net/publication/317547693
CITATIONS READS
2 2,887
1 author:
Zuzy Anna
Universitas Padjadjaran
40 PUBLICATIONS 190 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
PUPT DIKTI 2017-Analisis Bio Ekonomi-Lingkungan Perikanan Tangkap di Waduk Cirata View project
All content following this page was uploaded by Zuzy Anna on 25 July 2017.
Zuzy Anna
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia
Diterima tanggal: 20 Oktober 2015 Diterima setelah perbaikan: 3 Nopember 2016
Disetujui terbit: 8 Desember 2016
*
email: suzyanna@gmail.com
ABSTRAK
Perikanan tangkap di Waduk Cirata, merupakan salah satu potensi yang dapat diandalkan bagi
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya, namun belum dikelola dengan baik. Faktanya
kontribusi sektor perikanan tangkap waduk ini pada perekonomian daerah, masih rendah. Penelitian
ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh aktivitas produksi (penangkapan) terhadap kondisi sumber
daya ikan seperti parameter biologi dan rente sumberdaya perikanan pada kondisi aktual, lestari, dan
optimal, dengan menggunakan model bio-ekonomi standar logistik dan Gompertz. Skenario model yang
digunakan adalah analisis bio-ekonomi model logistik Gordon Schaefer (GS) dengan estimasi parameter
algoritma Fox. Analisis perikanan tangkap dilakukan dengan menggunakan skenario rezim pengelolaan
Open Access (OA), Maximum Sustainable Yield (MSY) dan Maximum Economic Yield (MEY). Hasil
penelitian menunjukan adanya overfishing dan overcapacity pada 5 tahun (15 kuartal) pengamatan,
yang ditandai dengan adanya kelebihan effort pada Model GS. Pengelolaan dengan menggunakan
rezim MEY memberikan nilai rente yang paling maksimum, dengan biomass yang lebih konservatif,
dan effort yang lebih efisien. Implikasi kebijakan pengelolaan perikanan tangkap di waduk melalui
rasionalisasi jumlah alat tangkap. Model MSY mengisyaratkan rasionalisasi alat tangkap lebih sedikit
dibandingkan model MEY. Alternatif pembatasan output atau kuota output juga dapat dilakukan dengan
menggunakan nilai JTB.
Kata Kunci: perikanan tangkap, Waduk Cirata, pengelolaan berkelanjutan, model bioekonomi,
Gordon Schaefer, model estimasi parameter fox, rasionalisasi
ABSTRACT
Capture fishery in the Cirata Reservoir is one of the potency that can be relied for the surrounding
community subsistence, but it has not received proper management. In fact, it was poor contribution to the
regional economy. This study aims to analyze the impact of production activities, on fish resources, such
as biological parameters and fishery resource rents on actual conditions, sustainable, and optimally, by
using bio-economic model of standard logistic and Gompertz. Modeling scenarios used a bio-economic
model of logistics Gordon Schaefer (GS) with the parameter estimation of Fox algorithm. Analysis of the
fishery was carried out by using a scenario of open access management regime, Maximum Sustainable
Yield (MSY) and the Maximum Economic Yield (MEY). Results showed overfishing and overcapacity
of the fishery in 5 years of observation (quarterly), which was characterized by an excess of effort in
the GS model. Management using MEY regime provides the maximum possible value of rents, with
biomass more conservative and more efficient effort. Policy implications reveal from the study is reservoir
management through rationalized number of fishing gear or boats. MSY model suggests rationalization
of fishing gear less than the model MEY. Alternative output restrictions or quotas outputs can also be
implemented by using the value of total allowable catch.
Korespodensi Penulis:
*
162
Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)
sumber daya ikan pada kondisi aktual, lestari, Adapun data sekunder merupakan data yang
dengan menggunakan model bio-ekonomi diperoleh dari instansi terkait mengenai informasi
standar model logistik. Selain itu paper ini juga yang dibutuhkan, meliputi data produksi dan upaya
menganalisis nilai optimal pemanfaatan sumber penangkapan time series kuartal selama 5 tahun,
daya ikan di waduk terkait dengan pemanfaatan yang diperoleh dari beberapa instansi terkait
sumber daya ikan di Waduk Cirata pada berbagai seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
rezim pengelolaan. Selanjutnya implikasi kebijakan Jawa Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan
yang tepat menjadi salah satu luaran dari riset ini. Kabupaten Cianjur, UPT Waduk Cirata dan instansi
terkait lainnya.
