DAFTAR ISI i
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Batasan Masalah 2
E. Manfaat Penelitian 3
F. Sistematika Penulisan 3
V. PENUTUP 81
A. Kesimpulan 81
B. Saran 81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah/wilayah tersebut.
perencanaan gedung dengan struktur yang kuat dan tahan gempa. Dalam
konstruksi yang ekonomis dengan kwalitas yang baik. Salah satu adalah
berdasakan peraturan-peraturan
C. Tujuan Penelitian
mempertibangkan efisiensinnya.
D. Batasan Masalah
E. Manfaat Penelitian
sebagai berikut :
institute agama islam negeri (IAIN) parepare yang efektif dan efisien.
F. Sistematika Penulisan
tulangan.
penulangan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
dengan kata lain terdapat dua sumber dasar beban bangunan yaitu
geofisik dan buatan manusia. Beban geofisik ini sendiri terbagi atas
gravitasi adalah beban mati, beban ini akan tetap sepanjang usia
berubah menurut waktu yaitu angin, hujan dan salju. Yang termasuk
atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air,
beton bertulang dan jika ditambah lagi dengan baja prategang akan
3. Jenis Pembebanan
tersebut.
a. Beban mati
b. Beban hidup
Beban hidup adalah beban yang bisa ada atau tidak ada pada
yang diakibatkan oleh salju atau air hujan, juga temasuk ke dalam
kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem
tabel 3.
Koefisien
Penggunaan Gedung
Perencanaan Portal Peninjauan gempa
PERUMAHAN :
0,75 0,30
Rumah Sakit/Poliklinik
PENDIDIKAN : 0,90 0,50
Sekolah, Ruang Kuliah
PENYIMPANAN :
Gudang, Perpustakaan, 0,80 0,80
Swalayan
1987).
V2
P= (Kg/m2) (1)
16
Dimana :
P = Tekanan hisap
instansi berwenang.
d. Beban gempa/seismik
Beban gempa direncanakan mengacu pada peraturan SNI
pendek 0,2 detik (Ss) maupun pada periode 1 detik (S1) perlu
peta respon spektra yang ada, percepatan batuan dasar juga dapat
didirikan.
f. Kombinasi pembebanan
2013).
U = 1.4 D (2)
U = 1.4 (D + F) (8)
Dimana :
F = Tekanan fluida
dansusut beton.
W = Beban angin
E = Beban gempa
4. Elemen-elemen superstruktur
a. Pelat
beban mati (berat sendiri pelat, beban tegel, beban spesi, beban
sistem struktur.
pasal 9.5.2.
Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu arah dan
satu arah (selanjutnya disebut: pelat satu arah/ one way slab)
antara lain :
Tabel 4: Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila
lendutan tidak dihitung (SNI 2847-2013)
Tebal minimum h
Komponen struktur Tertumpu Satu Kedua Kantilever
sederhana ujung ujung
menerus menerus
Komponen struktur tidak menumpu atau tidak
besar
Lanjutan. Tabel 4.
tulangan mutu 420 Mpa. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus
wc, diantara 1440 sampai 1840 kg/m 3. Nilai tadi harus dikalikan
(0,4+fy/700).
Catatan : Bila lendutan harus dihitung maka perhitungan lendutan
Ly
Apabila < 2, maka termasuk pelat dua arah
Lx
ke daerah tumpuan.
Tebal minimum untuk pelat dua arah diatur pada tabel 9.5.c
yaitu 125 mm
yaitu 100 mm
fy
h= (
ln 0,8+
1400 ) (10)
36+5 β ( α fm−0,2 )
fy
h= (
ln 0,8+
1400 ) (11)
36+9 β
fy = tegangan leleh
arah memendek
αfm= nilai rata-rata dari α untuk sebuah balok pada tepi dari
semua panel
d) α fm merupakan rata-rata αf
Ecblb
αf = Ecplp (12)
Ecblb
α1 = Ecp ls > 1,0 (13)
Dimana :
l
f) Apabila Ecb = Ecs ; maka α =
ls
2) Penulangan Pelat
1,4
ρmin = (SNI 2847-2013 pasal 10.5.1)
fy
B.8.4.2)
fy
m=
0,85 x fc '
1 2 x m x Rn
ρperlu =
m (
1−√ 1
fy ) (14)
S ≤ 3 Hp , S ≤ 450 mm
As tulangan
≥ 0,0014 (SNI 2847-2013 pasal 7.12.2.1)
As bruto
S ≤ 450 mm
e) Panjang penyaluran
tulangan tarik total yang dipasang untuk momen negatif pada tumpuan
dari :
0,003.
