Disusun Oleh :
Distribusi normal adalah distribusi variabel kontinue yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
f(x)
X
x
a. Kurvanya mempunyai puncak tunggal
b. Kurvanya berbentuk seperti lonceng
c. Nilai rata-rata distribusi normal terletak ditengah kurva normal.
d. Disebabkan distribusi normal mempunyai bentuk simetris maka media dan modus
juga berada ditengah-tengah kurva normal, sehingga nilai rata-rata median dan
modus adalah sama.
e. Dua sisi kurva normal memanjang tak terbatas dan tak pernah menyentuh garis
horisontal.
f. Disusun dari variable random kontinu
g. Kurva distribusi normal mempunyai satu puncak (uni-modal)
h. Kurva normal dibentuk dengan N yang tak terhingga
i. Peristiwa yang dimiliki tetap independen
j. Ekor kurva mendekati absis pada penyimpangan 3 SD ke kanan dan ke kiri dari rata-rata
dan ekor grafik dapat dikembangkan sampai tak terhingga tanpa menyentuh sumbu absis.
1. Suatu proses produksi menghasilkan sejumlah barang yang cacat sebanyak 10%. Bila 100
barang diambil secara random, maka probabilitas banyaknya cacat melebihi 13 dihitung
dengan cara demikian
Masalah disini berdistribusi binomial dengan n 100 dan p 0.10 , maka np 10 dan
13,5 10
1 P X 13,5 1 P Z 1 P( Z 1,17)
3
1 0,8790 0,1210
0 1.17
2. Suatu jenis baterai mobil rata-rata berumur 3 tahun dengan simpangan baku 0.5 tahun.
Bila umur baterai dianggap berdistribusi normal, maka probabilitas umur baterai itu
0 1 P( Z 1) P( Z 0)
0,8413 0,5000 0,3413
0 2.72
0.9967
17 18 21 18
P(17 < X < 21) P Z P 0,4 Z 1,2
2,5 2,5
P( Z 1,2) P( Z 0,4) 0,8849 0,3446 0,5403
k 18
Nilai k sehingga P(x < k) = 0,2578 P Z 0,2578 PZ 0,65 0,2578
2,5
k 18
Sehingga diperoleh 0,65 k 18 (0,65)( 2,5) k 18 1,625 k 19,625
2,5
4. Dari pengiriman sebanyak 1000 im kertas koran dengan berat 60 gram diketahui bahwa
rata-rata tiap rimnya berisi 450 lembar dengan standar deviasi 10 lembar. Jika distribusi
jumlah kertas per rim tersebut berdistribusi normal, berapa persen dari rim kertas itu yang
berisi 455 lembar atau lebih?
Jawaban :
X = jumlah kertas per rim berdistribusi normal dengan = 450 lembar dan = 10
lembar.
Sehingga
P(berisi 455 lembar atau lebih) = P(X > 455)
= 1 – P(X < 455)
455 450
= 1 - P Z
10
= 1 – P(Z < 0,5) = 1 – 0,6915 = 0,3085
Jadi persentase dari rim kertas itu yang berisi 455 lembar atau lebih adalah 0,3085 x 100%
= 30,85%
5. Suatu percobaan mengenai ukuran ruang memori dengan menggunakan metode
Quickshort menyatakan bahwa ukuran penggunaan ruang memori berdistribusi normal
dengan rata-rata 510,8 byte dan simpangan baku 40,67 byte.
a. Berapa persen dalam percobaan tersebut ditemukan ruang memori yang melebihi 600
byte.
b. Jika ditemukan 10 buah percobaan mempunyai ruang memori berkisar antara 500
sampai dengan 550 byte, berapakah jumlah percobaan yang telah dilakukan oleh
peneliti?
c. Jika dalam percobaan tersebut ditemukan bahwa 10% hasil terendah, berapakah ukuran
memori tertinggi dari kelompok hasil percobaan dengan ukuran memori terendah
tersebut?