METODOLOGI Data primer yang digunakan meliputi struktur
biaya dari usaha penangkapan ikan antar fleet
Lokasi Penelitian
(alat tangkap) serta pola usaha perikanan. Data ini
Penelitian dilaksanakan di lokasi Waduk adalah data cross section yang diperoleh dari survei
Cirata, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan dengan teknik purposive atau judgement sampling.
lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi Data struktur biaya dibagi dalam beberapa kelas
ini boleh dikatakan merupakan kawasan perairan fleet yang kemudian dibobot untuk memperoleh
yang memproduksi ikan sebagai komoditas rataan tertimbang (weighted average). Menurut
penangkapan dan juga perairan tersebut telah Anna (2003), Secara umum struktur biaya secara
banyak mengalami penurunan stok dan juga matematis adalah:
degradasi lingkungan sebagai akibat terlalu
� �� ∑���� � ��
�� �� �
intensnya input perikanan dan juga kegiatan lainnya �� ��� ∑����
� � ∑�������
∑∑ �� ��
����� � �� ��
���
yang berpengaruh terhadap kondisi perikanan
tangkap di perairan ini. Waduk Cirata ∑���� �� ��
� �dijadikan dimana bobot (weighted) didasarkan pada rasio
sebagai sampel lokasi pengambilan data untuk dimana
atau:dimana bobotbobot
dimana
dimana (weighted)
bobot bobot (weighted)
(weighted) didasarkan
(weighted) didasarkan pada
didasarkan pada rasio pada
didasarkan landing pa
rasio landing
atau: dimanaantar fleet bobotj dengan (weighted)total landing, didasarka
aplikasi model bio-ekonomi yang �dikembangkan,dimana bobot atau:
(weighted) atau:
didasarkan pada rasio landing antar fleet j dengan
�� � �� / � � total landi
juga karena lokasi ini adalah�salah ∑satu
�atau: ��� � � �� yang
lokasi atau:
atau.
� � ∑��� �� ��� � � � �� / � ��
memberikan kontribusi paling �
∑��� ��terhadap
� �signifikan �� �� � �� / � �� ��� ���� � /�
�
165
99
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172
Seperti tampak pada Tabel 2, harga riil yang Dan diperoleh nilai optimal dari berbagai rezim
diperoleh dengan menggunakan Indeks Harga pengelolaan sebagaimana Tabel 3 berikut ini.
Konsumen (IHK), dengan basis tahun 2007,
menunjukkan rata-rata harga sebesar 13,1 juta Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi pada
per ton. rezim pengelolaan MSY adalah yang tertinggi,
sementara produksi pada kondisi open access
Model Bio-Ekonomi Perikanan Tangkap Waduk produksinya terendah sebesar 130,07 ton.
Cirata Sementara effort atau upaya penangkapan yang
tertinggi ada pada rezim open access sebesar dua
Analisis bioekonomi nilai optimal variabel
kali lipat dari effort pada kondisi MEY, sedangkan
produksi (h), effort (E), biomass (x) dan profit (pi)
effort MSY berada pada nilai lebih besar dari rezim
pada berbagai rezim pengelolaan dilakukan dengan
MEY. Biomass yang paling konservatif dengan nilai
menggunakan skenario model dan hasil algoritma
tertinggi ada pada kondisi MEY, diikuti oleh MSY,
estimasi parameter, dihasilkan nilai optimal h,E, x
dan nilai biomass terendah pada rezim open access.
dan pi pada berbagai rezim pengelolaan yaitu MSY
Profit tertinggi diperoleh apabila perikanan dikelola
(Maximum Sustainable Yield), MEY (Maximum
pada rezim MEY, selanjutnya MSY, sementara
Economic Yield) dan Open Access (OA), dengan
pada kondisi open access profit tidak ada (0).
