Ekonomi Manajerial Pertemuan 1
Ekonomi Manajerial Pertemuan 1
Ekonomi Manajerial Pertemuan 1
RUANG LINGKUP
EKONOMI MANAJERIAL
keterkaitannya dalam manajemen bisnis berfokus pasar dan pelanggan. Dalam bagian ini
ditampilkan uraian mengenai perlunya manajer bisnis dan industri memahami ekonomi
manajerial agar mampu membuat keputusan yang efektif dan efisien, konsep dasar sistem
industri modern beserta aplikasinya.
Tujuan
1. Memahami apa itu ekonomi manajerial beserta ruang lingkup pembahasan ekonomi
manajerial.
2. Memahami hubungan antara masalah dan keputusan bisnis efektif.
3. Memahami konsep dasar tentang sistem industri modern beserta proses bekerjanya sistem
industri modern itu.
4. Mengidentifikasi kemampuan pribadi untuk mempelajari ekonomi manajerial dan
menyiapkan material pendukung tambahan apabila dipandang bahwa kemampuan yang ada
belum memadai. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan pemahaman atas pembahasan
ekonomi manajerial yang akan dikemukakan dalam bab-bab selanjutnya.
Dari Bagan I.1 tampak bahwa keputusan bisnis yang efektif harus dimulai dari identifikasi
secara tepat apa yang menjadi masalah bisnis itu?. Masalah bisnis dapat didefinisikan
sebagai deviasi atau penyimpangan yang terjadi antara kinerja bisnis aktual (hasil aktual)
dan target bisnis yang direncanakan atau diharapkan (rencana atau target bisnis). Apabila
masalah bisnis telah dapat diidentifikasi, seperti: penjualan menurun, biaya produksi
meningkat, produktivitas input tenaga kerja dan modal menurun, keterampilan manajerial
rendah, dll., maka berbagai informasi penting berkaitan dengan masalah itu
perlu dikumpulkan. Informasi yang harus dikumpulkan adalah berdasarkan
analisis kualitatif yang didasarkan pada intuisi dari para manajer atau pengalaman bisnis
yang telah dimiliki selama ini, dan analisis kuantitatif yang berdasarkan pada fakta atau
data aktual yang ada. Ekonomi manajerial yang merupakan penerapan konsep-konsep
ekonomi dalam manajemen bisnis total sangat membantu dalam analisis kuantitatif
terhadap data bisnis aktual agar dapat dikaji faktor-faktor apa yang menyebabkan
timbulnya permasalahan dalam bisnis itu. Ekonomi manajerial mempelajari perilaku
interaksi konsumen dan produsen di pasar, sehingga pengkajian masalah bisnis secara
konseptual dapat menggunakan konsep-konsep ekonomi manajerial. Apabila informasi
yang tepat tentang penyebab masalah bisnis yang timbul itu telah diperoleh, maka
keputusan bisnis yang efektif dapat dilakukan oleh para manajer.
Menghadapi era globalisasi di mana persaingan bisnis di pasar global menjadi amat sangat
kompetitif (hiper kompetitif), maka para manajer yang berada dalam manajemen bisnis total
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan manajerial yang cukup agar mampu mengkaji
permasalahan bisnis yang timbul secara rasional. Dengan demikian manajer yang berada
dalam manajemen bisnis total harus berpikir melalui masalah bisnis (think through the
business problem) dan membicarakannya berdasarkan fakta atau data (speak with business
data).
Pada dasarnya proses industri harus dipandang sebagai suatu peningkatan terus-
menerus (continuous industrial process improvement), yang dimulai dari sederet siklus
sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses
produksi, sampai kepada distribusi kepada konsumen. Seterusnya berdasarkan informasi
sebagai umpan-balik yang dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) itu dapat
dikembangkan ide-ide kreatif untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk
lama beserta proses produksi yang ada saat ini.