Jawab:
X = ukuran penggunaan ruang memori berdistribusi normal dengan = 510,8 byte dan
= 40,67 byte
Sehingga:
600 510,8
a. P(X>600) = 1 P( X 600) 1 P Z 1 P( Z 2,19) 1 0,9857 0,0143
40,67
Jadi ditemukan ruang memori yang melebihi 600 byte adalah 0,0143 x 100% = 1,43%.
500 510,8 550 510,8
b. P(500 < X < 550) P Z P(0,26 Z 0,96)
40,67 40,67
= P( Z 0,96) P( Z 0,26) 0,8315 0,3974 0,4341 = 0,4341 x 100% = 43,41%
10 1000
43,41% x n = 10 n = 23,04 23 percobaan
43,41% 43,41
Jadi jumlah percobaan yang telah dilakukan oleh peneliti sebesar 23 percobaan.
k 510,8
c. P(X < k) = 10% P Z 0,10 PZ 1,28 0,10
40,67
k 510,8
1,28 k 510,8 (1,28)( 40,67) k 510,8 52,0576 k 458,7424
40,67
Jadi ukuran memori tertinggi dari kelompok hasil percobaan dengan ukuran memori
terendah tersebut adalah 458,7424 byte.
TEORI PENAKSIRAN
A. DEFINISI PENAKSIRAN
Statistik inferensi adalah Statistik yang dengan segala informasi dari sampel
digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai karakteristik populasi dari mana sampel
itu diambil. Statistik inferensi digunakan untuk memprediksi keadaan dari suatu populasi
berdasarkan sampel yang diambil dan berusaha untuk menyimpulkan karakteristik dari
suatu populasi tersebut. Untuk ini kelakuan populasi dipelajari berdasarkan data yang
diambil baik secara sampling ataupun sensus. Dalam kenyataannya mengingat berbagai
faktor, untuk keperluan tersebut diambil sebuah sampel yang representatif lalu
berdasarkan pada hasil analisis terhadap data sampel kesimpulan mengenai populasi
dibuat. Kelakuan populasi yang akan ditinjau hanyalah mengenai parameter populasi dan
sampel yang digunakan adalah sampel acak. Data sampel dikumpulkan dan dianalisis,
nilai-nilai yang perlu yaitu statistik, dihitung dan dari nilai-nilai statistik tersebut dapat
disimpulkan bagaimana parameter bertingkah laku, dan parameter yang akan ditaksir
adalah rata-rata dan variansi (Surwako, 2007).
Metode penaksiran parameter didasarkan pada asumsi bahwa distribusi
probabilitas normal dapat digunakan dengan ketentuan n ≥ 30, jika n<30 dengan syarat
distribusi populasi adalah normal dan simpangan populasi diketahui (Andi Supangat,
2008). Secara umum penaksiran adalah dugaan atas sesuatu yang akan terjadi dalam
kondisi tidak pasti (Surwako, 2007). Setiap pengusaha selalu membuat berbagai
penaksiran untuk kegiatan-kegiatan pokok usahanya. Misalnya, pengusaha biro perjalanan
wisata akan membuat perkiraan atas besarnya rata-rata biaya setiap perjalanan bagi dua
orang, bagian pemasaran perusahaan semen membuat perkiraan berapa zak semen
penjualan tahun depan, dll. Semakin tepat penaksiran atau perkiraan terhadap output yang
dihasilkan, maka semakin efektif dan efisien alokasi sumber-sumber daya yang dimiliki
oleh pengusaha untuk mendukung realisasi output yang dihasilkan.
