Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PERENDAMAN BUAH MENGKUDU TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN LARVA IKAN SEURUKAN


(Osteochilus Vittatus)

PROPOSAL PENELITIAN

SAHRUL AMIN
NIM.1905904030014

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Seurukan (Osteochilus vittatus) adalah spesies ikan air tawar yang
sangat di minati untuk di budidaya dan dikembangkan karena rasa yang enak
untuk dijadikan olahan yang berkualitas. Ikan Seurukan banyak ditemukan di
perairan liar, biasanya ditemukan di sungai air sedang dan air jernih. Ikan serukan
ini termasuk kedalam ikan ber famili Cyprinidae dimana hidup di lingkungan air
tawar. Ikan serukan memiliki jumlah spesies dan individu terbanyak[ CITATION
Sai06 \l 1057 ].
Masalah yang sering terjadi/dihadapi para pembudidaya adalah kerugian
yang di sebabkan banyaknya ikan yang mengalami kematian dan pertumbuhan
pada ikan yang sangat lambat atau biaya yang di keluarkan untuk pengobatan ikan
sangatlah tinggi. Tingkat kekebalan ikan di pengaruhi oleh kesehatan ikan yang
artinya semakin tinggi tingkat kekebalan ikan semakin tinggi pula kesehatan yang
dialami oleh ikan tersebut dan tidak mudah nya terkena penyakit atau bakteri
penyerang.
Dalam fase larva ini merupakan fase yang paling di ambang batas dalam
siklus hidup ikan setelah telur nya menetas. Kehidupan larva semuanya
bergantung pada sumber makanan dan cadangan makanan yang sudah di
persiapkan oleh induknya.
Kualitas pada cadangan makanan sangat lah berpengaruh terhadap
kehidupan dan perkembangan larva ikan. Kualitas energi yang kurang sempurna
atau baik dapat menimbulkan gangguan pada perkembangan dan kelangsungan
ikan yang dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, ketersedian nya pakan
induk berkualitas sangat sangat di butuhkan larva ikan untuk kelangsungan hidup
dan perkembangan ikan.
Pakan induk adalah suatu faktor yang sangat berpengaruh pada
vitolegenesis. Pakan induk yang berkualitas dan menandung lemak ,protein
,vitamin C,vitamin E,meneral di sesuaikan dengan kebutuhan ikan sebagai bahan
pembentuk vetelgonin
Protein adalah salah satu nutrien makro yang di butukan oleh induk dalam
proses reproduksi ikan ( sinjal 2007 ) Nutrisi pada pakan induk yang baik
menentukan perkembangan oosit,terutama awal perkembangan telur ikan
Buah mengkudu (Morinda Citriforia) adalah buah yang mengandung
senyawa metabolit sekunder yang mempunyai ciri ciri seperti ascubin,
asperuloside, alizarin, flavonoid dan beberapa zat antra quinon. Manfaat dari
Flavonoid adalah untuk melindungi struktur sel; serta meningkatkan efektivitas
dari vitamin C; dan bisa sebagai antibiotik dengan menghindari ikan dari serangan
penyakit dan patogen. Selain Flavonoid buah mengkudu juga mengandung
vitamin C yang bermanfaat untuk imunosstimulan dan sebagai peningkat
kekebalan pada tubuh ikan.

Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa buah mengkudu


sangat sensitif terhadap bakteri gram positif, contohnya adalah streptococcus
iniae. (Sufiriyanto &Indraji, 2005).

Dalam perendaman buah mengkudu pada larva ikan seurukan dengan


takaran yang sesuai akan menghasilkan ikan yang terhindar dari penyakit dan
patogen pada ikan nila yang dibudidayakan pada kolam air tawar, harapan para
pembudidaya adalah meningkat nya hasil panen ikan nila yang berkualitas tinggi
dan membantu meningkatakan kualitas panen.
Karena kurang nya pemanfatan buah mengkudu di desa busung dalam bidan
perikanan, maka perlu dilakukan nya penelitian tentang pengaruh perendaman
buah mengkudu terhadap pertumbuhan dan kelangsungan larva ikan seurukan
(osteochilus vittatus)

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan
kelangsungan ikan serukan (Osteochilus vittatus) dengan perendaman buah mengkudu
dan mengetahui berapa nilai dosis dalam pemberian buah mengkudu pada ikan serukan
(Osteochilus vittatus).

