Oleh:
Preseptor:
KEPANITERAAN KLINIK
KOMUNITAS
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kesehatan Ibu
dan Anak (Penyebab Kematian Ibu) di Puskesmas Ambacang”. Makalah ini
merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. dr. Edison, MPH selaku
pembimbing. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…....................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL................................................................................................. 4
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ 5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 7
1.4 Batasan Masalah.......................................................................................8
1.5 Metode Penulisan.......................................................................................................8
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan Kesehatan ibu di Puskesmas Ambacang............................25
4.2 Pemecahan Masalah Kesehatan Ibu di Puskesmas Ambacang ...................27
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................34
5.2 Saran........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................39
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
5
BAB 1
PENDAHULUAN
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42
hari setelah berakhirnya kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari
segala penyebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Untuk
memudahkan identifikasi kematian ibu dalam keadaan dimana penyebab kematian
tidak memadai, kategori baru telah diperkenalkan yakni kematian terkait
kehamilan didefinisikan sebagai kematian seorang wanita saat hamil atau dalam
waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, terlepas dari penyebab
3
kematiannya.
Setiap hari pada tahun 2017, sekitar 810 wanita meninggal karena sebab
yang dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan. Antara 2000 dan
2017, rasio kematian ibu/Angka Kematian Ibu (MMR/AKI, jumlah kematian ibu
4
per 100.000 kelahiran hidup) turun sekitar 38% di seluruh dunia.
6
dibandingkan dengan SDKI pada tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000
5
kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Penduduk antar Sensus (SUPAS) 2015,
6
angka kematian ibu menurun menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu di Sumatera Barat pada tahun 2017 berjumlah 113
orang per 100.000 kelahiran hidup, meningkat jika dibandingan pada tahun 2016
8
yaitu sebanyak 108 orang per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu di Kota
Padang pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 17 kasus per 100.000 kelahiran
hidup, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2017 sebanyak 16 kasus per
8
100.000 kelahiran hidup. Tedapat dua kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas
10
Ambacang pada tahun 2019. Penyebab kematian ibu paling banyak adalah
2
perdarahan diikuti dengan hipertensi/eklamsi dan infeksi.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
7
c. Mengetahui solusi terhadap permasalahan kesehatan ibu di Puskesmas
Ambacang
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
11,13,14
Program kesehatan ibu antara lain :
9
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
10
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih
dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.
Untuk mencegah anemia defisiensi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
11
h) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor
darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator
terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
12
5. Pemeriksaan Darah Malaria
6. Pemeriksaan Sifilis
Pemeriksaan sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinddi dan ibu hamil
yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
7. Pemeriksaan HIV
Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan
diprioritaskan kepada ibu hamil dengan IMS dan TB secara inklusif pada
pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau
menjelang persalinan.
8. Pemeriksaan BTA
13
j)Temu wicara (konseling)
1. Kesehatan ibu
9. KB pascapersalinan
10. Imunisasi
14
diperlukan.
15
Kegiatan pelayanan kesehatan ibu sesudah melahirkan
14
meliputi: a. pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu; b. pemeriksaan tinggi fundus uteri;
c. pemeriksaan lokhia dan perdarahan;
d. pemeriksaan jalan lahir;
e. pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI
Eksklusif; f. pemberian kapsul vitamin A;
g. pelayanan kontrasepsi pascapersalinan;
h. konseling; dan
i. penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada nifas.
Risiko kematian ibu yang tertinggi pada gadis remaja di bawah 15 tahun
dan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan lebih tinggi di antara remaja
4
perempuan usia 10-19 (dibandingkan dengan wanita berusia 20-24).
16
a. Perdarahan hebat (perdarahan setelah melahirkan)
Sisanya disebabkan oleh atau terkait dengan infeksi seperti malaria atau
4
terkait dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung atau diabetes.
Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor faktor yang memperberat
keadaan ibu hamil seperti 4 Terlalu ( terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
melahirkan, dan terlalu dekat jarak kelahiran ), maupun yang mempersulit proses
penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti 3 Terlambat
( terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai
14
fasilitas kesehatan dan terlambat dalam menangani kegawatdaruratan ).
Faktor utama yang menyebabkan seorang ibu tidak menerima atau mencari
perawatan saat hamil atau melahirkan diantaranya, kemiskinan, jarak yang jauh
dengan fasilitas kesehatan, kurangnya informasi, tidak adekuatnya pelayanan dan
4
faktor budaya.
17
BAB 3
ANALISIS SITUASI
Dilihat dari segi topografis dan geografis Puskesmas Ambacang yang terletak di
Jalan Raya By Pass KM 8,5 Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan 17 Kuranji,
18
Kota Padang (± 8 km dari pusat kota) dapat terjangkau dengan kendaraan roda
dua atau roda empat pribadi maupun sarana angkutan umum 10
Jenis Kelamin
Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan
19
Tabel 3.2 Sasaran Program Kesehatan Puskesmas Ambacang Tahun 2019
Total
Kelurahan Bayi Balita Bumil Bulin Bufas WUS PUS Lansia Penduduk
Pasar 336 1.615 361 346 346 4.285 3676 1362 18.892
Ambacang
Anduring 264 1.216 288 276 276 3417 2.932 1086 15.065
Lubuk 195 940 209 200 200 2480 2.128 788 10.935
Lintah
Ampang 141 743 150 140 140 1765 1.517 560 7.792
Jumlah 936 4.514 1008 962 962 11.950 10.253 3.796 52.684
20
Gambar 3.2 Geomapping Sarana Kesehatan Wilayah kerja Puskesmas Ambacang
21
melayani 155 orang bayi/balita. Begitu juga untuk posyandu lansia yang
berjumlah 12 buah untuk total lansia sebanyak 3.472 orang, artinya satu posyandu
lansia untuk 385 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah
posyandu masih belum ideal.
SD 22
SMP 5
SMA 3
PT 1
Jumlah 39
22
Secara kuantitatif, sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di
Puskesmas Ambacang sudah memenuhi standar rata-rata, dimana berdasarkan
lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 dijelaskan bahwa
jumlah minimal tenaga kesehatan untuk puskesmas nonrawat inap kawasan
perkotaan adalah 22 orang. Meskipun demikian, secara kualitatif tetap diperlukan
upaya peningkatan kualitas SDM di Puskesmas Ambacang melalui pendidikan
dan pelatihan, demi terwujudnya pengembangan upaya kesehatan yang lebih baik.
Tabel 3.4 Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Puskesmas Ambacang
Status Pegawai Pendidikan Terakhir
No Jenis Kontrak Jumlah
Petugas PNS PTT / honor/ S2 S1 D IV D III DI SL
Voluter TA
Dokter
1 4 - 1 - 5 - - - - 5
Umum
Dokter
2 3 - - - 3 - - - - 3
Gigi
Sarjana
3 2 - - 2 - - - - 2
Kesmas
4 Bidan 14 - 3 - - 2 15 - - 17
5 Perawat 7 - 1 - 1 - 6 - 1 10
Perawat
6 1 - - - - - 1 - - 1
Gigi
7 Kesling 2 - - - - - 2 - - 2
8 Analis - 2 - - - 2 - - 2
Epidemiol
9 ogi 1 - - - 1 - - - - 1
(SKM)
10 Apoteker 1 - - 1 - - - - 1
Asisten
9 2 - - - - - 1 - 1 2
Apoteker
Nutrisioni
10 2 - - - 1 - 1 - - 2
s
11 RR 4 - 2 - - - 3 - 3 6
12 Sopir - - 1 - - - - - 1 1
Administr
13 - 3 - - - 3 - - 3
asi
Cleaning
14 - 2 - - - - - 2 2
service
15 Akutansi - 1 - - - 1 - - 1
Jumlah 43 - 16 1 13 2 35 0 8 59
23
Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, sumber daya manusia di
Puskesmas Ambacang relatif kurang memadai. Tenaga medis dokter umum
sebanyak 5 orang dengan rasio 1:52.684 jiwa, artinya 1 dokter melayani 10.536
orang, angka tersebut sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
yang sebelumnya hanya terdapat 3 dokter umum. Angka tersebut sangat jauh dari
ideal apabila dikaitkan dengan sistem pelayanan kesehatan terpadu dimana satu
dokter melayani maksimal 2500 penduduk. Menurut Standar Pelayanan Minimal
(SPM), satu orang bidan maksimal menangani 3.000 penduduk saja. Di
Puskesmas Ambacang terdapat 17 bidan yang menangani 52.684 penduduk
dengan rasio 1 : 3.099. Hal ini memperlihatkan bahwa di Puskesmas Ambacang
jumlah bidannya sudah mencukupi.
