeliharaan.
Jumlah yang dibebankan untuk setiap pesanan sesuai dengan dasar alokasi
yang dipilih. Dasar alokasi tersebut meliputi:
Setiap dasar alokasi yang dipilih sebaiknya merupakan aktivitas yang paling
terkait dengan biaya yang dialokasikan, yaitu aktivitas yang tampaknya paling
memicu terjadinya biaya overhead.
Setelah jurnal di atas, maka saldo akun “Overhead Pabrik Dibebankan” dalam
buku besar akan bersaldo nol. Sementara itu, saldo akun “Pengendali Overhead
Pabrik” akan terjadi tiga kemungkinan, yaitu: (1) saldo debet dan kredit sama atau
bersaldo nol, (2) saldo debet lebih besar dari kredit atau bersaldo plus, dan (3) saldo
debet lebih kecil dari kredit atau bersaldo minus. Saldo pada poin 1 dan 2 disebut
varians atau selisih biaya overhead pabrik. Jika selisih yang terjadi kecil, biasanya
ditutup ke akun Harga Pokok Penjualan pada akhir periode akuntansi.
12
kemudian disusun perhitungan rugi laba dan neraca. Berikut ini adalah ilustrasi teknik
kalkulasi biaya pesanan.
Saldo buku besar per 31 Desember 2000 adalah sebagai berikut. Kas Rp
47.000; piutang dagang Rp 50.000; barang jadi Rp 32.500; barang dalam proses Rp
7.500; bahan baku Rp 22.000; harga tetap bersih Rp 35.300; utang dagang Rp 59.375;
saham biasa Rp 100.000; laba ditahan Rp 34.925; buku besar pabrik Rp 62.000; buku
besar umum (kantor pusat) Rp 62.000.
Perincian persediaan adalah sebagai berikut: Barang jadi: X 1.000 unit @ Rp
12,50; Y 2.000 unit @ Rp 10,00; Barang dalam proses: pesanan 101 pemakaian bahan
baku A 500 unit @ Rp 5,00, upah buruh 500 jam @ Rp 4,00 per jam, dan biaya
overhead pabrik berdasar jam kerja langsung @ Rp 2,00 per jam; pesanan 102
pemakaian bahan baku B 200 unit @ Rp 3,00, upah buruh 200 jam @ Rp 5,00 per
jam, biaya overhead pabrik berdasar jam kerja langsung @ Rp 2,00 per jam; bahan
baku: A 2.000 unit @ Rp 5,00 dan B 4.000 unit @ Rp 3,00. Selama bulan januari
2000 transaksi bisnis adalah sebagai berikut:
a) Pembelian kredit bahan baku A 10.000 unit @ Rp 5,20, B 12.000 unit @ Rp
3,75, dan bahan tidak langsung Rp 17.520.
b) Telah dibayar upah dan gaji Rp 110.000,00 dari jumlah tersebut Rp 20.000,00
adalah gaji bagian pemasaran dan bagian administrasi kantor pusat. Potongan
gaji Rp 15.500,00 untuk pajak pendapatan karyawan dan potongan asuransi
kesehatan 6,5%.
c) Pembebanan upah buruh: untuk pesanan 101, 5.000 jam @ Rp 4,00 per jam,
pesanan 102, 8.000 jam @ Rp 5,00 per jam dan pesanan 103, 6.000 jam @ Rp
3,00 per jam, upah tak langsung Rp 12.000,00, pajak 9,9% ditanggung oleh
perusahaan.
d) Bahan baku yang dipakai atas dasar first in first out (fifo): bahan baku A
10.000 unit untuk pesanan 101, bahan baku B 12.000 unit untuk pemesanan
102, bahan baku A 1.000 unit dan B 2.500 unit untuk pemesanan 103.
