Judul Industri Pengolahan Minyak Bumi di Indonesia
Halaman 29 halaman Penulis Andriati Fitria Wati, Elvina Yulistia Erwan, Nur Azizah, Pamela Jurdilla Reviewer Sasti Maziya Zulfah (11190960000097) Tanggal 11 November 2020
Abstrak Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk menjelaskan
dan memaparkan secara umum tentang perusahaan minyak bumi di Indonesia, proses pengolahan serta dampak dari minyak bumi. Metode yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan pendekatan deskriptif dari kajian kepustakaan. Indonesia merupakan negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Adapun 7 provinsi penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia ialah Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Papua Barat, Sektor Laut Jawa, Riau, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Proses dalam pengolahan minyak bumi diantaranya, destilasi, cracking, alkilasi, reforming dan polimerisasi, treating, serta blending. Dengan berbagai proses tersebut minyak bumi yang diolah dapat menghasilkan produk yang bermanfaat. Selain dampak positif dari minyak bumi, ada juga dampak negatifnya terhadap lingkungan sekitar. Pendahuluan Minyak bumi merupakan cairan kental berwarna coklat kehitaman, yang tersusun atas senyawa hidrokarbon kompleks. Minyak bumi adalah salah satu sumber daya yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Minyak bumi bersumber pada jasa renik atau fosil dari makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan dalam waktu ribuan tahun lalu yang kemudian membentuk tumpukan sedimen yang disebutbatuan induk. Bintik dan gelembung minyak dan gas akan bergerak menuju tempat dengan tekanan rendah dan berkumpul pada daerah perangkap (trap). Pada daerah ini lah gas, air dan minyak akan berkumpul dan membentuk minyak bumi. Untuk memenuhi produksi minyak bumi, maka pengimporan perlu dilakukan untuk mengoptimalkan kilang minyak yang ada dalam negeri. Karena itu, minyak bumi merupakan salah satu komoditas yang memegang peran penting dalam sektor ekonomi Indonesia. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari pembuatan artikel ini yaitu memberikan penjelasan umum mengenai perusahaan minyak bumi di Indonesia, proses pengolahan minyak bumi, serta dampak yang ditimbulkan dari minyak bumi. Hasil & Pembahasan Minyak bumi merupakan cairan kental berwarna coklat kehitaman yang mengandung senyawa hidrokarbon dengan susunan kompleks. Minyak bumi pada umumnya tersusun atas 84-87% karbon, hidrogen 11-14% dan sisanya adalah zat pengotor seperti sulfur, nitrogen dan oksigen. Beberapa perusahaan minyak bumi besar dan terkenal di Indonesia adalah Chevron, VICO, Pertamina, dan lainnya. Proses pengolahan minyak bumi terbagi menjadi, tahap destilasi, cracking, alkilasi, reforming dan polimerasi, treating dan yang terakhir blending. Beberapa produk yang dihasilkan dari minyak bumi diantaranya adalah bensin, minyak tanah, gas, oli, dan sebagainya. Adapun dampak yang mungkin terjadi akibat dari minyak bumi adalah pemanasan global, ekstraksi air dan pencemaran air. Dalam mengurangi dampak pencemaran dapat dilakukan dengan menggunakan bahan ramah lingkungan, menghemat energi, produksi bensin bebas timbal, dan memproduksi bahan alternatif minyak bumi. Kelebihan Jurnal Menjelaskan secara detail tentang materi pembahasan, lengkap dengan sitasinya. Kekurangan Jurnal Tidak dicantumkan tanggal dibuatnya jurnal. Judul Penggunaan Parameter Geokimia Untuk Menentukan Kematangan Minyak Bumi Dari Sumur Produksi Lirik, Riau Jurnal Prosiding SEMIRATA 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak Halaman Hal. 64-72 Tahun 2015 Penulis Emrizal Mahidin Tamboesai
