Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

KALKULASI BIAYA PESANAN (JOB ORDER COSTING)

Disusun oleh:

KELOMPOK 6

ANGGOTA :

1. EKA FITRIANI (191789SA)


2. INDAH PUSPITASARI ( 191790SA)
3. IIN ANGGRIANI (191791SA)

JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM AKUNTANSI (S.1)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM

(STIE AMM) MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Shukur alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok untuk matakuliah Akuntansi manajemen dengan judul:
“KALKULASI BIAYA PESANAN ( Job Order Costing) “

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalamandan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran seta masukanbahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan

Mataram, November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 4


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 5
C. TUJUAN ........................................................................................................................... 5

BAB ll PEMBAHASAN............................................................................................................... 6

I. Pengertian Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing) ................................................ 6


II. Karakteristik Kalkulasi Biaya Pesanan ............................................................................ 6
III. Kalkulasi Biaya Pesanan Modal Tradisional .................................................................... 7
IV. Kalkulasi Biaya Pesanan Modal Activity Based Costing (Abc) ....................................... 8
V. Kartu Pesanan ................................................................................................................... 10
VI. Siklus Akuntansi Biaya Berdasarkan Pesanan .................................................................. 11
VII. Akuntansi Untuk Tenaga Kerja.........................................................................................
VIII. Akuntansi Untuk Overhead Pabrik ................................................................................... 12
IX. Teknik Penyajian Kalkulasi Biaya Pesanan ...................................................................... 14
X. Ilustrasi Job Order Costing Pt Emirat ............................................................................... 26
XI. Keputusan Manajemen ...................................................................................................... 28

BAB 111 PENUTUP .................................................................................................................... 29

I. KESIMPULAN ................................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 30

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penentuan harga produk adalah proses pembebanan biaya manufaktur (produksi)


kepada produk yang dibuat. Pemahaman terhadap proses ini sangat penting bagi
seorang manajer, karena cara menentukan harga pokok produk akan berpengaruh
terhadap laba bersih yang dilaporkan. Tujuan mengetahui proses harga pokok adalah
untuk menghasilkan informasi tentang biaya yang akan membantu para manajer untuk
merencanakan, mengendalikan, mengarahkan, dan memAbuat keputusan. Ada dua
cara untuk mengetahui harga pokok produk yang paling banyak digunakan adalah
metode harga pokok pesanan dan meode harga pokok proses. Jika perusahaan
membuat produk di atas dasar pesanan maka yang cocok adalah meode pokok
pesanan.

Dalam makalah ini akan membahas tentang kalkulasi atau metode harga pokok
pesanan ( Job Order Costing ).

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), biaya
produksi dikumpulkan atau diakumulasikan untuk setiap pesanan atau pekerjaan (job)
yang terpisah. Suatu pesanan atau pekerjaan merupakan hasil akhir (output) yang
diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi
kembali suatu item dari persediaan.

Untuk dapat menghitung biaya berdasarkan pesanan secara mudah, maka pesanan
atau pekerjaan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Oleh karena itu, harus
ada perbedaan penting dalam biaya per unit antara suatu pesanan dengan pesanan
yang lain. Sebagai contoh, misalkan tukang jahit secara bersamaan mempersiapkan
pesanan untuk baju kemeja, celana panjang, baju jas, dan jaket, pesanan-pesanan
tersebut dapat dengan mudah diidentifikasikan atau dibedakan menurut tampilan
fisiknya dan biaya per unit dari masing-masing produk tersebut berbeda-beda,
sehingga perhitungan biaya harus dilakukan berdasarkan masing-masing pesanan.

A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana Sistem Akuntansi Biaya Pemesanan ?
2. Bagaimana Menentukan Harga Pokok (KOS) Pesanan ?
3. Bagaimana Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
4. Bagaimana Catatan-Catatan dan Transaksi Bisnis ( Pencatatan dan Transaksi Bisnis )?

B. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat:

4
1. Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order cost accumu-lation).
2. Menidentifikasi dan mempersiapkan delapan ayat jurnal akuntansi biaya dasar dalam
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing).
3. Membuat kartu biaya pesanan (job order cost sheet).
4. Menerapkan tarif overhead yang telah ditentukan dimuka dalam perhitungan biaya
pesanan.

5
BAB II PEMBAHASAN

I. KALKULASI BIAYA PESANAN (Job Order Costing)

Kalkulasi biaya pesanan job order costing merupakan sistem atau metode
pengakumulasian atau pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk
pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan.

Produk pesanan ialah barang diproduksi berdasarkan pesanan dari pelangga. Jika
suatu perusahaan tidak menerima pesanan, maka perusahaan tersebut akan menderita
kerugian,karena ia harus menanggung biaya tetap, misalnya biaya karyawan dan penyusutan
aktiva tetap, suatu perusahaan pada umumnya memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi pemasaran,
fungsi produksi, dan fungsi manajemen kantor pusat. Oleh sebab itu, dalam mengumpulkan
biaya harus dipisahkan secara nyata antara ketiga fungsi tersebut. Tujuannya adalah untuk
mempermudah analisis kinerja ketiga fungsi tersebut.

Produk dikerjakan di pabrik, sedangkan transaksi bisnis yang meliputi pembelihan


aktiva tetap, pembelian bahan baku, penjualan dan segala jenis pembayarannya dilakukan di
kantor pusat. Oleh sebab itu, harus dibuat buku besar kantor pusat (general ledger) dan buku
besar pabrik (factory ledger). Barang jadi dibukukan di pabrik dan harga pokok penjualan
dibukukan di kantor pusat.