Dipakai bahan tidak langsung Rp 7.520, 00.
e) Biaya overhaed pabrik yang bibebebankan kepesanan 101, 102,103, berdasar
tarif Rp 2,00 per jam kerja langsung
f) Pesanan 101, dan 102 selesai dikerjakan dan dijual dengan kredit dengan
harga Rp 120.000,00 dan Rp 135.000,00.
g) Diterima piutang Rp 247.000,00 setelah dipotong cash discount 5%.
h) Penyusutan harta tetap Rp 2.000,00 dibayar tunai biaya overhead pabrik lain-
lain Rp 10.800,00 biaya pemasaran dan administrasi Rp 15.000,00.
i) Dibayar utang dagang Rp 85.000,00.
j) Penyimpangan biaya overhead pabrik menjadi beban harga pokok penjualan.
(sumber Matz dan Usry, dimodifikasi).
Kepada saudara diminta untuk memberi informasi kepada manajemen
mengenai transaksi pemesanan tersebut.
Solusi kalkulasi biaya pesanan (job order costing)
Penyajian informasi kepada manajemen meliputi perhitungan nilai proses
produksi pesanan, perhitungan rugi laba dan neraca.
13
Tabel 10.9
Saldo Buku Besar kantor Pusat (General Ledget)
Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kas 47,000 0
Piutang 50,000 0
Mesin (aktiva tetap) 35,300 0
Pabrik (factory ledger) 62,000 0
Utang dagang 0 57,375
Modal saham 0 100,000
Laba ditahan 0 34,925
Tabel 10.10
14
Tabel 10.11
Jurnal Kantor Pusat dan Pabrik
Proses 51.600 0
d. Tidak ada jurnal 0 0 produksi
pesanan
101
(Modal
fifo)
Proses 42.000 0
produksi
15
pesanan
102(Model
fifo)
Proses 14.575 0
produksi
pesana
103(Model
fifo)
BOP 7.520 0
(bahan tak
langsung)
Material A 0 56.800
Material B 0 51.375
Bahan tak 0 7.520
langsung
g. Kas 247.000 0
Diskon 13.000 0 Tidak ada jurnal 0 0
Piutang 0 260.000
16
Kas 0 25.800 Kantor pusat 0 12.800
Akumulasi 2.000 0
depresiasi
Kas 0 85.000
pabrik
Kantor pusat 3.230 0
(varian BOP)
17
BUKU BESAR KANTOR PUSAT
Tabel 10.1
18
Buku Besar Utang Pajak
19
i.Pembayaran utang dagang 85.000 0
Saldo (ke neraca) 88.895 0
Jumlah 173.895 173.895
Tabel 10.13
Buku Besar Material
Keterangan Debit Kredit
Neraca 22.000 0
a.Kantor pusat 114.520 0
d. Penggunaan material 0 115.695
Saldo (Ke Neraca) 0 20.825
Jumlah 136.520 136.520
20
Buku Besar Material A
Keterangan Debit Kredit
Neraca 10.000 0
a.Kantor pusat 52.000 0
d. penggunaan 0 56.800
Saldo (Ke Neraca) 0 5.200
Jumlah 62.000 62.000
21
Buku Besar Proses Produksi Pesanan 101
Keterangan Debit Kredit
Neraca: material 2.500, Lobar 5.500 0
2.000, foh 1.000
c.Upah tak langsung 20.000 0
d.bahan baku 51.600 0
e. Alokasi foh 10.000 0
f. Produksi jadi (Kantor Pusat) 0 87.100
Jumlah 87.100 87.100
22
Buku Besar Produk Jadi
Keterangan Debit Kredit
Neraca 32.500 0
f. Produk jadi 187.100 0
f. kantor pusat 0 187.100
Ke Neraca 32.500
Jumlah 219.600 219.600
Table 10.14
TABEL 10.15
23
biaya pemasaran dan administras 36.980 0
jumlah 514.360 514.360
Table 10.16
Perusaahaan ini mengerjakan 6pekerjaan dalam bulan oktober 2006.data dari seluruh
pekerjaan tersebut:
24
Pada taggal 31 oktober 2006, pekerjaan job 15, job 16, job 17dan job 18 telah selesai.