menggunakan model Gordon Schaefer, diperoleh
Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan MEY
fungsi kurva pertumbuhan sebagai berikut:
� 1 � memberikan hasil yang lebih efisien, dengan upaya
f ( x) � 0.2314 x � 1 � x�
� � 41381 �� yang lebih kecil bisa menghasilkan tangkapan yang
f ( x) � 0.2314 x � 1 � x�
� 4138 � tinggi dan profit yang juga tertinggi, dengan kondisi
Dengan
n kurva yield effort kurva
sebagai yield effort sebagai berikut:
berikut: biomass yang konservatif. Hasil analisis ini sejalan
kurva yield effort sebagai berikut: dengan pernyataan dari Gordon (1954), yang
y � 0.01067604 E (1 � 0.0000114952463E ) menyatakan bahwa dalam kondisi perikanan yang
y � 0.01067604 E (1 � 0.0000114952463E )
peroleh nilai optimal dari berbagai rezim pengelolaan sebagaimana Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Nilai Optimal Pada Model - 1 Perikanan Tangkap di Waduk Cirata.
roleh nilai optimal dari3.berbagai
Table Optimal rezim pengelolaan
Value for Model sebagaimana Tabel Fisheries
- 1 for Capture 3 berikut ini.in the Cirata Reservoir.
3. Nilai Optimal Pada Model 1 Perikanan Tangkap Waduk Cirata
Rezim Pengelolaan/Management Rezime
3. Optimal
Nilai OptimalValue fo Model
Pada 1 Variabel/Variable
Model 1Capture
PerikananFisheries
Tangkap Waduk
Waduk Cirata
Cirata MSY MEY OA
Optimal Value fo Model
Variabel 1Capture
Production FisheriesRezim
(h) (Ton) WadukPengelolaan
Cirata 239.38 233.09 130.07
MSY MEY
Rezim Pengelolaan OA
Variabel Effort (E) (Trip) 44,844.96 37,574.82 75,149.65
tion (h) (Ton) 239.38 MEY 233.09 OA 130.07
Biomass (x) MSY Ton 2,069 2,404 670
E) (Trip)
on (h) (Ton) 44,844.96
239.38 37,574.82
233.09 75,149.65
Keuntungan (pi) (Rp)/ Profit (pi) (IDR) 2,102,971,272130.07 2.,184,760,318 0
ss(Trip)
(x) Ton 2,069
44,844.96 2,404
37,574.82 75,149.65 670
ngan
(x) Ton (pi) (Rp)/ Profit 2,102,971,272
2,069 2.,184,760,318
2,404 6700
R) 166
gan (pi) (Rp)/ Profit 2,102,971,272 2.,184,760,318 0
)
Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi pada rezim pengelolaan MSY adalah yang
Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)
open access, keseimbangan pengelolaan akan penelitian, maka implementasi kebijakan yang
dicapai pada tingkat upaya dimana penerimaan harusnya dilakukan, adalah melalui rasionalisasi
total sama dengan biaya total sehingga yang perikanan tangkap, baik input dan atau
diterima nelayan hanyalah biaya oportunitas, output. Pembatasan input dilakukan dengan
sedangkan rente ekonomi sumber daya tidak mengatur jumlah trip/ upaya armada penangkapan
diperoleh (Gambar 2). (dalam hal ini alat kapal penangkap ikan),
dengan menggunakan teknik perhitungan
Perbandingan kurva aktual dan sustainable sederhana berdasarkan proporsi dari jumlah alat
yield model logistik, dapat dilihat pada kurva pada tangkap total terhadap rezim pengelolaan MSY dan
Gambar 3. Dari kurva dapat dilihat bahwa produksi MEY.
aktual pada model GS mengisyaratkan adanya
kondisi penangkapan yang berada di atas tangkap Untuk Model Gordon Schaeffer (GS),
lestari, yaitu pada tahun 2011, 2012 dan kuartal diperoleh hasil jumlah upaya, kelebihan upaya
pertama tahun 2013. Selanjutnya penangkapan yang harus dirasionalisasi dan juga jumlah kapal
aktual kembali berada di bawah nilai tangkapan yang harus dirasionalisasi pada rezim MSY
lestari, dan sempat naik kembali pada kuartal 2 sebagaimana pada Tabel 4.
tahun 2013, dan kembali turun pada tahun-tahun
berikutnya. Tabel 4 menunjukkan bahwa untuk hampir
setiap alat tangkap, perlu dirasionalisasi agar
Kebijakan Rasionalisasi Perikanan tangkap memenuhi pembatasan pengelolaan pada rezim
Waduk Cirata MSY dengan pengurangan yang sangat signifikan.
