Anda di halaman 1dari 9

Taksonomi Tumbuhan

“Praktikum 5. Gymnospermae”

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Vauzia M.Si

Co-Ass:
Sintia Putri S.Pd

Oleh :
Nicole De Bell
21032158

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
Padang
2021

1
PRAKTIKUM 5. GYMNOSPERMAE

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa terampil mengamati gambar dari berbagai sumber referensi ilmiah yang
ada
2. Mahasiswa mampu menunjukkan klasifikasi dari berbagai sumber referensi ilmiah
yang ada.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan deskripsi dari berbagai sumber referensi ilmiah yang
ada

B. Dasar Teori
Menurut definisi klasik dari subdivisio Gymnospermae ini adalah dihasilkannya biji telanjang yang
tumbuh pada permukaan  dari megasporopil (sisik kerucut, karpela). Ciri utama dari Gymnospermae adalah
biji telanjang yang terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai
diantara daun-daun.. Serbuk sari dari Gymnospermae berkecambah pada ovul yang terbuka dan tabung sari
tumbuh dari tiap serbuk sari menembus jaringan ovul. Ciri-ciri lain dari tumbuhan gymnospermae adalah:
1.   Tumbuhan berkayu dengan bermacam-macam habitus.
2.  Bagian kayunya berasal dari berkas-berkas pembuluh pengangkutan colateral terbuka yang pada
penampang melintang dari batang tersusun dalam suatu lingkaran.
3.  Mempunyai kambium sehingga memperlihatkan pertumbuhan sekunder.
4.  Pada Xylem tidak terdapat pembuluh kayu melainkan tracheid saja, kecuali pada Gnetum.
5.  Di dalam phloem tidak terdapat sel pengering (pengantar).
6.  Batang mempunyai saluran resin.
7.  Daun bentuknya bermacam-macam.
8.  Bunga berkelamin tunggal, kadang-kadang berkelamin dua. 
9.  Gametofit betina terdiri dari banyak sel atau banyak nukleus.
10.   Adanya arkegonium pada gametofit betina (kecuali pada Gnetum dan welwitschia).
11.    Pembuahan tunggal.
Menurut klasifikasi Engler, Gymnospermae yang hidup digolongkan menjadi 4 ordo yaitu
Cycadales, Ginkyoales, Coniferae, Gnetales. Gymnospermae ini terdiri dari 12 familia, 63 genus dan 675
species.
1.  Familia Cycadaceae.
Pohon serupa palm atau perdu, seperti tiang tak bercabang, daun majemuk pinnatus, tersusun spiral, pada
ujung batang seperti mahkota, dan daun muda menggulung seperti daun paku. Tumbuhan dioceus (berumah
dua), strobilus jantan terletak terminal, terdiri dari banyak mikrosporofil yang tersusun spiral. Setiap
mikrosporofil  sebelah atas steril  berupa tudung dan bagian bawah fertil  yang membawa banyak
mikrosporangia. Setiap mikrosporangia membawa banyak serbuk sari. Strobilus betina juga terdapat di
ujung batang, membawa banyak makrosporofil yang bisa lepas satu sama lain (Pada Cycas) atau kompak

2
(pada marga yang lain). Setiap makrosporofil mempunyai bagian yang steril di sebelah atas dan bagian yang
fertil di sebelah bawah yang membawa 2- 8 ovul di pinggirnya.
2.  Familia Pinaceae.
Pohon, jarang perdu, mempunyai saluran resin, penghasil resis atau damar (getah-getahan). Daun tunggal
liniaris, panjang seperti jarum sampai berbentuk pita, tersebar dalam dua baris atau dalam ikatan. Umumnya
berumah satu. Strobilus jantan terletak di ujung cabang, membawa mikrosporofil yang tersusun spiral.
Setiap mikrosporofil sebelah atas steril berupa tudung dan bagian bawah fertil yang membawa 2
mikrosporangia. Strobilus betina juga terminalis agak jauh dari ujung cabang (pada sirung pendek), terdiri
dari sisisk-sisik ovula yang tersusun spiral. Setiap sisik ovul sebenarnya tumbuh dari ketiak sisik braktea
yang kecil, setiap sisik ovul membawa dua ovula di permukaan atas di pangkal dari pada sisik  tersebut.
Setelah masak sisik ovul mengeras dan disebut sisik runjung, sehingga strobilus betina disebut runjung. Biji
biasanya bersayap.
3.  Familia Gnetaceae.
Pohon, perdu atau liana, pada xilem sudah terdapat trakea, saluran lendir terdapat pada floem. Daun tunggal,
berhadapan atau bersilangan, berbentuk ovatus, ellips sampai oblong dengan pertulangan menyirip.
Tumbuhan  umumnya berumah dua. Bunga dalam strobilus yang membentuk panikula, setiap strobilus
keluar dari ketiak sepasang braktea yang berbentuk seperti perahu. Strobilus berbuku-buku, pada setiap
buku terdapat kupula (cawan) yang dibentuk dari sisik-sisik braktea yang bersatu. Pada strobilus jantan, di
setiap buku terdapat 1 lingkaran ovul (bunga betina yang steril) disebelah atas dan di sebelah bawahnya
terdapat beberapa lingkaran bunga-bunga jantan dengan satu stamen yang membawa 2 antera. Pada  setiap
buku dari strobilus betina hanya terdapat 1 lingkaran bunga-bunga betina, masing-masing dengan satu  ovul.
Bangsa Salviales terdiri dari 2 suku yaitu Salvianiaceae dan Azollaceae.