Job 16 dan job 18 telah diserahkan kepada pemesan dengan mark-up 30%. Biaya pemasaran
sebesar 5% dari total penjualan, sedangkan biaya adm & umum sebesar Rp 10.000.
Diminta:
1. Tradisional Costing: buatlah kartu biaya pesanan untuk tiap pekerjaan yang
menunjukan biaya dan status tiap pekerjaan sampai tanggal 31 Oktober 2006 dan
buatlah laporan laba rugi untuk oktober 2006
2. Activity Based Costing: buatlah kartu biaya pesanan untuk tiap pekerjaan yang
menunjukan biaya dan status tiap pekerjaan sampai tanggal 31 Oktober 2006 dan
buatlah laporan laba rugi untuk Oktober 2006
3. Apa pendapat anda tentang laporan laba rugi yang menggunakan tradisional costing
dan activity based conting, dan nama yang lebih akurat
SOLUSI PT EMIRAT
Tradisioanal Costing
Keterangan: FG = Finished Goods, WIP = Work in process, laba 30% dari biaya produksi
Keterangan (Rp)
Penjualan 130% (156.850+ 121,200) 361.465
Harga pokok penjualan 278.050
Laba kotor 83.415
Biaya pemasran 5%× Penjualan *18.073
Biaya Adm & umum 10.000
Laba operasi 55.342
*Mestinya Rp 18.073.25, dibulatkan menjadi Rp 18.073
Tarif BOP :
25
Setup = (Rp 480.000/9.600) = Rp 50
Other = ( 180.000/20.000) = Rp 9
Perhitungan pesanan
Keterangan (Rp)
Penjualan : 130% × (136.950+103.900) 313.105
Harga pokok penjualan 240.850
Laba kotor 72.255
Biaya pemasaran 5% × Penjualan 15.655
Biaya Adm & umum 10.000
Laba operasi 46.600
OPINI
Dengan menggunakan ABC laba operasi lebih kecil, tetapi alokasi biaya
overhead pabrik lebih akurat karena menggunakan aktivitas
Biaya perunit dapat di jadikan dasar untuk menentukan penerimaan atau menolak
pesanan. Jika harga pesanan adalah sama dengan biaya perunitditambah laba yang
diharapkan, maka pesanan diterima, dan jika harga pesanan di bawah biaya per unit juga
dapat dijadikan untuk memnentukan harga penawaran pada tender makin kecil biaya
perunit, lebih mudah menentukan harga penawaran tender dan lebih muda menghadapi
pesaing.
27
BAB 111
PENUNTUP
I. KESIMPULAN
Dengan ini dapat dikatakan bahwa konsep dasar dari Job ordercosting
(biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi
untukmenentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang
berdasarkanpada sistem order atau pesanan.dalam sistem perhitungan ini,
biayaproduksi diakumulasikNS untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika
suatupesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk
sesuaidengan spesifikasi masing-masing pesanan. metode perhitungan
biayaproduksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu
perusahaanyang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam
sistemperhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan
yangterpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atauperusahaan
akanmembuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.
Adapun hal-hal yang membeban kanbiaya produksi pada
perhitunganbiaya berdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu;
biaya bahanbaku yang dibeban kanpada selamat permintaan. Jadi, biaya bahan
bakudibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. biaya
tenagakerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya
dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung
padapesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik(BOP) dibebankan kepada
tiap-tiap pesanan atas dasar tarip yang di tentukan di muka.
28
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Manajemen (Pendekatan Praktis) Edisi 4, Dewi Utari, SE., M.AK, Dr. Ari
Purwati,
SE., M.Ak, Dr. Darsono Prawironegoro, SE., SF., MA., MM, Penerbit Mitra Wacana Media,
Tahun 2016.
29