Unit alat tangkap gillnet misalnya perlu dikurangi
Berdasarkan hasil analisis bio-ekonomi, sebanyak 160 buah atau sekitar 91,4%. Demikian
dimana menunjukkan adanya kondisi over fishing pula untuk alat tangkap jala tebar yang harus
dan juga over capacity pada beberapa kuartal dikurangi sebanyak 868 buah (sekitar 87,7%),
Gambar 2. Hubungan TR, TC dan Rente Ekonomi Perikanan Tangkap Waduk Cirata Pada beberapa
Rezim Pengelolaan Model 1 GS.
Figure 2. TR, TC and Profit Capture Fishery in Waduk Cirata for Some Management Rezime Model
1 GS.
Tabel 4. Pembatasan Masuk Perikanan Waduk Cirata Pada Rezim MSY Menggunakan Model GS.
Tabel 4. Limited Entry for the Cirata Reservoir Fishery in MSY Rezime Using the GS Model.
Jumlah Alat Upaya
Unit alat
Tangkap Per Aktual Kelebihan Kelebihan
Upaya tangkap
Alat Tangkap/ kuartal Tahun Perkuartal/ Upaya/ Alat Tangkap/
MSY/ MSY MSY/ MSY
Catch Device 2015/ Total Quarterly Excess Excess
Effort Device
Device Quarterly Actual Effort Device
Unit
2015 Effort
Gillnet 175 31911.76 2734.45 29177.32 15 160
Jala Tebar/ 990 125653.85 15469.17 110184.68 122 868
Fish net
Pancing/ 1705 170500.00 26641.34 143858.66 266 1439
Fishing rod
Jumlah/ Total 2870 328065.61 44844.96 283220.65 403 2467
167
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172
serta alat tangkap pancing yang harus dikurangi Untuk Model GS dengan menggunakan
sebanyak 1.439 buah (84,4%). Dengan demikian rezim pengelolaan MEY (sole owner), analisis
keseluruhan alat tangkap yang harus dikurangi menunjukkan hasil pengaturan terhadap input
meliputi sebanyak 2.467 buah, atau sekitar 86%. alat tangkap sebagai berikut seperti tampak pada
Tentu saja ini adalah pengurangan yang sangat Tabel 5. Dari tabel tersebut tampak bahwa pada
besar dan membutuhkan penanganan sendiri, pengelolaan rezim MEY, penurunan effort untuk
mengingat akan mengorbankan begitu banyak rasionalisasi alat tangkap menjadi lebih tinggi lagi
nelayan di Waduk Cirata. Namun demikian dibandingkan pada rezim MSY, dimana dibutuhkan
jika mengikuti trajektory pengelolaan produksi 164 alat tangkap gillnet, 899 alat tangkap jala
yang berkelanjutan (sustainable yield) pada tebar, 1.505 untuk dikurangi alat tangkap pancing
model GS, maka rasionalisasi input akan untuk dikurangi dari perairan Waduk Cirata. Hal ini
sangat tergantung dari dinamika penangkapan menunjukkan bahwa untuk memperoleh tangkapan
aktual dan posisi dinamika sustainable yield setiap yang lebih tinggi, dengan profit yang maksimum,
tahun yang berbeda-beda seperti tampak pada dibutuhkan efisiensi effort, dalam hal ini rasionalisasi
Gambar 3. alat tangkap.
400.00
350.00
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Produksi
Produksi Aktual/ Actual
Aktual Production
(ton) Kuartal quarterly 2011 - 2015
(ton)20112015
Produksi Lestari/
Produksi LestariSustainable Production20112015
(ton) Kuartal (ton) quarterly 2011 - 2015
Tabel 5. Pembatasan Masuk Perikanan di Waduk Cirata Pada Rezim MEY Menggunakan Model
bijakan Rasionalisasi
GS. Perikanan tangkap Waduk Cirata
Tabel 5. Limited Entry of the Cirata Reservoir Fishery in the MEY Rezime Using the GS Model.