24
Tabel 3.6 Tingkat Pendidikan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas
Ambacang
Jenis Jumlah
Pendidikan Pasar Lubuk Anduring Ampang Puskesmas
Ambacang Lintah
Belum/Tidak 0 998 1445 1031 6073
Sekolah/Tidak
tamat SD
Tamatan SD 1933 878 1131 799 4741
Sederajat
Tamatan SMP 2057 1218 1335 864 5474
Sederajat
Tamatan SMA 6616 2607 6680 2099 18002
Sederajat dan
SMK
Tamatan 120 100 130 61 411
D1/DII
Tamatan DIII 339 2003 352 172 1066
Tamatan 779 702 817 426 2778
DIV/S1
Tamatan S2/S3 67 70 103 43 283
25
Tabel 3.7 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Target/ thn
No Jenis Layanan Dasar
absolute %
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) 1008 100%
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 962 100%
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 932 100%
4 Pelayanan kesehatan balita 4498 100%
Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan
5 6019 100%
dasar
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 35490 100%
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 3796 100%
Pelayanan kesehatan pada penderita
8 9507 100%
hipertensi
Pelayanan kesehatan pada penderita
9 943 100%
Diabetes Mellitus
Pelayanan kesehatan pada orang dengan
10 111 100%
gangguan jiwa berat
11 Pelayanan kesehatan orang dengan TB 1200 100%
Pelayanan kesehatan orang dengan resiko 911
12 100%
terinfeksi HIV
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program pokok
di puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, ibu
bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah merupakan
kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian.
27
28
Tabel 3.8 Capaian SPM KIA IBU Puskesmas Ambacang Tahun 2020
Dilayani
Yang Capaian
Jenis Sasaran Sesuai
No Dilayani (%) Ket
Pelayanan 2020 Standar
Tahun 2020
2020
Pelayanan 6 org tdk
1 Kesehatan Ibu 1002 845 836 98,93 periksa labor,
Hamil 3 org k1 tm 2
Pelayanan 2 org
2 Kesehatan Ibu 956 845 843 99,76 melahirkan di
Bersalin rumah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil (K1)
angka capaiannya 98,93% karena terdapat 9 orang yang tidak dilayani sesuai standar
dan untuk cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin mencapai 99,76% karena ada 2
orang yang melahirkan dirumah.
Grafik 3.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 Tahun 2020 Puskesmas Ambacang
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil (K1)
angka cakupan paling tinggi di wilayah kelurahan Pasar Ambacang (102,79%) dan
paling sedikit di kelurahan Anduring (75,87%).
29
Grafik 3.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2020 Puskesmas Ambacang
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
angka cakupan paling tinggi di wilayah kelurahan Ampang (98.67%) dan paling
sedikit di kelurahan Anduring (71,33%).
Grafik 3.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil ResTi Tahun 2020 Puskesmas Ambacang
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil ResTi
angka cakupan paling tinggi di wilayah kelurahan Ps Ambacang (25.07%) dan
paling sedikit di kelurahan Ampang (12.67%).
