Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/317547693

PENGELOLAAN BERKELANJUTAN PERIKANAN TANGKAP WADUK CIRATA :


MODEL BIO-EKONOMI

Article  in  Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan · December 2016


DOI: 10.15578/jsekp.v11i2.3688

CITATIONS READS

2 2,887

1 author:

Zuzy Anna
Universitas Padjadjaran
40 PUBLICATIONS   190 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Social Economic of Fishery View project

PUPT DIKTI 2017-Analisis Bio Ekonomi-Lingkungan Perikanan Tangkap di Waduk Cirata View project

All content following this page was uploaded by Zuzy Anna on 25 July 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)

PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP BERKELANJUTAN


WADUK CIRATA : PENDEKATAN MODEL BIO-EKONOMI LOGISTIK
Sustainable Capture Fishery Management in The Cirata Reservoir:
A Bio-Economic Modelling Approach

Zuzy Anna
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia
Diterima tanggal: 20 Oktober 2015 Diterima setelah perbaikan: 3 Nopember 2016
Disetujui terbit: 8 Desember 2016
*
email: suzyanna@gmail.com

ABSTRAK
Perikanan tangkap di Waduk Cirata, merupakan salah satu potensi yang dapat diandalkan bagi
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya, namun belum dikelola dengan baik. Faktanya
kontribusi sektor perikanan tangkap waduk ini pada perekonomian daerah, masih rendah. Penelitian
ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh aktivitas produksi (penangkapan) terhadap kondisi sumber
daya ikan seperti parameter biologi dan rente sumberdaya perikanan pada kondisi aktual, lestari, dan
optimal, dengan menggunakan model bio-ekonomi standar logistik dan Gompertz. Skenario model yang
digunakan adalah analisis bio-ekonomi model logistik Gordon Schaefer (GS) dengan estimasi parameter
algoritma Fox. Analisis perikanan tangkap dilakukan dengan menggunakan skenario rezim pengelolaan
Open Access (OA), Maximum Sustainable Yield (MSY) dan Maximum Economic Yield (MEY). Hasil
penelitian menunjukan adanya overfishing dan overcapacity pada 5 tahun (15 kuartal) pengamatan,
yang ditandai dengan adanya kelebihan effort pada Model GS. Pengelolaan dengan menggunakan
rezim MEY memberikan nilai rente yang paling maksimum, dengan biomass yang lebih konservatif,
dan effort yang lebih efisien. Implikasi kebijakan pengelolaan perikanan tangkap di waduk melalui
rasionalisasi jumlah alat tangkap. Model MSY mengisyaratkan rasionalisasi alat tangkap lebih sedikit
dibandingkan model MEY. Alternatif pembatasan output atau kuota output juga dapat dilakukan dengan
menggunakan nilai JTB.

Kata Kunci: perikanan tangkap, Waduk Cirata, pengelolaan berkelanjutan, model bioekonomi,
Gordon Schaefer, model estimasi parameter fox, rasionalisasi

ABSTRACT
Capture fishery in the Cirata Reservoir is one of the potency that can be relied for the surrounding
community subsistence, but it has not received proper management. In fact, it was poor contribution to the
regional economy. This study aims to analyze the impact of production activities, on fish resources, such
as biological parameters and fishery resource rents on actual conditions, sustainable, and optimally, by
using bio-economic model of standard logistic and Gompertz. Modeling scenarios used a bio-economic
model of logistics Gordon Schaefer (GS) with the parameter estimation of Fox algorithm. Analysis of the
fishery was carried out by using a scenario of open access management regime, Maximum Sustainable
Yield (MSY) and the Maximum Economic Yield (MEY). Results showed overfishing and overcapacity
of the fishery in 5 years of observation (quarterly), which was characterized by an excess of effort in
the GS model. Management using MEY regime provides the maximum possible value of rents, with
biomass more conservative and more efficient effort. Policy implications reveal from the study is reservoir
management through rationalized number of fishing gear or boats. MSY model suggests rationalization
of fishing gear less than the model MEY. Alternative output restrictions or quotas outputs can also be
implemented by using the value of total allowable catch.

Keywords: capture fishery, Cirata Reservoir, sustainable management, bioeconomic model,


Gordon Schaefer model, parameter estimates of FOX model, rationalization

Korespodensi Penulis:
*

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran 161


Jl. Raya Bandung Sumedang, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172

PENDAHULUAN yang beroperasi di dalamnya. Sementara Waduk


Juanda tercemar limbah organik dari KJA yang
Perairan umum waduk merupakan salah beroperasi di Waduk Cirata dan Juanda. Kondisi ini
satu perairan yang memiliki potensi sumber daya tentu saja menurunkan kualitas waduk untuk dapat
yang tinggi dan cukup dapat diandalkan untuk dioptimalkan manfaatnya untuk perikanan.
mengembangkan ekonomi wilayah, dan juga
kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Salah satu Jawa Barat merupakan salah satu provinsi
pola pemanfaatan waduk yang umum dilakukan dengan kontribusi produksi perikanan waduk yang
oleh masyarakat adalah kegiatan perikanan. terbesar. Banyak masyarakat Jawa Barat yang
Kegiatan ini telah memberikan kontribusi secara memanfaatkan perairan umum tersebut dalam
sosial-ekonomi yang signifikan bagi masyarakat di kegiatan perikanan, baik budi daya maupun
sekitar waduk. Namun demikian, jika dibandingkan tangkap. Jika dilihat hasil produksinya, perikanan
dengan perairan umum lainnya, perikanan waduk waduk baik di Indonesia umumnya maupun di
di Indonesia memang belum dapat memberikan Jawa Barat pada khususnya masih didominasi oleh
kontribusi yang optimal. perikanan budi daya, sementara perikanan tangkap
kontribusinya termasuk masih kecil. Salah satu
Sektor perikanan tangkap perairan umum kegiatan pemanfaatan sumber daya waduk untuk
daratan waduk belum mendapatkan perhatian lebih kegiatan budi daya perikanan yaitu terutama kegiatan
dibandingkan dengan sektor perikanan lainnya. Hal budi daya jaring apung. Kegiatan ini telah banyak
ini tercermin dari masih banyaknya permasalahan- memberikan sumbangan terhadap pendapatan
permasalahan yang kompleks pada pengelolaan wilayah dan juga kesejahteraan masyarakat
perikanan waduk. Secara institusi misalnya, pelakunya. Namun kegiatan pemanfaatan waduk
pengelolaan waduk ini masih tumpang tindih, antara pada sektor budi daya ini masih belum optimal. Hal
pemerintah daerah dan pusat (sektoral). Selain itu ini disebabkan karena dalam kondisi akses yang
pemanfaatan waduk juga bersifat paradoks, dimana terbuka, pengaturan usaha budi daya jaring apung
di satu sisi potensinya sangat besar, namun di sisi seringkali mengabaikan kemampuan daya dukung
lain produksinya masih jauh dari optimal, bahkan lingkungan, sehingga degradasi lingkungan dan
sampai saat ini, waduk-waduk di Jawa Barat penurunan kualitas air terjadi dan berujung pada
misalnya, telah banyak mengalami degradasi, penurunan produktivitas perikanan budi daya.
sudah banyak berkurang luasannya bahkan hilang
sama sekali. Hal ini tentu saja menyebabkan Di sisi lain, kegiatan perikanan tangkap waduk
potensi sumber daya perikanan dari perairan waduk belum mendapatkan perhatian lebih dibandingkan
menjadi berkurang. Kondisi degradasi perairan dengan sektor perikanan lainnya. Padahal
waduk disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya terdapat beberapa ikan komoditas penting yang
meningkatnya kebutuhan lahan untuk pemukiman dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis tinggi.
yang mendorong terjadinya pemanfaatan waduk Perikanan tangkap di waduk sering menjadi ujung
terutama di wilayah Jabodetabek. tombak bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.
Seperti yang kita ketahui, perikanan budi daya yang
Selain itu penurunan fungsi waduk padat modal seringkali dimiliki oleh investor yang
juga disebabkan karena menurunnya kualitas bukan merupakan penduduk asli. Sehingga tidak
perairannya sendiri yang disebabkan oleh banyak penduduk asli wilayah tersebut yang dapat
pencemaran land based baik dari point sources mengambil peranan penting dari kegiatan industri
maupun non point sources (Yoga et al., 2006; Bukit perikanan budi daya ini, sehingga menyebabkan
dan Iskandar, 2002). Waduk Saguling misalnya, masih banyaknya masyarakat yang terjerat dalam
sudah tercemar berat oleh limbah anorganik dan kemiskinan. Hal ini semakin diperburuk dengan
organik yang berturut-turut berasal dari limbah ketiadaannya pengelolaan sumber daya dan
industri dan pemukiman (Garno, 2001), sampai lingkungan waduk. Kondisi kualitas lingkungan
saat ini masih dijadikan tempat pembuangan limbah perairan yang menurun menyebabkan perikanan
produksi dari enam industri tanpa pengolahan tangkap waduk menjadi tidak dapat diandalkan,
terlebih dahulu (Kompas, 2010). Selain itu usaha karena berdampak pada stok ikan yang terdegradasi.
perikanan budidaya juga ternyata memberikan
kontribusi terhadap pencemaran waduk. Seperti Paper ini menguraikan mengenai kinerja
yang terjadi di Waduk Cirata. Waduk Cirata telah perikanan tangkap di Waduk Cirata dengan
tercemar berat oleh limbah organik, yang utamanya menganalisis pengaruh aktivitas produksi
dari limbah perikanan Karamba Jaring Apung (KJA), (penangkapan) terhadap nilai biomass dan rente

