Kucing (n ¼ 14) ini diinokulasi SQ secara berulang kali (12 kali lebih dari 50
minggu) dengan berbagai konsentrasi CRFK lisat dan diberikan vaksin FVRCP sebanyak tiga
kali, dengan 4 minggu terpisah sebagai anak kucing dan kemudian ditingkatkan pada minggu
ke 50. Sebelumnya CRFK sensitisasi atau vaksinasi dilakukan pada minggu ke 56 dalam
penelitian ini, dan biopsi ginjal tersebut diperoleh untuk evaluasi histopatologi. Antibodi
yang melawan lisat CRFK terdeteksi di semua kucing yang peka dengan lisat CRFK, dalam
lima dari enam kucing diberikan vaksin parenteral FVRCP yang tersedia secara komersial,
namun tak satu pun dari kucing diberikan vaksin FVRCP yang tersedia dipasaran secara
intranasal (Feline UltraNasal; FVRCP Vaksin, Heska corporation, Fort Collins, CO).
Antibodi terhadap lisat sel ginjal telah terdeteksi dalam semua kucing yang peka dengan lisat
CRFK, pada enam dari enam kucing diberikan vaksin parenteral FVRCP yang tersedia di
pasaran, tetapi tak satu pun dari kucing diberikan vaksin FVRCP yang tersedia dipasaran
secara intranasal. Namun, secara klinis, analisa urin, atau kelainan panel biokimia tidak
disebutkan pada kucing yang diteliti mana pun dan perubahan histologis pada ginjal tidak
dapat dikaitkan dengan vaksinasi maupun CRFK sensitisasi. Dalam studi pertama, biopsi
ginjal yang dikumpulkan pada 6 minggu setelah vaksinasi dilakukan terakhir atau CRFK
sensitisasi. Ada kemungkinan bahwa peradangan jaringan ginjal terjadi tetapi bersifat
sementara dan teratasi pada saat biopsi. Dalam studi yang dijelaskan di sini, kita memiliki
hipotesis bahwa nefritis interstitial akan terdeteksi pada kucing yang peka dengan lisat CRFK
, dikuatkan dengan lisat CRFK, dan kemudian dibiopsi 2 minggu setelah proses booster. Dua
kucing yang telah diberikan intranasal vaksin FVRCP serta enam kucing yang telah diberikan
CRFK lisat dalam studi sebelumnya telah ditempatkan dalam isolasi dan belum divaksinasi
maupun diinokulasi dengan lisat CRFK selama 1 tahun.
Pada awal penelitian ini, 10 mg lisat sel CRFK, 50 mg lisat sel CRFK, atau 50 mg
lisat sel CRFK dicampur secara menyeluruh dengan volume yang sama dari tawas (1 mg)
yang diberikan SC untuk dua kucing per kelompok, menggunakan kelompok yang sama
dengan penelitian sebelumnya. Dosis ini dipilih untuk memperkirakan jumlah lisat CRFK
yang diperkirakan dapat mencemari vaksin FVRCP yang tersedia di pasaran. Dua kucing
yang sebelumnya divaksinasi dengan vaksin FVRCP intranasal juga didorong (boosted) pada
saat itu. Dua minggu setelah booster, biopsi ginjal diperoleh dari masing-masing kucing yang
diteliti serta disiapkan untuk pemeriksaan mikroskopis cahaya seperti dijelaskan sebelumnya
(Lappin et al 2005). Slide tersebut dievaluasi oleh salah satu ahli patologi (RB) dari
penelitian sebelumnya yang tidak menyadari mengenai pengelompokan (klasifikasi)
penyakitnya. Kucing yang diberikan intranasal vaksin FVRCP tidak memiliki tanda
peradangan ginjal (Tabel 1). Dari enam kucing yang peka dengan lisat CRFK, tiga memiliki
tanda histopatologi dari nefritis interstitial. Untuk satu kucing yang diteliti diberikan 10 mg
CRFK lisat, infiltrat inflamasi dinilai sebagai tanda klinis
yang jelas. Gambar 1.
Kucing (laki-laki) tersebut berada dalam interval referensi evaluasi biokimia serta
analisa urin. Ketika biopsi ginjal dari kucing ini dinilai oleh ahli patologi yang sama (RB)
pada 1 tahun sebelumnya, tak satu pun dari kucing tersebut memiliki sejumlah besar sel
radang yang terdeteksi. Dengan demikian, kami percaya penjelasan yang paling mungkin
untuk mendeteksi ringan sampai akut nefritis interstitial dari tiga kucing dalam penelitian ini
adalah reaksi kekebalan yang dimediasi terhadap lisat CRFK yang diberikan selama 2
minggu sebelum biopsi. Temuan ini diperkirakan karena inokulasi parenteral dari lisat untuk
imunokompeten kucing yang diperkirakan akan menginduksi respon imun. Virus yang
digunakan dalam produksi vaksin FVRCP untuk administrasi intranasal juga ditanam pada
sel CRFK. Namun, sementara virus dalam vaksin hidup, adanya CRFK komponen jaringan
sel yang mencemari vaksin. Hal ini dapat juga menjelaskan mengapa nefritis interstitial tidak
ditemukan pada dua kucing yang divaksinasi dengan vaksin FVRCP untuk pemberian secara
intranasal.