30
Grafik 3.4 Cakupan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Tahun 2020 Puskesmas Ambacang
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan Persalinan di Puskesmas
Ambacang cakupan paling tinggi di wilayah kelurahan Ps Ampang (110.71%) dan
paling sedikit di kelurahan Anduring (75.18%).
Grafik 3.5 Cakupan Kunjungan Ibu Nifas 1 Tahun 2020 Puskesmas Ambacang
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan Cakupan Kunjungan Ibu Nifas
1 paling tinggi di wilayah kelurahan Ps Ampang (110.71%) dan paling sedikit di
kelurahan Anduring (75.18%).
30
Grafik 3.6 Cakupan Kunjungan Ibu Nifas Lengkap Tahun 2020 Puskesmas Ambacang
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan Cakupan Kunjungan Ibu Nifas
lengkap paling tinggi di wilayah kelurahan Ps Ampang (108.57%) dan paling
sedikit di kelurahan lubuk Lintah (73.74%).
Grafik 3.7 Cakupan Komplikasi Bumil, Bulin dan Bufas Tertangani Tahun 2020 Puskesmas
Ambacang
Pasar Andurin Lubuk Ampan
Diagnosa Jumlah
Ambacang g Lintah g
Abortus 14 6 7 5 32
Hiperemis 0 3 4 3 10
HAP 3 1 1 0 5
Serotinus 7 3 1 3 14
KPD 8 5 2 5 20
HDK 15 3 0 2 20
Kel Letak 4 0 1 0 5
HPP 1 0 0 0 1
Premature 5 2 0 0 7
Distosia 4 11 4 1 20
Gameli 1 0 0 1 2
Jumlah 62 34 20 20 136
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan Cakupan Komplikasi Bumil,
Bulin dan Bufas Tertangani paling tinggi di wilayah kelurahan Ps Ambacang (88.9%)
dan paling sedikit di kelurahan lubuk Lintah (50%).
31
Tabel 3.9 Jenis Komplikasi Kebidanan yang ditemukan Pada Ibu Hamil, Bulin dan Bufas
Tahun 2020 di Puskesmas Ambacang
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa komplikasi yang paling banyak adalah
Abortus (32 orang) dan paling sedikit adalah HPP (1 orang) dengan kelurahan
terbanyak yang ditemukan komplikasi adalah Pasaar Ambacang (60 orang) dan
paling sedikit adalah kelurahan Lubuk Lintah dan Ampang sebanyak (20 orang).
Tabel 3.10 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2018 s/d 2020 Puskesmas Ambacang
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Angka kematian ibu paling tinggi
terjadi pada tahun 2019 (2 orang) penyebab kematian eklamsia dan HPP
sedangkan tahun 2018 dan 2020 jumlah kematian ibu sama (1 orang) penyebab
kematian pada tahun 2018 adalah HPP dan tahun 2020 covid-19, dari 4 kematian
ibu 3 meninggal di RSUP M.Jamil dan 1 di perjalanan ke RS.
32
Tabel 3.10 Pencapaian Program KIA Ibu Tahun 2020 di Puskesmas Ambacang
Indikator Sasaran Target Absolut % GAP Keterangan
K1 1002 100 898 89.26 -10.38.6 -105 orang
K4 1002 96 831 82.93 -13.07 -131 orang
ResTi 1002 20 195 19.46 10.54 -6 orang
Linakes 956 96 845 88.39 11.61 -111 orang
KF1 956 96 844 88.28 -7.72 -74 orang
KF2 956 96 844 88.28 -7.72 -74 orang
KF3 956 96 826 86.4 -9.6 -92 orang
PK 201 80 135 67.16 -12.84 -26 orang
Bumil periksa
HbsAg, HIV, 831 80 525 63.18 -16.82 -135 orang
Sifilis
Kelas Ibu
1002 50 51 5.09 -44.91 -450 orang
Hamil
Covid-19
Kematian Ibu
- - 1 - - dengan
Hamil
komorbid DM
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Pencapaian program paling tinggi adalah
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 (89.26%) dan yang terendah adalah Kelas Ibu
Hamil (5.09%).