II. KARAKTERISTIK KALKULASI BIAYA PESANAN

Akumulasi atau pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan biasanya


dipengaruhi oleh karakteristik dari kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan produksi berdasarkan pesanan merubah
bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari para pelanggannya. Adapun ciri-
ciri perusahaan yang mengakumulasi biaya berdasarkan pesanan sebagai berikut:

1) Proses pembuatan produk terjadi secara terputus-putus. Jika suatu pesanan selesai
dikerjakan, proses produksi dihentikan dan dimulai dengan pesanan berikutnya.
2) Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan,
sehingga antara satu pesanan dengan pesanan yang lain dapat berbeda-beda.
3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan pelanggan, bukan untuk memenuhi
persediaan.

Jika suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksinya memenuhi ketiga


kriteria di atas, maka perusahaan tersebut akan menggunakan metode kalkulasi biaya pesanan
dalam pengumpulan biaya produksinya. Secara umum, kalkulasi biaya pesanan mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:

a) Untuk tiap pesanan dari pelanggan disediakan Kartu Biaya Pesanan (job cost sheet)
untuk menghitung biaya produksinya secara individual.
b) Kartu biaya pesanan tersebut berfungsi sebagai buku besar pembantu persediaan
barang dalam proses yang diisi berdasarkan bukti permintaan bahan baku , kartu jam
kerja langsung, dan tarif overhead pabrik.

6
c) Pengakunan ke buku besar dapat dilakukan dengan rekapitulasi dari kartu biaya
pesanan.
d) Biaya produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara
membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan untuk pesanan yang bersangkutan.
e) Kartu biaya pesanan mengalami tiga status yaitu sebagai berkas barang dalam proses,
barang jadi, dan barang terjual.

Bagi perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, informasi biaya produksi yang
dihasilkan oleh sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan akan bermanfaat untuk:

✓ Menetapkan harga jual yang akan dibebankan kepada pelanggan dan juga sebagai
dasar pengajuan proposal tender.
✓ Mengevaluasi ketepatan dalam pembebanan harga taksiran.
✓ Membandingkan biaya pesanan serupa yang pernah dikerjakan.
✓ Menganalisis waktu penyelesaian suatu pesanan.
✓ Menghitung laba atau rugi kotor untuk setiap pesanan.
✓ Menentukan biaya persediaan akhir produk jadi dan barang dalam proses.

III. KALKULASI BIAYA PESANAN MODAL TRADISIONAL


Suatu perusahaan memproduksi pesanan produk A dan B. Data akuntansi
untuk kedua jenis produk pesanan disajikan dalam Tabel 10.1.

Tabe 10.1
Data Akuntansi Pabrik
Keterangan Pesanan A Pesanan B Total
Unit dipesan 100 200 300
Bahan langsung (Rp) 2.000 3.000 5.000
Upah langsung (Rp) 4.000 5.000 4.000
Biaya overhead pabrik (Rp) 10.000

Biaya overhead diklasifikan menjadi beberapa unsur berdasarkan aktivitas


disajikan dalam tabel 10.2

Tabel 10.2
Biaya Overhead Pabrik berdasarkan Aktivitas
Keterangan (Rp) Aktivitas
Biaya penyiapan mesin 1.000 50 jam penyiapan
Biaya pemeliharaan mesin 2.000 200 jam pemeliharaan
Biaya penanganan bahan 3.000 400 jam penanganan
Pembelian 3.000 100 pesanan
Lain-lain 1.000 500 jam tenaga kerja langsung
Total 10.000

7
Untuk memproses pesanan masing masing produk pesanan diperlukan
aktivitas disajikan dalam Tabel 10.3

Tabel 10.3
Aktivitas Proses Produksi

Keterangan Pesanan A Pesanan B Total


Jam penyiapan mesin 6 4 10
Jam pemeliharaan mesin 10 15 25
Jam penanganan bahan 20 30 50
Jumlah pesanan 10 20 30
Jam tenaga kerja langsung 50 100 150

Solusi: Kalkulasi Biaya Modal Tradisional


Jam mesin adalah jam persiapan mesin dan jam pemeliharaan mesin yaitu 50
jam + 200 jam = 250 jam. Biaya overhead didasarkan pada jam mesin, maka tarif
biaya overhead per jam mesin adalah (Rp 10.000/250 jam) = Rp 40. Kalkulasi biaya
per pesanan setiap produk dapat disajikan dalam tabel 10.4

Tabel 10.4
Kalkulasi Biaya Per unit Model Tradisional
Keterangan Pesanan A (Rp) Pesanan B (Rp)
Bahan langsung 2.000 3.000
Upah langsung 4.000 5.000
Pembebanan BOP ke:
Pesanan A = 16 x Rp 40 640
Pesanan B = 19 x Rp 40 760
Jumlah biaya 6.640 8.760

Unit dipesan 100 200


Biaya per unit (Rp) 66,40 43,80

IV. KALKULASI BIAYA PESANAN MODAL ACTIVITY BASED COSTING (ABC)


Untuk mengkalkulasi biaya per unit modal ABC terlebih dahulu harus
dihitung tarif biaya overhead masing-masing unsur berdasar aktivitas yang
dilakukannya. Pada ilustrasi di atas, tarif biaya overhead berdasar aktivitas disajikan
dalam tabel 10.5, kemudian dihitung pembebanan biaya overhead pabrik ke setiap
produk, disajikan dalam tabel 10.6, dan dihitung biaya per unit, disajikan dalam tabel
10.7.