1.3 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang
ikan serukan (Osteochilus vittatus) dan memberikan pengetahuan bahwa buah
mengkudu baik digunakan bagi pertumbuhan dan kelangsungan ikan serukan
(Osteochilus vittatus).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Seurukan
Ikan Seurukan (Osteochilus vittatus) merupakan spesies ikan air tawar
yang sangat digemari untuk di budidaya dan dikembangkan menjadi produk yang
berkualitas. Ikan Seurukan banyak ditemukan di perairan liar, biasanya
ditemukan di sungai air sedang dan air jernih. Family Cyprinidae yaitu ikan
seurukan biasanya hidup di perairan air tawar. Ikan serukan memiliki jumlah
spesies dan individu terbanyak [ CITATION Sai06 \l 1057 ].
Klasifikasikan Seurukan adalah sebagai berikut:
Kelas :Pisces
Ordo :Ostariophysi
Sub-ordo :Cyprinoidea
Famili :Cyprinidae
Sub-famili :Cyprininae,
Genus : Ostheochilus
Species : Ostheochilus vittatus

2.2 Ekologi dan penyebaran ikan Seurukan


Ikan Seurukan (Osteochilus vittatus) adalah ikan bersifat ikan endemik
yang terdapat di aceh yang hidup di sungai dan rawa rawa. Kandungan oksigen
ikan Seurukan berkisar antara 5-8 mg/L yang hidup di perairan air awar (Cholik et
al., 2005). Ikan seurukan biasanya hidup di daerah tropis, dan dipelihara di
ketinggian 150 m dan ketinggian yang terbaik untuk di budidayakan adalah 800
m. Dalam kondisi oksigen harus di bawah dari 5-6 mg/L baru ikan serkan akan
bertelur dan terbebas dari karbondioksida demi kelangsungan hidup ikan serukan
adalah di bawah dari 1 ppm. Ikan seurukan akan bertahan hidup pada suhu 18-28
oC, pH di antar 6-8,6 ppm, dan yang disaran kan untuk kandungan amoniak nya
adalah <0,5 mg/L (Asmawi dan Suhali, 1983).
Ikan Seurukan adalah spesies ikan dari family Cyprinidae yang terdapat di
perairan Sumatera, Jawa ‘dan Kalimantan (Kottelat, 1998). Ikan seurukan
(Ostheochilus vittatus) mulai tersebar di berbagai negara seperti Semenanjung
Malaysia, Kamboja, Myanmar timur hingga Thailand, Laos.

2.3 Klasifikasi Tumbuhan Mengkudu


Adapun Klasifikasi tanaman mengkudu menurut Djauhariya (2003)
adalah sebagai berikut :
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia

2.4 Morfologi Tumbuhan Mengkudu


Buah mengkudu termasuk kedalam Rubiaceae, buah mengkudu biasanya
tumbuh di daratan rendah sampai dengan ketinggian 1500 meter dan merupakan
tanaman tropis. Pohon mengkudu memiliki ketinggian 3-8 meter, memiliki
bunga yang bongkol dan berwarna putih. Daun mengkudu yang masih muda
berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol totol dan ketika sudah tua berubah
menjadi warna putih dengan bintik bintik hitam (Djauhariya et al, 2006).
Buah mengkudu memiliki bentuk yang tidak rata, berkutil dan berbintik
bintik. Pada buah mengkudu semakin tua akan semakin menguning dan
transparan. Buah mengkudu yang sudah matang itu daging nya lunak dan ber bau
busuk (Djauhariya, 2003).