33
BAB 4
PEMBAHASAN
Grafik 3.3 menunjukkan data mengenai jumlah ibu hamil dengan resiko
tinggi berdasarkan resiko di Puskesmas Ambacang. Didapatkan sebanyak 195
bumil resti dari total ibu hamil yang ada yaitu 360, sehingga didapatkan
persentasi bumil resti sebanyak 20%. Berdasarkan komponen resikonya yang
paling banyak adalah ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm yang mengindikasikan
KEK kemudian diikuti pada resiko paling banyak yang kedua adalah jarak anak
< 2 tahun.
34
Gambar 3.5 menunjukkan data mengenai jumlah ibu hamil dengan resiko
tinggi berdasarkan resiko di Puskesmas Ambacang. Didapatkan sebanyak 72
bumil resti dari total ibu hamil yang ada yaitu 360, sehingga didapatkan
persentasi bumil resti sebanyak 20%. Berdasarkan komponen resikonya yang
paling banyak adalah ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm yang mengindikasikan
KEK kemudian diikuti pada resiko paling banyak yang kedua adalah jarak anak
< 2 tahun.
Gambar 3.6 menunjukkan data mengenai cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang belum mencapai target (100%), yaitu 77% padahal Puskesmas
Ambacang sudah memiliki layanan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar (PONED). Hal ini dikarenakan masih adanya ibu yang melakukan
persalinan di dukun dan masih kurangnya pemahaman pentingnya bersalin yang
dibantu oleh tenaga kesehatan. Persalinan oleh selain tenaga kesehatan ini
tentunya dapat meningkatkan resiko kematian ibu karena kurangnya kompetensi
dan fasilitas yang memadai dalam mengatasi komplikasi yang dapat terjadi saat
dan setelah persalinan yang dapat beresiko kematian Ibu. Selain itu, ibu hamil
yang tercatat di akhir tahun akan melakukan persalinan di tahun selanjutnya
sehingga data akan tercatat di capaian pada tahun selanjutnya.
Berdasarkan data pada gambar 3.7 cakupan kunjungan Ibu nifas masih
belum mencapai target (95%), yaitu 54,9%. Hal ini dapat disebabkan oleh Ibu nifas
yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan lain di luar wilayah kerja
puskesmas Ambacang. Selain itu, banyak ibu hamil yang merasa sudah sehat dan
tidak ada keluhan sehingga tidak perlu melakukan kunjungan nifas lagi.
Berdasarkan tabel 3.8 mengenai kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang menunjukkan terdapatnya 1 kematian ibu di tahun 2019. Puskesmas
Ambacang merupakan puskesmas PONED yang dapat melayani proses persalinan
dan juga dapat menjadi tempat rujukan dari puskesmas non PONED sekitarnya.
Berdasarkan wawancara dengan pemegang program
35
puskesmas, telah dilakukan audit terhadap kematian ibu hamil primipara berusia
38th dengan usia kehamilan 32-33 minggu yang terjadi pada tanggal 7/9/2019.
Didapatkan penyebab kematian Ibu karena hipertensi dalam kehamilan. Hal ini
tentu merupakan tanggung jawab puskesmas sebagai garda terdepan dalam
mendeteksi ibu hamil dengan resiko tinggi agar tidak terjadi komplikasi dalam
kehamilan.
Pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini banyak program ataupun
kegiatan pelayanan kesehatan ibu yang tidak dapat terlaksana seperti kelas ibu
hamil dan kunjungan rumah. Apabila terdapat kondisi-kondisi darurat pada ibu
hamil, bersalin atau nifas, nanti ibu hamil atau keluarganya akan menghubungi
puskesmas melalui telepon setelah itu dilakukan kunjungan ke rumah.