Tabel 10.5
Tarif Biaya Overhead Pabrik Berdasar Aktivitas
Keterangan (Rp) Aktivitas Tarif (Rp)

8
Biaya penyiapan mesin 1.000 50 jam penyiapan 20,00
Biaya pemeliharaan mesin 2.000 200 jam pemeliharaan 10,00
Biaya penanganan bahan 3.000 400 jam penanganan 7,50
Pembelian 3.000 100 pesanan 30,00
Lain – lain 1.000 500 jam tenaga kerja langsung 2,00

Tabel 10.6
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke Produk Berdasar Aktivitas

Keterangan Pesanan A (Rp) Pesanan B (Rp)


Jam penyiapan mesin 6 x 20 = 120 4 x 20 = 80
Jam pemeliharaan mesin 10 x 10 = 100 15 x 10 = 150
Jam penanganan bahan 20 x 7,50 = 150 30 x 7,50 = 225
Jumlah pesanan 10 x 30 = 300 20 x 30 = 600
Jam tenaga kerja langsung 50 x 2 = 100 100 x 2 = 200

Tabel 10.7
Perhitungan Biaya Per Unit Berdasar Aktivitas
Keterangan A (Rp) B (Rp)
Bahan langsung 2.000 3.000
Upah langsung 4.000 5.000
Pembebanan BOP ke :
Penyiapan mesin 120 80
Pemeliharaan mesin 100 150
Penanganan bahan 150 225
Pembelian 300 600
Lain-lain 100 200
Jumlah biaya 6.770 9.255

Unit dipesan 100 200


Biaya per unit 67,70 46,275

Berdasar kalkulasi di atas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan antara


kalkulasi biaya pesanan modal tradisional dengan model ABC. Perbedaan ini terjadi
karena penggunaan modal kalkulasi yang berbeda. Yang menjadi persoalan bukan
perbedaannya, tetapi keakuratannya. Modal ABC lebih akurat dibanding dengan
modal tradisional, karena biaya produksi per unit mengambarkan kondisi yang
sesungguhnya melalui berbagai aktivitas.

V. KARTU PESANAN
Setiap pesanan harus dibuatkan kartu pesanan (pesanan order sheet)yang
memuat nama pemesan, jenis barang yang dipesan, jumlah pesanan, nilai pesanan,
tanggal pesanan, tanggal pengerjaan, tanggal selesai, tanggal diserahkan, dan
penanggungjawab pekerjaan.
Dalam kartu pesanan harus dirinci besarnya biaya bahan langsung, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan, serta diperhitungan laba

9
rugi setiap pesanan. Jika manajemen menghendaki laba rugi operasi tiap tiap pesanan,
maka biaya administrasi harus dibebankan, besarnya tergantung keputusan
manajemen puncak. Kartu pesanan itu dapat disajikan Tabel 10.8

Tabel 10.8
Kartu Pesanan

Pemesan PT AB Keterangan: Tanggal

Produk 10 bus karyawan Pesan 1/1/2003


Spesifikasi Minibus (13 penumpang) Mulai kerja 5/1/2003
Jumlah 10 bus Selesai kerja 25/12/2003
Nilai Rp 125.000 diserahkan 31/12/2003
penanggungjawab Bambang S
Biaya Satuan(Rp) Jumlah (Rp)
Material:
Kerangka 1.000 10.000
Mesin 2.000 20.000
Perlengkapan 500 5.000
Jumlah biaya material 35.000
Upah buruh:
Tenaga ahli 2.500 25.000
Tenaga biasa 1.500 15.000
Jumlah biaya upah buruh 40.000
Pembebanan biaya overhead pabrik:
50% upah buruh 20.000
Jumlah biaya produksi 10 bus 95.000
Nilai pesanan 125.000
Laba kotor 30.000
Pembebanan biaya pemasaran 6.000
Pembebanan biaya administrasi 4.000

Laba operasi 20.000

VI. SIKLUS AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN PESANAN


Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya
bahan baku langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Oleh karena
itu, sistem perhitungan biaya ini terdiri atas 3 bagian yang saling berhubungan.
Pertama, akuntansi biaya bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku,
membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku tidak
langsung ke overhead pabrik. Kedua, akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun
yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke
pesanan, membebankan tenaga kerja tidak langsung ke overhead pabrik. Ketiga,
akuntansi overhead mengakumulasi biaya overhead pabrik, memelihara catatan

10
terperinci atas overhead pabrik, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap
pesanan.

VII. AKUNTANSI UNTUK TENAGA KERJA


Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya tenaga kerja langsung
dan tidak langsung harus dilakukan pemisahan. Biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja atau buruh yang berhubungan
langsung dengan pembuatan produk, sedangkan, biaya tenaga kerja tidak langsung
merupakan biaya yang dibayarkan kepada para supervisor atau mandor yang
mengawasi jalannya proses produksi di pabrik.

Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung ini,
setiap karyawan membuat satu atau lebih Kartu Jam Kerja karyawan setiap hari.
Kartu tersebut merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan oleh
seorang pekerja untuk membuat suatu pesanan tertentu (tenaga langsung) atau untuk
mengerjakan tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung).

Setiap kartu jam kerja dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik dan
jumlah jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja tersebut dicocokkan
dengan jumlah jam kerja menurut kartu absensi. Kartu absensi merupakan kartu yang
berisi data jumlah waktu kerja setiap karyawan mulai dari saat mereka datang sampai
saat mereka pulang. Data tersebut digunakan untuk menghitung jumlah penghasilan
dari setiap karyawan dengan upah per jam kerja. Akuntansi untuk tenaga kerja
meliputi akuntansi untuk pengakuan biaya tenaga kerja pabrik yang terjadi;
pembayaran beban gaji terutang, dan distribusi beban gaji tenaga kerja.