2.5 Kandungan kimia Buah Mengkud


Menurut (Djauhariya dkk., 2006), Kandungan yang terdapat di dalam buah
mengkudu dan manfaat nya :

Kandungan Bioaktif Manfaat


Alazarin Pemutus hubungan darah ke tumor
Antrakuinon Membunuh mikroba pathiogen
Bahan pembentuk protein, meningkatkan
Arginin
imunitas dan memproduksi nitric oxide
Prolin Mengatur system kekebalan tubuh dan
mencegah gejala penyakit autoimmune
Selenium Antioksidan
Steroid Anti septik dan desainfektan
Serotonium Menghalau setrees

2.6 Manfaat Buah Mengkudu Pada Ikan


Buah mengkudu mengandung bahan aktif yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri atau patogen seperti bakteri Aeromonas hydrophila. Buah
mengkudu adalah pakan yang sangat baik bagi pertumbuhan dan terhindar nya
penyakit pada ikan, contoh nya ikan nila dan ikan tawes. Pemberian buah
mengkudu secara teratur dapat menghambat pertumbuhan penyakit atau
patogen pada ikan termasuk penyakit herves.
2.7 Pertumbuhan Ikan
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran baik panjang, bobot maupun
volume dalam kurun waktu tertentu, atau dapat juga diartikan sebagai
pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis, yang terjadi
apabila ada kelebihan pasokan energi dan protein. Persiapan air media
merupakan hal yang sangat penting dalam pemeliharaan ikan. Karena tempat
hidup ikan ada di air, dan di persiapkan sebaik mungkin demi menjaga kualitas
air dalam suatu media [ CITATION Ema10 \l 1057 ].

Pada umumnya, ikan akan tumbuh secara terus menerus sepanjang


hidupnya. Proses ini yang akan menyebabkan pertumbuhan menjadi suatu aspek
yang wajib di ketahui dan di pelajari dalam lingkup perikanan karena
pertumbuhan menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan
populasi yang baik bagi individu ikan. Dalam arti kata yang sederhana
pertumbuhan dapat di kata kan sebagai sertambah nya bobot, panjang, dan
ukuran dalam kurun waktu yang singkat, sedangkan untuk pertumbuhan bagi
populasi sebagai pertambahan jumlah ikan. Tetapi kalau kita ingin melihat lebih
lanjut, sebenarnya pertumbuhan itu adalah proses biologis yang lengkap dan
banyak fakor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut [ CITATION Wah063 \l
1057 ]
Pertumbuhan dapat di artikan sebagai bertambahnya atau berubahnya
ukuran (panjang, bobot) ikan pada kurun waktu tertentu atau berubahnya kalori
yang disimpan menjadi jaringan somatik dan reproduksi. Energi dari makanan
(I), yang terukur sebagai kalori, merupakan energi yang dikeluarkan untuk
metabolisme (M) atau pertumbuhan (G) merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan. Hal ini dapat dituliskan dalam persamaan : I = M + G + E 
Pertumbuhan cepat terjadi pada ikan ketika berumur 3 – 5 tahun. Pada ikan tua
walaupun pertumbuhan itu terus tetapi berjalan dengan lambat. Hal ini
disebabkan ikan yang sudah tua pada umumnya kekurangan makanan untuk
tumbuh, di karenakan hampir semua makanan nya di konsumsi untuk
kelangsungan hidup dan untuk bergerak di dalam air [ CITATION Wah063 \l 1057 ].

2.8 Kelangsungan Hidup


Kelangsungan hidup adalah perbandingan antara jumlah organisme yang
hidup pada akhir periode dengan jumlah organisme yang hidup pada awal periode.
Kelangsungan hidup dapat digunakan dalam mengetahui toleransi dan
kemampuan ikan untuk hidup.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari
di Balai Benih Air Tawar Kecamatan Teupah Tengah Kabupaten Simeulue.

3.2 Alat dan Bahan


No Uraian Jumlah
1 Kolam Beton 2 m2
2 Ember 9 Buah
3 Termometer 1 Buah
4 Serok 1 Buah
5 Timbangan digital 1 Buah
6 Kertas Lakmus 1 Buah
7 Kamera 1 Buah
8 Blender 1 Buah
9 Gelas Ukur 9 Buah
10 Saringan 1 Buah
11 Buku dan Pulpen 1 Buah
12 Larva Ikan 900 Ekor
13 Pakan ½ Karung
14 Buah Mengkudu 20 Buah