162
Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)

sumber daya ikan pada kondisi aktual, lestari, Adapun data sekunder merupakan data yang
dengan menggunakan model bio-ekonomi diperoleh dari instansi terkait mengenai informasi
standar model logistik. Selain itu paper ini juga yang dibutuhkan, meliputi data produksi dan upaya
menganalisis nilai optimal pemanfaatan sumber penangkapan time series kuartal selama 5 tahun,
daya ikan di waduk terkait dengan pemanfaatan yang diperoleh dari beberapa instansi terkait
sumber daya ikan di Waduk Cirata pada berbagai seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
rezim pengelolaan. Selanjutnya implikasi kebijakan Jawa Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan
yang tepat menjadi salah satu luaran dari riset ini. Kabupaten Cianjur, UPT Waduk Cirata dan instansi
terkait lainnya.
METODOLOGI Data primer yang digunakan meliputi struktur
biaya dari usaha penangkapan ikan antar fleet
Lokasi Penelitian
(alat tangkap) serta pola usaha perikanan. Data ini
Penelitian dilaksanakan di lokasi Waduk adalah data cross section yang diperoleh dari survei
Cirata, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan dengan teknik purposive atau judgement sampling.
lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi Data struktur biaya dibagi dalam beberapa kelas
ini boleh dikatakan merupakan kawasan perairan fleet yang kemudian dibobot untuk memperoleh
yang memproduksi ikan sebagai komoditas rataan tertimbang (weighted average). Menurut
penangkapan dan juga perairan tersebut telah Anna (2003), Secara umum struktur biaya secara
banyak mengalami penurunan stok dan juga matematis adalah:
degradasi lingkungan sebagai akibat terlalu
� �� ∑���� � ��
�� �� �
intensnya input perikanan dan juga kegiatan lainnya �� ��� ∑����
� � ∑�������
∑∑ �� ��
����� � �� ��
���
yang berpengaruh terhadap kondisi perikanan
tangkap di perairan ini. Waduk Cirata ∑���� �� ��
� �dijadikan dimana bobot (weighted) didasarkan pada rasio
sebagai sampel lokasi pengambilan data untuk dimana
atau:dimana bobotbobot
dimana
dimana (weighted)
bobot bobot (weighted)
(weighted) didasarkan
(weighted) didasarkan pada
didasarkan pada rasio pada
didasarkan landing pa
rasio landing
atau: dimanaantar fleet bobotj dengan (weighted)total landing, didasarka
aplikasi model bio-ekonomi yang �dikembangkan,dimana bobot atau:
(weighted) atau:
didasarkan pada rasio landing antar fleet j dengan
�� � �� / � � total landi
juga karena lokasi ini adalah�salah ∑satu
�atau: ��� � � �� yang
lokasi atau:
atau.
� � ∑��� �� ��� � � � �� / � ��
memberikan kontribusi paling �
∑��� ��terhadap
� �signifikan �� �� � �� / � �� ��� ���� � /�

produksi perikanan di Kabupatendimana bobot Purwakarta,


(weighted) didasarkanPenelitian pada � � rasio
dimana

∑��� �� �landing
� bobot (weighted) antar fleet
didasarkan j denganpada
�to�l
iniini memanfaatkan data sekunder yangrasio yan

Penelitian memanfaatkan data sekunder urut
Jawa Barat. atau: dimana bobot (weighted) didasarkan dataatau:
data landing pada (produksi)
rasio dari seluruh jenis ikan yang ditf
yang landing antar series)j dengan
fleet
Penelitian landing (produksi)
inidimana bobot dari
memanfaatkan seluruh
(weighted) data jenis
didasarkansekunder ikan
pada yang
rasio ditangkap
landing antar
Penelitian ini memanfaatkan dataatau: sekunder urut waktu (time yang melip
atau:penelitian
Ruang lingkup data dibatasi yang lain);
lain);
urut
hanya dari seluruh jenis Penelitian
waktuinput
input Penelitianyang
yang
(time ini �ini
digunakan
series) memanfaatkan
digunakan memanfaatkan
yang(effort) (effort)
meliputidari alat
dari data
data tangkap
� alat � sekunde
�data� seku
pancing
tangkap
� / � �la
landing (produksi) � � � ikan �(harga
/�
�yang ditangkap
� per ton(mas, nila,
�� �patin, / �nilem, dan �
unit
unit output
output
(produksi) (harga
dari ikanikan
seluruh per jenis per
ton tahun);
per
ikan
��indeks
tahun);
yang
�� harga
indeks konha
pada perikanan tangkap yanglain); dilakukan dengan data
landing data landing landing
Penelitian (produksi)(produksi) dari dari seluruh seluruh jenis jenis ikan ikan�yan
�ini memanfaatkan data
Provins
input yang digunakan (effort)
yang � dari alat
diperoleh tangkap pancing, gillnet, dan jala tebar; harga
menggunakan pendekatan model unit output bio-ekonomi
(harga ikan per ditangkapyang
tonlain);
per (mas,
tahun);� �nila,
diperoleh �� /dari
indeks �� Dinas
dari
patin,
harga �Dinas
nilem,
Perikanan dan Kelautan
konsumen Perikanan
dan lain-lain);
(Consumers

dandari Kelautan
Price Indt
lain);
data input
Kabupaten
landing input yang yang
Purwakarta, digunakan
(produksi) digunakan
dan UPT (effort)
Perikanan
dari (effort)
seluruh dari
Waduk alat
Cirata.
jenis tang
alat
yang diperoleh
dengan menggunakan model logistik, perhitungan dari input
Dinas Kabupaten
yang
Perikanan digunakan
dan Penelitian
Penelitian
Purwakarta,
Kelautan iniini
(effort)

memanfaatkan
memanfaatkan
dan
Provinsidari UPT alat
Jawa data sekunder
Perikanan
tangkap
Barat,data sekunder
yang urut
DinasWaduk waktu
PerikaCiri(n
yan
Penelitian ini memanfaatkan unit unit
UPT data output output
data data
sekunder (harga
landing
landing (harga ikan
(produksi)
(produksi)
yang ikan per
dari dari
urut(effort) per
seluruh ton
waktu jenis
seluruh tonperikan per
(time tahun);
yang
jenis tahun);
ditangkap
ikan yangindek
(mas, in
dita
yan
deplesi terkait degradasi dan Kabupaten
depresiasi Purwakarta,
ataupun pancing,
dan
lain); Perikanan
gillnet,
inputMengingat
lain); dan
Waduk
inputyang jala
yangCirata. tebar;
beragamnyadigunakan
digunakan harga
alat dariper
tangkap alat yangseries)
unit
(effort)
tangkap dari
beroperasi
pancing, gillne apd
data landing (produksi) dari yang
seluruh yang
jenis lain);
diperolehdiperoleh
ikan
unit inputyang
output yang
dari
(harga daridigunakan
ditangkap
ikanDinasper Dinas (effort)
Perikanan
(mas,
ton setara,
per Perikanan
tahun); dari
nila, alat
indeks patin, dan
harga tangkap
dan Kela
nilem
konsumen K
penentuan pengaruh interaksi penangkapan
PenelitianMengingat
ini memanfaatkan output (harga
mengukur
data ikan
Mengingat
sekunder per
dengan ton per
beragamnya
satuan
yang tahun);
yang
urut indeks
alat
waktu harga
tangkap
dilakukan
(time yang
standardisa
series) bero y
lain);
dan lingkungan terhadap input yang
produksi. digunakan
Komoditas beragamnya unit
konsumen
(effort) alat
Kabupaten
Kabupaten
dari
mengukuroutput
unityang
tangkap
(Consumers
standardisasialat
output
Kabupaten
yang(harga
diperoleh
Purwakarta,
tangkap
(harga
mengikuti
dengan Price
dari ikan
beroperasi
Purwakarta,
Purwakarta,
ikan
Dinas
dan
Index),
pancing,
yang
satuan dan
per
Perikanan
di danyang
dikembangkan
yang
UPT
per
ton per
wilayah
UPT UPT
dan ton
diperoleh
gillnet,
setara,
Perikanan
tahun);
Kelautan
penelitian,
Perikanan
Waduk
per
Perikanan
dan
oleh
dilakukan
indeks
jala
King
Cirata.
tahun
Provinsi
maka
Waduk
(1995)Wa
tebar
har
Jaw
un
stan
data landing (produksi)
mengukur dengandari seluruh
satuan yangDinas jenis
setara, yang ikan yang
dilakukandiperoleh ditangkap
dari
standardisasi Dinas (mas,
Perikanan
effort antar nila, alat patin,
dan dengannile
Kelautan tek
yang menjadi objek unit output
adalah
lain); input (harga
sumber
yang
standardisasi ikan
daya
digunakan per
ikan
mengikuti ton yang
dari
per
(effort)
yang
standardisasi
tahun);
dikembangkan
diperoleh
Perikanan
Kabupaten
dari Perikanan indeks
alat tangkapoleh
dan
mengikuti
Purwakarta,
King
Mengingat
dari
Kelautan
harga yang
pancing,
(1995)
beragamnya danDinas
konsumen Provinsi
dimana:
dikembangkan
UPT
alat tangkap
Perikanan
Jawa
Perikanan
gillnet, (Consumers
���dan
yang �dan
oleh diKing
Waduk
��� �jala
beroperasi Cira
teb
da
Pr
wilay
yang merupakan komoditas hasil introduksi yang Barat, Dinas Kabupaten Purwakarta ��

memiliki harga jual


yangoutput
unit diperoleh dari
yang sangat(harga tinggi, ikan
Dinas
dan alatper ton UPT
Kabupaten
Perikanan
perPerikanan
tahun);Mengingat
danMengingat
mengukur Purwakarta,
Kelautan
indeks
Waduk
dengan beragamnya Provinsi
beragamnya
satuan
harga
Cirata.
yang
yangkonsumen
danJawa
setara, alatUPT
dilakukan tangkap
alat Barat, Perikanan
tangkap
standardisasi
(Consumers yang
Dinas yaP
effor

Kabupaten Purwakarta, dan UPTmengukurPerikanan


standardisasi
Waduk Mengingat mengikuti
Cirata. beragamnya dikembangkan oleh
alat tangkap �
King (1995)

yang � dimana

berop
dandengan �� satuan yang setara, dilakukan
mengukur � �
�� dengan � � �� satuan yang setara, �� dilakuk
�� ��
yangberoperasi
tangkap terbatas yang diperoleh dari Dinas
di kawasan ini. Perikanan dengan mengukur Kelautandengan satuan Provinsi yang setara, Jawa� � �
Barat,
dilakukan

Dina
stand
Mengingat mengikuti
standardisasi
standardisasi beragamnya
mengikuti alatyang
yang tangkap
dikembangkan ��yang
dikembangkan �� ��
oleh olK
Kabupaten Purwakarta, dan UPT
Data yang dikumpulkan Mengingatterdiri beragamnya
dari dua alat
Perikanan
beroperasitangkap Mengingat
standardisasi
di
Waduk
wilayah
yang
Cirata.
mengikuti beragamnya
penelitian,
beroperasi
yang
di
dikembangkan
maka
wilayah untuk
� alat� tangka
�oleh
�� penelitian,
�� King
m
(
dengan dengan ���
jenis data yaitu data primer dan
mengukur dengan satuan yangmengukur
data sekunder. mengukur
setara, dengandengandengan
dilakukan satuan yang
�standardisasi satuansetara,effort yang
dilakukan antarsetara,
� � �
�� �� �
alat dil
����den
�����
���
��
Data primer diperoleh dari Mengingat
hasil wawancara beragamnya
pada alat tangkap
standarisasi effort �yang � antarberoperasi
��
alat dengan di wilayah ��� � penelitian,
teknik � ���
��
standardisasi mengikuti yang dikembangkan standardisasi
Dimana : oleh ��
mengikuti
King
� (1995) yang
dimana: dikembangka� �� ��
alat���de
40 orang nelayan,mengukur
yang telah dengan
memenuhisatuan standaryangstandarisasi
setara, E jt =dilakukan standardisasi effort antar
��
mengikuti
effort dari alat yangtangkap dikembangkan
j pada waktu t yangoleh distandarisasi
Dimana :
standardisasi mengikuti King
yang dikembangkan (1995) dimana:
E jt =oleh
statistika pengambilan sampel
Dimana dari: sejumlah D jt dengan
=� jumlah hari King
lautalat (1995) j padadimana:
Dimana :yang �effort���dari ���(fishing
tangkap days) dari alat
waktu t yang tangkap
distandarisasi j pada waktu
���
populasi 4.580 nelayan di Waduk E jt =Cirata,
effort dariserta
alat tangkapdengan dengan
j pada
� waktu
E jt = effort
�� = D
��
t
nilai jt
=fishing
distandarisasi
jumlah
dari
hari
power laut
alatpower
(fishing
dari
tangkap alatdays) dari
tangkap
jtangkap
alat
pada jwaktu j tangkap
pada j pada
periode
t yang
� waktu
�� t �t
distanda
���

observasi langsung di lapangan meliputi data
D jt = jumlah hari laut (fishing days)udari = alat ��
catch �� = � unit
nilai
tangkap
per
u jt��= catch per
���j pada
fishing � effort
effort
unit��
dari
waktu
(CPUE) alat pada periode
t dari alat tangkap j pada waktu t t
terkait informasi biaya penangkapan per satuan D u
jt
=
= jumlah hari laut (CPUE) dari alat tangkap j pada waktu
(fishing days) alatdari alat yang tangkap �t��j�� pad
��
upaya penangkapan, � = nilai fishing power dari alat tangkap
hasil tangkapan per satuan
�� jt catch
Dimana
jupada
dengan
= per: unit
periode t effort (CPUE)dari
effort (CPUE) tangkap dijadikan
dengan catch per unit effort (CPUE) �
u jt =jumlah
st st
catch per unit dari alat tangkap yang dijadikan basis sta

upaya penangkapan, lama dan satuan


dari =E nilai
�� alat = fishing
tangkap effort j pada
�daripower waktu
alat dari
t alat
tangkap tangkap
j pada waktuj pada t yangperiode distandari t
dengan
jt
�� Data
upaya penangkapan dengan u st =komoditas
serta harga catch per unit effort (CPUE)
ikan Dimana u Metode
dari
Dimana = D:catch
alat �
Metode
Analisis
tangkap
=:�� per
jumlah�yang
Analisis
Data
unit effort
haridijadikan (CPUE)
laut (fishing basisdays) daridari
standardisasi alatalat tangkaptangkapj pada j pada
jt jt
����memperoleh nilai estimasi parameter biologi sepert
tersebut. u=st =effort Untuk (CPUE) dari alat jtangkap
E jt E =�catch = nilai
effort
Untuk���
��(kemampuan permemperoleh
dari unit
�darialat ��effort
dayaalat
fishing tangkap
power
dukung
dari
tangkap
nilai jalat
lingkungan) pada jtangkap
estimasi pada
dan waktu pada
waktu
qparameter
(kemampuan t yang t yang
periode yangdist
biologi
daya
tdta
Metode Analisis Data jt
= catch
u jt non-linear.
Dimana :
(kemampuan dayaper� unit
dukung
Algoritma
��
effort
Fox (CPUE)
lingkungan)
digunakan dari
untuk danalat q
mendugatangkap
(kemampuan j
parameterpada r,wq
D jt D =non-linear.
Metode =
jumlah jumlah
karena
=Analisis
u st 1970), haridalam
Algoritma laut
hari (fishing
laut
penelitian
Data Fox (fishing
ini days)
dilakukan
digunakan
(CPUE) days) dari
simulasi
untuk alat
dari
pemanfaatan
menduga tangkap
alat tang
mode
param
E jt = effort dari alat tangkap j pada waktu
Untuk memperoleh nilai jtestimasi
karena t yang dalam
catch
parameter per
distandarisasi
sebagai unit
berikut:
penelitian
effort
biologi
ini U sepertidari
dilakukan
alat163 tangkap
(intrinsic
rsimulasi yang
growth),
pemanfaatan
dij
Dimana : (kemampuan daya dukung � �� � =1970),
��nilai
lingkungan) = nilai fishing qfishing power power daridaya dari � U
alatttangkap),
tangkap
alat� rLntangkap rj ln(
pada � qperio
U jt ) pada tp
Dimana :dan (kemampuan ( qK ) �melibatkan tek
t �1 �1
sebagai berikut: ln( E )
D = jumlah hari
non-linear. laut (fishing
Algoritma
E jtjt = effort dari alat tangkap j pada days)
Fox dari
digunakan alatMetodetangkap
Untuk
untuk Analisis
mendugaj pada
memperoleh Data waktu
parameter
2U t
t
nilair, q estimasi
dan K. Hal parameter
ini dilaku
u=jt catch
u jtdilakukan
waktu = catch
t yang per per distandarisasi
unit effort
unit effort U
(CPUE) �
t �1(CPUE)U t �1 daridari
model �optimisasi
alat
( qK )tangkap
alat U t ) �j(F
tangka
� logistik
rqln( p
karena dalam penelitian iniE = effort
(kemampuan simulasi dari
daya alat
pemanfaatan
dukung tangkap lingkungan) jrLn pada dan waktu (kema t yq
Mengingat beragamnya alat tangkap yang beroperasi di wilayah penelitian, maka untuk
yang diperoleh dari Dinas
mengukur Perikanan
dengan satuan dan
yangKelautan Provinsi Jawa
setara, dilakukan Barat, Dinas
standardisasi Perikananalat dengan teknik
effort
ht =antar
qE t x t
standardisasi
Kabupaten Purwakarta danmengikuti yang dikembangkan
UPT Perikanan Waduk Cirata. oleh King (1995) dimana: ......................................................
Dengan mengasumsikan kondisi keseimbangan (equilibrium)
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172 ht = qE t x t
.....................................................
���upaya
� ��� �lestari (yield-effort curve) dari fungsi di atas dapat ditulis sebag
��
Dengan
Mengingat beragamnya alat tangkap yang beroperasi di wilayah mengasumsikan
penelitian, maka untuk kondisi keseimbangan (equilibrium
mengukur dengan Keterangan/ satuanRemarksyang setara,: dilakukan standarisasi upaya antarDengan
effortlestari
Dengan alat dengancurve)
mengasumsikan
(yield-effort mengasumsikan
teknik�dari kondisi
fungsi kondisi
keseimbangan
di atas (equilibrium
dapat ditulis seba
� .� �
standarisasidengan
mengikuti yang dikembangkan oleh King (1995) dimana: keseimbangan
Logistik: � � � �. �. (equilibrium)
� � � � � . � � maka kurva
.............................................
E jt = Effort dari alat tangkap j pada waktu t upaya tangkapan-upaya lestari (yield-effort curve)� dari fungsi di atas dapat ditulis seba
lestari (yield-effort curve) dari
yang distandarisasi/Effort of fishing gear ���
��� � fungsi di atas dapat ditulis�sebagai: � .�

j at time t standardized ���Logistik: �� � �. �. �� � � � � . �� ............................................
E jt = j jt D jt Dalam perspektif model �logistik, � .� pengelolaan sumber daya
D = Jumlah hari laut (fishing days) dari alat Logistik: �� � �. �. �� � � � � . �� � ................(4) ...........................................
Dimanajt :
tangkap j pada waktudengan pada saat produksi lestari berada pada titik tertinggi kurva yield effort.
t/The number of
E jt = effort dari alat tangkap j pada waktu t yang Dalam
distandarisasi Dalam perspektif
perspektif model model logistik,
logistik, pengelolaan
pengelolaan sumber daya
days the sea (fishing days)uofjt gear j atsebagai maximum sustainable yield atau dikenal dengan MSY. Pad
timeharit laut (fishing days) j jt = sumber
Dalam daya ikan yang terbaik adalah pada saat
D jt = jumlah dari
ust alat tangkap pada jsaat pada waktuperspektif
produksi t lestari berada model logistik, pada titikpengelolaan
tertinggi kurva sumber daya
yield effort
MSY maka produksi input lestari
yangberada dibutuhkan pada titik adalah tertinggi kurva Emsy . Secara
sebesar
pada saat produksi lestari ini berada pada titikdikenal
tertinggi kurva yield
MSY.effor
Keterangan/ � t maximum
j ��jt == nilaiNilai fishing
: fishing powerpowerdaridari
alat alat tangkap
tangkap j pada j sebagai
periode yield effort. Titik sustainable kemudian yield atau
disebut sebagai dengan Pa
Remarks pada
E jt = effortudarijt
=alat
catch per periode
tangkap unit effort
j pada t/The
waktu value
(CPUE) t yang of distandarisasi/
dari the
alatpower
tangkap of j pada
diperoleh
sebagai
MSY effortmaka
dari
maximum
waktu
maximum formula:
of fishing
inputt sustainable
sustainable
gear
yang yield
j atdibutuhkan
time t yield atauatau dikenal
adalah dengan
dikenal
sebesar denganEmsy .MSY.Secara Pa
fishing gear j in period t MSY. Pada tingkat output sebesar MSY maka input
u st = catch per unit effort (CPUE) dari alat tangkap
standardized yang dijadikan basis standardisasi
D jt = jumlahuhari =laut Catch
(fishingper unitdari
days) effort (CPUE)
alat tangkap dari
MSY maka
alat waktu
j pada diperoleh t/yang dari
the
input
dibutuhkan
formula:
number
yangadalah
of days
dibutuhkan
the sebesar
adalah Secara Emsy . Secara
Emsy . sebesar
jt � �
tangkap j pada waktu t/Catch per unit ��� � ����tingkat
�matematis, atau �input ��� � � � .....................................................
diperoleh dari formula:
sea (fishing
Metodedays) of gear
Analisis j at time t
Data diperoleh dari formula: ��
effort (CPUE) of gear j at time t
j jt = nilai fishing power dari alat tangkap j pada periode t/ the value of the power � of fishing �
u = Catch per unit effort (CPUE) dari ���� � � � atau ���� � � � .........................(5) ....................................................
gear j inst period Untukt memperoleh nilai estimasi parameter biologi��� seperti r (intrinsic �� growth), K
nilai Emsy ini ke persamaan
u jt = catch (kemampuan
per unit effort alat(CPUE)
tangkapdari yang alatdijadikan
tangkapbasis j pada waktu t/ Jika ����dilakukan
catch per� �unit ataukembali
�effort �
(CPUE) �substitusi