Berdasarkan hasil Jumlah Alat bio-ekonomi, dimana menunjukkan adanya kondisi over
analisis Upaya Unit alat Kelebihan
Tangkap Per
Aktual Upaya Kelebihan tangkap Alat
hing dan juga
Alat over capacity
Tangkap/ pada
kuartal Tahunbeberapa kuartal penelitian, maka implementasi kebijakan
Perkuartal/ MSY/ MSY Upaya/ MSY/ MSY Tangkap/
Catch Device 2015/ Total
Quarterly Effort Excess Effort
ng harusnya dilakukan,Device
adalah melalui
Quarterly rasionalisasi
Actual Effort
perikanan tangkap,Device
Unit
Excess
baik input dan atau
Device
2015
tput. Pembatasan
Gillnet input dilakukan175
dengan31911.76
mengatur jumlah
2048 trip/ upaya
29864 armada
11 penangkapan
164
Jala Tebar/
alam hal ini alat kapal penangkap990
ikan), 125653.85 11587
dengan menggunakan 114067 perhitungan
teknik 91 899
sederhana
Fish net
rdasarkan Pancing/ dari
proporsi 1705tangkap
jumlah alat 170500.00 19955 rezim150545
total terhadap 200MSY dan
pengelolaan 1505
MEY.
Fishing rod
Jumlah/ Total 2870 328065.61 2654 325412 302 2568
Untuk Model Gordon Schaeffer (GS), diperoleh hasil jumlah upaya, kelebihan upaya
ng harus dirasionalisasi dan juga jumlah kapal yang harus dirasionalisasi pada rezim MSY
bagaimana168
pada Tabel 4.
bel 4. Pembatasan Masuk Perikanan Waduk Cirata Pada Rezim MSY Model GS
Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)
Tabel 6. Pembatasan Output Per Alat Tangkap di Waduk Cirata Menggunakan Model GS.
Table 6. Output Quota per Catch Device in the Cirata Reservoir Using the GS Model.
Produksi per Kuartal
Alat Tangkap/ JTB/Total
(Tahun 2015)/ Quarterly Rasio/ Ratio Kuota/ Quota
Catch Device Allowable Catch
production (year 2015)
Gillnet 84.43 0.578542 71.568
Jala Tebar/ Fish net 37.54 0.257261 123.704 31.824
Pancing/ Fishing rod 23.96 0.164197 20.312
Jumlah/ Total 145.94 1.000 123.704 123.704
Tabel 7. Kuota Tangkapan Per Alat Tangkap Per Kuartal dengan Menggunakan Model GS.
Table 7. Catches Quota per Catch Device per Quarterly by Using the GS Model.
Produksi per Kuartal
Alat Tangkap/ JTB/ Total
(Tahun 2015)/ Quarterly Rasio/ Ratio Kuota/ Quota
Catch Device Allowable Catch
production (year 2015)
Gillnet 84.43 0.578542 71.568
Jala Tebar/ Fish net 37.54 0.257261 123.704 31.824
Pancing/ Fishing rod 23.96 0.164197 20.312
Jumlah/ Total 145.94 1.000 123.704 123.704
169
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172
untuk kegiatan perikanan budi daya yang masif, bersama adalah kerjasama masyarakat dalam
dengan penggunaan pakan yang masif juga dan pengelolaan perikanan atau dikenal sebagai
menyebabkan pencemaran yang cukup signifikan. pengelolaan berbasiskan masyarakat, yang
Dengan demikian menyebabkan kemampuan menjadi salah satu pilihan pengelolaan yang
daya dukung lingkungan bagi perikanan tangkap dianggap tepat bagi negara-negara berkembang
pun menjadi rendah dan menyebabkan dinamika seperti Indonesia (Wilson, 2001). Pengelolaan
tangkapan sustainable pun menjadi rendah. berbasiskan masyarakat adalah sistem di mana
Implikasi kebijakan dari permasalahan adalah wewenang dan tanggung jawab atas sumber daya
bagaimana meningkatkan kemampuan daya lokal dibagi antara pemerintah dan sumber daya
dukung lingkungan yang lebih tinggi lagi sehingga lokal pengguna dan atau komunitas mereka (Brown,
kapasitas stok dapat meningkat, dengan cara 1998). Lebih lanjut Brown (1998) menyatakan
perbaikan lingkungan perairan baik dengan teknik bahwa, manajemen perikanan berbasis masyarakat,
fisik, biologi maupun teknik lainnya. Pengurangan yang juga sering disebut sebagai koperasi
jumlah jaring terapung untuk menyesuaikan dengan berbasis masyarakat sering digunakan bergantian
daya dukung lingkungan, menjadi salah satu dengan istilah lain, seperti pengelolaan bersama,
keharusan bagi berkembangnya juga perikanan manajemen kolaboratif dan manajemen berbasis
tangkap yang dapat memberikan sumbangan masyarakat (joint management, collaborative
kepada ekonomi masyarakat di samping sebagai management dan community-based management).