B. PENAKSIRAN RATA-RATA
Penaksiran rata-rata dari suatu sampel, adalah untuk menentukan interval nilai rata-rata
sampel yang dapat memuat parameter ratarata populasi, jika dipakai distribusi probabilitas
normal, konfidensi interval untuk rata-rata ditentukan dengan:
Penaksiran proporsi akan digunakan apabila data yang ada bersifat diskrit. Penaksiran
proporsi ini sebaiknya digunakan untuk sampel besar. Terdapat dua rumus:
a. Penaksiran proporsi dengan populasi yang tidak diketahui:
𝑃 = 𝑝 ± 𝑍21 𝛼 p.q
n
dimana:
P = proporsi dari parameter
p = proporsi statistik, yang besarnya dapat diduga dengan p = x/n X
= nilai dari sample
n = jumlah sampel yang digunakan
N = jumlah seluruh populasi
q = 1–p
Z1/2 = batas interval keyakinan
Misalkan kita mempunyai dua buah populasi yang berdistribusi normal. Rata-rata dan
μ1 σ μ
simpangan bakunya masing-masing dan 1 untuk populasi kesatu, serta 2 dan
σ2
untuk populasi kedua. Dari masing-masing populasi secara independen diambil
n n
sebuah sampel acak dengan ukuran 1 dan 2 . Rata-rata dan simpangan baku dari
x́ s x́ s
sampel-sampel itu berturut-turut 1 , 1 , dan 2 , 2 . Akan ditaksir selisih rata-
μ −μ μ −μ x́ −x́
rata ( 1 2 ). Jelas bahwa titik taksiran ( 1 2 ) adalah ( 1 2 ).
Penaksiran selisih rata-rata dari suatu sampel, adalah untuk menentukan interval nilai
selisih rata-rata sampel yang dapat memuat selisih rata-rata parameter populasi, jika
dipakai distribusi probabilitas normal, konfidensi interval untuk rata-rata ditentukan
dengan:
̅̅̅̅̅
( 𝑋1 − ̅̅̅̅
𝑋2 ) ± 𝑍. 𝛿̅̅𝑋̅̅1 − 𝑋̅̅̅̅ 𝐴𝑇𝐴𝑈 ̅̅̅
𝑋1 − ̅̅̅̅
𝑋2 ) ± 𝑍. 𝑆̅̅𝑋̅̅1 − ̅̅̅̅
𝑋2
2
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
𝝏̅̅̅̅̅̅ 𝑋2 ) = √𝝏̅̅̅̅
( 𝑋1− ̅̅̅̅ 𝑋1 + 𝝏̅̅̅̅
𝑋2 𝑨𝒕𝒂𝒖 𝑺(̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑋1 − 𝑋 2)
= √𝑺̅̅̅̅
𝑋1 + 𝑺̅̅̅̅
𝑋2
Jika jumlah sampel lebih keci dari (n < 30) , maka digunakan distribusi tstudent dengan df
= n1+ n2 – 2 , dengan demikian interval penaksirannya adalah:
( ̅̅̅̅̅
( 𝑋1 − ̅̅̅̅
𝑋2 ) ± 𝑡𝑑𝑓 𝑆̅̅̅̅
𝑋1 − ̅̅̅̅
𝑋2
Keterangan :
𝜎₁²
= 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑢𝑎 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝜎₂²
𝑠₁²
= 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑠₂²
𝑣₂ = 𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑛 2
Penaksiran selisih Proporsi dari suatu sampel, adalah untuk menentukan interval nilai
selisih proporsi sampel yang dapat memuat selisih proporsi populasinya, jika dipakai
distribusi probabilitas normal, konfidensi interval untuk selisih proporsi ditentukan
dengan:
( 𝑝̅1 − 𝑝̅2 ) ± 𝑍. 𝑆𝑝̅1− 𝑝̅2
Taksiran titik
𝐸 (𝑝₁ − 𝑝₂) = 𝑝₁ − 𝑝₂
Taksiran interval jika ≥ 𝟑𝟎
1𝑞
̂1 𝑝̂2𝑞̂ 2 𝑝̂1 𝑞̂1 𝑝̂2 𝑞̂ 2
(𝑝₁ − 𝑝₂) − 𝑍ₐ/₂√𝑝̂ + < 𝑝₁ − 𝑝₂ < (𝑝₁ − 𝑝₂) < + 𝑍ₐ/₂√ +
𝑛1 𝑛2 𝑛1 𝑛2
N = 100
𝑋̅= Rp 130.000
𝑠 = Rp 20.000
Berikut adalah hasil perhitungan taksiran parameter titik selisih proporsi secara manual
dan menggunakan Minitab. Kemudian dibandingkan dengan
𝑃₁ − 𝑃₂ (𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖)
𝑝₁ − 𝑝₂
𝑃₁ − 𝑃₂
Teoritis Minitab
0,42 0,42 0,38
= 1.753
= 50000 ± 438.25
Jadi 90% selang kepercayaan pendapatan rata-rata perbulan para kepala keluarga
di daerah tersebut adalah 49561.75 < 𝜇 < 50438.25
4. Sebuah LSM ingin mengetahui rata-rata penghasilan pengamen yang ada di
Yogyakarta. Untuk penelitian tersebut diambil sampel 29 pengamen, dan diperoleh
data bahwa rata-rata penghasilan pengamen per hari adalah Rp. 19.500,- dengan
standar deviasi Rp 4.200. Dengan menggunakan interval keyakinan 95%, tentukan
penaksiranrata-rata penghasilan pengamen di Yogyakarta tersebut?
Diketahui:
n = 29
𝑋̅ = 19.500
SD= 4.200
= 5% (0,05)
t1/2 . n-1 = t1/2 (0,05). 29-1 = t0,025. 28 = 2,048
Jawab:
𝑆𝐷
𝑋̅ ± 𝑡21 𝛼. 𝑛 − 1
√𝑛
4200
19.500 ± 2,048
√29
4200
19.500 ± 2,048
5,385
19.500 ± 1.559,84
Atas dasar perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata penghasilan pengamen
yang ada di Yogyakarta paling besar adalah Rp Rp21.060 dan yang paling kecil adalah Rp
17.940.
5. Seseorang melakukan pengamatan mengenai lama usia bola lampu OHP. Berdasarkan
pengamatan pada 64 buah bola lampu OHP dan ternyata mempunyai rata-rata masa pakai
50 jam dengan SD selama 4 jam. Dengan menggunakan = 5%, tentukan rata-rata usia
pakai yang sebenarnya dari bola lampu OHP tersebut menggunakan penaksiran rata-rata
interval.
Jawab:
Diketahui:
n = 64
𝑋̅ = 50 jam
SD= 4 jam
= 5% (0,05)
Z1/2 = t1/2 (0,05) = t0,025 = 1,96
Maka
𝑆𝐷
𝑋̅ ± 𝑡21 𝛼
√𝑛
4
50 ± 1,96
√64
4
50 ± 1,96
8
50 ± 1,96 (0,5)
50 ± 0,98
Dapat disimpulkan rata-rata usia pakai bola lampu OHP paling lama 50,98 jam
(50+0,98) dan paling cepat 49,02 jam (50-0,98).
6. Akan diduga rataan pendapatan dari pelayan restoran di kota-kota besar di Jawa. Diambil
sampel secara acak sebanyak 75 orang pelayan restoran, didapatkan rataan pendapatannya
adalah Rp 130.000,- dengan simpangan baku Rp 20.000. Tentukan 70% selang
kepercayaan rataan pendapatan pelayan restoran di kota-kota besar di Jawa.
Jawab:
𝟏𝟎𝟎% − 𝜶 = 𝟕𝟎%
𝜶 = 𝟑𝟎%
1
𝛼 = 15%
2
𝒁𝟎,𝟏𝟓 = −𝟏, 𝟎𝟑
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/325789129/Menaksir-Selisih-Rata-Dan-Selisih-Proporsi
https://adoc.pub/bab-2-landasan-teori151716062127327.html
https://id.scribd.com/doc/216909864/Teori-Penaksiran
https://www.academia.edu/9520013/Penaksiran_Parameter