� ...................................................
�melibatkan
daya dukung lingkungan)
standarisasi/Catch per unit effort
dan q (kemampuan daya tangkap),
��� teknik
Jika�� ��
dilakukan kembali substitusi nilai Emsy ini
of gearnon-linear. t Algoritma
j at time(CPUE) Foxgear
of fishing digunakan
is used as untuka base menduga pada
tangkapan parameter tingkat q danatau
r, MSY K. Hal ini dilakukan
hdiperoleh
ke
Jikapersamaan
dilakukan (4)kembali
maka akan substitusimsy sebesar. nilaitangkapan
E
u st = catch karena
per unit effortdalam penelitian
(CPUE)
standardization dari ini
alat dilakukan
tangkap yang simulasi
dijadikan Dengan
pemanfaatan
basis standarisasi/diketahuinya
model optimisasi
catch dua nilai pada
logistik msy ini ke
tingkat
(Fox, MSY persamaan
ini maka
pada tingkat MSY atau hmsy sebesar.
1970), sebagai berikut:
per unit effort (CPUE) of fishing gear is used as a base Jika
standardization
biomass (stok) dilakukan kembali substitusi padaEtingkat
nilai msy ini ke persamaan
tangkapan padapada
Dengan tingkat level
diketahuinya
MSY MSY: atau duah nilai sebesar. MSY ini ma
Metode Analisis Data U t �1 � U t �1 Dengan diketahuinya �� dua nilai pada
� �
msy tingkat MSY ini maka dapat
� rLn ( qK ) � r�ln(
biomass
tangkapan t)�
Upada
���(stok)
� �ln(
� qpada atau ) �MSY
Et level ���MSY: �atau� �h.........................(6)
....................................................
2U t biomass Dengan(stok)diketahuinya
pada level � tingkat
dua nilai pada
MSY: msy sebesar.
�� tingkat MSY ini maka dapat dik
Untuk memperoleh nilai estimasi parameter Dengan diketahuinya dua nilai pada tingkat MSY ini maka dapat
Metode Analisis Data h ( rK / 4) K
biologi seperti r (intrinsic growth), K (kemampuan biomass (stok) Dengan
pada level diketahuinya
xmsy �� msy � dua nilai
��MSY:
Dengan diketahuinya
� atau ���� � � dua
� � pada tingkat MSY ini maka da

nilai pada tingkat
� ....................................................
daya dukung lingkungan) dan q (kemampuan biomass daya (stok)���� pada � level
�qEMSY:h q ( r / 2 q )
�� 2
Untuk memperoleh nilai estimasi parameter biologi seperti
biomass (stok) MSY r (intrinsic
ini maka growth),
dapat ( rK K /
diketahui,4) Ktingkat biomass
hpada level MSY: �
���� x�msy��� �(�rK
msy
msy
atau ...............................................
/ 4)�����K� �� �� ...................................................
tangkap), melibatkan teknik non-linear. Algoritma x (stok) � pada
msy
��level �teknik
(kemampuan daya dukung lingkungan) dan q (kemampuan dayamsytangkap), qEmsyMSY:
melibatkan q( r / 2q�� ) 2
Fox digunakan untuk menduga parameter r, q qEmsy (rK
hmsy q(/r4)/ 2q ) K 2 ............................................
5
................................................. (7)
non-linear. Algoritma
dan K. Hal Fox digunakankarena
ini dilakukan untukdalam menduga parameter
penelitian q �danhmsy
inixmsy xr,�msy �K. Hal(rK ini �4) K
/dilakukan
�r / 2q()rK /2pengelolaan

Untuk
qEmsy menghitung
h q ( secara optimal secara sosia
karena dalam dilakukan
penelitian simulasi pemanfaatan
ini dilakukan simulasi model optimisasi model
pemanfaatan qE
� msy q�logistik
xmsyoptimisasi
msy ( r / 2q) 4) (Fox, 2� K .........................(7)
................................................. (7)
................................................. (7)
logistik (Fox, 1970), sebagai berikut: yang optimum, UntukqE maka
menghitung digunakan
q( r / 2qpengelolaan
) secarapersamaan
2 matematis
secara optimal seperti
secara di baw
sos
1970), sebagai berikut: Untuk menghitung msy pengelolaan optimal secara sosial, dimana
................................................. (7
(TR)
yang dan optimum,
Total Cost maka (TC) adalah merupakan
digunakan persamaan persamaan
matematis berikut:
seperti di ba
U t �1 � U t �1 yang Untukoptimum, makaUntuk
menghitung digunakan
pengelolaan
menghitungpersamaan secara matematis
optimal secara
pengelolaan seperti di bawah
secarasosial, dimanaini: Jik
d
� rLn( qK ) � r ln(U t ) � q ln( Et ) ..........(1) Untuk menghitung pengelolaan secara optimal secara sosial, diman
2U t yang
(TR) optimum,(TR)
dan Total dan
makaoptimal
Cost Total secara
digunakan Cost
(TC) adalah (TC)
sosial,
persamaan adalah
dimana
merupakan merupakan
diperoleh
matematis
persamaan persamaan
rente
seperti yangdi
berikut: berikut:
bawahsosial,
ini: Jika
yang Untuk
optimum, menghitung
..........................................
maka pengelolaan
(1) digunakan
digunakan persamaan secara
matematis optimalseperti secara
di bawah ini: dJ
optimum, maka persamaan matematis
Dengan kondisi data yang ada, digunakan (TR) dan model surplus (TC) produksi TC � cEdengan
logistik, ........................................................
Dengan kondisi data yang
Dengan kondisiada, datadigunakan
yang ada, model (TR) yang
digunakan
Total
dan optimum,Cost
Total
surplus seperti
Cost maka
produksi diadalah
(TC) digunakan
bawahadalah
merupakan
ini:
logistik, Jika persamaan
merupakan
dengan Total persamaan
Revenue
persamaan
berikut:
matematis
(TR) seperti di bawah i
dan
berikut:
6
odel fungsional modelsebagaimana
surplus produksi persamaan
logistik, denganlaju pertumbuhan
model Total
biomassCost(TC) TC(TC) cEadalah
�adalah
sepanjang TC � cE
merupakan
waktu persamaan
di persamaan danberikut:
.....................................................
el fungsional sebagaimana persamaan laju pertumbuhan (TR) danbiomass
Total Cost sepanjang waktu merupakan
................................................................
di (8)
fungsional sebagaimana persamaan laju berikut:
TCTR � cE ................................................................
� p� E � dan
awah ini. TC��ph cE�................................................................
E � � E )dan
p(�................................(8) p� E ..................
2 2
ah ini. (8)
pertumbuhan biomass sepanjang waktu di bawah (8)
ini. TR TC � dan�
ph cE � p (� E � � dan
E 2
) � p� E
TR � ph � p(� E � � E..............................................................
2
) � p� E � p� E
dan
2
� p � E 2
...............
.................................
�� � ......(9)
�� � �. � . �1��� �� ���.................................................... TR � ph � p(� E � � E ) � p� E � p� E 2dan
�� ....................................................
max(2)� �(2)
2
TR( E ) � TC
2 (E )
��
�� �. � � . �1� � � �
� � � .........................(2) TR � ph � p(� E � � E ) � p� E � p� E 2
....................................
...............................
�� �TR �TC � TR
max � TR ��(ph
max E�) ���TC
2
(�
p�TR (E) )����TC
(E E ()E�) p� E � p � E 2 ........................
slopeTR � slopeTC
Dimanajumlah
Ut adalah U adalah jumlah tangkapan per unit xtmax ��� ��TR TR�E�( E �TC
� )��TC �ETR )��ETC upaya
E(tEslopeTR .........................
Dimana
Dimana Ut adalah tangkapan
jumlaht tangkapan per per
unitunit upaya,
upaya,
upaya, xt adalah biomass, Et adalah upaya (trip),
xt adalahadalah
max � �biomass,
biomass, � TR� E(�tEadalah
) ��TC
adalah
�( E
upaya slopeTC� .......(10)
) ��slopeTR slopeTC
Dengan E �TR�E ��ETC
���demikian �E�Edihasilkan
dapat �E daya Effort optimal (Effort......................
MEY) sebaga
.......................................
ht htadalah
),ip), adalah produksi,
ht produksi,
adalah r adalah
r adalah
produksi, r laju laju
adalah pertumbuhan
pertumbuhan intrinsik,
intrinsik,
laju pertumbuhan q adalah
q ��adalah
�max �TR � TR�kemampuan
��kemampuan �( EslopeTR
TC ) � TC ( E� )slopeTC
daya
Dengan �
�E demikian
demikian �dapat
E � � slopeTR
�E dapat dihasilkan � slopeTC
kap, K K
ngkap, intrinsik,
adalah
adalah daya q adalah
daya kemampuan
dukung
dukung daya
lingkungan.
lingkungan. tangkap,
Bentuk
Bentuk KDengan �Elogistik
fungsional
fungsional ��DenganE�dihasilkan
�logistik �demikian
adalah
TR E�adalah Effort
TCsimetris.
optimal
simetris.
dapat (Effort
Effort optimal
dihasilkan MEY)
Effort sebagai
(Effort MEY) berikut:
...........................................
sebag
......................................
adalah daya dukung lingkungan. Bentuk fungsional
Dengan demikianoptimal dapat � dihasilkan
(Effort �
MEY)
���� � slopeTR
optimal
sebagai
Effort � slopeTC
(Effort MEY) sebagai berikut:
berikut:
elanjutnya, diasumsikan
njutnya, diasumsikan bahwa
bahwa lajulaju penangkapan
penangkapan
logistik adalah simetris. Selanjutnya, diasumsikan Dengan
linearlinear
demikian
terhadap ����
�Edapat
terhadap��� �E � �dan
�biomas
dihasilkan
biomas E� ..................................................................
dan effort (Effort MEY)
effortoptimal
Effort sebagai beriku
...............................
���� ����
ebagaimana bahwa
ditulis laju penangkapan
berikut linear terhadap biomas � � � �dapat� .............................................................................
�dihasilkan � ................................................................
� sebesar: ................................(11) (1
agaimana ditulis berikut ini: ini: Dengan demikian
���
dan nilai tangkap ���optimal
��� ��� Effort optimal (Effort MEY) sebagai be
dan effort sebagaimana ditulis berikut ini: ����

���� �optimal � ............................................................................. (11)
����
dan nilai dan
tangkap

nilai
dan
���tangkap
nilai sebesar:
�tangkap
���� � .............................................................................
optimal sebesar:
optimal sebesar: (
���
ht
ht = = tqE
qE dan nilai tangkap optimal
x t t x t ......................................(3) ���� �sebesar:
���� ���
�� ��� �
�� ........................................................................
dan nilai tangkap optimal
���� sebesar:
...................................................................
................................................................... (3)
����(3) � � � � � ................................................
..................(12)
���
��� ��� �
���
� � � � � � � � ��� �
��� � ..............................................................
dan nilai tangkap
��� optimal � � ���� � � � � .............................................
� ��� �sebesar:
��� �
��� ���
��� ���
164 � � ��������..................................................................
���� � � �������� �
Dengan
Dengan mengasumsikan
mengasumsikan kondisi keseimbangan
kondisi keseimbangan (equilibrium)
(equilibrium)maka �kurva
� �maka
�Sedangkan � kurva � .............................................................
� tangkapan-
� � rezim
tangkapan-
��� ���untuk ��� perikanan akses terbuka (Open A
Sedangkan untuk rezim perikanan � akses terbuka (Open Access)
ya lestari
paya (yield-effort
lestari curve)
(yield-effort daridari
curve) fungsi di atas
fungsi dapat
di atas ditulis
dapat sebagai:
ditulis
dengan sebagai:
menghitung
Sedangkan