3.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksprimen
yaitu, suatu metode dengan cara melakukan percobaan-percobaan untuk melihat
suatu hasil dan hasil itu yang akan menegaskan bagaimana hubungan kasual
antara variabel-variabel yang diselidiki (Suracmad,1972).
Pengamatan dari masing-masing variabel tersebut kemudian dicatat
sebagai data primer. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL), dimana pada penelitian ini menggunakan tiga perlakuan
dan tiga kali ulangan masing-masing ulangan menggunakan: Perlakuan pertama
(P1): larva ikan nila sebanyak 100 ekor, pakan di berikan 1 sendok teh (2 kali
sehari) tidak menggunakan jus mengkudu, perlakuan ini sebagai kontrol
- perlakuan kedua (P2): larva ikan nila sebanyak 100 ekor, pakan di berikan 1
sendok teh (2 kali sehari) dengan perendaman jus mengkudu sebesar 40 gram/1
liter air
- perlakuan ketiga (P3): larva ikan nila sebanyak 100 ekor, pakan di berikan 1
sendok teh (2 kali sehari) dengan perendaman jus mengkudu sebesar 60 gram/1
liter air

3.4 Prosedur dan Pendekatan Penelitian


Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
a. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah persiapan berbagai materi
yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian, termasuk dalam mempesiapkan
bahan-bahan seperti buah mengkudu, pakan, wadah, ember, larva ikan seurukan.
b. Pengambilan Larva Ikan Nila
Pengambilan larva ikan dilakukan pada siang hari, larva ikan diambil dari
Kelompok Pembudidaya Ikan meulaboh. larva ikan diambil dari kolam
penampungan menggunakan hava setelah bibit diambil dari kolam penampungan
bibit di hitung sedikit demi sedikit hingga mencapai 1000 ekor lalu di masukkan
ke dalam kantong plastik yang sudah diisi air kemudian diisi dengan oksigen dan
diikat dengan karet.

c. Penebaran Larva Ikan Nila


Penebaran larva ikan dilakukan selama satu hari dan dilakukan pada sore
hari dimana suhu air tidak terlalu panas. Lavar ikan yang sudah ada di kantong
plastik akan di bawa ke kolam penelitian dan dimasukkan ke dalam wadah
penelitian.

d. Pembuatan Jus Mengkudu


Dalam pembuatan jus bauh yang digunakan adalah buah yang tidak
terlalu masak. Buah mengkudu terlebih dahulu dicuci dengan air mengalir
setelah, di cuci buah mengkudu dipotong kecil-kecil dan di masukkan ke dalam
blender dan ditambahkan air 1 liter kemudian dihaluskan sampai menjadi jus,
setelah buah mengkudu halus lalu disaring sehingga air dan serat-serat buah
mengkudu terpisah dengan air buah mengkudu.
e. Perendaman Larva Ikan
Pertama-tama siapkan jus mengkudu di dalam gelas ukur kemudian larva
ikan dipindahkan dari kolam ke gelas ukur yang diisi dengan jus mengkudu
dengan takaran (P1): 0 gram/1 liter air, (P2): 40 gram/1 liter air, (P3): 60
gram/1 liter air. perendaman larva dilakukan 7 hari sekali selama 15 menit pada
setiap perlakuan dan ulangan. Setelah perendaman dilakukan larva ikan di
kembalikan ke masing-masing wadah pemeliharaan dan diamati selama 7 hari
sekali. Adapun peneliti yang mengamatan selama 7 hari adalah izwar, dkk
(2015)

f. Pemberian Pakan
Pemberian pakan akan dilakukan setelah larva ikan 2 hari di dalam wadah
penelitian dan pakan yang diberikan berupa pakan bubuk. Pemberian pakan
pada larva ikan dilakukan sebanyak dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00 dan
16.00 Wib.
g. Pengumpulan Data
Pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer. Data primer
didapatkan dari proses penelitian langsung yaitu dengan cara menimbang berat
larva ikan yang akan dilakukan setiap tujuh hari. Pengambilan data berat larva
ikan di lakukan dengan cara gelas ukur di isi air kemudian diletakkan pada
timbang digital dan timbangan dinetralkan, kemudian larva ikan di ambil dari
wadah dan dimasukkan ke dalam gelas ukur yang sudah berisi air tunggu
beberapa saat sampai hasilnya kemudian hasil yang di peroleh di catat.
 Laju Pertumbuhan Spesifik / Spesific Growth Rate (SGR)
Laju Pertumbuhan Spesifik / Spesific Growth Rate (SGR) dapat diketahui
dengan perhitungan melalui rumus (Asmawi, 1983):