36
7. Kunjungan rumah oleh penanggung jawab Posyandu dan pembina wilayah
untuk melakukan kunjungan ibu berisiko tinggi dan kunjungan ibu nifas 3 kali.
8. Mendata dan memberikan informasi terkait kedatangan kunjungan rumah
kepada ibu yang akan dilakukan kunjungan rumah.
9. Memberikan informasi kepada ibu nifas terkait pentingnya kunjungan nifas
lengkap untuk mengetahui dan mendeteksi dini kemungkinan komplikasi yang
akan terjadi.
10. Memberikan informasi terkait komplikasi dan penyebab kematian ibu
kepada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas.
37
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Kesehatan ibu mencakup pelayanan ibu hamil seperti kunjungan
ibu hamil K1, K4, kunjungan ibu hamil dengan risiko tinggi,
persalinan oleh nakes dan kunjungan ibu nifas.
2) Permasalahan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas Ambacang
yaitu sebagian ibu hamil, bersalin dan nifas masih ada yang belum
terdata, kurang taunya penanggung jawab posyandu tentang
sasarannya, dan kurangnya kesadaran ibu, serta belum
terlaksananya secara optimal kegiatan pemantauan kesehatan ibu
hamil, kunjungan rumah, dan penjaringan data ibu hamil risti.
3) Pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang berupa Memberdayakan volentir untuk menjeput
laporan ANC dan INC ke PMB yang berada di luar wilayah kerja
Puskesmas Ambacang dan Memberdayakan kader untuk mendata
dan memantau ibu hamil di masing masing posyandu dan
melaporkan ke Pem Program tiap bulan
5.2 Saran
1) Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyebaran informasi
dan penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan ibu dan anak
khususnya penyebab kematian ibu.
1) Melakukan deteksi dini pada ibu hamil terkait penyulit/komplikasi
yang mungkin timbul.
2) Membuat suatu aplikasi yang dapat diakses oleh semua elemen
masyarakat terutama ibu hamil, ibu bersalin, maupun ibu nifas agar
dapat memantau kesehatannya.
3) Mengoptimalkan kunjungan rumah terhadap kunjungan ibu hamil,
ibu dengan risiko tinggi dan kunjugan nifas.
4) Melakukan pendekatan keluarga terhadap ibu hamil, bersalin, nifas
dan ibu dengan risiko tinggi.
38
DAFTAR PUSTAKA
2. Widoyo R. Peningkatan Peran Suami dalam Kesehatan Ibu dan Anak Indonesia.
JKMA.2015;9(2):63-64.
6. BPS (2015). Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS. Badan Pusat Statistik
https://www.bps.go.id/publication/2016/11/30/63daa471092bb2cb7c1fada6/profi l-
penduduk-indonesia-hasil-supas-2015.html -Diakses Juli 2020.
7. BPS (2014). Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs). Badan
8. Pusat Statistik
https://www.bps.go.id/publication/2014/10/06/db07e5b8991c5f33c0f1309c/kajia n-
indikator-sustainable-development-goals--sdgs-.html-Diakses Juli 2020.
9. Dinkes Sumbar (2018). Profil Kesehatan 2018. Dinas Kesehatan Sumatera Barat.
http://dinkes.sumbarprov.go.id/details/news/450-Diakses Juli 2020
10. Dinkes Kota Padang (2018). Profil Kesehatan Kota Padang. Dinas Kesehatan Kota
Padang https://www.depkes.go.id/resources/download/profil/
11. Puskesmas Ambacang. Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Tahun 2019. Padang:
Puskesmas Ambacang; 2019
12. Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal dibidang Kesehatan. Jakarta: Permenkes RI. 2016.
13. Presiden RI. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan.Jakarta: Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia. 2009.
14. Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang standar
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal
di bidang Kesehatan. Jakarta: Permenkes RI 2019
15. Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual. Jakarta: Permenkes RI. 2014
39