���
� � � rente
untuk ���
� �ekonomi
� � yang
� rezim perikananhilangaksesdimanaterbukaπ = 0, maka:(Open
......................................................
��� ��� ���
Sedangkan
dengan untuk
menghitung renterezim perikanan
ekonomi aksesdimana
yang hilang terbuka
π =(Open Access) da
0, maka:
gkap optimal
i tangkap sebesar:
optimal sebesar:

Pengelolaan�Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model


1) Pendugaan Bio-Ekonomi
Proporsi Upaya Logistik ....................(Zuzy Anna)
��� ��� �
� �� � ����
� ���� � �� ...................................................................... (12) (12)
������ ��� ���
��� � ��� � ......................................................................
��� ���
1) Pendugaan Proporsi Upaya
������ ����� ������ ���� ��������� ���� � ������ ���� ������� �
� ............................
ngkan untukuntuk Sedangkan
rezimrezim
perikanan untuk
akses rezim (Open
terbuka perikanan aksesdapat 1.ditentukan
Access) Pendugaan �����Proporsi
����/�����Upaya �������� ����� ������ ���� ������� �
Sedangkan perikanan akses terbuka (Open Access) dapat ditentukan
terbuka (Open Access) dapat ditentukan dengan ������ ����� ������ ���� ��������� ���� � ������ ���� ������� �
ghitung renterente
menghitung ekonomi yangyang
ekonomi
menghitung hilang dimana
hilang
rente π =yang
dimana
ekonomi 0,
π maka:
= 0, maka:dimana
hilang � .....(17)
.................................
����� ����/����� �������� ����� ������ ���� �������an

2) Pendugaan Jumlah Armada
π = 0, maka:
2. Pendugaan Jumlah Armada
TC �TC
cE � cE 2) Pendugaan Jumlah Armada
������ ���� ������� � ��������� ������ ............................(18)
� ...................................................................
dan�TR
ph��ph
p(��Ep(���EE� )��Ep2 )��Ep��pE��Ep� E 2
2 2 ����� ������ �������� ����� ������ ���� ������� �
dan TR
������ ���� ������� � ��������� ������
π = 0,
π maka
= 0, maka ���............................................
�� ��� (13) (13)
....................................(13)
�� ............................................ � �������� yang� ....................................................................... (
����� Adapun
Adapun ������ output
output aturan aturan
yang
����� ������dihasilkan
���� ������� dihasilkan
dapat berupadapat penambahan atau p
berupa penambahan atau pengurangan upaya
nilai ��� adalah kali ���
Adapun2 nilai adalah 2 kali ����produksi
��� , serta nilai dari
, serta nilai padadari
upaya produksi
penangkapan
perikanan
penangkapan
pada
akses yangperikanan
yang dapat dapatdilihataksesdari penerapan
dilihat dari penerapan beberapa perhitungan di
Adapun nilai adalah 2 kali , serta
terbuka akan ditentukan oleh formula sebagai berikut: Adapun
beberapa output aturan
perhitungan yang dihasilkan
di atas, dapat
dilihat berupa dayapenambahan
dari seberapa tersebut. atau peng
entukan oleh formula
nilai sebagai
dari produksiberikut:
pada perikanan akses terbukadari seberapa besar tingkat eksploitasi terhadap sumber
akan ditentukan oleh formula sebagai berikut: upaya besar
penangkapantingkat
8 yangeksploitasi
8 dapat dilihatterhadap dari penerapan sumber beberapa daya perhitungan di ata
Instrumen-instrumen
tersebut. yang dapat diterapkan sebagai upaya pembata
Adapun nilai ��� adalah 2 kali ���� , serta nilai dari dari produksi
seberapa besar pada
tingkatperikanan
eksploitasi akses sumber daya tersebut.
terhadap
��� � 2. ���� � �� � 2. � ��� perikanan dapat menggunakan perhitungan jumlah tangkapan yang diperbolehka
terbuka akan ditentukan oleh formula �
sebagai berikut: Instrumen-instrumen yang dapat diterapkan
� � �. ��� � ����
� � �. �
���� .................................(14)kuota.sebagai
�� � ���� ............................................................................
............................................................................ Instrumen-instrumen
(14)JTBupaya
Nilai yang diterapkanyang(14)
pembatasan dapat
adalah diterapkan
output80%perikanan
dari MSY. sebagai upaya pembatasan
Penerapan
dapat kuota yan
merupakan
perikananmenggunakan
pengembangan
dapat menggunakanperhitungan
yang jumlah
dilakukan
perhitungan olehtangkapan
jumlah Hakim et al.yang
tangkapan (2014)
yang dimana pene(J
diperbolehkan
Analisis stok dalam analisis ��� �bioekonomi
2. ����
diperbolehkan (JTB) dan kuota. Nilai JTB yang
stok dalamAnalisis
analisis
yang stok dalam
bioekonomi
�juga
analisis
�. ���yang
disertai bioekonomi
��juga
�dengan � disertai
perhitungan yangdeplesi
dengan juga disertai
disesuaikan
kuota.
perhitungan Nilaidengan
diterapkan
dengan
JTB perhitungan
proporsi
yangadalah
deplesi diterapkan dariadalah
80%
deplesi
kontribusi
80% dariproduksi
(14) dari MSY. Penerapan
MSY. tiap alat tangkap
Penerapan yangd
kuota yang
��� � �� ............................................................................
kan sumber dayasumber
menggambarkan akan daya akanaktual
menggambarkan
kondisi menggambarkan kondisi
sumber kondisi
daya aktual yangaktual
sumbersedangkan
merupakan
ada. kuota
daya proporsi
yangkontribusi
yang
pengembangan
Pengelolaan dilakukan
ada. dapat diketahui
merupakan
yangPengelolaan
dilakukan oleh menggunakan
pengembangan
Hakim rasiodimana
et al. (2014) berdasarkan p
penerap
sumber daya yang ada. Pengelolaan perikanantangkapan yangpada dilakukan
tahun oleh
terakhir Hakim et al. (2014) dimana
perikanan
optimal dan yang optimal
berkelanjutan
Analisis stok dan pada
dalam berkelanjutan
penelitian
analisis pada
inipada
bioekonomi penelitian
akanpenelitian
merefleksikan
yang ini akan
jugadisesuaikan
disertai beberapa
denganmerefleksikan
dengan proporsi
perhitungan dariuntuk
beberapa setiapproduksi
kontribusi
deplesi alat tangkap
tiap alat yang kemudian
tangkap yang ras
di
yang optimal dan berkelanjutan penerapan kuota disesuaikan dengan proporsi
instrumen
ijakan yang ini
sumber kebijakan
dayaakan
diterapkan yang
pada diterapkan
akanmerefleksikan
menggambarkan faktorbeberapa pada
input
kondisi faktor
instrumen
dan
aktual dikalikan
output
sumber input
sedangkandaridengan
daya kegiatannilaikontribusi
dan
proporsi
kontribusi
yang dari
ada.JTBdapat
output ataupun
produksi MEY.alat
kegiatan
diketahui
tiap
Pengelolaan menggunakan
tangkap rasioyangberdasarkan prop
kebijakan yang diterapkan pada faktor input dan tangkapandigunakan,
padaet tahunsedangkan proporsi kontribusi dapat
nganpenangkapan,dengan
perikanan yang
perhitungan secara perhitungan
optimal
matematis secara yang
dan berkelanjutan
seperti matematis
pada
dilakukan seperti
penelitianoleh yang
iniHakim dilakukan
akan al. terakhir
oleh Hakim
merefleksikan untuk
beberapa et al.alat tangkap yang kemudian rasion
setiap
output kegiatan penangkapan,dengan perhitungan diketahui menggunakan rasio berdasarkan
(2014).instrumensecarakebijakan
matematisyang seperti diterapkan
yang dilakukan pada oleh faktor
dikalikan input
dengandan
proporsi nilai darioutput
hasil JTB ataupun
tangkapan
kegiatan
MEY.
pada tahun terakhir
Hakim et al. (2014).
penangkapan,dengan perhitungan secara matematis seperti yang HASIL DAN PEMBAHASAN
untukdilakukansetiap oleh alat Hakim tangkap et al. yang kemudian
Pengawasan
input dapatfaktor input dapatdengandilakukan denganlimited menggunakan limited entry.
san faktor
(2014).
dilakukan menggunakan rasionyaentry. akan dikalikan dengan nilai dari JTB
Pengawasan faktor input dapat dilakukanEstimasi Parameter Biologi dan Ekonomi
Perhitungan limited entry yang digunakan
ited entry yang digunakan dilihat dari upaya penangkapan pada kondisi dilihat dari upaya penangkapan
ataupun MEY. pada kondisi
dengan menggunakan limited entry.
Pengawasan faktor input dapat dilakukan dengan Hasil Perhitungan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan limited entry.
ri maksimum
(MSY) dan lestari (MSY)
hasil optimisasi
limited entry yang danpada hasil optimisasi
kondisi
digunakan ekonomi
dilihat pada kondisi(MEY).
dari lestari
upaya ekonomi analisis
Adapun Estimasi
lestari parameter
(MEY). biologi dengan menggunakan CYP, mengh
Adapun
Perhitungan
penangkapanlimited entry yang
pada sebagai digunakan
kondisi berikut: dilihat
maksimum lestariparameterdari upaya HASIL DAN
penangkapan
biologi sebagai PEMBAHASAN pada
berikut: kondisi
entry adalahlimited
edperhitungan sebagai entry adalah
berikut: Estimasi Parameter Biologi dan Ekonomi
maksimum(MSY) dan hasil
lestari (MSY)optimisasi
dan hasilpada kondisipada
optimisasi ekonomi kondisi ekonomi lestari (MEY). Adapun
Estimasi Parameter Biologi dan Ekonomi
lestarilimited
perhitungan (MEY). Adapun
entry adalahperhitungan
sebagai berikut: limited entryTabel 1. Hasil analisis Parameter
Estimasi Estimasi parameter
Algoritma biologi
Foxdengan menggunakan
Perikanan Tangkap CYP, Wadukmenghas
Cirata
����� ����� � �adalah
������� ����� sebagai
� �����
� berikut:
� � � � Hasil analisis
.........................................................
.........................................................
Table (15)
1. Parameter Estimation (15)Estimasi parameter biologi
������ ��� ������ ��� parameter biologi sebagai berikut:for Fox Algorithm Capture Fisheries of Waduk C
dengan menggunakan Parameter CYP, menghasilkan nilaiAlgoritma Fox
����� ����� ������� ����������
������ �
� �������� �����
��������� � ������� � ����� .........................................................
.........................................................
� ������� ���� (16) (16)
parameter biologi (15)
.........................................................
.............(15) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
Intrinsic1.Growth
HasilEstimasi (r) Parameter
analisis ekonomi Algoritma Fox Perikanan Tangkap Waduk Cirata
������� ����� ����� � ������� � ���� .............(16) ......................................................... (16)untuk biaya menunjukkan
Table 1. Parameter
adanya biayaEstimation
tetap for danFox variabel
Algorithm Capture Fisheries of Waduk Cira
put juga dapat input juga
Faktordikontrol dapat
ketika dikontrol
adanya ketika adanya
kemampuan dalamkemampuan
Carrying
mengontrol dalam
Capacity
jumlah
(K) ton
mengontrol jumlah dalam usaha
perikanan tangkap Parameterdi Waduk Cirata. Untuk biaya Algoritma Fox
armada Jumlah
yangFaktor Faktor
beroperasi. input
Jumlah juga dapat tiap
armada dikontrol
alat ketika
tangkap Catchability
dapat Coeffisienmelalui
diduga (q) pendekatan
eroperasi. armada input tiap
juga dapat
alat dikontrol
tangkap ketika
dapat adanya
diduga kemampuan
melalui investasi,
pendekatan dalam
ada mengontrol
biaya untuk jumlah dan alat tangkap,
perahu
adanya kemampuan dalam mengontrol jumlahIntrinsic Growth (r) 0
logika matematika
armada yang sederhana
beroperasi. dengan
Jumlah mengetahui
armada tiap alat proporsi
tangkap yang
upaya
dapat biasanya
penangkapan
diduga dimiliki
melalui oleh
tiap
pendekatan nelayan, mencakup
alat
ka sederhana armada dengan yang mengetahui
beroperasi. proporsi
Jumlahupaya armada penangkapan
tiapCarrying Capacitytiap alat (K) ton yaitu jaring dinding, jala tebar
tiga alat tangkap
tangkap logika
MSY untuk alat tangkap
matematika
rezimyang dapat
sederhana
MSYkemudian
atau MEYdiduga
dengan melalui
yang kemudian pendekatan
mengetahui proporsi
jumlahpendugaan upaya jumlah penangkapan tiap dapat
alat
ezim atau MEY pendugaan alat tangkap
Catchability pancing,alat
dapat
dan Coeffisien dengan
(q)
tangkap total biaya investasi per 0.0
tangkap logika
untukmatematika
rezim MSYsederhanaatau MEYdengan mengetahui
yang kemudian pendugaan jumlah alatRp. tangkap dapat
dilakukan
n menggunakan dengan menggunakan
perbandingan perbandingan
matematis sederhana matematis tahun
sederhana
dengan asumsi bahwa sebesar
dengan asumsi1.163.333,333,-.
bahwa Sementara
proporsi upaya penangkapan tiap alat tangkap
dilakukan dengan menggunakan perbandingan matematis biaya variabel
sederhana dengan per trip meliputi
asumsi bahwa biaya konsumsi
an nilai dari dan
armada kekuatan
untuk
kemampuan armadaMSY
rezim dantangkap
alat kemampuan
atau MEY adalah alat
yang sama tangkappadaadalah
kemudian periode samatertentu pada periode tertentu
dan BBM sebesar total Rp. 22.500,-. Untuk harga
nilai dari kekuatan armada
pendugaan jumlahetalatdan tangkap
kemampuan dapat alat tangkap adalah sama pada periode tertentu
dilakukan
snyaberdasarkan
(Hakim et jenisnya
al., 2014). (Hakim
Adapun al., 2014). Adapun
persamaannya adalah persamaannya
sebagai berikut:ikan,adalah
diperolehsebagai dengan berikut:
merata-ratakan harga ikan
dengan
berdasarkan menggunakan
jenisnya (Hakim et perbandingan
al., 2014). Adapun matematis
persamaannya adalah
nominal darisebagai
seluruhberikut:
jenis ikan yang diperjualbelikan
sederhana dengan asumsi bahwa nilai dari kekuatan
dari penangkapan di Waduk Cirata, pada setiap
armada dan kemampuan alat tangkap adalah
kabupaten, dimana Waduk Cirata berada, untuk
sama pada periode tertentu berdasarkan jenisnya
kemudian disesuaikan pada nilai riil sebagaimana
(Hakim et al., 2014). Adapun persamaannya
Tabel 2.
adalah sebagai berikut:

165

99
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172

Tabel 1. Estimasi Parameter Algoritma Fox Perikanan Tangkap Waduk Cirata.


Table 1. Parameter Estimation for Fox Algorithm Capture Fisheriy of Cirata Reservoir.
Parameter Algoritma Fox
Intrinsic Growth (r) 0.231474
Carrying Capacity (K) ton 4138.53
Catchability Coeffisien (q) 0.00000258

Tabel 2. Harga Riil Ikan di Waduk Cirata (Ribu rupiah/Ton).


Table 2. Fish Real Price in the Cirata Reservoir (Thousand Rupiahs/ ton).
Tahun/Year Harga Nominal/Nominal price Harga Riil/Real Prices
2011 7,816.92 11,612.58
2012 11,648.70 12,022.52
2013 9,143.60 12,885.26
2014 10,726.32 13,795.52
2015 13,513.15 15,575.05
Jumlah 52,848.69 65,890.93
Rata-rata 10,569.74 13,178.19
Sumber: Balai Pelestarian Perikanan Perairan Umum dan Ikan Hias (BPPPUIH) Ciherang (2015) (data diolah)/
Source: Preservation Hall Inland Water Fisheries and Ornamental Fish (BPPPUIH) Ciherang (2015) (processed data)

Seperti tampak pada Tabel 2, harga riil yang Dan diperoleh nilai optimal dari berbagai rezim
diperoleh dengan menggunakan Indeks Harga pengelolaan sebagaimana Tabel 3 berikut ini.
Konsumen (IHK), dengan basis tahun 2007,
menunjukkan rata-rata harga sebesar 13,1 juta Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi pada
per ton. rezim pengelolaan MSY adalah yang tertinggi,
sementara produksi pada kondisi open access
Model Bio-Ekonomi Perikanan Tangkap Waduk produksinya terendah sebesar 130,07 ton.
Cirata Sementara effort atau upaya penangkapan yang
tertinggi ada pada rezim open access sebesar dua
Analisis bioekonomi nilai optimal variabel
kali lipat dari effort pada kondisi MEY, sedangkan
produksi (h), effort (E), biomass (x) dan profit (pi)
effort MSY berada pada nilai lebih besar dari rezim
pada berbagai rezim pengelolaan dilakukan dengan
MEY. Biomass yang paling konservatif dengan nilai
menggunakan skenario model dan hasil algoritma
tertinggi ada pada kondisi MEY, diikuti oleh MSY,
estimasi parameter, dihasilkan nilai optimal h,E, x
dan nilai biomass terendah pada rezim open access.
dan pi pada berbagai rezim pengelolaan yaitu MSY
Profit tertinggi diperoleh apabila perikanan dikelola
(Maximum Sustainable Yield), MEY (Maximum
pada rezim MEY, selanjutnya MSY, sementara
Economic Yield) dan Open Access (OA), dengan
pada kondisi open access profit tidak ada (0).
menggunakan model Gordon Schaefer, diperoleh
Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan MEY
fungsi kurva pertumbuhan sebagai berikut:
� 1 � memberikan hasil yang lebih efisien, dengan upaya
f ( x) � 0.2314 x � 1 � x�
� � 41381 �� yang lebih kecil bisa menghasilkan tangkapan yang
f ( x) � 0.2314 x � 1 � x�
� 4138 � tinggi dan profit yang juga tertinggi, dengan kondisi
Dengan
n kurva yield effort kurva
sebagai yield effort sebagai berikut:
berikut: biomass yang konservatif. Hasil analisis ini sejalan
kurva yield effort sebagai berikut: dengan pernyataan dari Gordon (1954), yang
y � 0.01067604 E (1 � 0.0000114952463E ) menyatakan bahwa dalam kondisi perikanan yang
y � 0.01067604 E (1 � 0.0000114952463E )
peroleh nilai optimal dari berbagai rezim pengelolaan sebagaimana Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Nilai Optimal Pada Model - 1 Perikanan Tangkap di Waduk Cirata.
roleh nilai optimal dari3.berbagai
Table Optimal rezim pengelolaan
Value for Model sebagaimana Tabel Fisheries
- 1 for Capture 3 berikut ini.in the Cirata Reservoir.
3. Nilai Optimal Pada Model 1 Perikanan Tangkap Waduk Cirata
Rezim Pengelolaan/Management Rezime
3. Optimal
Nilai OptimalValue fo Model
Pada 1 Variabel/Variable
Model 1Capture
PerikananFisheries
Tangkap Waduk
Waduk Cirata
Cirata MSY MEY OA
Optimal Value fo Model
Variabel 1Capture
Production FisheriesRezim
(h) (Ton) WadukPengelolaan
Cirata 239.38 233.09 130.07
MSY MEY
Rezim Pengelolaan OA
Variabel Effort (E) (Trip) 44,844.96 37,574.82 75,149.65
tion (h) (Ton) 239.38 MEY 233.09 OA 130.07
Biomass (x) MSY Ton 2,069 2,404 670
E) (Trip)
on (h) (Ton) 44,844.96
239.38 37,574.82
233.09 75,149.65
Keuntungan (pi) (Rp)/ Profit (pi) (IDR) 2,102,971,272130.07 2.,184,760,318 0
ss(Trip)
(x) Ton 2,069
44,844.96 2,404
37,574.82 75,149.65 670
ngan
(x) Ton (pi) (Rp)/ Profit 2,102,971,272
2,069 2.,184,760,318
2,404 6700
R) 166
gan (pi) (Rp)/ Profit 2,102,971,272 2.,184,760,318 0
)
Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi pada rezim pengelolaan MSY adalah yang
Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)

open access, keseimbangan pengelolaan akan penelitian, maka implementasi kebijakan yang
dicapai pada tingkat upaya dimana penerimaan harusnya dilakukan, adalah melalui rasionalisasi
total sama dengan biaya total sehingga yang perikanan tangkap, baik input dan atau
diterima nelayan hanyalah biaya oportunitas, output. Pembatasan input dilakukan dengan
sedangkan rente ekonomi sumber daya tidak mengatur jumlah trip/ upaya armada penangkapan
diperoleh (Gambar 2). (dalam hal ini alat kapal penangkap ikan),
dengan menggunakan teknik perhitungan
Perbandingan kurva aktual dan sustainable sederhana berdasarkan proporsi dari jumlah alat
yield model logistik, dapat dilihat pada kurva pada tangkap total terhadap rezim pengelolaan MSY dan
Gambar 3. Dari kurva dapat dilihat bahwa produksi MEY.
aktual pada model GS mengisyaratkan adanya
kondisi penangkapan yang berada di atas tangkap Untuk Model Gordon Schaeffer (GS),
lestari, yaitu pada tahun 2011, 2012 dan kuartal diperoleh hasil jumlah upaya, kelebihan upaya
pertama tahun 2013. Selanjutnya penangkapan yang harus dirasionalisasi dan juga jumlah kapal
aktual kembali berada di bawah nilai tangkapan yang harus dirasionalisasi pada rezim MSY
lestari, dan sempat naik kembali pada kuartal 2 sebagaimana pada Tabel 4.
tahun 2013, dan kembali turun pada tahun-tahun
berikutnya. Tabel 4 menunjukkan bahwa untuk hampir
setiap alat tangkap, perlu dirasionalisasi agar
Kebijakan Rasionalisasi Perikanan tangkap memenuhi pembatasan pengelolaan pada rezim
Waduk Cirata MSY dengan pengurangan yang sangat signifikan.
Unit alat tangkap gillnet misalnya perlu dikurangi
Berdasarkan hasil analisis bio-ekonomi, sebanyak 160 buah atau sekitar 91,4%. Demikian
dimana menunjukkan adanya kondisi over fishing pula untuk alat tangkap jala tebar yang harus
dan juga over capacity pada beberapa kuartal dikurangi sebanyak 868 buah (sekitar 87,7%),

Gambar 2. Hubungan TR, TC dan Rente Ekonomi Perikanan Tangkap Waduk Cirata Pada beberapa
Rezim Pengelolaan Model 1 GS.
Figure 2. TR, TC and Profit Capture Fishery in Waduk Cirata for Some Management Rezime Model
1 GS.

