Disusun oleh:
ALOISIUS PABETTING
NIM 20170611044069
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Permasalahan...............................................................................................................2
1.2.1 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.2.2 Batasan masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................................2
1.3.1 Tujuan Penelitian.................................................................................................2
1.3.2 Manfaat Penelitian...............................................................................................2
1.4 Lokasi Dan Kesampaian Daerah.................................................................................3
1.4.1 Lokasi Penelitian..................................................................................................3
1.4.2 Kesampaian daerah penelitian..............................................................................4
BAB II DASAR TEORI............................................................................................................5
2.1 Hidrologi Dan Siklus Hidrologi..................................................................................5
2.2 Analisis Hujan Wilayah...............................................................................................7
2.3 Analisis Distribusi Curah Hujan..................................................................................9
2.4 Pengujian Kesesuaian Distribusi Frekuensi..............................................................12
2.5 Intensitas Hujan Dan Grafik Intensitas Durasi Frekuensi.........................................12
2.6 Debit Limpasan.........................................................................................................15
2.7 Waktu Konsentrasi....................................................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................................17
3.1 Pengertian Drainase...................................................................................................17
3.1.1 Fungsi Dan Kegunaan Drainase.........................................................................17
3.1.2 Jenis-Jenis Drainase...........................................................................................18
3.1.3 Jenis-jenis geometri drainase.............................................................................19
3.2 Rencana Penelitian....................................................................................................22
3.3 Alat Dan Bahan.........................................................................................................23
3.3.1 Alat.....................................................................................................................23
3.3.2 Bahan..................................................................................................................23
i
3.4 Metode Penelitian......................................................................................................23
3.4.1 Studi Literature...................................................................................................23
3.4.2 Orientasi Lapangan............................................................................................23
3.4.3 Pengambilan Data..............................................................................................24
3.4.4 Pengolahan Data.................................................................................................24
3.4.5 Kesimpulan........................................................................................................24
3.5 Diagram Alir..............................................................................................................25
3.6 Jadwal Penelitian.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27
ii
BAB I PENDAHULUAN
Proses penambangan batu gamping dilakukan dengan system tambang terbuka dengan
metode penambangan quarry. Quarry adalah system tambang terbuka yang diterapkan untuk
menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri, antara lain:
penambangan batu gamping, marmer, granit, andesit dan sebagainya.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses penambangan adalah masalah
penanganan air, atau lebih umum disebut dengan istilah penyaliran tambang. Metode
penambangan yang terpapar langsung dengan udara luar adalah metode tambang terbuka.
Dimana sangat dipengaruhi oleh iklim seperti cuaca hujan, cuaca panas, dan lain-lain akan
mempengaruhi kondisi tempat kerja alat dan kondisi pekerja, yang selanjutnya dapat
mempengaruhi produktivitas penambangan.
Oleh sebab itu perlu dilakukan perencanaan drainase pada jalan tambang di CV.
Humbang Jaya agar proses penambangan tidak terganggu dan produktivitas alat pada saat
pengangkutan dapat berjalan dengan baik.
1
1.2 Permasalahan
2
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam merancang drainase di Cv.
Humbang Jaya
2. Sebagai data untuk peningkatan produktivitas alat angkut dalam
kegiatan penambangan di Cv. Humbang Jaya
3. Sebagai referensi terhadap pembuatan drainase bagi penelitian
yang berkaitan dengan perencanaan drainase.
3
1.4.2 Kesampaian daerah penelitian
Cv. Humbang Jaya Arso 1, Kabupaten Keerom dapat ditempuh
menggunakan jalan darat. Dari kota Universitas Cenderawasih menuju lokasi
penelitian dapat ditempuh selama kurang lebih 1 jam 9 menit dengan
menggunakan kendaraan. CV. Humbang Jaya Arso 1, Kabupaten Keerom
berdekatan dengan 3 perusahaan batugamping. CV. Humbang Jaya, Arso 1
Berada di sebelah Utara CV. Sanggaria dan Di sebelah Timur laut dari CV.
Pratiwi.
4
BAB II DASAR TEORI
5
K. Linsley dalam Yandi Hermawan (1986) pengertian
hidrologi adalah ilmu yang membicarakan tentang air yang ada dibumi
yaitu mengenai kejadian, perputaran dan pembagiannya, sifat fisika dan
kimia serta reaksinya terhadap lingkungan termasuk hubungan dengan
kehidupan.
6
akan terus bergerak secara terus menerus dengan 3 cara yang berbeda yaitu
sebagai berikut…
1. Siklus Pendek : Menguapnya air laut menjadi uap gas karna panas dari
matahari lalu terjadi kondensasi membentuk awan yang pada akhirnya
jatuh ke permukaan laut.