bagian dari ketahanan pangan. Menurut Pomeroy (1995, 1998), strategi ini
memiliki kesamaan dalam hal pendekatan, tapi
Pengelolaan sumber daya alam lainnya yang mungkin berbeda dalam partisipasi pengguna
diusulkan pada perikanan tangkap Waduk Cirata ini relatif pemerintah dan sumber daya.
adalah Community based Fisheries Management
atau pengelolaan berbasiskan masyarakat. Seperti Pada dasarnya pengelolaan perikanan
kita ketahui pengelolaan perikanan secara umum berbasis masyarakat adalah tanggung jawab
bertujuan untuk membangun kebijakan dan strategi antara pemerintah dan masyarakat. Pada instrumen
pengelolaan perikanan yang dapat melindungi pengelolaan ini, pemerintah memiliki tugas melayani
sumber daya ikan dari eksploitasi berlebih dan sejumlah fungsi penting termasuk memberikan
juga melindungi sumber daya penghidupan kebijakan dukungan dan undang-undang. Sajise
ekonomi masyarakat (economic livelihood). Hal (1995), menyatakan bahwa manajemen berbasis
ini sebagaimana dimandatkan pada FAO code of masyarakat (adalah proses dimana masyarakat
conduct for responsible fisheries yang menetapkan memiliki kesempatan dan atau tanggung jawab
prinsip-prinsip seluruh negara di dunia dalam hal untuk mengelola sumber daya mereka sendiri,
pengelolaan perikanan yang benar berdasarkan mendefinisikan kebutuhan mereka sendiri, tujuan
pada pemanfaatan yang berkelanjutan. dan aspirasi, dan membuat keputusan yang
mempengaruhi kesejahteraan sosial ekonomi
Arnason dan Kashorte (2001), menyatakan mereka. Di bawah sistem ini pemerintah hanya
bahwa secara umum pengelolaan perikanan memainkan peran kecil. Dengan demikian biaya
yang terbaik adalah ketika dapat mendorong pengelolaan menjadi rendah.
industri perikanan untuk dapat menghasilkan
rente maksimum yang lestari. Di sisi lain, rezim Pada perikanan tangkap Waduk Cirata
pengelolaan perikanan berbasiskan property right, misalnya, masyarakat atau kelompok lain
telah menjadi ciri dan memberikan kinerja yang baik didefinisikan diberikan hak eksklusif tertentu,
bagi perikanan di negara-negara maju, padahal dan dengan adanya perhitungan mengenai input
di sebagian besar negara berkembang, masalah dan output yang sustainable dan optimal secara
kepemilikan ini masih merupakan dilema, dengan ekonomi, maka masyarakat dapat menentukan
adanya hak kepemilikan bersama atau common sendiri secara musyawarah mengenai hak-hak
property right. Hak kepemilikan pada dasarnya lain berdasarkan misalnya kuota tangkapan.
memberikan insentif untuk tidak melakukan Keuntungan sistem ini adalah bahwa keputusan
overkapitalisasi sumber daya ikan dan demikian bersama secara moral lebih mudah dijalankan
menimbulkan efisiensi ekonomi. dan diterima secara sosial, sehingga masyarakat
sendiri yang memfasilitasi penegakan hukum yang
Salah satu instrumen pengelolaan yang efektif atas dasar pendekatan sosial dan fisik dan
dapat mengurangi efek dari hak kepemilikan juga tekanan sosial.
170
Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN (2) Perlu dilakukan analisis kaitan perikanan
budidaya terhadap perikanan tangkap;
Kesimpulan
(3) Perlu pengelolaan perikanan tangkap yang
Penelitian Model Bioekonomi lingkungan berkelanjutan dengan melalui pembatasan
yang sudah berjalan ini menghasilkan beberapa input atau output;
kesimpulan, diantaranya adalah: (4) Pengelolaan kualitas perairan menjadi suatu
(1) Produksi perikanan tangkap di Waduk Cirata keniscayaan agar perikanan tangkap dapat
pada beberapa tahun pengamatan dengan dikembangkan di wilayah Waduk Cirata,
menggunakan model GS, telah mengalami sehingga dapat meningkatkan kemampuan
over fishing atau nilainya di atas nilai daya dukung dan juga peningkatan jumlah
tangkapan lestari terutama pada 2 tahun stok, dan;
awal pengamatan; (5) Peningkatan jumlah stok dapat juga
(2) Pengelolaan dengan menggunakan rezim dilakukan dengan kebijakan restocking,
MEY memberikan nilai rente yang paling namun demikian harus tetap diikuti dengan
maksimum, dengan biomass yang lebih pengelolaan pembatasan jumlah input dan
konservatif, dan effort yang lebih efisien; output.