SGR = (LnWt-LnWo)/t x 100%

Keterangan:
SGR = Laju Pertumbuhan Spesifik
Wo = Berat hari ke 0 (g)
Wt = Berat hari ke t (g)
t = Lama Pemeliharaan (hari)

 Sintasan/Survival Rate (SR)


Sintasan/Survival Rate (SR) merupakan persentase jumlah ikan yang hidup
pada setiap akuarium pada akhir perlakuan (Wirabakti, 2006).

SR = Nt/No x 100%
Keterangan:

SR = Survival Rate/sintasan
Nt = banyak ikan yang hidup selama penelitian (ekor), waktu dalam t
No = Jumlah ikan yang ditebar pada awal penelitian (ekor),
t =0
 Parameter Kualitas Air
Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi
suhu dan pH air, pengukuran akan dilakukan setiap hari pada pagi hari pukul 9.00
Wib dengan cara:
- Suhu
Pengukuran suhu diukur menggunakan termometer, dengan cara
termometer dicelupkan ke dalam kolam penelitian kemudian di
tunggu 5 menit dan dicatat suhu airnya
35.Analisis Data
Data hasil penelitian akan ditabulasikan pada Ms. Exel 2007. Parameter
pengamatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan akan dianalisis
ANOVA menggunakan SPSS 17.0 dengan tingkat kepercayaan 95%.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawi, A. 1983. Aspek Biologi Pertumbuhan Dan Kebiasaan Makan Ikan Selar
Kuning (Caranx leptolepis). Erlangga. Jakarta.
Cushnie, T. P. & Lamb, A. J., 2005, Antimicrobial activity of flavonoids,
International Journal of Antimicrobial Agents, 26, 343–356.
(Cholik et al. (2005). Akuakultur : Masyarakat Perikanan Nusantara. Taman
Akuarium Air Tawar. Taman Akuarium Air Tawar, Jakarta.

Djauhariya, E. 2003. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Tanaman Obat Potensial.


Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Pengembangan Teknologi
TRO. 15(1) : 1-16.

Djauhariya, E., M. Raharjo, dan Ma’un. 2006. Karakterisasi Morfologi dan Mutu
Buah Mengkudu. Buletin Plasma Nutfah. 12(1) : 1-8

Emaliana., S. U. (2010). Pengaruh Perbedaan Suhu terhadap Pertumbuhan Benih


Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio). Universitas Sumatera Utara, Medan.

Izwar Akmal, Eva Ayuzar, Muliani, 2015. Pengaruh Tepung Buah Mengkudu
Pada Dosis Yang Berbeda Untuk Pengendalian Bakterivibrio harveyi Pada
Post Larva Udang Windu (Penaeus monodon). Acta Aquatica, 2(1) : 60-65
Kottelat, M. H. (1998). A Synopsis of the genus Lobocheilos in Java, Sumatera
and Borneo, with descriptions of six new species (Teleostei: Cyprinidae).
Ichthyol., 19: 27-58.

Saito, K., Linquist, B., B, K., K, P., Shiraiwa, & T, H. (2006). Stylosanthes
guianensis sebagai tanaman bera jangka pendek untuk meningkatkan
produktivitas padi gogo di Laos utara. Res. Tanaman Lapangan, 438-447.

Surakhmad, Winarno. 1972. Dasar dan Teknik Research. Tarsito, Bandung.

Suhali, A. d. (1983). Pemeliharaan ikan dalam karamba. Cetakan Pertama.


Diterbitkan atas kerjasama Pemerintah DKI Jakarta dan PT. Gramedia,
Jakarta.

Wahyuningsih, & Barus. (2006). Ikhtiologi. Departemen Teknologi FMIFA,


Medan : Sumatra Utara.

Wirabakti, M.C. 2006. Laju Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis


niloticus L) yang Dipelihara pada Perairan Rawa dengan Sistem Keramba
dan Kolam. Journal Tropical Fisheries 1 (1): 61-67

Anda mungkin juga menyukai