VIII. AKUNTANSI UNTUK OVERHEAD PABRIK

Overhead merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke


pesanan tertentu tetapi terjadi dalam proses produksi (di luar pemasaran dan
administrasi). Karena ketidakmampuan untuk menelusuri overhead secara langsung,
menyebabkan biaya overhead pabrik diakumulasikan tanpa mengacu ke pesanan tertentu
dan total biaya overhead pabrik dialokasikan ke semua pesanan secara proporsional.
Akuntansi untuk overhead pabrik ini meliputi pencatatan biaya overhead pabrik aktual
(sesungguhnya), pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik yang dialokasikan, dan
pencatatan varian overhead.

1. Pencatatan biaya overhead pabrik aktual

Biaya overhead pabrik aktual seperti bahan baku tidak langsung dan tenaga
kerja tidak langsung dikumpulkan dan dicatat pada saat terjadinya atau melalui jurnal
periodik. Selain bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung, biaya
overhead pabrik dicatat hanya melalui ayat jurnal penyusuaian pada akhir suatu
periode akuntansi. Contoh biaya overhead pabrik lainnya meliputi, pajak bumi dan
bangunan, penyusutan bangunan, penyusutan mesin dan peralatan, asuransi bangunan,

11
sewa, biaya pensiun, asuransi kesehatan (jamsostek), tunjangan cuti, listrik dan air,
jasa keamanan, dan jasa perbaikain dan pemeliharaan.

2. Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik

Untuk menetapkan berapa biaya overhead yang akan dibebankan ke produksi


merupakan sesuatu yang sulit. Hal ini disebabkan, ada biaya overhead yang
memberikan manfaat dalam proses produksi tetapi biayanya sulit ditelusuri ke
masing-masing pesanan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, semua biaya overhead
pabrik didistribusikan ke semua pesanan.

Jumlah yang dibebankan untuk setiap pesanan sesuai dengan dasar alokasi
yang dipilih. Dasar alokasi tersebut meliputi:

• Penggunaan bahan baku


• Penggunaan tenaga kerja langsung
• Penggunaan jam mesin
• Waktu proses
• Kombinasi dua atau lebih dari dasar alokasi di atas

Setiap dasar alokasi yang dipilih sebaiknya merupakan aktivitas yang paling
terkait dengan biaya yang dialokasikan, yaitu aktivitas yang tampaknya paling
memicu terjadinya biaya overhead.

Besaran biaya overhead pabrik yang akan dibebankan ke produksi diperoleh


dengan cara “total biaya overhead pabrik dibagi dengan total dasar alokasi” dan rasio
yang dihasilkan merupakan tarif overhead (overhead rate). Tarif ini dikalikan dengan
jumlah dasar alokasi yang digunakan oleh suatu pesanan, dan hasilnya biaya overhead
pabrik untuk pesanan tersebut.

3. Pencatatan varian overhead pabrik

Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan, pada akhir periode


akuntansi ditutup ke akun Pengendali Overhead Pabrik.

Setelah jurnal di atas, maka saldo akun “Overhead Pabrik Dibebankan” dalam
buku besar akan bersaldo nol. Sementara itu, saldo akun “Pengendali Overhead
Pabrik” akan terjadi tiga kemungkinan, yaitu: (1) saldo debet dan kredit sama atau
bersaldo nol, (2) saldo debet lebih besar dari kredit atau bersaldo plus, dan (3) saldo
debet lebih kecil dari kredit atau bersaldo minus. Saldo pada poin 1 dan 2 disebut
varians atau selisih biaya overhead pabrik. Jika selisih yang terjadi kecil, biasanya
ditutup ke akun Harga Pokok Penjualan pada akhir periode akuntansi.

IX. TEKNIK PENYAJIAN KALKULASI BIAYA PESANAN


Teknik kalkulasi biaya pesanan berdasar fungsi manajemen harus dihitung
biaya aktivitas kantor pusat dan biaya aktivitas pabrik. Keduan transaksi itu
dibukukan secara berbeda dalam buku besar kantor pusat dan buku besar pabrik,