Agar peningkatan proses industri dapat berjalan secara konsisten, maka dibutuhkan
manajemen sistem industri, yang pada umumnya akan dikelola oleh lulusan perguruan
tinggi. Konsep sistem industri dan manajemen sistem industri ditunjukkan dalam Bagan
I.1. Dari Bagan I.1 tampak bahwa manajemen sistem industri terdiri dari dua konsep, yaitu:
(1) konsep manajemen, dan (2) konsep sistem industri. Suatu sistem industri
mengkonversi input yang berasal dari pemasok menjadi output untuk digunakan oleh
pelanggan, sedangkan manajemen sistem industri memproses informasi yang berasal dari
sistem industri, pelanggan, dan lingkungan melalui proses manajemen untuk menjadi
keputusan atau tindakan manajemen guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari
sistem industri itu.
Bagan I.2 Konsep Manajemen Sistem Industri Modern
Dr. W. Edwards Deming, seorang ahli fisika dari Amerika Serikat, yang kemudian belajar
tentang statistika dari Prof. Dr. Sir Ronald Fisher (penemu uji F dalam statistika) dari
Inggris, dan menjadi pakar dalam bidang Total Quality Management, pada bulan Agustus
1950 dalam suatu konferensi dengan manajemen puncak di Hotel de Yama, Mount
Hakone, Jepang, memperkenalkan suatu diagram yang memandang industri sebagai
suatu sistem seperti ditunjukkan dalam Bagan I.3.
Perbaikan kinerja bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem industri dari
kedatangan material sampai kepada konsumen dan desain ulang produk (barang dan/atau
jasa) untuk masa mendatang. Dalam organisasi jasa, sumber-sumber A, B, C, dan D
dalam Bagan I.2, dapat menjadi sumber-sumber data, atau kerja dari
operasi sebelumnya seperti dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan
dengan permintaan konsumen, pembelian bahan baku dari pemasok, proses produksi,
tingkat inventori yang ada, perhitungan biaya, pengiriman produk ke distributor sebagai
konsumen antara atau ke konsumen akhir secara langsung, dan lain-lain.
Konsep sistem industri yang dikemukakan oleh Deming dalam Bagan I.3 itu menjadi
populer dengan nama Konsep Deming, yang terdiri dari empat komponen utama, yaitu:
riset pasar, desain
produk, proses produksi, dan pemasaran. Deming menekankan pentingnya interaksi tetap
antara riset pasar, desain produk, proses produksi, dan pemasaran, agar perusahaan
industri mampu menghasilkan produk dengan harga kompetitif dan kualitas yang lebih
baik sehingga memuaskan konsumen. Deming menjelaskan bahwa keempat komponen
itu (Riset Pasar, Desain Produk, Proses Produksi, dan Pemasaran) harus dijalankan atas
dasar pengertian dan tanggung jawab bersama untuk mengutamakan efisiensi industri dan
peningkatan kualitas. Ia menjelaskan bahwa dengan cara menjalankan keempat
komponen itu secara terus-menerus, maka perusahaan industri modern dapat
memenangkan persaingan yang amat sangat kompetitif dan memperoleh keuntungan
yang dapat dipergunakan untuk pengembangan usaha dan kesejahteraan tenaga kerja.
Dari Konsep Deming dalam Bagan I.3 di atas, tampak bahwa berdasarkan informasi
tentang keinginan konsumen (pasar) yang diperoleh dari riset pasar yang komprehensif,
maka selanjutnya didesain produk sesuai keinginan pasar itu. Desain produk telah
menetapkan model dan spesifikasi yang harus diikuti oleh bagian produksi. Bagian
produksi harus meningkatkan efisiensi dari proses dan kualitas produk, agar diperoleh
produk-produk berkualitas sesuai desain yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan
pasar itu dengan biaya yang serendah mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan
menghilangkan pemborosan (waste) yang terjadi dalam proses produksi itu. Selanjutnya
hasil dari proses produksi yang efisien dan berkualitas itu didistribusikan ke konsumen
(distributor atau pengguna akhir dari produk) melalui bagian pemasaran dengan harga
yang kompetitif. Bagian pemasaran dari industri modern harus bertanggung jawab
langsung kepada konsumen, karena mereka yang berhubungan langsung dengan
konsumen itu. Setiap bagian dalam organisasi industri modern harus mendukung bagian
pemasaran dalam meningkatkan kualitas kepada konsumen. Proses di atas dalam Bagan
I.3 itu berulang kembali secara kontinu sepanjang waktu.