45
Diskusi.1
DISKUSI 1
Pada inisiasi 1 ini mari kita berdiskusi mengenai materi perspektif baru dalam pemasaran jasa,
kembali saya ingatkan untuk tidak COPY-PASTE dari sumber bacaan mana pun. Dalam
berdiskusi mahasiswa diharapkan berbahasa yang santun, memegang teguh norma dan etika,
berfikir kritis konstruktif, dan bersikap akademis. Jangan lupa untuk mencantumkan referensi
untuk menghindari plagiasi. Selamat belajar bersama!
TOPIK DISKUSI 1
Mari kita berdiskusi mengenai konsep Service Dominant Logic (SDL) dan bagaimana praktiknya
yang saudara mahasiswa ketahui?
Silahkan mengutip referensi dari minimal 2 sumber, dan gunakan kata-kata anda sendiri dalam
menyimpulkan referensi tersebut.
CATATAN:
Diskusilah dengan mengacu pada Buku Materi Pokok (BMP EKMA4568) pada RBV UT atau
Sumber lainnya yang kredibel
Best Regard
(Nama Tuton)
JAWABAN :
Pandangan Vargo dan Lusch (2004) pada konsep Services Dominant Logic (SDL) yang
menyatakan jasa lebih dominan dari produk dan produk perlu dipertimbangkan sebagai
“medium” untuk layanan perusahaan. Semua perusahaan berada dalam bisnis penyediaan jasa.
Isu sentral dari munculnya pandangan tersebut adalah “perlu adanya pergeseran dari perspektif
pada perusahaan ke perpektif pada konsumen”. Perusahaan harus menjadi organisasi
pembelajaran terus menerus, yang harus membangun hubungan lebih erat dengan konsumen
serta berkomunikasi secara lebih intens dalam bentuk dialog. Perspektif service dominant logic
berpandangan bahwa konsumen yang selama ini pasif, saat ini dapat menjadi pemain aktif yang
bersama-sama perusahaan dapat menciptakan nilai Bersama (Co-creation value).
Praktik Service Dominant Logic (SDL) memberikan paradigma baru dalam pemasaran juga
merubah cara berpikir dari yang semula berfokus pada sumber daya berwujud, kemudian
menjadi aplikasi sumber daya yang tidak berwujud dan dinamis. SDL menawarkan orientasi baru
yang dapat diaplikasikan untuk semua penawaran pemasaran, melihat pemasaran bukan sekedar
melakukan consumer oriented, melainkan sebagai consumer centric yang berarti bekerjasama
dan belajar dari konsumen untuk beradaptasi secara individual dan memahami kebutuhan mereka
yang dinamis. Dalam SDL pelanggan menjadi operant resources yang berfungsi menjadi
coproducer jasa dan pemasaran menjadi proses melakukan interaksi dengan pelanggan.
Pelanggan dianggap sebagai proactive cocreator, bukan lagi sebagai penerima nilai yang pasif.
Dalam hal ini, perusahaan berperan sebagai fasilitator proses cocreator. Kemampuan pelanggan
yang diperlukan adalah sejumlah informasi, pengetahuan, dan keterampilan. Nilai diterima dan
ditentukan oleh pelanggan sehingga dalam SDL dikenal istilah “value in use” (Vargo dan Lusch,
2004).