Tabel 4. Pembatasan Masuk Perikanan Waduk Cirata Pada Rezim MSY Menggunakan Model GS.
Tabel 4. Limited Entry for the Cirata Reservoir Fishery in MSY Rezime Using the GS Model.
Jumlah Alat Upaya
Unit alat
Tangkap Per Aktual Kelebihan Kelebihan
Upaya tangkap
Alat Tangkap/ kuartal Tahun Perkuartal/ Upaya/ Alat Tangkap/
MSY/ MSY MSY/ MSY
Catch Device 2015/ Total Quarterly Excess Excess
Effort Device
Device Quarterly Actual Effort Device
Unit
2015 Effort
Gillnet 175 31911.76 2734.45 29177.32 15 160
Jala Tebar/ 990 125653.85 15469.17 110184.68 122 868
Fish net
Pancing/ 1705 170500.00 26641.34 143858.66 266 1439
Fishing rod
Jumlah/ Total 2870 328065.61 44844.96 283220.65 403 2467

167
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172

serta alat tangkap pancing yang harus dikurangi Untuk Model GS dengan menggunakan
sebanyak 1.439 buah (84,4%). Dengan demikian rezim pengelolaan MEY (sole owner), analisis
keseluruhan alat tangkap yang harus dikurangi menunjukkan hasil pengaturan terhadap input
meliputi sebanyak 2.467 buah, atau sekitar 86%. alat tangkap sebagai berikut seperti tampak pada
Tentu saja ini adalah pengurangan yang sangat Tabel 5. Dari tabel tersebut tampak bahwa pada
besar dan membutuhkan penanganan sendiri, pengelolaan rezim MEY, penurunan effort untuk
mengingat akan mengorbankan begitu banyak rasionalisasi alat tangkap menjadi lebih tinggi lagi
nelayan di Waduk Cirata. Namun demikian dibandingkan pada rezim MSY, dimana dibutuhkan
jika mengikuti trajektory pengelolaan produksi 164 alat tangkap gillnet, 899 alat tangkap jala
yang berkelanjutan (sustainable yield) pada tebar, 1.505 untuk dikurangi alat tangkap pancing
model GS, maka rasionalisasi input akan untuk dikurangi dari perairan Waduk Cirata. Hal ini
sangat tergantung dari dinamika penangkapan menunjukkan bahwa untuk memperoleh tangkapan
aktual dan posisi dinamika sustainable yield setiap yang lebih tinggi, dengan profit yang maksimum,
tahun yang berbeda-beda seperti tampak pada dibutuhkan efisiensi effort, dalam hal ini rasionalisasi
Gambar 3. alat tangkap.

400.00

350.00

300.00

250.00

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Produksi
Produksi Aktual/ Actual
Aktual Production
(ton) Kuartal quarterly 2011 - 2015
(ton)2011­2015
Produksi Lestari/
Produksi LestariSustainable Production2011­2015
(ton) Kuartal (ton) quarterly 2011 - 2015

Gambar 3. Gambar 3. Perbandingan


Perbandingan AntaraTangkapan
Antara Nilai Nilai Tangkapan Lestari
Lestari dandan Aktual
Aktual ModelLogistik
Model Logistik Perikanan
Perikanan
Tangkap Waduk Cirata.
Tangkap Waduk Cirata
Figure 3. Comparison Between Sustainable Yield and Actual, Logistic Model Capture Fishery
Figure 3. ComparisonofBetween Sustainable Yield and Actual, Logistic Model Capture Fisheries
Cirata Reservoir.
Waduk Cirata

Tabel 5. Pembatasan Masuk Perikanan di Waduk Cirata Pada Rezim MEY Menggunakan Model
bijakan Rasionalisasi
GS. Perikanan tangkap Waduk Cirata
Tabel 5. Limited Entry of the Cirata Reservoir Fishery in the MEY Rezime Using the GS Model.
Berdasarkan hasil Jumlah Alat bio-ekonomi, dimana menunjukkan adanya kondisi over
analisis Upaya Unit alat Kelebihan
Tangkap Per
Aktual Upaya Kelebihan tangkap Alat
hing dan juga
Alat over capacity
Tangkap/ pada
kuartal Tahunbeberapa kuartal penelitian, maka implementasi kebijakan
Perkuartal/ MSY/ MSY Upaya/ MSY/ MSY Tangkap/
Catch Device 2015/ Total
Quarterly Effort Excess Effort
ng harusnya dilakukan,Device
adalah melalui
Quarterly rasionalisasi
Actual Effort
perikanan tangkap,Device
Unit
Excess
baik input dan atau
Device
2015
tput. Pembatasan
Gillnet input dilakukan175
dengan31911.76
mengatur jumlah
2048 trip/ upaya
29864 armada
11 penangkapan
164
Jala Tebar/
alam hal ini alat kapal penangkap990
ikan), 125653.85 11587
dengan menggunakan 114067 perhitungan
teknik 91 899
sederhana
Fish net
rdasarkan Pancing/ dari
proporsi 1705tangkap
jumlah alat 170500.00 19955 rezim150545
total terhadap 200MSY dan
pengelolaan 1505
MEY.
Fishing rod
Jumlah/ Total 2870 328065.61 2654 325412 302 2568
Untuk Model Gordon Schaeffer (GS), diperoleh hasil jumlah upaya, kelebihan upaya
ng harus dirasionalisasi dan juga jumlah kapal yang harus dirasionalisasi pada rezim MSY
bagaimana168
pada Tabel 4.

bel 4. Pembatasan Masuk Perikanan Waduk Cirata Pada Rezim MSY Model GS
Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)

Hasil analisis secara keseluruhan Analisis JTB perikanan tangkap di Waduk


mengimplikasikan kebijakan pembatasan input Cirata untuk model GS menyebabkan perlu adanya
perikanan tangkap untuk setiap alat tangkap yang pembatasan output atau produksi untuk setiap alat
ada secara equal sesuai dengan kondisi input tangkap sebagaimana pada Tabel 6. Dengan jumlah
aktual yang ada, agar perikanan tangkap berada produksi MSY sebesar 154,63 ton per kuartal,
pada kondisi sustainable dan secara ekonomi maka jumlah tangkapan kuota per kuartal untuk
menguntungkan. Mekanisme pengurangan input perikanan tangkap di Waduk Cirata adalah 123,7
ini memang akan berdampak pada pengurangan ton per kuartal. Dengan demikian kuota setiap alat
tenaga kerja atau nelayan di Waduk Cirata yang tangkap di Waduk Cirata dapat dihasilkan sebagai
menggantungkan hidupnya pada perikanan mana pada Tabel 6.
tangkap semata. Kebijakan lebih lanjut menyangkut
pengelolaan sumber daya manusia yang terpaksa Implikasi kebijakan dari analisis kuota ini
meninggalkan kegiatan perikanan tangkap, perlu adalah pembatasan output yang dilakukan pada
direncanakan. Penguatan kapasitas untuk alih JTB, dengan membagi jumlah alat tangkap yang
pekerjaan menjadi tugas pemerintah daerah, ada dengan jumlah output JTB, sebagaimana
termasuk di dalamnya penyediaan lapangan berikut ini. Rata-rata kuota untuk setiap alat
pekerjaan pengganti (alternatif livelihood). tangkap gillnet pada model GS adalah sebesar
0,41 ton (410 Kg) per kuartal, atau sekitar 5 kg
Pembatasan Output per hari. Jumlah produksi ini memang kecil, namun
demikian untuk sebagai tangkapan subsisten dan
Pembatasan output merupakan alternatif sebagai bagian dari ketahanan pangan sudah
pengelolaan lain yang dapat dilakukan agar cukup memadai (Tabel 7).
perikanan tangkap di Waduk Cirata dapat
berkelanjutan. Pembatasan output ini dapat Nilai tangkapan lestari yang rendah pada
dilakukan dengan menggunakan rezim pengelolaan dasarnya menggambarkan dinamika dari sumber
MSY, dimana jumlah tangkapan yang diperbolehkan daya ikan di Waduk Cirata yang merupakan
(JTB), yaitu jumlah tangkapan yang dianggap fungsi dari eksploitasi itu sendiri dan juga kondisi
aman untuk menghindari dinamika dan juga habitat perairan. Kondisi habitat perairan di
ketidakpastian dari sumber daya ikan yang ada di Waduk Cirata sudah lama menjadi masalah,
perairan, sebesar 80% dari nilai MSY. terutama karena perairan di wilayah ini digunakan

Tabel 6. Pembatasan Output Per Alat Tangkap di Waduk Cirata Menggunakan Model GS.
Table 6. Output Quota per Catch Device in the Cirata Reservoir Using the GS Model.
Produksi per Kuartal
Alat Tangkap/ JTB/Total
(Tahun 2015)/ Quarterly Rasio/ Ratio Kuota/ Quota
Catch Device Allowable Catch
production (year 2015)
Gillnet 84.43 0.578542 71.568
Jala Tebar/ Fish net 37.54 0.257261 123.704 31.824
Pancing/ Fishing rod 23.96 0.164197 20.312
Jumlah/ Total 145.94 1.000 123.704 123.704

Tabel 7. Kuota Tangkapan Per Alat Tangkap Per Kuartal dengan Menggunakan Model GS.
Table 7. Catches Quota per Catch Device per Quarterly by Using the GS Model.
Produksi per Kuartal
Alat Tangkap/ JTB/ Total
(Tahun 2015)/ Quarterly Rasio/ Ratio Kuota/ Quota
Catch Device Allowable Catch
production (year 2015)
Gillnet 84.43 0.578542 71.568
Jala Tebar/ Fish net 37.54 0.257261 123.704 31.824
Pancing/ Fishing rod 23.96 0.164197 20.312
Jumlah/ Total 145.94 1.000 123.704 123.704