Abstrak Penentuan tingkat kematangan minyak bumi bertujuan untuk
menentukan kualitas dan kelayakan suatu sumur minyak bumi untuk di eksploitasi. Pada penelitian penentuan kematangan ini dilakukan dengan mengambil sampel yang berbeda dari ladang minyak Lirik, Riau. Sampel minyak bumi tersebut di karakterisasi dengan menggunakan kromatografi gas (GC-FID) pada fraksi saturat dan gas spektroskopi massa (GC-MS) pada fraksi aromat. Untuk menentukan kematangan minyak bumi tersebut dilakukan dengan menggunakan parameter geokimia isoprenoid dan n- alkana untuk fraksi saturat, parameter ini merupakan parameter awal dalam penentuan kematangan minyak bumi dan diperkuat dengan parameter yang lebih sensitif yaitu indeks metilphenantren pada fraksi aromatnya. Hasil penentuan kematangan minyak bumi pada fraksi saturat ditunjukkan oleh rasio isoprenoid dan n-alkana bahwa sampel minyak bumi Lirik, Riau sudah matang (mature). Hal ini diperkuat oleh parameter indeks metilphenantren yang memiliki nilai MPI-3 berkisar 0,709 ; 0,755 dan MPR berkisar 0,699 ; 0,756. Nilai-nilai dari parameter indeks metilphenantren tersebut menunujukkan bahwa minyak bumi dari kedua sumur Lirik, Riau memiliki tingkat kematangan yang rendah. Pendahuluan Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Produksi minyak bumi di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya, namun kebutuhan konsumsi minyak bumi justru semakin meningkat. Krisis ini disebabkan karena sumur-sumur minyak yang sudah tua. Pada wilayah Indonesia terdapat banyak cekungan yang memiliki potensi namun belum terjamah atau tereksplorasi dengan baik. Dalam proses eksplorasi dibutuhkan banyak parameter analisis, salah satunya data geokimia untuk menentukan batuan sumber, lingkungan pengendapan dan tingkat kematangan termal pada minyak bumi. Tujuan Penelitian Penelitian penentuan tingkat kematangan minyak bumi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan kualitas suatu sumur minyak bumi untuk dilakukan eksploitasi Hasil & Pembahasan Sampel minyak mentah yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari tiga sumur minyak mentah di Lirik, Riau. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kematangan termal pada sampel dari sumur minyak LP 1 dan LP 3 pada fraksi saturat dengan menggunakan parameter isoprenoid dann- alkana memiliki nilai Pr/Ph 3.07-3.22 ; Pr/n-C17 0.68-0.71 ; Ph/n-C18 0.23-0.24 dan CPI 1.07-1.08. Menunjukkan bahwa sampel dari sumur minyak Lirik, Riau telah matang. Hal ini dibuktikan oleh parameter indeks metilphenantren pada fraksi aromat, dengan nilai MPI-3, MPR dan VRE dari dua sumur minyak bumi Lirik LP-1 dengan nilai 0.709, 0.699, 0.836% dan LP-3 memiliki nilai 0.755, 0.756, 0.836%. Nilai- nilai pada parameter metilphentaren menunjukkan bahwa minyak bumi yang terdapat kedua pada sumur minyak di Lirik, Riau tergolong pada tingkat kematangan yang rendah.yang Kelebihan Jurnal Kelebihan pada jurnal ini adalah menunjukkan dengan jelas metode yang digunakan serta memberikan pendahuluan yang mudah dimengerti. Kekurangan Jurnal Kekurangan jurnal ini adalah tujuan penelitian tidak dipaparkan secara jelas dan tersurat serta tidak disebutkan alat apa yang digunakan dalam penelitian.
Judul Pemisahan Minyak Pelumas (Base Oil) Dari Minyak Bumi
Asal Bangko, Rohil-Riau dengan Zeolit A Dari Abu Layang
Jurnal Chimica et Natura Acta
Volume & Halaman Vol. 4 No. 2, Hal. 72-78 Tahun 2016 Penulis Emrizal Mahidin Tamboesai
Abstrak Zeolit A merupakan zeolit sintesis yang mengandung
alumina silikat dan membentuk unit tetrahedral. Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mensintesis zeolit A adalah Abu layang merupakan limbah hasil pembakaran bahan bakar batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Penelitian ini bertujuan pemanfaatan zeolit A sebagai penyaring molekul (molecular sieve) untuk memisahkan n-parafin dari fraksifraksi lain yang ada pada minyak mentah Bangko, Rohil. Sintesis zeolit A dilakukan dengan menggunakan alumunium hidroksida sebagai sumber alumina dan silikon dioksida sebagai sumber silika. Sintesis dilakukan dengan cara mereaksikan natrium silikat dan natrium aluminat melalui proses hidrotermal dalam sistem dengan pH 11-12. melalui peleburan abu layang dengan NaOH pada suhu 500°C. Zeolit dikarakterisasi dengan XRD yang menunjukkan pola difraksi yang menyerupai pola difraksi zeolit A berdasarkan JCPDS no 01-076-0910. Pada spektra FTIR ditunjukkan adanya gugus Si-O-Si dan Al-O-Al pada zeolit. Pada hasil XRF menunjukkan perbandingan Si/Al yaitu 1,3. Fraksinasi minyak bumi Bangko menggunakan silika aktif sebagai fasa diam dan n-heksana sebagai pelarut untuk memisahkan fraksi saturat. Fraksi saturat minyak bumi kemudian difraksinasi menggunakan zeolit A yang bertujuan untuk fraksi n-parafin. Dari kromatogram hasil fraksinasi menggunakan silika aktif dapat dilihat bahwa silika aktif mampu menyaring atom karbon sampai C30. Sedangkan kromatogram hasil molecular sieve menggunakan zeolit A menunjukkan adanya bagian fraksi saturat yang tertahan pada zeolit A, sehingga zeolit A mampu menyaring hanya sampai atom karbon C27. Zeolit A mampu memisahkan nparaffin dari minyak bumi Bangko yang memiliki efisiensi rata-rata sebesar 98,65 %. Hasil penyaringan dengan Zeolit A tersebut diatas dapat kesimpulan bahwa minyak bumi Bangko, Rohil mengandung minyak pelumas berat. Pendahuluan Abu layang merupakan salah satu hasil sisa pembakaran dari batu bakar yang terdiri dari oksida dan senyawa organik. Dalam industri perminyakan, penggunaan zeolit sintesis belum dilakukan secara optimal. Salah satunya adalah sebagai molecuarl sleve. Contohnya, dalam proses pemisahan n-parafin dari campuran minyak mentah dapat dilakukan dengan molecular sleve. Penyaringan molekul minyak mentah ini dilakukan berdasarkan kemampuan silika dan zeolit A untuk menyaring dan menahan molekul-molekul yang ukurannya lebih besar dari pori-porinya. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah melakukan penyaringan minyak mentah yang berasal dari ladang minyak Bangko, Riau dengan memanfaatkan abu layang dan zeolit A sebagai molecular sleve. Hasil & Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sintesis zeolit A dilakukan dengan mereaksikan natrium silikat dan natrium aluminat dengan proses hidrotermal pada pH 11-12. Zeolit A dari abu layang dikarakterisasi dengan sinar-X dan diperoleh hasil 2θ: 32,2927 ; 2θ : 37,8327 ; 2θ : 33,546 ; 2θ : 44,995 ; 2θ : 36,632 sedangkan pada spectra FTIR menunjukkan adanya gugus Si dan Al, dan pada analisis X-Ray flourosence didapatkan perbandingan dari Si/Al adalah 1:3. Fraksinasi minyak bumi menggunakan silika sebagai fasa diam dan n- heksana sebagai pelarut untuk memisahkan fraksi saturat dan fraksi aromat. Kemudian dilakukan fraksinasi dengan zeolit A untuk memisahkan n-parafin dari fraksi saturat dan mampu menyari hingga panjang rantai karbon 27 sehingga eluen yang diperoleh merupakan base oil untuk pelumas berat (n- parafin 27). Efisiensi rata-rata dari penggunaan zeolit A dalam penyaringan minyak bumi adalah 98,65% Kelebihan Jurnal Menjelaskan dengan rinci metode penelitian yang meliputi alat, bahan, dan prosedur kerja. Serta penjelasan dalam pembahasan mudah dipahami. Kekurangan Jurnal Tidak dicantumkan secara jelas tujuan dari penelitian.
Judul Kajian Geokimia Molekular : Studi Kasus Kematangan
Minyak Bumi Duri Riau, Cekungan Sumatera Tengah Jurnal Jurnal Kimia Valensi Volume & Halaman Vol. 4 No. 2, Hal. 121-127 Tahun 2014 ISSN 1978 - 8193 Penulis Emrizal Mahidin Tamboesai Abstrak Untuk mengetahui tingkat kematangan minyak bumi yang diproduksi sumur tua (Sumur X, Y dan Z) dengan sumur baru (W) yang mempunyai kesamaan sifat fisik di WKP Chevron diperlukan pendekatan dengan resolusi tinggi. Studi geokimia molekular digunakan pada kajian kematangan minyak bumi ini. Sidik jari minyak bumi dari analisis GC-MS telah menunjukkan hubungan genetik yang posistif diantara sample teranalisis. Akan tetapi minyak bumi dari sumur baru W menunjukkan hubungan kematangan yang lebih dekat dengan sumur minyak Z dibanding sumur tua lain (X dan Y). Pendahuluan Sejak tahun 1950 ladang minyak Duri yang terletak di cekungan Sumatera Tengah, terbukti merupakan salah satu pnghasil hidrokarbon yang produktif di Indonesia. Namun, pada beberapa tahun ini semakin sulit untuk mencari cadangan sumber hidrokarbon di cekungan Sumatera Tengah. Oleh karena itu, diperlukan strategi eksplorasi hidrokarbon dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Salah satu upaya penting dalam meningkakan efisiensi dari produksi minyak bumi adalah melakukan studi geokimia molekular yaitu biomarker minyak bumi dari beberapa sumur minyak untuk menemukan solusi dari masalah kontinuitas pada suatu reservoar. Biomarker adalah suatu senyawa kompleks fosil molekular biologis yang berasal dari organisme makhluk hidup, yang telah mengalami perubahan namun masih menyimpan kerangka atom karbon secara utuh sehingga dapat dicari tahu asal usulnya. Kajian geokimia molekular ini dapat menunjukkan tingkat kematangan minyak bumi Duri yang ditemukan dan dapat menunjukkan sumur produksi yang memiliki tingkat kematangan yang dekat dengan sumur baru tersebut. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian biomarker untuk menunjukkan kematangan minyak pada sumur baru terhadap sumur-sumur dalam satu lapangan produksi di Sumatera Tengah Hasil & Pembahasan Dengan metode sidik jari, keempat sampel dapat dikelompokan menjadi dua grup, dimana sampel pada sumur W menunjukkan tingkat kematangan yang lebih dekat dengan sumur Z, sementara sampl sumur X memiliki tingkat kematangan yang lebih dekat dengan sumur Y. Berdasarkan pola biomarker keempat sampel, diyakini bahwa keempat minyak sampel ini memiliki sumber batuan dan lingkungan pengendapan yang sama, namun terdapat perbedaan lapisan reservoar yang menyebabkan hidrokarbon bermigrasi ke tempat yang berbeda sebagaimana yang ditunjukan pada indeks steriana. Fakta tersebut menyebabkan sampel terbagi menjadi dua kelompok, X dengan tingkat kematangan yang sama dengan Y, dan W dengan tingkat kematangan yang sama dengan Z. Hubungan antar sampel minyak tersebut mengartikan bahwa sampel minyak dari sumur W berada satu lapisan dengan sampel sumur Z, sedangkan sampel sumur X berada satu lapisan dengan sampel sumur Y. Yang berarti, sampel sumur W tersebut berkomunikasi lebih baik dengan sampel dari sumur Z dibandingkan sampel dari sumur-sumur lain. Kelebihan Jurnal Prosedur kerja dan pembahas dipaparkan secara jelas dan terperinci dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kekurangan Jurnal Tidak dipaparkan secara rinci alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