C. Alat dan Bahan


Praktikumkondisi kuliah online
1. Google scholar
2. Google image

3
D. Cara Kerja

Silahkan anda mencari gambar, klasifikasi, dan deskripsi berbagai contoh-contoh anggota
kelompok Gymnospermae dari berbagai sumber referensi ilmiah yang ada.
Hasil penelusuran anda ini silahkan buatkan dalam buku kerja yang telah disediakan pada
pertemuan sebelumnya.
Jika kegiatan praktikum ini telah selesai, silahkan anda submit tugas praktikum anda pada Hasil
Kegiatan Praktikum 3 yang telah disediakan di e-learning.

E. Hasil Kerja
PRATIKUM Ke-5
Gymnospermae
24 Oktober 2021

Huperzia stemmermanniae

Klasifikasi :
Domain: Eukaryota
    Kingdom: Plantae
        Phylum: Lycopodiophyta
            Class: Lycopodiopsida
                Order: Lycopodiales
                    Family: Lycopodiaceae
                        Genus: Huperzia
                            Species: Huperzia stemmermanniae

Deskripsi :
Lycopodiaceae merupakan salah satu suku/famili yang dimiliki oleh bangsa/ordo
Lycopodiales, mencakup berbagai tumbuhan berpembuluh berspora yang
memiliki sporangium yang berada pada struktur yang disebut strobilus.
Lycopodiaceae merupakan sekelompok tumbuhan yang termasuk (fern allies)
kerabat paku. Lycopodiaceae dapat tumbuh secara epifit, teresterial, dan
semiakuatik, tumbuhan ini juga tergolong kosmopolitan (Taufikurrahman, 2014).
Lycopodiaceae merupakan tumbuhan paku yang kadang kadang epifit, batang
kaku dan menjalar seperti kawat. Famili ini banyak ditemukan pada kawasan
tanah rendah di dalam hutan yang lembab dan kadang-kadang bergantungan pada
celah-celah cabang. Batangnya tumbuh tegak tetapi bagian cabangnya seringkali
tumbuh terlentang sampai menyentuh tanah.
PRATIKUM Ke- 5
Gymnospermae
24 Oktober 2021

Equisetum hyemale

Klasifikasi :
Domain: Eukaryota
    Kingdom: Plantae
        Phylum: Pteridophyta
            Class: Equisetopsida
                Family: Equisetaceae
                    Genus: Equisetum
                        Species: Equisetum hyemale

Deskripsi :

E. hymale adalah sekutu pakis abadi, dengan node mencolok (sendi) yang mudah
dipisahkan. Ini telah berfluktuasi, batang yang menonjol (3-5 mm) dan cabang-
cabang whorled yang biasanya bercabang secara teratur dan berlimpah,
memberikan tanaman penampilan pohon Natal. Cabang-cabangnya naik atau
suberek, sederhana dan hampir halus. Daun terdiri dari gigi kecil diatur dalam
whorl pada selubung nodal berhias erat dan pada saat jatuh tempo bebas dari
klorofil(Golub dan Wetmore, 1948). Namun, spesies ini sangat bervariasi dan
perbedaan jumlah gigi cabang, sifat percabangan dan kebiasaan telah
dijelaskan(Hauke, 1966).
Hymale memiliki rimpang yang luas dan dalam yang berwarna coklat gelap
hingga hitam, kusam, ditutupi dengan rambut dan kadang-kadang umbi beruang.
Umbi terbentuk sebagai internoda bengkak dipersingkat yang terdiri dari sel-sel
penuh pati yang dilalui oleh beberapa bundel vaskular(Korsmo, 1954). Rimpang
mengirimkan tunas setiap tahun. E. hymale tumbuh di bawah berbagai kondisi
tanah dan iklim, tetapi terutama di habitat yang tidak produktif seperti rawa-rawa,
rawa, parit, tepi sungai, ladang terbuka, hutan terbuka dan daerah-daerah seperti
sisi jalan dan tanggul kereta api(Holm et al., 1977; Cody dan Wagner, 1981). E.
arvense lebih sering terjadi pada tanah berpasir daripada di tanah liat(Buchli,
1936). Tumbuh di hampir semua substrat tetapi lebih suka tanah netral atau sedikit
dasar(Meusel et al., 1971).