Pendekatan pengelolaan lainnya yang dapat Arnason, R. and M. Kashorte. 2001. Commercialization
dilakukan untuk pengelolaan perikanan tangkap of South Africa’s subsistence fisheries? consid-
erations, criteria and approach. International
yang berkelanjutan di Waduk Cirata adalah
Journal of Oceans and Oceanography 1: 45–65.
menggunakan pendekatan pengelolaan berbasis
masyarakat. Pengelolaan berbasis masyarakat Balai Pelestarian Perikanan Perairan Umum dan Ikan
dianggap pengelolaan yang bisa memenuhi azas Hias [BPPPUIH] Ciherang. 2015. Data Produksi
Perikanan Cirata. Dinas Perikanan Provinsi jawa
kebersamaan dan keputusan bersama secara Barat.
moral lebih mudah dijalankan dan diterima
secara sosial, sehingga masyarakat sendiri yang Brown, R. C. 1998. Community-based cooperative
management: renewed interest in an old
memfasilitasi penegakan hukum yang efektif
paradigm. In Pitcher T.J, Hart P.J.B & Pauly D:
atas dasar pendekatan sosial dan fisik dan juga Reinvesting Fisheries Management, pp 184-219.
tekanan sosial. Kluwer Academic Publisher, Great Britain, 1998,
Fish and Fisheries series 23.
Implikasi Kebijakan
Bukit, N. T. dan A. Y. Iskandar. 2002. Beban pencemaran
Implikasi kebijakan yang dapat disampaikan Limbah Industri dan Status Kualitas Air Sungai
Citarum. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No.
pada penelitan ini adalah:
2, Mei 2002: 98-106.
(1) Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai Fox, W. J. Jr. 1970. An Exponential Surplus Yield
kontribusi dari kualitas habitat perairan Model for Optimising Exploited Fish Populations.
terhadap dinamika produksi dan juga Transactions of the American Fisheries Society
sustainable yield di Waduk Cirata; 99(1):80–88.
171
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172
Garno, Y. S. 2001. Status dan karakteristik Sajise, P. 1995. Community-based resource management
Pencemaran di Waduk kaskade Citarum. Jurnal in the Phillipines: perspective and experiences. A
Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No.2, Mei 2001 : paper presented at the Fisheries comanagement
207-213 Workshop at North sea center, 29-31 may,
Hirtshals, Dernmark.
Gordon, H. S. 1954. The economic theory of a common-
property resource: the fishery, Journal of Political Wilson, C. D. 2001. Lake Victoria Fishers´attitudes
Economy towards management and co-management´,
forthcoming in Geheb Kim and Terri Sarch (Eds),
Hakim, L. L., A. Zuzy dan Junianto. 2014. Analisis Broaching from the inland waters of Africa the
Bioekonomi Sumber daya Ikan Tenggiri di management impasse: Perspectives on Fisheries
Perairan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. and their management.
Jurnal Kebijakan Kelautan dan Perikanan (2)
117-127. Yoga, G. P., S. Toyok, S. Tri dan L. T. Reliana. 2006.
Toksisitas Air Pori-Pori Sedimen Waduk Saguling
King, M. 1995. Fisheries Biology, Assessment and Jawa Barat. Prosiding seminar nasional Limnologi
Management.Fishing News Book. Great Britain. 2006 (35)
Kompas.com. 2010. Pencemaran Waduk Saguling
Mencemaskan. Kompas Cetak, Senin 31 Mei
2010.
Pomeroy, R. S. 1998. A process for Community based
and Co-management. Fisheries Social Science
Research Network. ICLARM contribution NO
1448 pp 71-76.
Pomeroy, R. S. 1995. Community based and
co-management institutions for sustainable
coastal fisheries management in Southeast ASIA.
Ocean & Cosastal Management, Vol 27, NO3.
pp143-162.1995.
172