12
kemudian disusun perhitungan rugi laba dan neraca. Berikut ini adalah ilustrasi teknik
kalkulasi biaya pesanan.
Saldo buku besar per 31 Desember 2000 adalah sebagai berikut. Kas Rp
47.000; piutang dagang Rp 50.000; barang jadi Rp 32.500; barang dalam proses Rp
7.500; bahan baku Rp 22.000; harga tetap bersih Rp 35.300; utang dagang Rp 59.375;
saham biasa Rp 100.000; laba ditahan Rp 34.925; buku besar pabrik Rp 62.000; buku
besar umum (kantor pusat) Rp 62.000.
Perincian persediaan adalah sebagai berikut: Barang jadi: X 1.000 unit @ Rp
12,50; Y 2.000 unit @ Rp 10,00; Barang dalam proses: pesanan 101 pemakaian bahan
baku A 500 unit @ Rp 5,00, upah buruh 500 jam @ Rp 4,00 per jam, dan biaya
overhead pabrik berdasar jam kerja langsung @ Rp 2,00 per jam; pesanan 102
pemakaian bahan baku B 200 unit @ Rp 3,00, upah buruh 200 jam @ Rp 5,00 per
jam, biaya overhead pabrik berdasar jam kerja langsung @ Rp 2,00 per jam; bahan
baku: A 2.000 unit @ Rp 5,00 dan B 4.000 unit @ Rp 3,00. Selama bulan januari
2000 transaksi bisnis adalah sebagai berikut:
a) Pembelian kredit bahan baku A 10.000 unit @ Rp 5,20, B 12.000 unit @ Rp
3,75, dan bahan tidak langsung Rp 17.520.
b) Telah dibayar upah dan gaji Rp 110.000,00 dari jumlah tersebut Rp 20.000,00
adalah gaji bagian pemasaran dan bagian administrasi kantor pusat. Potongan
gaji Rp 15.500,00 untuk pajak pendapatan karyawan dan potongan asuransi
kesehatan 6,5%.
c) Pembebanan upah buruh: untuk pesanan 101, 5.000 jam @ Rp 4,00 per jam,
pesanan 102, 8.000 jam @ Rp 5,00 per jam dan pesanan 103, 6.000 jam @ Rp
3,00 per jam, upah tak langsung Rp 12.000,00, pajak 9,9% ditanggung oleh
perusahaan.
d) Bahan baku yang dipakai atas dasar first in first out (fifo): bahan baku A
10.000 unit untuk pesanan 101, bahan baku B 12.000 unit untuk pemesanan
102, bahan baku A 1.000 unit dan B 2.500 unit untuk pemesanan 103.
Dipakai bahan tidak langsung Rp 7.520, 00.
e) Biaya overhaed pabrik yang bibebebankan kepesanan 101, 102,103, berdasar
tarif Rp 2,00 per jam kerja langsung
f) Pesanan 101, dan 102 selesai dikerjakan dan dijual dengan kredit dengan
harga Rp 120.000,00 dan Rp 135.000,00.
g) Diterima piutang Rp 247.000,00 setelah dipotong cash discount 5%.
h) Penyusutan harta tetap Rp 2.000,00 dibayar tunai biaya overhead pabrik lain-
lain Rp 10.800,00 biaya pemasaran dan administrasi Rp 15.000,00.
i) Dibayar utang dagang Rp 85.000,00.
j) Penyimpangan biaya overhead pabrik menjadi beban harga pokok penjualan.
(sumber Matz dan Usry, dimodifikasi).
Kepada saudara diminta untuk memberi informasi kepada manajemen
mengenai transaksi pemesanan tersebut.
Solusi kalkulasi biaya pesanan (job order costing)
Penyajian informasi kepada manajemen meliputi perhitungan nilai proses
produksi pesanan, perhitungan rugi laba dan neraca.

13
Tabel 10.9
Saldo Buku Besar kantor Pusat (General Ledget)
Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kas 47,000 0
Piutang 50,000 0
Mesin (aktiva tetap) 35,300 0
Pabrik (factory ledger) 62,000 0
Utang dagang 0 57,375
Modal saham 0 100,000
Laba ditahan 0 34,925

Tabel 10.10

Saldo Buku Besar Pabrik (factory Ledger)

Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp)


Barang jadi 32.000 0
Barang setengah jadi 7.500 0
Bahan baku (material) 27.000 0
Kantor pusat (general ledger) 0 62.000

14
Tabel 10.11
Jurnal Kantor Pusat dan Pabrik

Kantor Pusat (General Ledger) Pabrik (Factory Ledger


Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
(RP) (RP) (RP) (RP)
a. Pabrik 114.520 0 a. Materi A 52.000 0
Utang 114.520 Materi B 45.000 0
Dagang Bahan tak 17.520 0
langsung
kantor 0 114.520
pusat

b. Pabrik 90.000 0 b. Upah 90.000 0


Biaya 20.000 0 kantor 0 90.000
administasi dan Pusat
pemasaran
Kas 0 87.350
Pajak 0 15.500
Asuransi 6,5 0 7.150
%X 110.000

c. Tidak ada jurnal 0 0 c. Proses 20.000 0


produksi
pesanan
101
Proses 40.000 0
Produksi
pesanan
102
Proses 18.000 0
produksi
pesanan
103
Biaya 12.000 0
overhead
pabrik
(BOP)
Upah 0 90.000

Pabrik 8.910 0 BOP (Pajak) 8.910 0


Biaya Administrasi dan 1.980 0 Kantor 0
pemasaran pusat 8.910
Pajak 0 10.890

Proses 51.600 0
d. Tidak ada jurnal 0 0 produksi
pesanan
101
(Modal
fifo)
Proses 42.000 0
produksi

15
pesanan
102(Model
fifo)
Proses 14.575 0
produksi
pesana
103(Model
fifo)
BOP 7.520 0
(bahan tak
langsung)
Material A 0 56.800
Material B 0 51.375
Bahan tak 0 7.520
langsung

e. Tidak ada jurnal 0 0 Proses 10.000 0


produksi
pesanan
101
Proses 16.000 0
produksi
pesanan
102
Proses 12.000 0
produksi
pesanan
103
BOP 0 38.000

f. Tidak ada jurnal 0 0 Barang 187.100 0


jadi
proses 0 87.100
produksi
pesanan
101
Proses 0 100.000
produksi
pesanan
102
Harga Pokok penjualan 187.100 0 Kantor 187.100 0
pabrik 0 187.100 pusat
Barang 0 187.100
Piutang 255.000 0 jadi
Sales 0 255.000

g. Kas 247.000 0
Diskon 13.000 0 Tidak ada jurnal 0 0
Piutang 0 260.000

h. Biaya 15.000 0 Bop (lain- 10.800 0


Administrasi lain)
dan pemasaran
Pabrik 12.800 0 Depresiasi 2.000 0

16
Kas 0 25.800 Kantor pusat 0 12.800

Akumulasi 2.000 0
depresiasi

i. Utang 85.000 0 Tidak ada jurnal 0 0

Kas 0 85.000

j. Harga pokok 3.230 0 Pembebanan BOP 38.000 0


penjualan ke proses produksi

pabrik
Kantor pusat 3.230 0
(varian BOP)

Upah tak langsung 0 12.000


Bahan tak 0 7.520
langsung
Depresiasi 0 2.000
Pajak 0 8.910
Lain-Lain 0 10.800

17
BUKU BESAR KANTOR PUSAT

Tabel 10.1

Buku Besar Kas

Keterangan Debit Kredit


(RP) (RP)
Neraca 47.000 0
j . Piutang 247.000 0
b . pabrik dan biaya 0 87.350
adm.pemasaran
h. Pabrik dan biaya 0 25.800
adm.pemasaran
i. Utang 85.000
Saldo (ke Neraca) 0 95.850
Jumlah 394.000 394.000

Buku Besar Piutang

Keterangan Debit Kredit


(RP) (RP)
Neraca 50.000 0
f. sales 255.000 0
g. Kas 0 247.000
g. Diskon 0 13.000
Saldo (ke neraca) 0 45.000
Jumlah 305.000 305.000

Buku Besar Mesin (aktiva tetap)

Keterangan Debit Kredit


Neraca 35.300 0
Saldo 0 35.300
Jumlah 35.300 35.300

Buku Besar Akuntansi Penyusutan

Keterangan Debit Kredit


Neraca 0 0
h. Biaya Adm. Dan pemasaran 2.000
saldo (ke R/L) 2.000 0
Jumlah 2.000 2.000

18
Buku Besar Utang Pajak

Keterangan Debit Kredit


Neraca 0 0
c. 0 10.890
b. 0 15.500
b. 0 7.150
Saldo (ke neraca) 33.540 0
Jumlah 33.540 33.540

Buku Besar Saham Biasa

Keterangan Debit Kredit


Neraca 0 100.000
Saldo (ke neraca) 100.000 0
Jumlah 100.000 100.000

Buku Besar Laba Ditahan

Keteranagn Debit Kredit


Neraca 0 100.000
Saldo(ke neraca) 100.000 0
Jumlah 100.000 100.000

Buku Besar Diskon

Keterangan Debit Kredit


Neraca 0 0
h. 13.000 0
Saldo (ke neraca) 0 13.000
Jumlah 13.000 13.000

Buku Besar Pabrik


Keterangan Debit Kredit
Neraca 62.000 0
a.Pembelian material 114.520 0
b. Upah buruh dan gaji pabrik 90.000 0
c. Pajak 8.910 0
h. Overhead lain dan 12.800 0
penyusutan 0 187.100
f. Pesanan 101 dan 102 0 3.230
j. Varian overhead pabrik 0 97.900
Saldo (ke neraca)
Jumlah 288.230 288.230

Buku Besar Utang Dagang


Keteranagan Debit Kredit
Neraca 0 59.375
a.Pembelian material 0 114.520

19
i.Pembayaran utang dagang 85.000 0
Saldo (ke neraca) 88.895 0
Jumlah 173.895 173.895

Buku Besar Harga Pokok Penjualan


Keteranagn Debit Kredit
Neraca 0 0
f. pesanan 101 dan 102 187.100 0
j. Varian overhead pabrik 3.230 0
Saldo (ke R/L) 0 190.330
Jumlah 190.330 190.330

Buku Besar Biaya Pemasaran dan Administrasi


Keterangan Debit Kredit
Neraca 0 0
f. Gajian bag.pemarasan dan 20.000 0
Administrasi
c. Pajak 1.980 0
h. Biaya Pemasaran dan 15.000 0
Administrasi
Saldo (ke R/L) 0 36.980
Jumlah 36.980 36.980

BUKU BESAR PABRIK

Tabel 10.13
Buku Besar Material
Keterangan Debit Kredit
Neraca 22.000 0
a.Kantor pusat 114.520 0
d. Penggunaan material 0 115.695
Saldo (Ke Neraca) 0 20.825
Jumlah 136.520 136.520

Buku Besar Material Tak Langsung


Keterangan Debit Kredit
Neraca 0 0
a.Kantor pusat 17.520 0
d.penggunaan 0 7.520
Saldo (ke Neraca) 0 1.000
Jumlah 17.520 17.520

20
Buku Besar Material A
Keterangan Debit Kredit
Neraca 10.000 0
a.Kantor pusat 52.000 0
d. penggunaan 0 56.800
Saldo (Ke Neraca) 0 5.200
Jumlah 62.000 62.000

Buku Besar Material B


Keterangan Debit Kredit
Neraca 12.000 0
a.Kantor pusat 45.000 0
D,Penggunaan 0 51.375
Saldo (Ke neraca) 0 5.625
Jumlah 57.000 57.000

Buku Besar Upah Buruh


Keterangan Debit Kredit
Neraca 0 0
b. Kantor pusat 90.000 0
c. Alokasi ke pesanan 0 90.000
101,102,103
Saldo (ke Neraca) 0 0
Jumlah 90.000 90.000

Buku Besar Biaya Overhead Pabrik


Keterangan Debit Kredit
Neraca 0 0
c.Upah tak langsung 12.000 0
c. Pajak 8.910 0
d. Bahan Tak langsung 7.520 0
h. Lain-lain 12.800 0
e. Pesanan 101 0 10.000
e. Pesanan 102 0 16.000
e. Pesanan 103 0 12.000
j.Varian (ke harga pokok 0 3.230
penjualan)
Saldo(ke Neraca) 0 0
Jumlah 41.230 41.230

21
Buku Besar Proses Produksi Pesanan 101
Keterangan Debit Kredit
Neraca: material 2.500, Lobar 5.500 0
2.000, foh 1.000
c.Upah tak langsung 20.000 0
d.bahan baku 51.600 0
e. Alokasi foh 10.000 0
f. Produksi jadi (Kantor Pusat) 0 87.100
Jumlah 87.100 87.100

Buku Besar Proses Produksi Pesanan 102


Keterangan Debit Kredit
Neraca: material 600, labor 2.000 0
1.000,foh 400
c.Upah tak langsung 40.0000 0
d. Bahan Baku 42.000 0
e. Alokasi foh 16.000 0
f. Produksi jadi(kantor pusat) 0 100.000
Jumlah 100.000 100.000

Buku Besar Proses Produksi 103


Keterangan Debit Kredit
Neraca: 0 0
c.Upah tak langsung 18.000 0
d. Bahan baku 14.575 0
e. Alokasi foh 12.000 0
Ke Neraca 0 44.575
Jumlah 44.575 44.575

Buku Besar Proses Produksi


Keterangan Debit Kredit
Neraca 7.500 0
Pesanan 101 (5.500), Pesanan
102(2.000)
c.Upah tak langsung 78.000 0
d. Bahan baku 108.175 0
e. Alokasi foh 38.000 0
f. Produksi jadi (kantor pusat) 0 187.100
Ke Neraca 0 44.575
Jumlah 231.675 231.675

22
Buku Besar Produk Jadi
Keterangan Debit Kredit
Neraca 32.500 0
f. Produk jadi 187.100 0
f. kantor pusat 0 187.100
Ke Neraca 32.500
Jumlah 219.600 219.600

Table 10.14

Perhitungan harga pokok penjualan

Keterangan Debet Kredit


Proses produksi awal 7.500
Meterial
Neraca awa(+) 22.000
Pembelian (+) 114.520
Persediaan akhir (-) 20.825
Penggunaan (-) 115.695
Bahan taklangsung digunakan (-) 7.720
Bahan baku digunakan proses produksi 108.175
Upah langsung 78.000
Biaya overhead pabrik 38.000
Total biaya manufaktur 231.675
Proses produksi akhir pesanan 103 (-) 44.757
Harga pokok penjualan 187.100
Varian biaya overhaead pabrik (+) 3.230
Total harga pokok penjualan (ke R/L) 190.330

TABEL 10.15

NERACA SALDO KANTOR PUSAT

Keterangan Debet Kredit


Kas 95.850 0
Piutang 45.000 0
Mesin 35.300 0
Penyusutan 0 2.000
Pabrik 97.900 0
Utag dagang 0 88.895
Utang pajak 0 0
Modal saham 0 100.000
Laba ditahan 0 34.925
Penjualan 0 225.000
Diskon 13.000 0
Harga pokok penjualan 190.330 0

23
biaya pemasaran dan administras 36.980 0
jumlah 514.360 514.360

Table 10.16

Neraca saldo pabrika

Keterangan Debit Kredit


Barang jadi 32.500 0
Proses produksi pesanan 103 44.575 0
Bahan baku 20.825 0
Jumlah 97.900 97.900

X. ILUSTRASI JOB ORDER COSTING PT EMIRAT

Perusahan membuat produknya berdasarkan berdasarkan pesanan. Pada awal


perusahaan menetapkan tariff overhead berdasarkan jam TKL dengan konsumsi masing-
masing pekerjaan yang terdapat dalam tabel. Perusaan mencoba untuk menganalisi ulang
apakah perhitungan laba rugi perusaan selama ini sudah akurat, maka perusaah mencoba
menhitungnya memakai metode Activiti Based Costing dimana perusahaan
menidentifikasi empat aktivitas overhead danpenggeraknya. Informasi anggaran untuk
periodek oktober 2006.

Aktivitas Biaya penggerak Jumlah penggerak


Set-up 480.000 Jam mesin 9.600
Purchasing 120.000 Order pembeian 12.000
Material handling 150.000 Perpindahan bahan 12.500
Other FOH 180.000 Jam TKL 20.000

Perusaahaan ini mengerjakan 6pekerjaan dalam bulan oktober 2006.data dari seluruh
pekerjaan tersebut:

Job 15 Job 16 Job 17 Job 18 Job 19 Job 20


Saldo 1/10 (Rp) 60.000 50.000 30.000
B.Baku langsung 40.000 25.000 28.000 26.000 20.000 30.000
TK. Langsung 42.000 40.000 30.000 28.000 22.000 35.000
Jam mesin 50 35 55 40 38 45
Order pembelian 120 130 100 110 80 90
Perpindahan bahan 900 900 700 800 500 500
Jam TKL 1.100 900 800 800 700 600

24
Pada taggal 31 oktober 2006, pekerjaan job 15, job 16, job 17dan job 18 telah selesai.
Job 16 dan job 18 telah diserahkan kepada pemesan dengan mark-up 30%. Biaya pemasaran
sebesar 5% dari total penjualan, sedangkan biaya adm & umum sebesar Rp 10.000.

Diminta:

1. Tradisional Costing: buatlah kartu biaya pesanan untuk tiap pekerjaan yang
menunjukan biaya dan status tiap pekerjaan sampai tanggal 31 Oktober 2006 dan
buatlah laporan laba rugi untuk oktober 2006
2. Activity Based Costing: buatlah kartu biaya pesanan untuk tiap pekerjaan yang
menunjukan biaya dan status tiap pekerjaan sampai tanggal 31 Oktober 2006 dan
buatlah laporan laba rugi untuk Oktober 2006
3. Apa pendapat anda tentang laporan laba rugi yang menggunakan tradisional costing
dan activity based conting, dan nama yang lebih akurat

SOLUSI PT EMIRAT

Tradisioanal Costing

Tarif BOP = (Rp 930.000/20.000 JTKL) = Rp 46,5 JTKL

Keterangan Job 15 Job 16 Job 17 Job 18 Job 19 Job 20


Saldo 60.000 50.000 30.000
B.bahan baku 40.000 25.000 28.000 26.000 20.000 30.000
B. TKL 42.000 40.000 30.000 28.000 22.000 35.000
BOP
Tarif Rp 51.150 41.850 37.200 37.200 32.550 27.900
46,5/JTKL 95.200 121.200 74.550 92.900
193.150 154.850
Biaya produksi
Soul FG Sold WIP WIP

Keterangan: FG = Finished Goods, WIP = Work in process, laba 30% dari biaya produksi

Perhitunga laba- rugi

Keterangan (Rp)
Penjualan 130% (156.850+ 121,200) 361.465
Harga pokok penjualan 278.050
Laba kotor 83.415
Biaya pemasran 5%× Penjualan *18.073
Biaya Adm & umum 10.000
Laba operasi 55.342
*Mestinya Rp 18.073.25, dibulatkan menjadi Rp 18.073

Activity Based Costing PT Emirat

Tarif BOP :

25
Setup = (Rp 480.000/9.600) = Rp 50

Purchasing = (Rp 120.000/12.000) =Rp 10

Material handling = (Rp 150.000/12.500) = Rp 12

Other = ( 180.000/20.000) = Rp 9

Perhitungan pesanan

Job 15 Job 16 Job 17 Job 18 Job 19 Job 20


Sado 60.000 50.000 30.000
B.bahan baku 40.000 25.000 28.000 26.000 20.000 30.000
B.TKL 42.000 40.000 30.000 28.000 22.000 35.000
BOP
Set-up 2.500 1,750 2.750 2.000 1.900 2.250
Purchasing 1.200 1.300 1.000 1.100 800 900
Material Handling 10.800 10.800 8.400 9.600 6.000 6.000
Other FOH 9.900 8.100 7.200 7.200 6.300 5.400
Biaya produksi 166.400 136.950 77.350 103.900 57.000 79550
FG Sold FG Sold WIP
Keterangan: FG = Finished goods, WIP =Work in Process, laba 30% dari biaya produksi

Perhitungan laba-rugi 00000

Keterangan (Rp)
Penjualan : 130% × (136.950+103.900) 313.105
Harga pokok penjualan 240.850
Laba kotor 72.255
Biaya pemasaran 5% × Penjualan 15.655
Biaya Adm & umum 10.000
Laba operasi 46.600

OPINI

Dengan menggunakan ABC laba operasi lebih kecil, tetapi alokasi biaya
overhead pabrik lebih akurat karena menggunakan aktivitas

XI. KEPUTUSAN MANAJEMEN

Berdasarkan informasi di atas, manajemendapat mengambil keputusan antara lain


yaitu:

1. Menerima atau menolak pesanan


2. Menemukanharga penawaran
3. Mereduksi biaya agar mampu bersaing
4. Memotivasi pekerja agar bekerja lebih akfektif,efisien dan produksi
5. Memperbaiki metode kerja
26
6. Memperbaiki peralatan kerja

Biaya perunit dapat di jadikan dasar untuk menentukan penerimaan atau menolak
pesanan. Jika harga pesanan adalah sama dengan biaya perunitditambah laba yang
diharapkan, maka pesanan diterima, dan jika harga pesanan di bawah biaya per unit juga
dapat dijadikan untuk memnentukan harga penawaran pada tender makin kecil biaya
perunit, lebih mudah menentukan harga penawaran tender dan lebih muda menghadapi
pesaing.

Di samping itu dengan kalkulasi di atas, manajemen dapat memutuskan untuk


mengadakan efesiensi dan reduksi biaya melalui peningkatan kemampuan sumber daya
mannusia, perbaikan peralatan, dan perbaikan metode kerja, dengan cara demikian,
manajemen dapat mencipta biaya perunit yang lebih rendah dri pesaingan sehigga lebih
mudah masuk pasar.

27
BAB 111

PENUNTUP

I. KESIMPULAN
Dengan ini dapat dikatakan bahwa konsep dasar dari Job ordercosting
(biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi
untukmenentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang
berdasarkanpada sistem order atau pesanan.dalam sistem perhitungan ini,
biayaproduksi diakumulasikNS untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika
suatupesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk
sesuaidengan spesifikasi masing-masing pesanan. metode perhitungan
biayaproduksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu
perusahaanyang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam
sistemperhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan
yangterpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atauperusahaan
akanmembuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.
Adapun hal-hal yang membeban kanbiaya produksi pada
perhitunganbiaya berdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu;
biaya bahanbaku yang dibeban kanpada selamat permintaan. Jadi, biaya bahan
bakudibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. biaya
tenagakerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya
dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung
padapesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik(BOP) dibebankan kepada
tiap-tiap pesanan atas dasar tarip yang di tentukan di muka.

28
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi Manajemen (Pendekatan Praktis) Edisi 4, Dewi Utari, SE., M.AK, Dr. Ari
Purwati,

SE., M.Ak, Dr. Darsono Prawironegoro, SE., SF., MA., MM, Penerbit Mitra Wacana Media,

Tahun 2016.

29

Anda mungkin juga menyukai