Judul Geokimia Sistem Minyak Bumi Asal Riau dan Indonesia
Umumnya Jurnal J. Sains Tek Volume Vol. 11, No. 1 Tahun 2005 Penulis Emrizal Mahidin Tamboesai
Pendahuluan Dengan bantuan analisis geokimia yang lengkap, minyak
bumi di Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe umum yaitu Lacustrine, fluvio deltaic, dan marine, berdasarkan analisis ini dapat diketahui bahwa minyak bumi di Indonesia bersumber dari batuan asal yang berbeda. Klasifikasi genetik atau asal-usul dari tip minyak yang berbeda disebut dengan sistem perminyakan. Sistem perminyakan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor kontrol yang terjadi di alam seperti kematangan, ekspulsi, migrasi, akumulasi, retensi1. Data geokimia dari suatu minyak bumi dapat diinterpretasikan untuk menunjukkan korelasi antara minyak bumi dan batuan sumbernya. Penelitian tentang batuan sumber dapat dilakukan karena karakteristik geokimia suatu minyak bumi dapat menyatakan informasi yang penting tentang umur batuan dan kondisi lingkungan pengendapan. Pendekatan studi minyak bumi disuatu daerah pada umumnya sangat berguna karena dapat menghasilkan keputusan tentang suatu minyak bumi yang merupakan representasi dari suatu batuan sumber tertentu. Klasifikasi tipe minyak bumi menurut asal-usulnya dilakukan dengan pemeriksaan secara visual yang menghasilkan data teranalisis, data yang diperoleh diolah dengan analisis statistik menggunakan program software komersial yaitu principal component analysis (PCA) dan Hierarchical Clustering Analysis (HCA). Tujuan utama dari kedua teknik pengolahan data tersebut untuk mengkondensasikan data yang diperoleh dengan analisis data berupa matriks (dendogram). Nilai rasio biomarker, parameter GC dan GC- MS, digunakan sebagai data input, sumber utamanya adalah hubungan dari rasio biomarker yang dapat menunjukkan karakter geokimia minyak bumi. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari sistem perminyakan di Indonesia dengan cara mengidentifikasi, mengevaluasi dan membandingkan berbagai sistem minyak bumi dalam satu wilayah dengan menemukan jumlah komposisi geokimia jenis minyak bumi yang berbeda atau sejenis. Hasil & Pembahasan Interpretasi data geokimia yang diperoleh dari hasil penelitian kurang lebih sebanyak 200 sampel minyak bumi dari 19 cekungan sedimen di Indonesia telah menunjukkan identifikasi sejumlah sistem perminyakan. Pembagian daerah geografi dengan sistem yang berbeda tersebut dapat tebagi sebagai berikut. Sistem minyak akuatik dan minyak darat keduanya terdapat di Indonesia bagian Barat. Sedangkan di Indonesia bagian Timur ditemukan tiga sistem utama minyak bumi tertiary marine carbonate, mesozoic marine carbonat dan mesozoit marine silicloclastic. Dengan mengacu kepada sistem perminyakan sebelumnya yang dibuat oleh Robinson 1987, perubahan sistem perminyakan juga dapat terjadi misalnya lacustrine pada cekungan Sumatera Selatan. Perkiraan adanya sistem lacustrine juga terjadi pada cekungan Barito, sedangkan sistem minyak Marine di temukan di cekungan Natuna bagian timur. Kelebihan Jurnal Menjelaskan dan membahas masalah dengan jelas dan rinci. Kekurangan Jurnal Tidak dipaparkan secara rinci alat dan bahan yang digunakan selama penelitian.