2. Siklus Sedang : Menguapnya air laut menjadi uap gas karna panas dari
matahari lalu terjadi evaporasi yang terbawa angin lalu membentuk awan
yang pada akhirnya jatuh ke permukaan daratan dan kembali ke lautan.
3. Siklus Panjang : Menguapnya air laut menjadi uap gas karena panas dari
matahari lalu uap air mengalami sublimasi membentuk awan yang
mengandung kristal es dan pada akhirnya jatuh dalam bentuk salju
kemudian akan membentuk gletser yang mencair membentuk aliran sungai
dan kembali kelaut.
7
stasiun penakar hujan hanya memberikan kedalaman hujan di titik dimana
stasiun berada, sehingga hujan pada suatu luasan harus diperkirakan dari
titik pengukuran tersebut. Apabila pada suatu daerah terdapat lebih dari
stasiun pengukuran yang ditempatkan secara terpencar, hujan yang tercatat
di masing-masing stasiun dapat tidak sama. Dalam analisis hidrologi
sering diperlukan untuk menentukan hujan rerata pada daerah tersebut,
yang dapat dilakukan dengan tiga metode berikut yaitu :
Metode ini adalah yang paling sederhana untuk menghitung hujan rerata
pada suatu daerah. Pengukuran dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu
yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun.
Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan biasanya adalah yang
berada di dalam DAS, tetapi stasiun di luar DAS yang masih berdekatan
juga bisa diperhitungkan
p 1+ p 2+ p 3+…+ Pn
p=
n
keterangan:
n = banyak data
b. Metode thiessen
8
sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut.
Metode ini digunakan apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang
ditinjau tidak merata. Perhitungan polygon Thiessenseperti pada
persamaan
A 1 P 1+ A 2 P 2+…+ AnPn
p=
A 1+ A 2+…+ An
keterangan:
a. Distribusi normal
Dalam analisis hidrologi distribusi normal sering digunakan untuk
menganalisis
frekuensi curah hujan, analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan,
debit
rata-rata tahunan. Sebaran normal atau kurva normal disebut pula sebaran
Gauss.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah :
9
Xt = x z.Sx
Keterangan :
Sx = Standar deviasi
Z = Faktor frekuensi
Xt = x Kt.Sx
Keterangan :
tahun (mm/hari)
10
x = Curah Hujan rata-rata (mm/hari)
Sx = Standar deviasi
Sx=
√ ∑ ¿ 1(Xi− Xr)2
Keterangan:
i
n−1
Sx = standard deviasi
Xi = curah hujan rata-rata
Xr = rata-rata curah hujan maksimum
N = jumlah data
11
Menghitung nilai faktor frekuensi (K) dari data curah hujan yang
terekam di stasiun hujan setempat dengan rumus sebagai berikut
Yt −Yn
K=
Sn
Keterangan:
K = factor frekuensi
Yn = harga rata-rata reduce variate
Sr = reduced standard deviation
Yt = reduced variated
Menghitung hujan menggunakan rencana periode ulang tahunan
dengan rumus sebagai berikut ini
Xt = Xr + (K.Sx)
Keterangan:
Xt = terncana curah hujan tahunan
Xr = rata-rata curah hujan maksimum
K = factor frekuensi
Sx = standar deviasi
12
2.4 Pengujian Kesesuaian Distribusi Frekuensi
Pemeriksaan uji kesesuaian distribusi frekuensi (The Goodness of
Fit Test) ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu kebenaran hipotesa
distribusi frekuensi.
1. Rumus Mononobe
Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data
hujan harian, maka intensitas dapat dihitung dengan rumus Mononobe
R 24 24
I=
24 t ( )
2/3
13
dimana :
I = intensitas curah hujan (mm/jam),
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
T = lamanya curah hujan (mm)
2. Rumus haspers
Untuk durasi hujan (0<t<2 jam
R (120−t ) 2
=0,06(t +0,0008 ( 260−R ) )
q 60
dimana:
Koefisien Limpasan
14
kecepatan airnya yang tidak merusak saluran dan tidak menyebabkan
terjadinya pengendapan, serta dalam hal pemeliharaannya.
Q=C x I Xa
Dimana:
C = koefisien limpasan
1
Qr= xC X I X A
3.6
Keterangan :
15
permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, dan lamanya hujan di
daerah pengaliran. daerah yang mempunyai karakteristik permukaan tanah
yang berbeda sehingga koefisien pengaliran untuk masing-masing sub area
nilainya berbeda dan untuk menentukan koefisien pengaliran pada wilayah
tersebut dilakukan penggabungan dari masing-masing sub area.
Tc = To + Td
Di mana :
16
17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
18
Selain itu dapat meminimalkan dampak negatif dari aliran limpasan
untuk kualitas air sungai. Mengurangi genangan yang dapat menjadi
sarang nyamuk-nyamuk penyebab penyakit juga merupakan fungsi penting
19
adanya drainase. Dengan ini kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat sekitar dapat terjamin
1. Drainase alami
2. Drainase buatan
5. Single purpose
Saluran ini berfungsi hanya untuk mengalirkan satu jenis air pada
saluran pembuangan. Seperti saluran yang hanya membuang aliran air
hujan atau hanya membuang aliran air limbah
20
6. Multi purpose
7. Terbuka
8. Tertutup
21
mengalirkan normal dan satu atau lebih penampang saluran tepi untuk
menampung kelebihan air. Penampang saluran buatan biasanya dirancang
berdasarkan bentuk geometris yang umum. Bentuk yang paling umum
dipakai untuk saluran berdinding tanah adalah bentuk trapesium, sebab
stabilitas kemiringan dindingnya dapat disesuaikan. Untuk saluran
berbentuk persegi panjang yang mempunyai sisi tegak, biasanya dipakai
untuk saluran yang dibangun dengan bahan yang stabil, seperti pasangan
batu, padas, logam atau kayu (Chow, 1959). tampak jelas bahwa untuk luas
penampang melintang tetap, debit maksimum dicapai jika kecepatan aliran
maksimum. Dari rumus Manning maupun Chezy dapat dilihat bahwa untuk
kemiringan dasar dan kekasaran tetap, kecepatan maksimum dicapai jika
jari-jari hidraulik R maksimum. Selanjutnya, untuk luas penampang tetap,
jari-jari hidraulik maksimum jika keliling basah P minimum. Beberapa
bentuk saluran melintang yang sering digunakan adalah sebagai berikut ;
(Bambang Triadmojo, 2003)
Keterangan:
W = tinggi jagaan
H = tinggi muka air
B = lebar dasar saluran
Persamaan untuk menghitung saluran (Q)
Q=A x V
Q
A=
V
Dimana:
22
Q = debit rencana (m3/dt)
A = luas penampang m2
V = kecepatan alitan (m/dt)
Persamaan untuk menghitung luas penampang saluran (A)
A= B x h
Keterangan:
A = luas penampang basah (m2)
B = lebar bawah (m)
H = kedalaman saluran (m)
Persamaan untuk menghitung keliling basah saluran (p)
P= B x 2 x h
Keterangan:
B = lebar bawah(m)
H = kedalaman saluran(m)
P = keliling basah(m)
Persamaan untukmenghitung jari-jari hidrolis (R)
A
R=
P
Keterangan:
R = jari-jari hidrolis (m)
A = luas penampang (m2)
P = keliling basah(m)
Persamaan untuk menghitung kecepatan aliran(V)
1
V = ( R)2/3 (S)1/2
n
Dimana:
V = kecepatan aliran
R = jari-jari hiderolis
S = kemiringan dasar saluran
N = kekasaran manning
23
2. Persamaan pada bentuk saluran trapezium
Keterangan:
W = tinggi jagaan
h = tinggi muka air
B = lebar dasar saluran
m = kemiringan dinding
Persamaan untuk menghitung luas penampang basah(A)
A= (B + mh)h
Persamaan untuk menghitung keliling basah (p)
P= B +2h (m2 +1)0,5
Persamaan untuk menghitung jari-jar hidrolis (R)
A
R=
p
Dimana:
A = luas penampang basah (m2)
B = lebar dasar saluran(m)
H = tinggi muka air(m)
m = kemiringan dinding saluran
R = jari-jari hidrolis(m)
P = keliling basah saluran
24
dilakukan pada awal bulan oktober, untuk pengambilan data akan dilakukan
dalam beberapa hari, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data.
3.3.1 Alat
Adapun alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data ini adalah :
3.3.2 Bahan
Adapun bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data ini adalah :
- Tabel pengukuran
- Kayu
25
2. Lokasi daerah penelitian merupakan perbukitan yang mana batuannya
merupakan batu gamping.
3. Kondisi vegetasi di daerah penelitian cenderung homogen. Dimana
pepohonan dengan jenis yang sama dapat diamati pada daerah penelitian.
Untuk design drainase yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus pada
penelitian ini, makan akan digunakan software autocad 2016 untuk menampilkan
geometri dari drainase tersebut, dan akan divisualkan menjadi 3D sesuai kondisi
dilapangan menggunakan infraworks.
26
3.4.5 Kesimpulan
Pada tahapan ini kesimpulan yang akan diperoleh berupa hasil perhitungan dari
rumus rumus drainase yang digunakan. Untuk penyajian data geometri
drainasenya akan disajikan dalam bentuk gambar.
27
28
3.6 Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian yang akan dilaksanakan:
29
DAFTAR PUSTAKA
Ramadan, M.R., Ashari, Y., & Zaenal., (2013). Perencanaan Sistem
Penyaliran Tambang pada Penambangan Sirtu di PT Radian Delta Wijaya
Desa Sadu Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.,
jurnal prosiding teknik pertambangan, 1(1), 10
30