PRATIKUM Ke- 4
Pteridophyta (Lycophyta, Arthrophyta, dan Filicophyta)
17 Oktober 2021
Nephrolepis hirsutula

Klasifikasi :
Domain: Eukaryota
    Kingdom: Plantae
        Phylum: Pteridophyta
            Class: Filicopsida
                Family: Nephrolepidaceae
                    Genus: Nephrolepis
                        Species: Nephrolepis hirsutula

Deskripsi :
Tanaman membentuk jumbai 4-8 daun (atau lebih). Pelari sering membentuk
panggung yang mendukung rimpang tegak, setebal 1-2 mm, sudut percabangan
sempit. skala pada pelari jarang atau padat, disebar atau menyebar. Umbi tidak ada.
Fronds 90-210 dengan 15-20 cm, stipe 32-80 cm panjang. Dasar Lamina berkurang,
meruncing lebih dari 15-30 cm (atau lebih), pinnae basal 3,5-8 cm panjang, 2-5 cm
jauh, pinnae tengah lurus (kadang-kadang kambuh). Pinnae steril 8-10 kali 1,2-1,6
cm, herba, tebal, basa sangat tidak setara, base truncate basiscopic atau bulat, basa
akroskopik truncate, sangat marah (dengan auricle sempit), margin di bagian basal
seluruhnya, menuju puncak crenate, apex akut. Pinnae subur 7,5-11 kali 0,9-1,1 cm,
lebih kuat mengkremasi daripada pinna steril. Indument skala basal peltate,
appressed, 1,5-23,5 oleh 1 mm, bagian tengah coklat gelap atau kehitaman, bersinar,
margin hyaline lebar, ciliate, kelenjar marjinal, linguran puncak obtuse, sisik rachis
sangat padat, dengan ketajaman berlarut-larut yang berkembang dengan baik,
menyebar atau squarrose, rufous, ketajaman sangat dentate. Timbangan pada lamina
biasanya persisten. Rambut absen dari lamina dan costae. Sori submarginal untuk
hampir medial, 24-33 pasang pada pinnae sepenuhnya subur, bulat, tidak terkesan.
Indusium reniform, dengan sinus terbuka, melekat pada sinus.

F. Kesimpulan

Tumbuhan Paku memiliki nama latin Pteridophyta.   Pteridophyta masuk ke


dalam tracheophyta dan kormophyta (tumbuhan yang mempunyai batang, akar, dan daun
sebenarnya). Tumbuhan paku juga sudah mempunyai pembuluh pengangkut xilem dan floem yang
tersusun secara konsentris (xilem dikelilingi floem). Habitat tumbuhan paku antara lain di air
(hidrofit), tempat lembab (higrofit), menempel pada tumbuhan lain (epifit), dan di sisa-
sisa tumbuhan lain atau sampah-sampah (saprofit).                  
Kedudukan tumbuhan paku adalah pada tingkat takso Divisi Pteridophyta, dengan pembagian kelas
sebagai berikut :
A. Kelas Psilotiinae
B. Kelas Lycopodiinae
C. Kelas Equisetiinae
D. Kelas Filiciinae

G. Daftar Pustaka

Adi Yudianto, M.Pd, Drs. Suroso.1992. Pengantar Botany Cryptogamae. Bandung: Tarsito.
Adi Yudianto, M.Pd, Drs. Suroso.2007.Petunjuk Praktikum Botani Cryptogamae. Bandung:
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Polunin,
Nicholas.1960. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Van CGGJ, Steenis.1978. Flora, untuk sekolah di Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramitha

Anda mungkin juga menyukai