( f c ' −28 )
Untuk fc’ > 28 MPa, maka β 1 = 0,85 – 0,05
7
dan β 1 ≥ 0,65.
DATA :
fc’, fy,Mu, b, d, h,
b, h,
HITUNG :
= d= 75%
= 0,85 f’c b
=,=
N
Memakai tulangan
tunggal
HITUNG :
= 0,85 f’c b
=
= 600
> fy
Meleleh Tidak
meleleh
= =
As = +
As =+
Selesai
Gambar 3. Diagram alir desain tulangan rangkap balok prismatis lentur.
Mula
i
DATA :
fc’, fy, , d,
b, h,
HITUNG :
=
=
N Y
Revisi dimensi penampang
Y
N
Satuan N, mm Satuan N, mm
s < , 600 mm s < , 300 mm
= =
Selesai
Gambar 4. Diagram alir desain tulangan geser balok
c. Kolom
1) Macam-macam kolom
fondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial
sengkang.
atau spiral.
(c). Kolom komposit, yaitu kolom yang terdiri atas beton dan
Dimana :
U = Kuat Perlu
D = Beban Mati
L = Beban Hidup
4) Desain kolom
DATA :
b, h, fc’, fy, lu, d, Mn, Pu
k < 22
Y N
Kolom Pendek Kolom Langsing
HITUNG :
Portal dengan pengaku, k< 1
= ; ≥1
= = .
Portal tanpa pengaku, k> 1
= ; ≥1
= .
Sumbu vertikal, =
Sumbu horizontal, =
ρ=β.r
=ρ.
Selesai
Gambar 5. Flowchart desain tulangan longitudinal kolom
Mulai
DATA :
b, h, d, , , , fy, , , , k
=bd
s=
≥ 10 mm (untuk D ≤ 32 mm); ≥ 13 mm (untuk D36, D44,D56)
Dengan b dan adalah jumlah kaki dan diameter begel
<b d ; ambil nilai terkecil dari: <b d ; ambil nilai terkecil dari:
s ≤ 16 D ; s ≤ 48 s ≤ 16 D ; s ≤ 48
s ≤ d/2 ; s ≤ 600 mm s ≤ d/2 ; s ≤ 600 mm
Selesai
Gambar 6. Flowchart desain tulangan geser kolom
B. SAP2000
1. Pengertian umum
digolongkan sebagai elemen balok atau elemen kolom. Dalam hal ini
menerima gaya aksial yang signifikan yaitu jika gaya aksial ultimate >
0,1 f’cAg.
dikeluarkan oleh CSI (Computer and Struktur, Inc) untuk analisis dan
elemen, baik untuk material baja maupun beton. Disamping itu juga
dan gaya gesr berdasarkan nilai ekstrim hasil dari kombinasi beban
panjang elemen.
2. Bagian-bagian SAP2000 :
a) Tampilan SAP2000
b) Main window
Window utama menampilkan seluruh graphical user interface.
Windows. Main title bar, pada bagian atas window utama, adalah
c) Menu bar
d) Main Toolbar
e) Side toolbar
operasi, dan pilihan perasi pada grid. Semua operasi pilihan yang
f) Display Windows
g) Status Line
aktif, dan lokasi pointer pada saat itu juga. Pengguna dapat
a) Menu file
b) Menu define
(1). Material
Menu penetapan jenis material, menambah material baru,
seterusnya.
c) Menu draw
Edit Grid
Sangat berguna untuk menggambar struktur yang diinginkan, atau
d) Menu assign
(1). Joint
(2). Frame
yang digunakan
pada frame.
e) Menu analyze
program SAP2000.
(2). Run
f) Menu display
C. Penelitian Sebelumnya
sebelumnya.
dalam yang terjadi pada kolom (gaya normal aksial) yang bekerja
tarik maksimum.
3. Ade Cahyanto (Universitas Muhammadyah Parepare) Studi
Geser Balok (Vu) = 135,86 kN; Torsi (TU)= 33,64 kN; Momen Kolom
dan syarat pendetailan dibutuhkan yang detail. Tujuan dari studi ini
dimensi.
flat slab, dan 24 lantai ke atas dengan konstruksi balok dan kolom.
tersebut
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tinjauan Umum
laporan tugas akhir ini dikelompokkan dalam dua jenis data, yaitu data
1. Data primer
proyek :
a. Data proyek
1) Nama Proyek :
Gedung Kuliah Fakultas Tarbiyah
langsung di lapangan.
semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan
kedua.
data penelitian.
1. Tempat penelitian
(IAIN) Parepare.
2. Waktu penelitian
dengan selesai.
bangunan ditampilkan dalam bagan alir kerja (Flow Chart) sebagai berikut:
Mulai
KAJIAN PUSTAKA
Identifikasi Dan
Pengumpulan Data
Preliminary desain
Identifikasi Pembebanan
-Beban Mati -Beban Tambahan
-Beban Hidup -Beban Gempa
Hasil perhitungan
Selesa
i
Perencanaan/ design
Standar perencanaan
Jenis struktur
Pendefinisian/ define
Penggambaran/ Draw
-Elemen Portal
-Area Section
Penugasan/ Assign
-Perletakan/ Restraint
-Joint/ Constraint
-Pembebanan Pada Struktur
Analisa Struktur/ Analyze
Run SAP2000
Ero
r
Selesai
1. Studi pustaka
sekunder.
3. Preliminary desain
lain :
a. Perencanaan balok
yang besar.
b. Perencanaan pelat
Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu arah dan
pokok satu arah (selanjutnya disebut: pelat satu arah/ one way
4. Identifikasi pembebanan
berikut :
5. Analisa struktur
berat jenis baja, kuat tarik, elastisitas baja dan poisson ratio.
penampang.
e. Penggambar.
sidrap yang ada sesuai dengan struktur yang akan kita tinjau.
diberi beban > assign > area load > pilih jenis beban pada load
h. Analisis struktur
Klik menu analyze > set analyze options > pilih analisis yang
i. Hasil analisis.
dalam dapat dilihat dengan cara klik file > export> SAP200 MS
excel.
6. Desain pelat
(a). Tumpuan bebas adalah tidak ada balok pemikul dan ikatan
kaku
M = 0,0001 . q .Ix2.X
dx = h – s- ½ ∅ (16)
dy = h – s - ∅−¿½ ∅ (17)
Mu
Mu = (18)
ø
1,4
ρmin = (19)
fy
Mn
Rn = (22)
b . d2
2 . Rn
ρ = 0,85 fc ' 1− 1−( √ ) (23)
fy 0,85 fc'
As = ρ . b . d (24)
1
. π . Ø 2 .b
x= 4 (26)
As
syarat jarak antar tulangan : x < 3h dan < 500 mm. Perhitungan
7. Desain balok
Mu
2) Menghitung momen nominal M n =
∅
4) Menghitung k maks
600
(
k maks= 0,75k b = 0,75 . β 1
600+ f y ) (27)
1
(
M n 1 = 0,85 . fc’ . b . d2. k maks . 1− k maks
2 ) (28)
M n2 = M n - M n1 (30)
d' = ds + ∅ s + ½ ∅ 1 (31)
Mn 1
As2= (32)
fy .( d−d ' )
As ' Ast
maka tulangan tekan leleh, ρ’= dan ρ =
b.d b.d
15) Membuat sketsa penulangan balok
1
2) Jika Vu ≤ . ∅ . Vc, maka tidak perlu tulangan geser
2
1
3) Gunakan tulang geser minimum bila . ∅ . Vc < Vu ≤ ∅ . Vc
2
Bw −s
Luas tulangan geser minimum: Av =
3 . fs
2
4) Bila Vu ≤ ∅ . Vc + ∅ . [ 3
√ ]
f c ' . bw . d , tulangan geser harus
diberikan
Av . fy . d
Dimana: S = untuk sengkang vertikal
∅ .Vs
< 300
harus diperbesar.
8. Desain kolom
Pu
Pn = (37)
∅
Mu
Mn = (38)
∅
d = ds + ∅ s + ½ ∅ 1 (39)
d=h–d (40)
600 d
cb = (41)
600+fy
a = β1cb (42)
ε cu ( cb−d ' )
εs ' = (43)
cb
eb= Mnb/Pnb
Jika,
1) Keruntuhan tarik
Pn = 0,85 fc’bd
[( h−2 e
2d ) √( h−2
+
e
2d ) d ]
d'
+ 2 mα ( 1− )
As
α =
b.d
fy
m=
0,85 . fc
Pn
a= (46)
0,85 f ' cb
a
c= (47)
β1
2) Keruntuhan balance
Pn = Pnb (49)
3) Keruntuhan tekan
As ' fy bhfc'
+0,50 + 2 +1,18
Pn = e 3 he (50)
'
(d−d ) d
dipakai
(SNI 2847-2013)
D. Perumusan Masalah
tahan gempa dengan umur rencana 500 tahun dimana bangunan tersebut
E. Pemecahan Masalah
Versi 19.0 untuk mengetahui gaya dalam yang bekerja pada balok
A. Preliminary Desain
pelat.
terhadap bentang L, untuk f’y yang lebih besar dari 420 Mpa maka
ekonomis adalah h min – selimut beton. Dalam hal ini selimut beton
yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau beton tidak
atau pelat, baik berupa beban aksial tekan serta momen lentur (akibat
beban hidup.
berbeda tiap lantai yaitu kolom K1a, kolom K2b, dan kolom k2. Ketiga
di setiap lantai.
terdapat pelat satu arah dan pelat dua arah. Dari perhitungan dimensi
B. Perhitungan Pembebanan
pembebanan yaitu :
Hidup)
longitudinal dan arah transversal (arah x dan y). Disamping itu portal
sebagai berikut :
program SAP.
a. Kategori risiko bangunan dan faktor keutamaan (Ie)
keras (SC).
berikut :
SM1 = Fv . S1 = 0,5384
2
SDS = SMS = 0,7367
3
2
SD1 = SM1 = 0,3646
3
Tabel
momen khusus
1. Mutu bahan :
c. Tebal selimut = 40 mm
2. Beban-beban :
- BEBAN HIDUP
Beban hidup (qh) = 300 kg/m2 = 2.941995 kN/m2
- BEBAN MATI
Keramik = 25 kg/m2
- BEBAN HIDUP
- BEBAN MATI
- Bentang 7m:
struktur tersebuat. Dan hasil gaya dalam yang telah diperoleh selanjutnya
Parepare
Hasil running dari analisis software SAP 2000 dapat dilihat pergoyangan
Parepare
momen pada balok . Untuk membedakan arah momen, jika arah momen
searah jarum jam disebut dengan momen positif dan sebaliknya momen
yang arahnya berlawanan dengan arah jarum jam disebut momen negatif
Bila gaya geser arahnya keatas bertanda positif dan jika arah gaya geser
unsur tekan aksial (P) dan momen (M), baik untuk sumbu lemah maupun
sumbu kuatnya. Sedangkan nilai stress ratio untuk geser (baik untuk
sumbu major dan minor) terpisah dari nilai stress ratio P – M atau dengan
kata lain tidak ikut dijumlahkan, sehingga sebagian besar batang yang
ditunjukkan pada gambar diatas memiliki nilai P-M ratio yang masih dalam
kategori aman (nilainya kurang dari 1). Namun ada beberapa batang
ternyata masuk dalam kategori fail karena stress ratio untuk gesernya
lebih dari 1. Adapun maksud dari jenis warna pada nilai stress ratio yaitu
merah artinya bahaya, kuni dan hijau artinya ideal, biru dan abu-abu aman
lebih besar dari ρ maks sehingga tidak perlu dilakukan revisi penampang.
pada tabel 13 .
TULANGAN
Nama Balok
Data Awal Data Analisa kembali
B1 8 ∅ 16 7 ∅ 16
mengacu pada desain dimensi kolom data awal, maka dimnesi yang
tabel 14.
1 Kolom K1a 50 x 35 10 ∅ 16 6 ∅ 16
2 Kolom K1b 35 x 50 10 ∅16 6 ∅16
3 Kolom K2 35 x 35 8 ∅ 16 4 ∅16
(Sumber : Hasil Analisis)
beban yang dihasilkan diperoleh dari penjumlahan beban mati dan beban
berukuran 360 x 360 cm. Panel tersebut akan menghasilkan tulangan dan
jarak yang kemungkinan berbeda sesuai dengan beban dan momen yang
elemen struktur yang menerus (balok terusan) atau untuk tulangan tekan.
Penyaluran dilakukan jika jumlah tulangan pada balok pada satu
jumlah tulangan akan diputus dan dapat disalurkan dengan cara tanpa kait
struktur.
penyaluran dan kait tulangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
16 63.00 1008
72 diameter
19 44.00 836
50 diameter
180o db
16 96 64
D
lt
10 60 40
16 96 96
db
135o D
db
lt
10 60 60
16 96 192
90o
10 60 120
10 40 75
o
135
10 40 75
db
10 40 75
lt
90o
(Sumber : Hasil Perhitungan)
H. Penentuan lokasi pemutusan tulangan lentur
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
maksimum yaitu momen Balok (MU) = 177.4728 kN, Geser Balok (Vu)
= 127.123 kN, Torsi (Tu) = 22.8608kN, Momen kolom (M u) = 93.938
kN, Tekan aksial (Pu) = 845.708 kN, Geser maksimum (Vu) = 44.865
kN.
B. Saran
harus diperhatikan :