169
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172

untuk kegiatan perikanan budi daya yang masif, bersama adalah kerjasama masyarakat dalam
dengan penggunaan pakan yang masif juga dan pengelolaan perikanan atau dikenal sebagai
menyebabkan pencemaran yang cukup signifikan. pengelolaan berbasiskan masyarakat, yang
Dengan demikian menyebabkan kemampuan menjadi salah satu pilihan pengelolaan yang
daya dukung lingkungan bagi perikanan tangkap dianggap tepat bagi negara-negara berkembang
pun menjadi rendah dan menyebabkan dinamika seperti Indonesia (Wilson, 2001). Pengelolaan
tangkapan sustainable pun menjadi rendah. berbasiskan masyarakat adalah sistem di mana
Implikasi kebijakan dari permasalahan adalah wewenang dan tanggung jawab atas sumber daya
bagaimana meningkatkan kemampuan daya lokal dibagi antara pemerintah dan sumber daya
dukung lingkungan yang lebih tinggi lagi sehingga lokal pengguna dan atau komunitas mereka (Brown,
kapasitas stok dapat meningkat, dengan cara 1998). Lebih lanjut Brown (1998) menyatakan
perbaikan lingkungan perairan baik dengan teknik bahwa, manajemen perikanan berbasis masyarakat,
fisik, biologi maupun teknik lainnya. Pengurangan yang juga sering disebut sebagai koperasi
jumlah jaring terapung untuk menyesuaikan dengan berbasis masyarakat sering digunakan bergantian
daya dukung lingkungan, menjadi salah satu dengan istilah lain, seperti pengelolaan bersama,
keharusan bagi berkembangnya juga perikanan manajemen kolaboratif dan manajemen berbasis
tangkap yang dapat memberikan sumbangan masyarakat (joint management, collaborative
kepada ekonomi masyarakat di samping sebagai management dan community-based management).
bagian dari ketahanan pangan. Menurut Pomeroy (1995, 1998), strategi ini
memiliki kesamaan dalam hal pendekatan, tapi
Pengelolaan sumber daya alam lainnya yang mungkin berbeda dalam partisipasi pengguna
diusulkan pada perikanan tangkap Waduk Cirata ini relatif pemerintah dan sumber daya.
adalah Community based Fisheries Management
atau pengelolaan berbasiskan masyarakat. Seperti Pada dasarnya pengelolaan perikanan
kita ketahui pengelolaan perikanan secara umum berbasis masyarakat adalah tanggung jawab
bertujuan untuk membangun kebijakan dan strategi antara pemerintah dan masyarakat. Pada instrumen
pengelolaan perikanan yang dapat melindungi pengelolaan ini, pemerintah memiliki tugas melayani
sumber daya ikan dari eksploitasi berlebih dan sejumlah fungsi penting termasuk memberikan
juga melindungi sumber daya penghidupan kebijakan dukungan dan undang-undang. Sajise
ekonomi masyarakat (economic livelihood). Hal (1995), menyatakan bahwa manajemen berbasis
ini sebagaimana dimandatkan pada FAO code of masyarakat (adalah proses dimana masyarakat
conduct for responsible fisheries yang menetapkan memiliki kesempatan dan atau tanggung jawab
prinsip-prinsip seluruh negara di dunia dalam hal untuk mengelola sumber daya mereka sendiri,
pengelolaan perikanan yang benar berdasarkan mendefinisikan kebutuhan mereka sendiri, tujuan
pada pemanfaatan yang berkelanjutan. dan aspirasi, dan membuat keputusan yang
mempengaruhi kesejahteraan sosial ekonomi
Arnason dan Kashorte (2001), menyatakan mereka. Di bawah sistem ini pemerintah hanya
bahwa secara umum pengelolaan perikanan memainkan peran kecil. Dengan demikian biaya
yang terbaik adalah ketika dapat mendorong pengelolaan menjadi rendah.
industri perikanan untuk dapat menghasilkan
rente maksimum yang lestari. Di sisi lain, rezim Pada perikanan tangkap Waduk Cirata
pengelolaan perikanan berbasiskan property right, misalnya, masyarakat atau kelompok lain
telah menjadi ciri dan memberikan kinerja yang baik didefinisikan diberikan hak eksklusif tertentu,
bagi perikanan di negara-negara maju, padahal dan dengan adanya perhitungan mengenai input
di sebagian besar negara berkembang, masalah dan output yang sustainable dan optimal secara
kepemilikan ini masih merupakan dilema, dengan ekonomi, maka masyarakat dapat menentukan
adanya hak kepemilikan bersama atau common sendiri secara musyawarah mengenai hak-hak
property right. Hak kepemilikan pada dasarnya lain berdasarkan misalnya kuota tangkapan.
memberikan insentif untuk tidak melakukan Keuntungan sistem ini adalah bahwa keputusan
overkapitalisasi sumber daya ikan dan demikian bersama secara moral lebih mudah dijalankan
menimbulkan efisiensi ekonomi. dan diterima secara sosial, sehingga masyarakat
sendiri yang memfasilitasi penegakan hukum yang
Salah satu instrumen pengelolaan yang efektif atas dasar pendekatan sosial dan fisik dan
dapat mengurangi efek dari hak kepemilikan juga tekanan sosial.

170
Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan Waduk Cirata: Pendekatan Model Bio-Ekonomi Logistik ....................(Zuzy Anna)

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN (2) Perlu dilakukan analisis kaitan perikanan
budidaya terhadap perikanan tangkap;
Kesimpulan
(3) Perlu pengelolaan perikanan tangkap yang
Penelitian Model Bioekonomi lingkungan berkelanjutan dengan melalui pembatasan
yang sudah berjalan ini menghasilkan beberapa input atau output;
kesimpulan, diantaranya adalah: (4) Pengelolaan kualitas perairan menjadi suatu
(1) Produksi perikanan tangkap di Waduk Cirata keniscayaan agar perikanan tangkap dapat
pada beberapa tahun pengamatan dengan dikembangkan di wilayah Waduk Cirata,
menggunakan model GS, telah mengalami sehingga dapat meningkatkan kemampuan
over fishing atau nilainya di atas nilai daya dukung dan juga peningkatan jumlah
tangkapan lestari terutama pada 2 tahun stok, dan;
awal pengamatan; (5) Peningkatan jumlah stok dapat juga
(2) Pengelolaan dengan menggunakan rezim dilakukan dengan kebijakan restocking,
MEY memberikan nilai rente yang paling namun demikian harus tetap diikuti dengan
maksimum, dengan biomass yang lebih pengelolaan pembatasan jumlah input dan
konservatif, dan effort yang lebih efisien; output.

(3) Terjadi over capacity pada perikanan


UCAPAN TERIMA KASIH
di Waduk Cirata, yang ditandai dengan
adanya kelebihan effort, dibandingkan Terimakasih Penulis ucapkan kepada
dengan kondisi MSY maupun MEY, untuk itu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)
diperlukan rasionalisasi jumlah alat tangkap Kementerian Riset dan Teknologi yang mendanai
atau kapal, dan; riset ini melalui skema riset unggulan PUPT.
(4) Alternatif pembatasan output atau kuota
output juga dapat dilakukan dengan DAFTAR PUSTAKA
menggunakan nilai JTB. Analisis JTB
menunjukkan perlunya penurunan produksi Anna, Z. 2003. A Dynamic of embedded economic
Model of Fishery-Pollution Interaction, Doctoral
pada setiap alat tangkap, yang dapat
Dissertation.Graduate Programme in Coastal
dilakukan dengan kuota per unit alat tangkap and Marine Resource Studies.Bogor Agricultural
per kuartal. University (IPB).

Pendekatan pengelolaan lainnya yang dapat Arnason, R. and M. Kashorte. 2001. Commercialization
dilakukan untuk pengelolaan perikanan tangkap of South Africa’s subsistence fisheries? consid-
erations, criteria and approach. International
yang berkelanjutan di Waduk Cirata adalah
Journal of Oceans and Oceanography 1: 45–65.
menggunakan pendekatan pengelolaan berbasis
masyarakat. Pengelolaan berbasis masyarakat Balai Pelestarian Perikanan Perairan Umum dan Ikan
dianggap pengelolaan yang bisa memenuhi azas Hias [BPPPUIH] Ciherang. 2015. Data Produksi
Perikanan Cirata. Dinas Perikanan Provinsi jawa
kebersamaan dan keputusan bersama secara Barat.
moral lebih mudah dijalankan dan diterima
secara sosial, sehingga masyarakat sendiri yang Brown, R. C. 1998. Community-based cooperative
management: renewed interest in an old
memfasilitasi penegakan hukum yang efektif
paradigm. In Pitcher T.J, Hart P.J.B & Pauly D:
atas dasar pendekatan sosial dan fisik dan juga Reinvesting Fisheries Management, pp 184-219.
tekanan sosial. Kluwer Academic Publisher, Great Britain, 1998,
Fish and Fisheries series 23.
Implikasi Kebijakan
Bukit, N. T. dan A. Y. Iskandar. 2002. Beban pencemaran
Implikasi kebijakan yang dapat disampaikan Limbah Industri dan Status Kualitas Air Sungai
Citarum. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No.
pada penelitan ini adalah:
2, Mei 2002: 98-106.
(1) Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai Fox, W. J. Jr. 1970. An Exponential Surplus Yield
kontribusi dari kualitas habitat perairan Model for Optimising Exploited Fish Populations.
terhadap dinamika produksi dan juga Transactions of the American Fisheries Society
sustainable yield di Waduk Cirata; 99(1):80–88.

171
J. Sosek KP Vol. 11 No. 2 Desember 2016: 161-172

Garno, Y. S. 2001. Status dan karakteristik Sajise, P. 1995. Community-based resource management
Pencemaran di Waduk kaskade Citarum. Jurnal in the Phillipines: perspective and experiences. A
Teknologi Lingkungan, Vol. 2, No.2, Mei 2001 : paper presented at the Fisheries comanagement
207-213 Workshop at North sea center, 29-31 may,
Hirtshals, Dernmark.
Gordon, H. S. 1954. The economic theory of a common-
property resource: the fishery, Journal of Political Wilson, C. D. 2001. Lake Victoria Fishers´attitudes
Economy towards management and co-management´,
forthcoming in Geheb Kim and Terri Sarch (Eds),
Hakim, L. L., A. Zuzy dan Junianto. 2014. Analisis Broaching from the inland waters of Africa the
Bioekonomi Sumber daya Ikan Tenggiri di management impasse: Perspectives on Fisheries
Perairan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. and their management.
Jurnal Kebijakan Kelautan dan Perikanan (2)
117-127. Yoga, G. P., S. Toyok, S. Tri dan L. T. Reliana. 2006.
Toksisitas Air Pori-Pori Sedimen Waduk Saguling
King, M. 1995. Fisheries Biology, Assessment and Jawa Barat. Prosiding seminar nasional Limnologi
Management.Fishing News Book. Great Britain. 2006 (35)
Kompas.com. 2010. Pencemaran Waduk Saguling
Mencemaskan. Kompas Cetak, Senin 31 Mei
2010.
Pomeroy, R. S. 1998. A process for Community based
and Co-management. Fisheries Social Science
Research Network. ICLARM contribution NO
1448 pp 71-76.
Pomeroy, R. S. 1995. Community based and
co-management institutions for sustainable
coastal fisheries management in Southeast ASIA.
Ocean & Cosastal Management, Vol 27, NO3.
pp143-162.1995.

172

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai